Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 2

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 26 Agustus 2011

Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 2

177
"Sewaktu berada dikuil Boe Hoo ditepi pantai Peks wie-
Than tadi beberapa orang anak murid Kay pang telah
menemui ajalnya ditangan iblis ini, dan sekarang para jago
lihay dari perkumpulan Thian chee Kauw berhasil
meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat, hal ini
menunjukkan bahwa tujuannya adalah terhadap kita orang".
"Lalu apa tujuannya mencari kita???."
"Darimana aku bisa tahu???."
Tonghong Hwie rupanya merasakan pula situasi yang amat
tidak menguntungkan bagi pihaknya, ia segera berseru:
"Engkoh Kie, cianpwee berdua, kenapa kita tidak lekas
tinggalkan tempat ini???".
"Tak mungkin bisa lolos dari sini" sahut padri dari utara
sambil gelengkan kepala.
Mendadak Han song Kie melepaskan diri dari cekalan
Tonghong Hwie, ia segera enjotkan badannya dan meluncur
kearah tengkorak berlumuran darah itu .....Lam kay serta Pak
Ceng amat terperanjat menyaksikan tindakan nekat dari
pemuda itu, untuk mencegah sudah tak sempat lagi, sedang
Tonghong Hwie menjerit lengking dan ikut menubruk ke
depan.
"Tengkorak Maut" terdengar Han siong Kie berteriak keras.
"Ayoh tunjukkan dirimu."
Sambil berseru telapaknya langsung diayun membabat
kearah tengkorak yang menggeletak diatas tanah...
Belum sempat angin pukulan yang dilancarkan pemuda itu
mengenai sasarannya, mendadak dari balik batu cadas kurang
lebih lima tombak dari sisi kalangan meluncur keluar sesosok
bayangan warna abu2, telapaknya segera berputar mengejar
batok kepala Han siong Kie.

178
Merasakan datangnya ancaman, pemuda itu jadi gusar,
pukulan yang ditujukan kearah tengkorak tadi segera berubah
arah dan ganti membabat bayangan abu2 tadi.
Blaam.. termakan oleh angin pukulan yang maha dahsyat
dari pemuda itu, gerakan luncur bayangan abu2 tadi segera
tertahan sejenak.
Han Siong Kie bertambah kalap. telapaknya berputar dan
siap melancarkan sebuah serangan lagi "Blaam. " Tiba2
menggulung datang suatu angin pukulan yang maha dahsyat
menekan tubuhnya erat2.
si anak muda itu jadi terperanjat, sulit baginya untuk
menghindarkan diri dari datangnya ancaman itu dalam
gugupnya sang badan segera bergeser kesamping.
Tapi sayang gerakannya itu agak terlambat, angin pukulan
yang maha dahsyat tadi dengan telak bersarang ditubuhnya..
pemuda itu menjerit tertahan dan tubuhnya segera mencelat
kebelakang tepat terjatuh didalam pelukan Tonghong Hwie
yang sedang memburu ke muka.
Lam kay serta Pak Ceng berseru kaget serentak mereka
gerakan tubuhnya menubruk kemuka.
Bayangan abu2 itu mendengus dingin, perlahan2 ia maju
menghampiri beberapa orang itu, dia adalah seorang manusia
aneh berkerudung warna abu2 dengan perawakan tubuh yang
tinggi kekar.
Se-olah2 tak pernah terjadi suatu apapun ia maju ketengah
kalangan lalu menyimpan kembali tengkorak berlumuran
darah yang menggeletak diatas tanah itu.
"Tengorak Maut" pengemis dari selatan segera menegur
dengan penuh kegusaran "sebenarnya apa maksudmu datang
kemari?"

179
"Heeeh heeeha heeeh.. "tengkorak maut tertawa seram
"Kalian berdua akan menyelesaikan dirimu sendiri, ataukah
ingin menunggu sampai aku yang turun tangan sendiri.”
Padri dari utara mengerutkan dahinya, ia maju kedepan
dan menegur:
”Omimobud bukankah sicu telah berjanji akan rnelepaskan
kami dalam keadaan hidup mengapa sekarang kau ingkar janji
apa......”
"Sewaktu berada dibenteng maut tempo dulu, bukankah
kau.......“
Tengkorak maui tertawa seram, belum sempat padri itu
menyelesaikan kata2nya ia telah menukas:
"Kau tak usah banyak bicara lagi, selamanya aku bertindak
menuruti kemauanku sendiri, Hmm! siapa kesudian
menggubris ingkar janji atau tidak kalian berdua lebih baik
sedikitlah tahu diri dan segera bunuh diri dihadapanku.“
Dalam pada itu Tonghong Hwie beberapa kali hendak maju
kedepan. tetapi setiap kali memandang wajah Han Siong Kie
yang berada dalam keadaan tak sadarkan diri ia selalu
urungkan kembali niatnya itu.
”Tengkorak maut!“ terdengar pengemis dari selatan
membentak gusar.“Kau toh seorang pemilik benteng maut
yang terhormat, sungguh tak nyana manusia semacam kau
bisa mengucapkan kata2 seperti ini. Aku si pengemis tua serta
hweesio tua itu memang sudah tua, matipun tak usah di
sayangkan, tetapi kau harus terangkan dulu dengan alasan
apa kau menghendaki jiwa kami berdua??“
”Alasan??? haaah.,..haaah ...haaah selama nya aku si
Tengkorak maut bertindak tanpa memperdulikan alasan atau
tidak!.“
„Kalau begitu, silahkan kau mulai turun tangan!.”

180
”Hmmm! jadi kau paksa aku untuk turun tangan?.”
”Aku serta pengemis tua memang menyadari bahwa ilmu
silat yang kami miliki terlalu cetek sekalipun harus mati
ditanganmu juga tak bisa dibicarakan lagi tapi kalau suruh
kami bunuh diri,....Hmm! jangan bermimpi di siang hari
bolong.”
Mendengar perkataan itu Tengkorak maut segera tertawa
seram.
"Baik, aku akan kabulkan keinginanmu itu." sambil berseru
selangkah demi selangkah ia mendesak maju kedepan.
"Tunggu sebentar," tiba2 pengemis dari selatan berseru.
"Apa yang hendak kalian katakan lagi??"
"Apakah kedua orang bocah yang berada disitu bisa
dilepaskan dalam keadaan hidup?" tanya pengemis itu sambil
menuding ke arah Tonghong Hwie serta Han siong Kie yang
berada kurang lebih tiga tombak dari situ.
"Tentang soal ini...” Tengkorak maut termenung dan
berpikir beberapa saat lamanya, kemudian mengangguk.
"Baiklah"
Pengemis dari selatan segera berpaling dan serunya kepada
Tonghong Hwie: " Cepat bawa dia meninggalkan tempat ini. "
Tonghong Hwie melirik sekejap kearah Tengkorak maut,
tubuhnya bergetar seperti mau mengucapkan sesuatu, tapi
akhirnya niat itu dibatalkan...
Melihat pengemis cilik itu masih tetap sangsi, Lam-Kay
segera meloncat kepadanya sambil membentak:
"Apakah kau ingin mati bersama ditempat ini???".
Tonghong Hwie jadi terkesiap. "Loocianpwee, aku...aku..."
"Kau kenapa???"

181
"saudaraku telah terpukul oleh iblis tua itu, isi perutnya
sudah terluka parah, andaikata tenaga dalamnya tidak
sempurna sejak tadi ia sudah bakal muntah darah dan mati"
"pernahkah kau mendengar akan kekejian dari ilmu
pukulan Han Pok Ciang serta Pek Yang Kang."
Belum habis sipengemis dari selatan berkata Tonghong
Hwie seperti telah teringat akan sesuatu, tiba2 ia menjerit:
"Aduuuh celaka ...."
sambil membopong tubuh Han siong Kie buru2 dia enjotkan
badan dan kabut dari situ.
Memandang bayangan punggungnya yang lenyap dari
pandangan, pengemis dari selatan menghela napas panjang,
selangkah demi selangkah ia balik lagi ke tempat semula
"Hey, bersiaplah kalian menyambut kematianmu" terdengar
Tengkorak maut berseru sambil tertawa seram, "Aku akan
mulai turun tangan".
Wajah Lam Kay serta Pak Ceng berubah jadi murung dan
diliputi kesedihan, segenap tenaga lwekang yang dimilikinya
segera di himpun kedalam telapak. siap menghadapi serangan
maut dari lawannya.
Mereka sadar bahwa dengan kekuatan minim yang dimiliki
mereka berdua masih bukan tandingan dari iblis sakti itu,
tetapi mereka berdua tak mau menyerah kalah dengan begitu
saja, sekalipun tahu bukan tandingan namun dengan
paksakan diri mereka berusaha untuk melawan.
"Ayoh, silahkan kau mulai turun tangan" seru mereka
berdua hampir berbareng.
Tengkorak Maut tertawa seram, per lahan2 sepasang
telapaknya dikeluarkan dari balik jubah, telapak kirinya
bewarna hitam pekat bagaikan tinta bak, sedang telapak
kanannya putih bersih bagaikan kumala. inilah ilmu pukulan
Han Pok ciang serta Pak Yang Kang yang maha dahsyat itu.

182
Lam Kay serta Pak Ceng sama2 bergidik, mereka sadar
bahwa kematian semakin dekat dengan mereka berdua..
Mendadak Tengkorak maut membentak keras, sepasang
telapaknya bergerak cepat membabat kedepan, segulung
angin pukulan berhawa panas dan segulung angin pukulan
berhawa dingin segera meluncur kedepan menghamtam tubuh
kedua orang jago itu.
Lam Kay seta Pak Ceng tidak ambil diam, merekapun
membentak keras dan balas melancarlan sebuah babatan
dengan mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya.
"Blaam.” dua gulung angin pukulan saling membentur satu
sama lainnya menimbulkan ledakan dahsyat yang menggeletar
dimuka bumi, pasir dan debu berterbangan memenuhi seluruh
angkasa, Lam Kay serta Pak ceng terdorong mundur delapan
langkah kebelakang.
Darah panas terasa bergelora dalam dada masing2, namun
tidak sampai membuat kedua orang itu muntah darah segar.
Pengemis dari selatan saling berpandangan sekejap dengan
padri dari utara, agaknya kejadian ini jauh berbeda diluar
dugaan meraka berdua, siapapun tidak menyangka kalau
serangan pertama dari Tengkorak Maut ternyata tidak
sedahsyat apa yang di bayangkan semula.
Belum sempat mereka berpikir panjang, tengkorak maut
telah mendengus dingin.
serangan kedua telah dilancarkan lebih dahsyat lagi. Angin
pukulan bagaikan tindihan bukit Tay-san menghantam tubuh
kedua orang jago itu.
Laksana kilat pengemis dari utara bergeser lima depa ke
samping lalu putar badan sambil melancarkan sebuah
pukulan.

183
Sepasang telapak Tengkorak Maut yang diluncurkan
kedepan mendadak berpisah ke arah kiri serta kanan
kemudian menyerang kedua orang itu dengan dahsyatnya.
Blaam Blam kembali terjadi bentrokan keras yang
menggetarkan telinga, tubuh Lam Kay serta Pak ceng terpukul
mundur lima langkah ke belakang, hampir saja darah segar
muncrat keluar dari mulutnya.
Ditengah suitan tajam tubuh si Tengkorak maut mendesak
lebih ke depan. Laksana kilat ia menyerang sipengemis dari
selatan kemudian putar badan dan melepaskan kedua
serangan ke arah padri dari utara.
Dua dengusan tertahan bergema di angkasa, kedua orang
jago lihay itu muntah darah dan roboh keatas tanah.
Tengkorak maut tertawa seram, dengan wajah menyeringai
perlahan-lahan ia maju ke depan, selangkah dua langkah kian
lama tubuh iblis tua itu semakin mendekat.
Pengemis dari selatan segera mengepos tenaga, tapi darah
segar kembali muntah ke luar dari mulutnya, diam2 ia
membatin. " Habis sudah riwayat aku sipengemis tua."
Padri dari utara yang menyaksikan rekannya terancam
bahaya maut dan jiwanya hampir melayang ditangan orang
tak bisa berbuat apa2, sebab ia sendiripun sudah kehabisan
tenaga dan tak sanggup melancarkan serangan lagi, hweesio
ini sadar bahwa jiwanya sebentar lagi pasti akan menyusul
rekannya, sebab gembong iblis itu tak akan melepaskan
dirinya dengan begitu saja.
Maut setiap saat mengancam jiwanya setiap detik jiwanya
bisa melayang tinggalkan raganya.
Ting. Ting .. Ting.
Mendadak dari tempit kejauhan berkumandang datang
suara dentingan tongkat besi membentur tanah, suaranya
nyaring dan bergetar dalam hati.

184
Air muka pengemis dari selatan segera berubah, sorot
matanya berkilat dan rasa girang terlintas diatas wajahnya tapi
hanya sebentar saja lalu lenyap kembali.
sesosok bayangan muncul dari kejauhan, "Ting Ting” suara
dentingan tadi kian lama kian bertambah dekat kian lama kian
menggetarkan telinga... setiap dentingan itu berbunyi,
bayangan hitam itu bergerak semakin dekat hingga beberapa
saat kemudian tampaklah orang yang baru saja munculkan diri
itu hanya memiliki sebuah kaki.
"Pengemis tua kiranya dia yang datang kiranya betul2
dia..." terdengar padri dari utara berseru sambil kerutkan
alisnya.
Pengemis dari selatan sendiri agaknya juga sudah
melupakan keadaannya yang berbahaya serta terancam
bahaya maut itu semangatnya segera berkobar kembali.
"ooooh dia adalah susiokku song Thiat Koay dia dia....
benarkah dia orang tua masih hidup dikolong langit??".
sementara itu si Tengkorak Maut telah menghentikan
gerakan tubuhnya, ia tertawa ringan lalu putar badan dan
kabur dari situ dalam beberapa kali enjotan tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan
seorang pengemis tua berkaki tunggal yang kurus kering
tinggal kulit pembungkus tulang muncul dari tempat kejauhan,
dalam genggamannya ia mencekal sebuah tongkat bambu
yang memancarkan cahaya kilat. kepalanya tinggal ditumbuhi
beberapa lembar rambut putih, sepasang matanya cekung tapi
memancarkan cahaya yang menggidikkan.
sambil menahan rasa sakit dibadan, sipengemis dari selatan
paksakan diri untuk bangkit berdiri dan jatuhkan diri berlutut
dihadapan orang itu, sapanya: "Tio Hoei mengunjuk hormat
kepida susiok.".

185
Padri dari utarapun segera maju memberi hormat sambil
menyapa pula:
"song sicu, sudah empat puluh tahun lamanya jejakmu
lenyap tak berbekas, sungguh tak nyana kesehatanmu masih
tetap seperti sedia kala"
Pengemis tua yang baru datang itu bukan lain adalah song
Thiat Koay, paman guru dari pengemis Lam Kay, usianya
sudah berada diatas seratus tahun, jejaknya pada empat
puluh tahun berselang lenyap tak berbekas, sungguh tak
nyana pada saat ini telah munculkan diri kembali disitu bahkan
mengejutkan si Tengkorak Maut hingga kabur.
Pada empat puluh tahun berselang berhubung suatu
persoalan kecil yang menyangkut perebutan nama dengan
tongkat Tah Kauw Pang nya, si song Thiat Koay pernah
menantang ketua dari delapan partai besar untuk bertempur
seru diatas puncak gunung Thay san, alhasil dari delapan
partai besar empat orang telah tewas dan empat orang
terluka, peristiwa ini sangat menggemparkan dunia persilatan
hingga kini masih tetap merupakan kebanggaan dari pihak Kay
pang tetapi tidak lama setelah terjadinya peristiwa ini jejak
pengemis tua itupun secara mendadak lenyap tak berbekas.
sementara itu dengan sorot mata yang tajam song Thiat
Koay menyapu sekejap wajah Lam Kay lalu tegurnya:
"Apakah kau yang bernama Tio Hoei??"
"Betul tecu adalah Tio Hoei"
"Haahh haahhh haahhh kaupun sudah tua, untuk
bertempurpun sudah tidak mampu lagi. Dimana gembong iblis
itu??"
"Ketika mendengar akan kehadiran susiok ia sudah kabur
dari sini"

186
"Hmmm ia begitu berani mengulurkan tangan iblisnya
terhadap perkumpulan kami, aku song Thiat Koay tak akan
mengampuni jiwanya"
"Kemunculan susiok dalam keadaan segar bugar
merupakan suatu keberuntungan bagi perkumpulan Kay pang
kita"
"Ehmmm sebenarnya aku tak mau mencampuri urusan
keduniawian lagi tetapi di sebabkan tempat tinggalku terkena
bencana alam dan longsor maka aku harus berpindah tempat,
tanpa sengaja aku telah mendengar perkumpulan kita telah
mengalami peristiwa besar karena itulah maka aku segera
munculkan diri kembali. sekarang cepatlah kau kembali ke
markas dan kembali segera pilih seorang pangcu..."
"susiok kau orang tua hendak pergi kemana???...
"Aku hendak berangkat ke Benteng Maut untuk bikin
perhitungan dengan gembong iblis itu. Nah terimalah dua biji
obat dan telanlah seorang satu"
sambil berkata ia keluarkan diserahkan ketangan pengemis
dari selatan kemudian.. Tiiing di tengah suara dentingan
nyaring tubuhnya sudah melayang dua puluh tombak lebih
dari tempat semula, dan beberapa saat kemudian bayangan
tubuhnya telah lenyap tak berbekas.
Sepeninggalnya Song Thiat Koay, pengemis dari selatan
dan padri dari utara saling berpandangan sekejap sambil
tertawa getir, masing2 menelan sebutir pil mujarab
peninggalan pengemis pincang tadi lalu duduk bersemedi
diatas tanah.
seperminum teh kemudian kekuatan tubuh mereka telah
pulih kembali seperti sedia kala, hal ini menunjukkan betapa
mujarabnya obat tersebut. Tiba2 terdengar Padri dari utara
berseru:

187
"Eeei pengemis tua, aku merasa kejadian yang barusan
berlangsung rada aneh dan mencurigakan" .
"Kejadian apa??"
-0000000-
BAB 11
"KITA toh sudah pernah menjajal sampai dimanakah
kelihayan ilmu silat yang dimiliki si Tengkorak Maut, aku rasa
agaknya kekuatan yang dimilikinya barusan jauh lebih lemah
beberapa bagian dari apa yang pernah kita temui tempo dulu.
Berulang kali ia menyatakan hendak menghabisi jiwa tua kita
berdua, sudah tentu serangannya harus hebat dan
mematikan, tapi dalam kenyataan ia sudah mengalah tiga
gebrakan kepada kita."
"Betul, aku sipengemis tuapun mempunyai perasaan
demikian" sahut pengemis dari selatan sambil berseru
tertahan. "ucapannya permulaan tidak sesuai dengan
perkataan belakangan, bahkan nada suaranya tidak benar."
"Lagipula dengan tenaga lweekang yang dimilikinya
semestinya ia sanggul untuk bergebrak melawan susiokmu,
apa sebabnya sebelum bertemu dengan bayangan tubuhnya,
ia sudah kabur tak berbekas??"
"Benar, kalau kau tidak mengungkapkan pun tak sampai
berpikir sampai disitu, peristiwa ini benar2 mencurigakan
sekali".
setelah merandek sejenak, mendadak pengemis dari
selatan berseru tertahan:
"Aduuuh celaka.. saudara cilikku telah terluka oleh pukulan
Im kang dari iblis tua itu, kalau lukanya tidak segera

188
disembuhkan niscaya jiwanya akan terancam bahaya, entah
pengemis cilik itu sudah membawa dirinya pergi kemana.."
"Pengemis tua, aku lihat dewasa ini lebih baik kau kembali
dulu kemarkas besar perkumpulanmu untuk menyelesaikan
persoalan yang sedang kau hadapi, mengenai saudara cilikmu
itu biarlah aku si hweesio yang mewakili dirimu untuk mencari
jejaknya. sekalipun obat mujarab yang kumliki tidak sehebat
obat yang kau miliki, rasanya aku masih sanggup untuk
mengatasinya".
"Baik, kalau begitu mari kita segera berangkat."
Pengemis dari selatan segera bongkokkan badan
menggeledah saku dari mayat pengemis bintang langit dan
ambil kembali tanda kebesaran bambu hitam yang telah
direbut penghianat tersebut, kemudian bersama padri dari
utara segara melakukan perjalanan.
Dalam pada itu Tong hong Hwie sambil membopong tubuh
Hansiong Kie yang terluka lari menuju ketempat yang sunyi.
setelah melakukan perjalanan beberapa saat lamanya
sampailah di sebuah hutan yang lebat, Tonghong Hwie segera
meletakkan tubuh sianak muda itu keatas tanah dan
memeriksa denyutan nadinya.
Dengan cepat ditemuinya ada delapan buah jalan darah
penting dalam tubuhnya tidak tembus, andaikata jalan darah
tadi tidak cepat dibebaskan dari sumbatan niscaya jiwanya
bakal melayang atau paling sedikit tubuhnya akan berubah
jadi cacad.
Berada dalam keadaan begini Tonghong Hwiejadi amat
panik, keringat dingin mengucut keluar membasahi seluruh
tubuhnya.
Hawa murni yang dimilikinya dengan cepat disalurkan
kedalam tubuh pemuda itu, ia berusaha untuk melancarkan

189
kembali jalan darah Han siong Kie yang tersumbat. satu jam
telah lewat .... dua jam telah lewat.
seluruh pakaian yang dikenakan Tonghong Hwie telah
basah kuyup oleh keringat tenaganya terasa habis diperas
tetapi keadaan Han song Kie masih tetap seperti sedia kala,
sadarpun tidak
Pengemis cilik itu jadi lemas bercampur kuatir akhirnya tak
tahan lagi ia menangis ter sedu2.
Mendadak.. sebuah tangan dengan enteng menepuk diatas
bahunya.
Tonghong Hwie jadi terkejut dan berseru tertahan, ia
segera meloncat bangun dan melayang satu tombak jauhnya
dari tempat semula, ketika ia berpaling tampaklah seorang
gadis berbaju putih yang berkerudung kain hitam bagaikan
sukma gentayangan telah berdiri dihadapan Han siong Kle.
"Kau. siapa kau??".
"Yoe sim Jien"
"orang yang ada maksud ??".
"sedikitpun tidak salah"
Dengan hati tercekat Tonghong Hwie menatap wajah gadis
misterius itu tanpa ragu2 mengucapkan sepatah katapun, dari
mulut Han siong Kie serta padri dari utara ia pernah
mendengar akan manusia misterius ini, tak nyana pada saat
seperti ini orang tersebut telah munculkan diri dihbadapan
mukanya.
Tampak Yoe sim Jien berjongkok dan memeriksa denyutan
nadi Han song Kie, tiba2 ia berseru tertahan.
sementara itu Tonghong Hwie sedang mengharap Yoe sim
Jien semoga dapat menyelamatkan selembar jiwa sianak
muda itu, tapi begitu mendengar seruan tertahan orang,
hatinya kontan terjelos, serunya dengan nada terperanjat.

190
"Keee kenapa dia??? dia... dia..."
"Delapan buah jalan darah pentingnya telah tersumbat"
"Nona kau... kau... menurut pendapatmu apakah dia masih
bisa tertolong"
"Bisa... cuma . ."
"cuma kenapa???" tukas Tonghong Hwie dengan cepat...
"Tenaga yang kumiliki masih belum mampu untuk
menolong jiwanya"
Air mata yang mengucur keluar dari kelopak mata
Tonghong Hwie semakin deras, wajahnya berubah jadi amat
kesal.
"Terpaksa aku.. aku harus menempuh bahaya untuk
membawanya pergi".
"Pergi kemana??"
"Mencari seseorang untuk meogobati lukanya."
"Apakah kau mempunyai keyakinan di dalam dua jam
orang yang hendak kau cari itu berhasil kau temukan??"
"Tentang soal ini..." Yoe sim Jien tertawa kembali ujarnya:
"Meskipun aku tak sanggup untuk menyelamatkan jiwanya,
tetapi aku bisa membawanya pergi berobat."
"Nona akan membawanya pergi kemana??" tanya
Tonghong Hwie dengan wajah cemas.
"Eeei, kenapa?? kau merasa kuatir??"
"Bukannya kuatir, cuma... cuma..."
"Cuma merasa berat untuk meninggalkan engkoh Kie mu
bukan" sambung Yoe sim Jien sambil tertawa cekikikan.
Tonghong Hwie melengah kemudian dengan tersipu
serunya: "Nona pandai amat kau bergurau..."

191
"Bergurau?? aku toh mengatakan yang sesungguhnya,
bukankah kau sangat mencintai dirinya ?? Hiih... hiih hiih...
jangan kuatir, aku tak akan merebut engkoh Kie mu itu."
Dengan hati terkesiap Tonghong Hwie mundur dua langkah
kebelakang, katanya dengan suara gemetar:
"Nona, apa yang kau katakan???"
"Aku bilang bahwa aku tak akan merebut dirinya dari
tanganmu"
"saudara angkatku ini selama hidupnya tidak punya jodoh
dengan kaum wanita, kalau kau bisa menaruh rasa simpatik
terhadap dirimu, hal ini betul2 suatu kejadian yang aneh.”
"Aaah belum tentu begitu?"
" Kalau tidak percaya, apa salahnya kalau nona
mencoba??"
"oooh jadi kau merasa cemburu??"
sekali lagi si pengemis cilik itu mundur satu langkah ke
belakang, sepasang matanya terbelalak lebar2.
"Aku sama sekali tidak mengerti akan perkataan dari nona",
serunya.
"Benar2 tidak mengerti atau pura2 tidak paham??"
"Nona kau tegaskan sekali lagi sebenarnya apa maksud
tujuanmu."
"Menyelamatkan jiwanya . "
"Dari mana nona bisa tahu kalau ia terluka dan kau bisa
tiba disini tepat pada waktunya??"
"Tentang soal ini kau tak usah tahu."
"Nona akan membawa dirinya pergi kemana??"
"Tentang soal ini kaupun tak usah tahu." Tonghong Hwie
segera tertawa dingin.

192
"Apakah kau rela menyaksikan dia menderita serangan
panas dingin dan akhirnya mati pada dua jam kemudian??"
seru Yoe sim Jien pula dengan suara dongkol.
"Apa?? kau telah mengetahui semuanya?"
"tahukah kau luka apa yang diderita olehnya?"
"Hmm, ilmu pukulan Han Pok ciang serta Pek Yang Kang,
cuma sayang orang yang melancarkan serangan tersebut
belum berhasil melatih kepandaiannya hingga mencapai
puncaknya, kalau tidak sejak tadi jiwanya tentu sudah
melayang meninggalkan raganya."
"Kau..kau... sebenarnya siapakah kau??"
"orang yang ada maksud?"
Tonghong Hwie adalah orang yang cerdik dan pandai
menebak orang, tetapi pada saat ini dibuat melongo hingga
tak sanggup mengucapkan sepatah katapun, mungkin ucapan
serta tindak tanduk Yoe sim Jien telah mengejutkan hatinya
hingga hatinya tergentar mungkin..
"Eeei bukankah kau yang bernama Tonghong Hwie?"
kembali Yoe Sim Jien menegur sambil tertawa ringan.
"sedikitpun tidak salah"
"Oooh kalau begitu sepantasnya kalau aku memanggil
dirimu sebagai Nona Tonghong bukan begitu???"
Saking terperanjatnya Tonghong Hwie sampai tergentar
mundur ke belakang dengan sempoyongan, punggungnya
menempel diatas pohon dan mulutnya melongo tanpa sepatah
katapun yang diucapkan keluar.
Perkataan lawannya bagaikan guntur yang membelah bumi
disiang hari bolong, membuat hatinya bergetar keras dan
tercekat. Yoa siem Jien" simanusia misterius ini ternyata
sanggup membongkar rahasia kegadisannya dengan tepat,
membuat ia jadi tertegun dan tidak habis mengerti.

193
Kembali terdengar Yoe Sim Jien tertawa enteng, katanya:
"Nona Tonghong, waktu sudah tidak banyak lagi, kau tak
usah kuatir aku tak akan menceritakan rahasia ini kepada
siapa pun, termasuk engkoh Kie mu sendiri. Tetapi ada
sepatah kata aku yang hendak memberitahukan kepadamu,
lebih baik kau merahasiakan asal usulmu lebih ketat lagi. Nah
selamat tinggal".
Selesai mengucapkan perkataan itu, ia mengempit tubuh
Han Siong Kie yang tidak sadarkan diri dan berlalu dari situ.
Tonghong Hwie masih tetap berdiri kaku ditempat semula,
setelah rahasianya dibongkar orang, ia merasa pikirannya jadi
buntu dan hatinya bergetar keras, tindak tanduk orang yang
ada maksud itu betul2 membuat kepalanya jadi pusing tujuh
keliling Lama... lama sekali ia baru mendusin dari impian
segera jeritnya: "Engkoh Kie"
Tubuhnya dengan cepat meluncur kearah mana lenyapnya
bayangan tubuh Yoe Sim Jien tadi, tapi hutan yang lebat tetap
sunyi, bayangan tubuh gadis misterius itu lenyap tak
berbekas.
Ia merasa murung dan kesal... hatinya jadi bimbang dan
kacau .. tanpa terasa air mata jatuh berlinang membasahi
wajahnya.
Dengan tanpa tujuan ia berputar dalam hutan itu mencari
dan mengejar secara membuta se-olah2 baru saja kehilangan
suatu benda yang disayanginya, seperti orang bodoh
Tonghong Hwie berputar kesana kemari.
sambil berlari telinganya mendengung tiada hentinya kata2
dari Yoe sim jien tadi: "Bukankah kau amat mencintai
dirinya??"
"Aku tak akan merebut dirinya"
"Kau tidak cemburu dan iri hati"

194
Suatu perasaan bergidik yang tak tahu dari mana
munculnya tiba2 menyerang hatinya, ia semakin kalap dan
jeritnya:
"Tidak bisa, aku tak dapat kehilangan dirinya, aku tak bisa
hidup tanpa dia.."
"Nona Tonghong sedari dulu terlalu romantis akan
membawa bencana bagi diri sendiri mengapa kau tidak
bertindak cerdik dan memutuskan tali itu"
serentetan suara yang dingin tapi membawa kasih sayang
berkumandang dari sisi tubuhnya.
Dengan hati terperanjat Tonghong Hwie melongok kesana
kemari, tetapi tiada seorang pun yang ditemukan, dari suara
pembicaraan orang itu jelas dia adalah seorang perempuan
tapi bukanlah Yoe Sim Jien yang barusan berlalu.
Lalu siapakah dia?? dari mana pihak lawan bisa tahu akan
persoalan yang sedang dipikirkan dalam hatinya?"
Belum sempat ingatan kedua berkelebat dalam benak
pengemis cilik itu, suara tadi berkumandang datang:
"Nona Tonghong, sekarang dia masih belum tahu kalau kau
adalah seorang gadis, cintamu hanya sepihak lebih baik
mundurlah lebih dahulu sebelum masuk jurang, kalau tidak
akibatnya sungguh menakutkan sekali"
suara itu seolah2 muncul dari tempat dekat namun dalam
kenyataan jauh sekali, membuat orang sukar untuk meraba
dengan tepat dari mana asalnya suara tadi.
Tanpa terasa seluruh bulu kuduk ditubuh Tonghong Hwie
berdiri, tegurnya dengan suara gemetar:
"sii. .siapa ...siapa siapakah kau??".
"Aku adalah Sun Han Jin".
"siapa ??? manusia yang kehilangan sukma??"

195
"Benar, aku adalah si manusia yang kehilangan sukma "
Tonghong Hwie semakin ketakutan, ia merinding dan
merasa hatinya tercekat.
Baru saja perempuan misterius "Yoe sim Jin" orang yang
kehilangan sukma, bahkan orang itu mengetahui begitu jelas
mengenai asal usul serta seluk beluknya, ia tak percaya kalau
hal ini adalah suatu kenyataan sebab peristiwa ini sangat aneh
dan diluar dugaan.
Ia merasa rahasia asal usulnya belum pernah diceritakan
kepada siapapun, terhadap Han siong Kie saudara angkatnya
pun ia cuma mengatakan namanya saja, disamping itu iapun
merasa andaikata ia tidak mengatakan kepada siapapun maka
tak seorang manusia didunia kangouw akan mengetahui
tentang asal usulnya.
Tapi sekarang Yoe sim Jin serta su HanJin berhasil
mengetahui tentang kegadisannya, serta berhasil menebak
pula dengan jitu akan rahasia hati yang sedang dipikirkan,
kejadian ini membuat gadis itu tidak habis mengerti dan
merasa seram. Akhirnya sambil mengeraskan kepala ia
bertanya:
"Kenapa kau dinamakan orang yang kehilangan sukma??"
"sebab aku adalah seorang manusia yang sudah kehilangan
sukmaku".
"sudah kehilangan sukma bukankah itu berarti bahwa kau
sudah jadi setan".
"Tidak aku masih mempunyai badan kasar dan jantungku
masih berdenyut aku tetap seorang manusia"
"Kalau manusia yang sedang berbicara mengapa tau tidak
unjukkan diri??"
"Aku tidak merasa berkepentingan untuk unjukkan diri"..
"Lalu barusan apa yang kau katakan??".

196
"Menasehati dirimu, janganlah masuk jurang secara nekad
sebelum hancur total lebih baik mundur secara teratur".
"Kau suruh aku hapus bayangan Han siong Kie dari dalam
benakku?? dan tidak lagi memikirkan dirinya?".
"Tidak. aku cuma berharap agar kau bisa menguasai rasa
cintamu dengan pikiran yang sehat andaikata kau tak mau
mendengarkan nasehatku, maka suatu hari kau akan hanyut
dan tenggelam ditengah samudra cinta, sedang orang yang
kau cinta ipun akan mengalami nasib yang sama" "
sekujur badan Tonghong Hwie gemetar keras, dengan
penuh penderitaan ia berseru: "sebetulnya apa tujuanmu??
dalam hidupku terasa hambar tanpa kehadiran dirinya."
"Nona Tonghong, apa yang kau alami sekarang itu baru
taraf pertama dari suatu penderitaan, kau harus menerimanya
dengan keberanian yang paling besar. sekarang yang harus
merasakan penderitaan itu hanya kau seorang, tapi
dikemudian hari kalian berdualah yang akan mengalaminya
bersama."
"Tapi. ..kenapa?""
"Perkawinanmu dengan dirinya akan merupakan suatu
tragedi yang paling menyedihkan."
"Aku bertanya, kenapa??"
"Penjelasanku hanya bisa diberikan sampai disini saja, soal
lain maaf kalau tak bisa kujawab"
"Tidak bisa aku tak dapat kehilangan dirinya" teriak
Tonghong Hwie sambil menggertak gigi.
"Cinta adalah suatu pengorbanan bukan suatu penjajahan."
Tonghong Hwie tertegun, tiba2 sambil tertawa dingin
serunya:

197
"Tidak salah cinta adalah pengorbanan, tetapi bukan
pengorbanan yang membabi buta, kalau ucapanmu memang
benar dan merupakan kenyataan, setelah menemui diriku
mengapa kau tak berani unjukkan diri? dan mengapa kau
tidak mengutarakan alasannya, aku menganggap kau "su Hun
Jin" orang yang kehilangan sukma mempunyai maksud2 lain."
"Kukatakan kepadamu, apa yang kau harapkan tak nanti
akan kulakukan"
"Dikemudian hari kau bakal menyesal."
"selamanya aku tak akan merasa menyesal."
Diluar Tonghong Hwie berkata begitu, dalam hati diam2
bergidik. Tiba2 satu ingatan berkelebat didalam benaknya
hingga membuat gadis itu tanpa terasa tercekat dan gemetar
keras. Apakah maksud ucapan yang diutarakan su Hun Jin
adalah tentang soal itu?? benar, akibatnya memang
mengerikan sekali. .
Terdengar orang yang kehilangan sukma ini menghela
napas panjang, katanya:
"Nona Tonghong, kejadian yang berlangsung dikolong
langit kadang kala jauh berbeda diluar dugaanmu."
"Bolehkah aku mengajukkan beberapa buah pertanyaan
kepadamu??" tanya Tonghong Hwie kemudian dengan nada
suara yang jauh lebih lembut.
"Boleh, tetapi hanya dalam batas2 lingkungan saja, aku tak
akan membuat kau merasa kecewa."
"Kau mengatakan, bahwa Han Siong Kie amat membenci
kaum wanita, maka kau melarang aku mengadakan hubungan
dengan dirinya."
"Tidak. kau keliru" tukas su Han Jin dengan cepat. "Rasa
bencinya terhadap kaum wanita hanya suatu gejala yang
sementara saja, tatkala penyebab dari rasa bencinya itu sudah

198
lenyap maka ia dapat merubah pandangannya yang keliru itu,
sebab dia adalah manusia yang terdiri dari darah dan daging,
ia tetap memiliki perasaan benci maupun cinta"
Tonghong Hwie merasakan jantungnya berdebar keras, ia
terpengaruh oleh emosi dan hatinya terasa amat tergetar,
gadis itu tak berani mengajukan pertanyaan selanjutnya
karena ia takut oleh jawaban yang bakal didengarkan, tapi...
akhirnya ia tak tahan dan bertanya juga:
"Apakah disebabkan karena dendam??? "
"Bukan".
"Maksudmu bukan karena soal dendam??" hampir saja
Tonghong Hwie tidak mempercayai perkataan itu tetapi si Hun
Jin telah mengulangi kembali jawabannya "Bukan soal
dendam".
-ooodw0kzooo-
Jilid 6
JAWABAN ini benar2 berada diluar dugaannya dengan
perasaan tajamnya sebagai seorang wanita tercetus kembali
satu pertanyaan dari mulutnya: "Apakah disebabkan karena
soal cinta?? ia sudah ada yang punya "
"juga bukan. "
Ketegangan yang mencekam hati Tonghong Hwie mulai
mengendor, tapi dengan nada bimbang dan tidak habis
mengerti kembali ia bertanya : "Lalu apa sebabnya???"
"Bukankah sudah kukatakan tadi bahwa kadangkala
kejadian yang berlangsung dikolong langit jauh diluar dugaan
orang"

199
"Jadi maksudmu kejadian ini adalah suatu kejadian diluar
dugaan. "
"Bukan kejadian diluar dugaan tapi sudah merupakan suatu
kenyataan yang tak dapat dibantah2 lagi dan kenyataan inilah
yang mungkin berada diluar dUgaanmu"
"Aku tidak percaya " jerit Tonghong Hwie keras2.
"Tentu saja pada saat ini kau tidak percaya, tapi menanti
kau mempercayai akan kejadian ini, tragedi yang
menyedihkan sudah terjadi".
"Kau maksudkan suatu tragedi?? " tanya Tonghong Hwie
dergan suara gemetar.
"Tidak salah, suatu tragedi yang paling mengenaskan
sepanjang sejarah manusia"
"Kau.. dari mana kau bisa tahu?? "
"Aku tak akan beritahu kepadamu.. soal ini tak mungkin
kuberi tahukan kepadamu"
Air muka Tonghong Hwie berkerut kencang, dengan wajah
penuh penderitaan ia bergumam:
"ooooh... tidak tidak mengapa?? mengapa ini musti
terjadi??.. tidak tak mungkin hal itu jadi kenyataan, tidak
mungkin, aku tak dapat kehilangan dirinya..".
"Nona Tonghong, seandainya pada saat ini dia sudah mati
diujung telapak Tengkorak Maut, bagaimanakah sikapmu??"
Tonghong Hwie tercekat setelah berdiri tertegun beberapa
saat lamanya ia menjawab dengan nada sedih:
"Aku tak akan hidup seorang diri dikolong langit "
"Aaaai terkutuk"
suara itu mendadak sirap dan lenyap tak terbekas.

200
"Eeeei... su Hun Jin, aku masih ada pertanyaan hendak
diajukan kepadamu. su Hun Jin. ..su.Hun Jin...."teriak
Tonghong Hwie keras keras.
Tapi tiada jawaban yang kedengaran lagi, orang yang
kehilangan sukma telah pergi tanpa pamit tapi bayangannya
justru sudah menanamkan suatu bayangan gelap yang paling
menakutkan didasar hati kecil gadis cilik ini.
Dengan badan lemas tak bertenaga Tonghong Hwie
bersandar disisi pohon, bagaikan baru saja mengalami suatu
mimpi yang ngeri dan menyeramkan, ia mengenang kembali
setiap patah kata dari su Hun Jin, ia membayangkan kembali
kegantengan serta kegagahan saudara angkatnya Han Siong
Kie ...kemudian membayangkan pula bahwa suHun Jin adalah
seorang wanita, agaknya ia sejalan dengan perempuan
misterius yang mengaku sebagai Yoe sim Jim.
Maka iapun mengambil kesimpulan didalam hatinya, jelas
kesemuanya ini adalah suatu rencana yang paling tak tahu
malu, dan jelas hendak merebut Han Siong Kie dari
tangannya.
Tetapi. ..kembali muncul persoalan dalam hatinya,
mengapa Yu sim Jin serta su Hun Jin bisa mengetahui
rahasianya dengan begitu jelas?? disamping itu mengapa
kemunculan Yu sim Jin bisa begitu kebetulan dan tepat pada
saatnya untuk menolong Han Siong Kie?
suatu tanda tanya besar suatu teka teki yang diliputi misteri
dan amat memusingkan kepala.
Malam yang gelap telah mencekam seluruh jagat, cahaya
bintang muncul dari balik celah-celah daun memancarkan
sinarnya yang redup.
Dalam keadaan begini yang dipikirkan Tonghong Hwie
hanyalah engkoh Kie-nya, ia tidak memperdulikan malam yang
gelap, pakaian yang robek terkait ranting dan udara yang
dingin.

201
Gadis itu berjalan..berjalan terus untuk menemukan jejak
kekasih hatinya.
Sementara itu Han Siong Kie yang terhajar luka prah oleh
pukulan maut si Tengkorak Maut seketika jatuh tak sadarkan
diri, ia merasa bahwa jiwanya pasti akan lenyap pada saat itu.
Menanti ia mendusin kembali dari pingsannya, pemuda itu
menemukan bahwa dirinya sedang berbaring di dalam sebuah
gua, rasa sakit yang menyiksa tubuhnya telah lenyap tak
berbekas. Ingatan pertama yang segera berkelebat di dalam
benaknya adalah:
“Aku masih hidup!”
Sementara bau wangi yang tawar berhembus masuk ke
dalam hidungnya..
Perempuan!
Oooh…kembali aku sudah ditolong oleh seorang
perempuan!
Pertama kali ketika ia terhajar masuk kedalam sungai oleh
Tengkorak Maut, Go Siau Bie telah menyelamatkan jiwanya,
hal ini membuat hatinya sangat menderita sebab ia membenci
kaum wanita tapi justru wanitalah yang telah menyelamatkan
jiwanya.
Dan kini, kejadian tersebut kembali terulang!
Dengan cepat ia meloncat bangun dan bangkit berdiri….
oooOOOooo
BAB 12
PADA Jarak kurang lebih beberapa tombak dimulut gua
berdiri sesosok bayangan putih yang membelakangi dirinya.

202
Pelbagai ingatan segera berkelebat di dalam benak Han
Siong Kie, akhirnya ia tak tahan dia buka suara:
"Apakah nona yang telah menolong diriku??"
"Boleh dibilang begitu, boleh dibilang pula bukan" jawab
gadis itu dengan suara yang merdu, bahkan nada suara itu
amat dikenal olehnya.
"Apa maksud ucapanmu itu?? " tanya Han Siong Kie
dengan nada tertegun.
"Kau telah diselamatkan adik angkatmu Tonghong Hwie
dari medan pertarungan, kemudian akulah yang membawa
dirimu datang kemari, setelah itu seseorang yang lain
mengobati luka yang kau derita"
Sepasang alis Han Siong Kie kontan berkerut, ia tidak
menyangka kalau urusan itu diliputi oleh liku2 yang begitu
banyak. sesudah berpikir sebentar kembali ia bertanya:
"siapakah yang dimaksudkan oleh nona?"
"Orang yang kehilangan sukma"
"Orang yang kehilangan sukma??" ulang pemuda itu
dengan hati keheranan.
"Sedikitpun tidak salah"
"Apakah dia adalah seorang angkatan tua didalam dunia
persilatan?"
"Boleh dibilang begitu"
"sekarang dimanakah tokoh sakti itu?"
"sudah berlalu sedari tadi"
"Nona, kau adalah...."
Gadis berbaju putih itu lambat2 putar badan dengan jari
tangannya yang halus ia tarik kain kerudung cutihnya lebih
kebawah lalu tertawa merdu dengan suara yang lengking.

203
"Hiihh...hiihhh... hiihhh... kau benar2 seorang pelupa
bukankah kita pernah bercakap-cakap?? "
Diungkap tentang persoalan itu Han Siong Kie segera
teringat kembali siapakah gerangan gadis ini, jantungnya
segera berdebar keras serunya dengan penuh emosi: "Kalau
dugaanku tidak salah maka nona pastilah Yu sim Jin siorang
yang ada maksud???"
"Dugaanmu tepat sekali"
Dalam hati kecil Han Siong Kie sebera muncul kembali
tingkah laku Yu sim Jin yang mencurigakan itu dia ingin
membuktikan serta kesangsian yang menyelimuti dalam
benaknya, pertama kali ia berjumpa muka dengan gadis
misterius ini yang terlihat hanyalah bayangan punggung yang
samar dan didalam perjumpaannya kali ini mereka hanya
dihalangi oleh selapis kain kerudung yang tipis.
Apakah cantik atau jelek raut wajah dibalik kain kerudung
itu ia tak ingin menebak maupun menduga sebab dalam
pandangannya perempuan adalah racun dunia ia benci dan
mendendam terhadap setiap perempuan yang ada dikolong
langit.
setelah hening beberapa saat lamanya, iapun bertanya
kembali: "orang yang kehilangan sukma itu pria atau
wanita??".
"Wanita".
"Oooh..." Han Siong Kie berseru tertahan, suatu perasaan
yang sangat tak enak menyelimuti benaknya, untuk kedua
kalinya ia telah berhutang budi bahkan berhutang budi
terhadap seorang wanita.
"Darimana nona bisa tahu kalau aku terluka hingga
membawa aku datang kemari untuk mendapat pengobatan
dari orang yang kehilangan sukma??..."

204
"oooh, tentang soal ini?? dikemudian hari kaubakai tahu
sendiri"
"Nona, rupanya dalam segala persoalan apapun kau tidak
ingin memberitahukan kepadaku?..".
"Dikemudian hari mungkin akan kukatakan kepadamu, tapi
sekarang hal itu tak mungkin kulakukan, sebab hal itu hanya
akan merugikan dirimu dan sama sekali tak ada manfaatnya"
"Bukankah nona pernah menyampaikan berita tentang
terjadinya penghianatan dalam tubuh Kay-pang kepada si
padri dari utara?"
"Tidak salah, bahkan akupun telah menyembuhkan luka
yang diderita pengemis dari selatan ketika ia menggeletak
didalam kuil bobrok."
sekarang Han Siong Kie baru mengetahui apa sebabnya
luka yang diderita pengemis selatan secara tiba2 telah sembuh
seperti sedia kala, tapi dengan adanya kejadian ini persoalan
yang membingungkan hatinya makin menebal, hingga
akhirnya tak tahan lagi ia berkata:
"Bolehkah aku mengajukan beberapa pertanyaan
kepadamu??"
"Aku hanya melaksanakan tugas atas perintah orang lain,
mungkin aku tak dapat banyak memberikan keterangan
kepadamu."
"Kau lakukan tugas atas perintah siapa?"
"Orang yang kehilangan sukma."
"Jadi kalau begitu, semua perkataan yang nona sampaikan
kepadaku tempo dulu juga atas perintah dari orang yang
kehilangan sukma??"
"sedikitpun tidak salah."

205
"Bolehkah aku berjumpa dengan orang yang kehilangan
sukma?"
"Tidak boleh"
"Kenapa??? kenapa aku tak boleh bertemu dengan orang
yang kehilangan sukma??"
"Sebab belum tiba saatnya"
Han Siong Kie semakin di buat sangsi dan tuk habis
mengerti sebenarnya apa hubungan antara dia dengan orang
yang kehilangan sukma? kenapa ia begitu jelas mengetahui
sebala sesuatu mengenai dirinya, apakah maksud tujuannya?.
Ia merasa andaikata jejak seorang yang kehilangan sukma
berhasil diketahui mungkin ia akan berhasil meraba atau
mendapatkan sedikit keterangan sebab persoalan itu bisa
ditanyakan kepada sipengemis dari selatan dengan
pengalaman serta pengetahuannya yang luas mungkin banyak
keterangan yang berhasil ia peroleh. sesudah termenung
beberapa saat lamanya maka iapun bertanya lagi:
"Tahukah nona bagaimanakah basil pertarungan antara
pengemis dari selatan serta padri dari utara melawan si
Tengkorak Maut"
"Tahu, mereka berhasil lolos dari lobang jarum"
"Apakah si Tengkorak Maut telah melepaskan mereka."
"Tidak kemunculan seorang dedengkot dari Kay pang
secara mendadak telah mengejutkan si Tengkorak maut
hingga gembong iblis itu kabur"
Han Siong Kie amat terkejut, jago lihay macam apakah dari
Kay pang itu hingga si Tengkorak maut yang tersohor akan
kelihayannyapun bias kabur terbirit2. siapakah jago lihay itu??
iapun segera bertanya.
"Song chiat Koay yang telah lenyap sejak empat puluh
tahun berselang, dia adalah paman guru si pengemis selatan.

206
"Oooh. bukankah jago lihay itu telah berusia diatas ratusan
tahun??"
"Dugaanmu iitu tepat sekali"
Tiba2 satu ingatan aneh muncul didalam benaknya. kalau
memang song Thiat Koay sanggup membuat kabur si
Tengkorak Maut sebelum munculkan diri, berarti tenaga
lwekang yang dimilikinya tentu sangat lihay, andaikata ia
dapat mengangkat dirinya sebagai guru.
sejak ia berhasil mendapatkan hawa murni yang disalurkan
kura2 sakti kedalam tubuhnya lalu memperoleh pula ilmu silat
peninggalan Leng Koe siangjien, seharusnya kepandaian silat
yang dimilikinya sudah terhitung sangat lihay, tapi dalam
kenyataan ia masih belum sanggup untuk menerima sebuah
pukulan dari si Tengkorak maut.
Dari sini bisa dibayangkan kekuatan tubuh yang dimiliki
manusia ampuh dari Kay pang itu pastilah sudah mencapai
puncak yang tak terhingga.
Pemuda ini menyadari bahwa Yu sim Jin orang yang ada
maksud tak nanti memberitahukan apa2 kepadanya, tetap
berada disitu berarti cuma membuang waktu dengan
percuma, ia segera mengambil keputusan untuk mencari jejak
pengemis dari selatan lebih dahulu setelah itu baru mencari
tahu asal-usul dari "orang yang kehilangan sukma" Berpikir
sampai disini iapun segara memberi hormat sambil berkata:
"Budi kebaikan nona akan kuingat selalu di dalam hati,
nah... sampaijumpa lagi dikemudian hari."
"Kau .... kau hendak pergi?"
"Benar oooh... masih ada satu pertayaan lagi, sekarang
adik angkatku Tonghong Hwie berada dimana???"
"Mungkin dia masih menunggu kedatanganmu di tepi hutan
sebelah depan sana"

207
Han Siong Kie merasa amat terharu oleh sikap adik
angkatnya Tonghong Hwie yang begitu memperhatikan
dirinya, cinta kasih yang melebihi saudara sendiri ini membuat
si anak muda tersebut ingin sekali cepat2 menemukan
dirinya.. "saudara, tunggu sebentar" si orang yang ada
maksud itu berseru.
"Masih ada perkataaa apa lagi yang hendak nona
sampaikan kepadaku???"
"Bukankah didalam sakumu terdapat separuh dari sarung
tangan Buddha Hoed Jiu Poo Jit.. "
Air muka Han Siong Kie berubah hebat, dengan hati
terperanjat ia mundur satu langkah ke belakang, bentaknya:
"Dari mana kau dapatkan benda mustika itu??? "
"Kau ingin berbuat apa??".
"Tak usah tebang dan jangan kuatir kalau aku ada maksud
menginginkan benda itu, sewaktu kau masih tak sadarkan diri
tadi benda tersebut telah kudapatkan. Ketika si orang yang
kehilangan sukma sedang mengobati lukamu tadi, secara
kebetulan saja ia menemukan bahwa kau membawa benda
mustika dari dunia persilatan"
"Kalau memang begitu kuberitahukan kepadamu, benda itu
adalah hadiah dari mendiang guruku"
"Siapakah gurumu???"
"Tentang soal ini maaf kalau aku tak dapat
memberitahukan kepadamu"
"Baiklah kalau kau tidak ingin mengatakan, akupun tak
akan memaksa. Cuma ada satu hal yang hendak kukatakan
kepadamu, janganlah membiarkan benda mustika itu diketahui
oleh orang Bu lim, sebab hal itu akan memancing datangnya
pertikaian didalam dunia persilatan"

208
"Kalau nona tidak mengatakan kepada orang lain, tentu
saja tak seorangpun yang akan mengetahui akan peristiwa ini"
"Orang yang kehilangan sukma suruh aku menyampaikan
pula sepatah kata kepadamu"
"Apa yang dia katakan???
"Dia minta kau segera pergi mengunjungi pemilik dari
Benteng maut"
"Apa?? dia suruh aku pergi ke benteng Maut??
Orang yang ada maksud mengangguk tanda
membenarkan.
"Bukankah nona pernah menyampaikan pesan kepadaku,
bahwa ia melarang aku menuntut balas benteng maut ??" seru
Han Siong Kie
"Aku bukan maksudkan menuntut balas, ia minta kau pergi
berkunjung kepada pemilik Benteng Maut"
"Berkunjung sih pasti akan kulakukan, cuma tidak akan
kulakukan pada saat ini."
"Kenapa?? "
"Aku harus menanti sampai aku memiliki kekuatan untuk
menghancurkan benteng Maut, saat itulah aku pasti akan
pergi kesana"
"Ia minta kau sekarang juga pergi berkunjung kesitu,
kunjunganmu akan mendatangkan manfaat yang besar bagi
usahamu untuk membalas dendam".
"Apakah ia memberikan penjelasan2nya?"
"Tidak"
"Kalau begitu maaf, aku tak bisa menuruti keinginanmu
itu."

209
"Tahukah kau bahwa orang yang terlalu keras kepala akan
mengakibatkan suatu mala petaka bagi dirimu sendiri"
"Selamanya aku melakukan pekerjaan menuruti keinginan
hatiku, orang lain tak usah terlalu pusing kepala memikirkan
diriku" seru Han Siong Kie dengan suara dingin, habis berkata
ia enjotkan badan dan menerobos keluar lewat sisi tubuh
orang yang ada maksud yang sedang berdiri di mulut gua.
"Budi kebaikan atas pertolongan yang telah kau berikan
kepadaku suatu ketika aku pasti akan membalasnya"
Dengan gerakan tubuh yang sangat cepat laksana kilat ia
berlalu dari situ.
"Heei...Han Sionng Kie" teriak orang yang ada maksud
dengan suara keras. "Aku masih ada perkataan yang hendak
kusampaikan kepadamu Han Siong Kie, kau jangan pergi dulu"
Tapi anak muda itu tetap tidak menggubris, tububnya
semakin cepat meluncur kearah hutan tidakjauh dari situ.
Dalam hutan disisi sebuah pohon besar duduk melingkar
bayangan manusia yang kecil mungil, Han Siong Kie yang
melihat bayangan tubuh itu hatinya segera bergerak tubuhnya
semakin cepat berkelebat menuju ke arah itu.
Tampaklah Tonghong Hwie adik angkatnya duduk
bersandar dipohon dengan mata terpejam rapat, titisan darah
kental masih menodai ujung bibirnya...
Han Siong Kie amat terperanjat buru2 ia berjongkok kesisi
tubuhnya sambil berseru dengan nada kuatir: "Adik Hwie...
adik Hwie... kenapa kau?"
Mendengar teriakan itu Tonghong Hwie membuka matanya
kembali setelah mengetahui siapakah yang berdiri
dihadapannya ia jadi sangat kegirangan:
"Engkoh Kie, akhirnya engkau kembali juga ke sisiku, aku
mengira selamanya tak akan bertemu lagi dengan diri mu.. "

210
"Apa??? kau bilang apa???..."
"Apakah luka yang kau derita telah sembuh??"
"sudah, aku telah sehat kembali seperti sedia kala"
"Apakah si orang yang ada maksud yang telah
menyembuhkan lukamu?."
"Bukan, si orang yang kehilangan sukma yang telah
mengobati lukaku"
"Apa??? orang kehilangan sukma??" jerit Tonghong Hwie
amat terkejut.
Tiba2 ia menyadari akan kekhilapannya hingga tak sanggup
membendung golakan dalam hatinya, cepat pengemis cilik ini
berusaha untuk menenangkan hatinya.
"Dia...dia... apa yang telah dia katakan kepadamu?"
tanyanya kembali setelah merandek beberapa saat.
“Tidak. aku sama sekali tidak bertemu dengan dirinya,
bahkan bayangan tubuhnyapun tak sempat kulihat. orang
yang ada maksudlah yang telah mengatakan kepadaku. "
"Ooooh... " sampai disini Tonghong Hwie baru dapat
menghembuskan napas lega.
"Adik Hwie, apakah kau kenal dengan orang kehilangan
sukma??" mendadak Han Siong Kie bertanya.
"Tidak... tidak kee.. kenal. cuma. cuma..." teringat akan
perkataan yang telah disampaikan orang yang kehilangan
sukma kepadanya, tanpa terasa seluruh bulu kuduk di tubuh
Tonghong Hwie pada bangun berdiri, ia tak berani
mengingatnya kembali sebab gadis ini merasa ngeri terhadap
akibatnya.
sementara itu Han Siong Kie yang melihat sikap Tonghong
Hwie yang gelagapan dan tidak tenang jadi tercengang

211
bercampur keheranan, buru2 serunya. "Adik Hwie, cuma
apa???"
"Tidak apa2, setelah kau dibawa pergi orang yang ada
maksud, ia telah menyampaikan pesan kepadaku agar tetap
menanti dirimu disini tanpa menunjukkan dirinya, karena itu
aku sendiripun tak tahu macam apakah manusia yang
menyebut dirinya sebagai orang yang kehilangan sukma itu."
Mendadak pemuda itu teringat kembali akan darah kental
yang menodai bibir adik angkatnya itu, ia lantas bertanya:
"ooh adik Hwie, apakah kau terluka?" Tonghong Hwie
mengangguk.
" Kau terluka ditangan siapa?? kembali pemuda itu
bertanya.
"Malaikat berhawa dingin Mo siu Ing"
"Apa?? kau dilukai oleh si malaikat berhawa dingin Mo siu
Ing?? seru Han Siong Kie terperanjat.
"Benar...".
"Hmm suatu hari aku pasti akan menghajar dirinya sampai
muntah darah untuk melampiaskan rasa sakit hatimu,
kemudian akan kubunuh dirinya guna membasmi bibit
bencana dari muka bumi" Tonghong Hwie tersenyum.
"Engkoh Kie, apakah kau sanggup menangkan dirinya??" ia
bertanya. Mula2 Han Siong Kie tertegun, lalu dengan alis
berkerut jawabnya: "Pokoknya suatu saat aku pasti akan
berhasil oooh... benar, adik Hwie."
"Aku sudah beberapa kali menyaksikan kau bertarung
melawan orang, pukulan telapak maupun tusukan senjata
sama sekali tak dapat melukai dirimu, sebenarnya ilmu silat
sakti apakah yang kau miliki?"
"Tentang soal itu... aku... aku.. "bicara sampai disitu ia
segera menyingkap pakaiannya yang robek hingga nampak

212
kaos putih yang berada dibalik bajunya. "Aku telah andalkan
benda inilah hingga kebal terhadap pukulan maupun tusukan
senjata"
"Benda apa sih itu?? "
"Kaos mustika pelindung badan tapi jangan kau katakan
kepada siapapun lho kalau aku memiliki benda mustika ini"
"Aduuh aku hendak mengatakan kepada siapa?? lalu
apakah kaos mustika pelindung badan itu mempunyai
kegunaan yang lebih besar ?"
"Tentu saja " jawab Tonghong Hwie sambit tersenyum.
"Aah kau sedang membohongi diriku?? "
"Tidak dari mana kau bisa mengatakan begitu ??"
“Aku memang memiliki kaos mustika pelindung badan,
mengapa saat itu kau bisa terluka ditangan si Malaikat
berhawa dingin Mo siu Ing??"
"Ooooh, kiranya soal itu, kau musti tahu bahwa tenaga
dalam yang ia miliki sangat lihay sekalipun kaus mustika
pelindung badan yang kumiliki dapat kebal terhadap pukulan
maupun tusukan senjata tetapi kegunaannya pun ada
batasnya, andaikata aku bertemu dengan orang yang memiliki
senjata mustika atau orang mememiliki tenaga dalam yang
amat sempurna tentu lain ceritanya tetapi bicara
sesungguhnya andaikata aku tidak andalkan kaus mustika
pelindung badan ini mungkin sedari tadi jiwaku telah
melayang diujung telapak si Malaikat berhawa dingin"
"Aku dengar katanya si Malaikat berhawa dingin Mo siu Ing
selamanya cuma bergebrak sebanyak tiga jurus saja melawan
orang lain, bilamana lawannya sanggup menerima tiga buah
pukulannya tanpa menemui ajalnya itu berarti bahwa ia telah
lolos dari malaikat elmaut??"

213
"Tidak salah, dan akupun sanggup menerima tiga buah
pukulannya"
"Apakah kau ada permusuhan dengan dirinya?? kenapa ia
turun tangan terhadap dirimu???"
“Setiap tahun si Malaikat hawa dingin pasti satu kali
munculkan diri didalam dunia persilatan, ia baru akan berhenti
membunuh bila korbannya telah mencapai seratus orang,
setiap orang Bu lim yang berjumpa dengan dirinya berarti
maut baginya” sambil berkata Tonghong Hwie berusaha untuk
bangkit berdiri, tetapi baru saja tubuh bagian atasnya di
angkat separuh ia sudah menjerit kesakitan dan berbaring
kembali diatas tanah.
Han Siong Kie yang menyaksikan kejadian itu jadi kaget,
buru2 serunya:
"Adik Hwie, biarlah aku periksa dulu keadaan lukamu
kemudian baru kubantu dirimu untuk menyembuhkan luka
dalammu itu"
sambil berkata tangannya segera bekerja hendak
melepaskan pakaian yang dikenakan Tonghong Hwie.
Gadis itu jadi panik, buru2 ia halangi tangan Han Siong Kie
sambil katanya "Tak usah Tak usah ....."
"Heei.. adik Hwie, apa maksudmu?? tanya Han Siong Kie
dengan wajah tertegun.
Tonghong Hwie tertawa jengah, dengan ter sipu2 katanya:
"Aku mempunyai kepandaian untuk menyembuhkan lukaku
sendiri.."
"Tapi tiada halangan toh kalau kuperiksa dulu keadaan
lukamu itu?? memangnya kau adalah seorang gadis."
"Tidak" seru Tonghong Hwie.

214
Ucapan ini sangat menyakitkan hatinya, membuat
jantungnya berdebar keras dan wajahnya berubah jadi merah
padam tapi berhubung gadis itu memakai obat penyaru yang
tebal lagipula tertutup oleh lemak maka perubahan wajahnya
ini tidak sampai di ketahui oleh Han Siong Kie.
sebenarnya gadis ini bersifat polos dan supel, ia pandai
bergaul dan pandangannya luas. sejak bergaul dengan Han
Siong Kie sikapnya semakin bebas dan tidak terhadang oleh
sesuatu ganjalan apapun.
Tapi sejak rahasia kegadisannya dipecahkan oleh orang
yang ada maksud, lalu "orang yang kehilangan sukma" pun
mengatakan macam2, hal itu membuat sifatnya sama sekali
berubah, perasaannya jadi amat halus dan mudah
tersinggung.
Tentu saja pada saat ini ia tak dapat membocorkan
rahasianya, sebab Han Siong Kie amat membenci kaum
wanita, andaikata pemuda itu mengetahui bahwa dia adalah
seorang gadis mungkin saja ia akan kabur dari sisinya. .
Bila hal ini sampai terjadi maka ia akan sangat menderita,
pikirannya akan tersiksa, sebab sejak pertemuannya pertama
kali gadis ini telah jatuh cinta kepadanya, ia telah mengambil
keputusan untuk mempersembahkan dirinya untuk pemuda
itu.
Tetapi, bayangan gelap lain yang amat menakutkan selalu
menyelubungi hatinya, ucapan dari " orang yang kehilangan
sukma masih mendengung terus disisi telinganya.
"Kau harus tahu diri dan mundur teratur sebelum
terjerumus kedalam jurang kehancuran,selamanya terlalu
romantis banyak akan mendatangkan penyesalan."
"Kenapa???" tanpa sadar ia berseru keras.

215
Han Siong Kie jadi melongo, ia segera menatap wajah adik
angkatnya sambil bertanya dengan nada tercengang, "Adik
Hwie apa yang kau katakan??"
"oooh tidak apa2. " sahut Tonghong Hwie terpatah-patah
"sekarang aku akan mulai menyembuhkan luka dalamku
dengan simhoat ajaran perguruanku, tolong kau suka
melindungi keselamatanku."
"Mari biar kubantu dengan begitu bukankah kau tidak akan
terlalu payah..???"
"Tidak bisa jadi, andaikata ada orang datang kemari,
bukankah kemudian kita bakal celaka??"
Han Siong Kie tidak bisa berkata lagi, terpaksa ia
mengangguk:
sambil menggertak gigi Tonghong Hwie sebera bangkit dan
duduk bersila, kemudian ia salurkan hawa murninya
mengelilingi seluruh badan untuk menyembuhkan luka yang
sedang dideritanya.
Dengan tenang Han Siong Kie duduk menanti disamping,
bayangan tubuh "orang yang ada maksud" gadis misterius itu
terlintas kembali semua perkataan yang telah dia sampaikan
"orang yang ada maksud" kepadanya, tetapi semakin dipikir ia
merasa semakin bingung dan tak habis mengerti.
" orang yang ada maksud mengatakan, bahwa ia mendapat
perintah dari orang yang Kehilangan sukma, untuk
menyampaikan kata2 itu kepadanya, berarti persoalan "orang
yang kehilangan sukma, tapi "su Hun Jin" suatu nama yang
sangat aneh, siapakah dia?? Mengapa ia mengetahui seggla
sesuatu mengenai dirinya dengan begitu jelas??
Mengapa orang itu secara sukarela datang mengobati luka
yang sedang ia derita.
Mengapa orang itu selalu memperingatkan dirinya agar
jangan menuntut balas terhadap Pemilik dari Benteng Maut.

216
Mengapa secara tiba2 ia minta dirinya pergi mengunjungi s
ipemilik dari Benteng Maut??"
Sebenarnya apa latar belakang dari kesemuanya ini???
Semuanya merupakan tanda tanya yang besar baginya,
teka teki yang memusingkan kepalanya.
Sementara Han Siong Kie masih termenung memikirkan
persoalan itu, tiba2... sreet sreet suara langkah kaki manusia
berkumandang dari tempat kejauhan.
si anak muda itu segera tersentak bangun dari
lamunannya, dengan sorot mata yang tajam ia awasi arah
dimana berasalnya suara itu, tapi hutan tersebut terlalu lebat,
sulit baginya untuk dilihat.
Kian lama suara langkah manusia itu kian mendekat.
Han Siong Kie segera bangkit berdiri, tapi ketika dilihatnya
dari ubun2 Tonghong Hwie mulai mengepulkan asap putih
yang berarti semedinya telah mencapai pada puncaknya. ia
segera batalkan niatnya untuk menengok asal mulanya suara
tadi.
"Keparat cilik itu sudah terluka parah dan keadaannya
payah sekali, setelah dibawa kabur oleh pengemis cilik itu
jejaknya mendadak lenyap tak berbekas, padahal semua
kantor cabang telah diperintahkan untuk melakukan
penjagaan, masa ia bisa terbang ke langit."
"Aaah kebanyakan orang itu bersembunyi didalam hutan."
"Tapi kita toh sudah setengah harian lamanya melakukan
pencarian tanpa hasil??"
"Baik atau buruk lebih baik kita geledah dulu seluruh hutan
ini, kemudian baru pulang memberi laporan"
"Si manusia berwajah dingin telah membinasakan Jin
Tongcu serta menggagalkan rencana kita .."

217
Dari pembicaraan tersebut Han Siong Kie segera mengenali
sebagai suara dari antek2 perkumpulan Thian chee Kauw, lagi
pula kedatangan mereka untuk menggeledah hutan dan
mencari adik angkatnya, napsu membunuh seketika bergelora
dalam tubuhnya ia berpikir:
"Sewaktu aku terluka di tangan Tengkorak Maut bukankah
para jago lihay dari perkumpulan Thian chee Kauw telah
berlalu, dari mana mereka bisa tahu akan terjadinya ini. sreeet
sreeet sreeeet suara langkah kaki manusia kian lama bergerak
kian mendekat, jaraknya tinggal sepuluh tombak dari tempat
semula dan secara lapat2 dari kerumunan hutan nampak
bayangan manusia bergerak mendekat. satu ingatan
berkelebat dalam benak pemuda she Han itu pikirnya:
"Aku tak boleh membiarkan mereka mendekati sekitar ini,
adik Hwie tak boleh terganggu konsentrasinya hingga buyar..."
Begitu teringat sampai disitu, badannya segera siap
meloncat keluar dari tempat persembunyiannya :
Mendadak.. terdengar suara jeritan lengking yang ngeri dan
menyayatkan hati berkumandang memenuhi seluruh angkasa,
membuat siapapun yang mendengar jadi ikut bergidik dan
bulu romanya pada bangun berdiri
satu jeritan disusul oleh jeritan yang lain, bergema saling
susul menyusul hingga sepuluh kali banyaknya.. kemudian
suasana pulih kembali dalam kesunyian serta keheningan yang
mencekam..
Han Siong Kie merasa amat terperanjat, cepat2 ia enjotkan
badannya meluncur ke arah mana berasalnya suara jeritan
ngeri tadi.. Tapi metelah melihat pemandangan yang
terbentang dihadapannya, pemuda itu tertegun dan untuk
beberapa saat lamanya tak sanggup mengucapkan sepatah
katapun
-0000000-

218
BAB 13
TAMPAKLAH empat belas sosok mayat menggeletak malang
melintang diatas permukaan tanah, keadaan mayat2 tersebut
mengerikan sekali pada ubun2 masing2 korban nampaklah
beras cengkeraman yang menghancurkan isi benak, ada yang
menggeletak diatas genangan darah, ada pula yang
bercampur baur dengan isi otak yang berhamburan di atas
permukaan, keadaannya sangat menyeramkan hingga
membuat pemuda kita jadi ngeri dan tercekat hatinya. Lama
sekali Han Siong Kie tertegun gumamnya seorang diri:
"Aaaah.. malaikat berhawa dingin Mo siu Ing pastilah
perbuatannya.."
Dalam benaknya segera terlintas kembali pemandangan
ngeri dihutan bunga Tho yang pernah dijumpainya belum
lama berselang.
Membunuh orang begini kejam boleh dibilang sangat brutal
dan melanggar perikemanusiaan. .
Para jago lihay dari perkumpulan Thian chee Kauw
sebenarnya datang kehutan ini untuk mencari serta meringkus
Tonghong Hwie bersama dirinya, siapa tahu mereka sudah
dibunuh duluan oleh malaikat berhawa dingin.
Yang lebih aneh lagi ternyata tak nampak bayangan tubuh
malaikat berhawa dingin Mo Siu Ing muncul ditempat itu,
padahal jaraknya dengan tempat kejadian cuma terpaut
sepuluh tombak belaka, tidak mungkin kalau jejaknya tak
ketahuan olehnya. Dengan kekejian serta ketelengasan
perempuan itu masa ia bisa dilepaskan begitu saja, suatu
kejadian yang tak masuk diakal.

219
Mendadak kembali terdengar desiran angin tajam
menyambar datang memecah angkasa. Han Siong Kie
terkesiap dan segera menghimpun hawa murninya siap
menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan
Sreeeet Sreeett Sreeet empat sosok bayangan hijau dengan
kecepatan yang sukar dilukiskan dengan kata 2 melayang
turun di tengah kalangan mereka bukan lain adalah empat
orang diantara kakek tua berbaju hijau dari perkumpulan
Thian chee Kauw yang belum lama berselang mengerubuti
saudara angkatnya pengemis dari selatan.
Air muka Han Siong Kie seketika berubah jadi dingin
membeku dengan sorot mata memancarkan cahaya buas ia
tatap wajah ke empat orang kakek berbaju hijau itu tajam
tajam.
Sementara itu ke empat orang kakek berbaju Hijau tadi
sudah menyapu sekejap mayat mayat yang bergelimpangan
diatas tanah kemudian sama2 menjerit kaget wajah mereka
unjukkan rasa ngeri dan keder yang hebat.
Beberapa saat kemudian salah satu diantara ke empat
orang kakek itu tiba2 menuding kearah Han Siong Kie sambil
berseru:
"Manusia berwajah dingin sungguh tak kusangka kau
adalah ahli waris dari malaikat berhawa dingin Mo siu Ing"
Han Siong Kie melengak tapi dengan cepat ia dapat
memahami maksud ucapan pihak lawan, pastilah keempat
orang kakek itu menaruh curiga bahwa dialah yang telah turun
tangan keji membasmi anak buahnya. Dengan nada ketus ia
segera bertanya: "Apa katamu??"
"Sungguh brutal dan kejam perbuatanmu tak nyana hatimu
sekeji serigala.."
"Oooh, ulangi sekali lagi perkataanmu itu, kubacok kalian
sampai modar.."

220
Keempat orang kakak berbaju hijau tadi serentak
mendengus gusar, dengan tangkas mereka menyebarkan diri
ke empat penjuru dan masing2 menempati satu posisi untuk
mengepung si anak muda itu di tengah kalangan. Terdengar si
kakek berwajah segi tiga tadi berkata kembali: "manusia
berwajah dingin, hutang darah yang telah kau perbuatan pada
hari ini..."
"Kentut busuk makmu" tukas Han Siong Kie sangat marah.
"Pentang mata kalian lebar2 dan periksa dulu dengan jelas,
siapa yang telah melakukan pembunuhan keji ini"
"Hmm kecuali kau, masa ada oraag lain yang mampu
melakukan pembunuhan semacam ini??"
"Oooh, jadi kau bersikeras menuduh akulah yang telah
menjagal cecunguk itu?"
"Bagus sekali kalau sudah berani membunuh orang, kenapa
musti takut untuk mengakuinya"
Saking gusar dan mendongkolnya Han Siong Kie
mendongak dan tertawa terbahak-bahak.
"Haah haah....haah... kalau begitu anggap saja memang
akulah yang melakukan pembunuhan itu, kalian mau apa??"
"Hutang darah bayar darah. Hutang nyawa bayar nyawa
serahkan jiwa anjingmu"
"Huuh kalau memang kalian sudah bosan hidup, ayoh
majulah berbareng..."
Kakek berwajah segi tiga itu membentak keras, sepasang
telapaknya diayun kedepan secara berbareng, dua gulung
angin pukulan yang maha dahsyat segera meluncur kearah
depan.
Han Siong Kie menyadari bahwa kekuatan hawa murni
yang dimiliki ke empat orang kakek berbaju hijau ini rata2
jauh lebih besar daripada sikupu2 warna warni Lie In Hiang,

221
dalam dunia persiatan mereka biasa dianggap sebagai jago
lihay kelas satu.
Maka dari itu melihat datangnya ancaman, pemuda she
Han tak berani bertindak gegabah, dia segera menghimpun
delapan bagian hawa murninya, sambil membentak keras:
"Bangsat ? kau memang sudah bosan hidup "
Angin cukulan bagaikan gulungan ombak ditengah
hembusan badai menggulung kedepan menyambut datangnva
ancaman tersebut.
"Blaaam. ditengah ledakan dahsyat suara dengusan berat
berpekik membumbung di tengah angkasa, dengan wajah
pucat pias kakek berwajah segitiga itu mundur ke belakang
dengan sempoyongan ....
Hampir pada saat yang bersamaan tiga gulung angin
pukulan yang sangat mengerikan laksana guntur yang
membelah angkasa meluncur ke depan dan mengancam tubuh
pemuda itu dari tiga arah yang berbeda..
Rupanya sejak semula Han Siong Kie telah menduga kalau
pihak musuh pasti akan turun tangan secara berbareng,
karena itu sehabis memukul mundur si kakek berwajah segitiga,
bagaikan sukma gentayangan dengan tangkas ia berkelit
ke samping dan berdiri di tempat kakek berwajah segitiga tadi
berada.
Tindakan yang sama sekali tak terduga ini membuat ketiga
orang musuhnya jadi melongo, angin pukulan yang
dilancarkan secara berbareng itupun segera mengenai sasaran
kosong.
Han Siong Kie tidak berpeluk tangan belaka bersamaan
dengan gerakan tubuhnya yang berkelit kesamping, sebuah
pukulan yang maha dahsyat sekali lagi dilancarkan kearah
depan.

222
Blaam.... kembali terdengar dengusan tajam berpckik di
angkasa, kakek berbaju hijau yang tepat berada dihadapannya
sebelum sempat tarik kembali pukulannya sudah termakan
oleh dorongan angin puyuh yang melanda datang dari arah
depan, tidak ampun lagi tubuhnya mencelat sejauh delapan
depa kebelakang, darah segar muncrat keluar dari mulutnya,
jelas ia sudah menderita luka dalam yang amat parah.
Menyaksikan kejadian ini, dua orang kakek yang lain jadi
ngeri dan tercekat hatinya, dari serangan yang dilancarkan
barusan mereka sudah tahu bahwa tenaga dalam yang dimiliki
Manusia berwajah dingin jauh lebih tinggi satu tingkat
daripada kekuatan dari pengemis Lam Kay.
Untuk beberapa saat lamanya mereka tak berani berkutik,
apalagi turun tangan secara gegabah.
Pada dasarnya Han Siong Kie sudah menaruh rasa
sentimen dan bencinya terhadap perkumpulan Thian chee
Kauw, karena ibunya si siang Go cantik ong cui Ing telah
kawin lagi dengan Thian chee Kauwcu ditambah pula rencana
busuk mereka untuk mengangkangi perkumpulan Kay pang,
membuat kebenciannya makin lama semakin menebal.
Dalam keadaan begini ia tak sudi mengampuni kedua orang
korbannya, dengan kemarahan yang memuncak ia
membentak keras:
"Kalian berduapun harus menerima sedikit pelajaran, agar
di kemudian hari bisa tahu membawa diri"
Ditengah bentakan nyaring, sepasang telapaknya dibabat
ke depan secara berbareng, secara terpisah dua gulung
desiran tajam itu menyerang kedua orang kakek baju hijau itu.
Melihat datangnya ancaman yang demikian dahsyatnya,
kedua orang kakek baju hijau itu tak berani menyambut
dengan keras lawan keras... sreet. masing2 orang bergeser
delapan depa ke arah samping, kemudian putar badan dan
balas menyerang dari arah kiri dan kanan.

223
“Blaam Blaam” dua benturan keras bergeletar ditengah
angkasa, kedua orang kakek itu sama2 terpukul mundur
sejauh satu tombak lebih, keringat dingin mengucur keluar
membasahi seluruh tubuhnya.
Han Siong Kie putar badan menubruk ke arah si kakek yang
ada di sebelah kiri, jurus pertama dari ilmu pukulan kura2
sakti laksana kilat dilancarkan... "Modar kau"
Ditengah jeritan ngeri yang memekikkan telinga, kakek
baju hijau yang berada di sebelah kiri sebera menggeletak ke
atas tanah.
Kakek baja hijau yang ada di sebelah kanan jadi ketakutan
setengah mati, ia merasakan sukmanya se akan2 terlepas dari
raganya.
Dengan sebat Han Siong Kie putar badan ganti menyerang
kakek baju hijau yang berada di sebelah kanan, jurus kedua
dari ilmu pukulan kura2 sakti kembali dilancarkan.
“Blaam..” Ditengah benturan keras terselip jeritan ngeri
karena kesakitan, sebelum kakek baju hijau itu sempat melihat
jelas dengan cara apakah pihak lawanya turun tangan, tahu2
badannya sudah mencelat ke belakang sejauh satu tombak
lebih. Tidak ampun ia muntah darah segar
Dalam waktu singkat ke empat orang kakek baju hijau itu
telah diberesi oleh Han Siong Kle dengan gampang, hal ini
membuat mereka jadi keder dan tak berani banyak bertingkah
lagi.
Terdengar si kakek berwajah segi tiga berseru dengan
wajah menyeringai seram:
"Manusia berwajah dingin, suatu ketika perkumpulan kami
akan menuntut balas sakit hati ini kepada kalian guru dan
murid"
Dengan gusar Han Siong Kie mendengus:

224
"Hmm kalau kau berani menjejerkan lagi namaku dengan si
malaikat berwajah dingin, saat ini juga aku akan bereskan
kalian berempat hingga menggeletak di atas genangan darah"
Tiba2... serentetan suara yang dingin dan merdu
berkumandang datang dari arah belakang.
"Manusia berwajah dingin, apakah nama dari malaikat
berhawa dingin Mo siu Ing terlalu memalukan dirimu"
Han Siong Kie amat terkejut ketika mendengar seruan itu
dengan cepat ia berpaling ke belakang kemudian dengan
kaget mundur dua langkah lebar kebelakang.
Pada jarak kurang lebih dua tombak dihadapannya
berdirilah seorang perempuan cantik berusia setengah baya,
begitu cantik raut wajah perempuan itu bagaikan bunga botan
yang sedang mekar, ketika itu ia sedang memandang
kearahnya dengan senyum dikulum.
Terhadap kaum wanita boleh dibilang pemuda ini merasa
mang kesal dan benci, tetapi kecantikan wajah perempuan itu
cukup membuat jantungnya berdebar keras dan wajahnya
bersemu merah.
Wajahnya terlalu cantik dipandang, begitu cantik bagaikan
bidadari yang baru turun dari kahyangan, terutama sekali
sepasang biji matanya yang bening dan jeli sungguh menawan
hati. siapakah perempuan ini???
Betapa lihaynya orang ini, ternyata ia sanggup mendekati
tubuhnya hingga jarak dua tombak tanpa dirasakan olehnya.
Sementara itu dengan wajah pucat pias bagaikan mayat,
keempat orang kakek berbaju hijau itu melingkari disisi
kalangan dengan penuh ketakutan, tubuh mereka nampak
agak menggigil menahan perasaan hatinya.
Perempuan cantik berusia setengah baya itu kembali
tersenyum manis, begitu indah dan cantik bagaikan bunga

225
yang baru mekar, untuk kesekian kalinya Han Siong Kie
merasakan jantungnya berdebar keras.
Kalau ditinjau dari nada suaranya tadi, semestinya orang itu
adalah seorang gadis muda belia, sungguh tak nyana usianya
telah mencapai tiga puluh tahunan.
Dengan cepat Han Siong Kie berusaha keras untuk
menenangkan hatinya, dengan wajah yang dingin segera
tegurnya: "siapakah kau??"
"Aku?? perempuan cantik itu tertawa cekikikan, "Akulah si
malaikat berhawa dingin Mo siu Ing"
Han Siong Kie amat terperanjat hingga untuk beberapa
saat lamanya ia berdiri menjublak dan tak sanggup
mengucapkan sepatah katapun. seorang iblis perempuan yang
tersohor namanya dikolong langit ternyata adalah seorang
perempuan cantik bagaikan bidadari, sungguh suatu kejadian
yang tak dapat dipercaya.
"Benarkah kau adalah malaikat berhawa dingin Mo siu
Ing??? sekali lagi pemuda itu menegaskan.
"Ooooh... kau anggap aku sedang berbohong??.
Perkataan ini seketika membungkamkan mulut Han Siong
Kie, ia semakin menjublak.
sementara itu keempat orang kakek berbaju hijau itu telah
saling berpandangan sekejap. kemudian putar badan dan siap
meninggalkan tempat itu... "Ayoh kembali bentak Mo siu Ing
tajam.
Suaranya lengking, tajam lagi merdu tetapi bagi
pendengaran ke empat orang kakek tua itu tidak lebih
bagaikan jeritan malaikat elmaut, masing2 bergidik. dan tanpa
sadar menghentikan langkahnya, dengan pandangan ngeri

226
bercampur takut mereka sama2 awasi wajah malaikat
perempuan itu.
"Hiih..hiiih..hiiih.. Thian chee sat sia delapan bintang dari
perkumpulan Thian chee Kauw, kenapa cuma datang empat
orang?? mana yang lain??" tegur Malaikat hawa dingin sambil
tertawa merdu.
Sekarang Han Siong Kie baru tahu kalau ke empat orang
kakek baju hijau yang berada dihadapannya sekarang adalah
empat orang diantara delapan bintang dari perkumpulan Thian
chee Kauw.
Sementara itu perempuan tadi merandek sejenak. lalu
berkata lagi:
"Sebelum memperoleh ijin dari aku si malaikat hawa dingin,
kalian berani tinggalkan seenaknya... Hmm..."
Dengusan berat yang diperdengarkan membawa pengaruh
yang amat besar, ke empat orang kakek itu semakin
ketakutan hingga keringat dingin membasahi seluruh
tubuhnya.
"Tetapi... anggap saja nasib kalian semua masih rada baik
menurut kebiasaan aku tak akan membunuh lebih dari seratus
orang, ke empat belas sosok mayat yang menggeletak diatas
tanah kebetulan sudah genap mencapai angka seratus, itulah
rejeki serta nasib baik untuk kalian..."
Sekarang Han Siong Kie baru tahu apa sebabnya ia bisa
lolos dari tangan maut perempuan ini kiranya malaikat
berhawa dingin telah membunuh korbannya genap sebanyak
seratus orang.
"Tetapi " kembali perempuan itu meneruskan.
Ke empat orang kakek berbaju hijau itu tersentak kaget,
rupanya perempuan itu belum selesai berbicara...
Sambil menuding ke arah Han Siong Kie ia meneruskan:

227
"Selamanya aku tidak suka mengganggu kesenangan
orang, apakah engkoh cilik ini suka melepaskan dirimu atau
tidak aku tak berani memutuskan"
Ke empat orang kakek itu sama2 alihkan sorot matanya ke
arah Han Siong Kie, sekarang mereka baru tahu bahwa
manusia berwajah dingin bukanlah anak murid dari malaikat
hawa dingin.
Han Siong Kie mendengus dingin, bentaknya: "Cepat enyah
dari sini "
"Kalian boleh pergi tinggalkan tempat ini" sambung
malaikat hawa dingin.
"Cuma aku ingin titip perkataan buat ketua kalian, katakan
saja seratus jiwa korban pada tahun mendatang akan
kuselesaikan dari tubuh anggota2nya, karena tadi kalian telah
berkata bahwa kamu semua hendak menagih hutang darah,
ucapanmu tadi merupakan pantangan terbesar bagiku"
Han Siong Kie yang ikut mendengarkan perkataan itu
diam2 merasa ngeri, ucapan yang mengerikan semacam itu
ternyata diutarakan oleh perempuan cantik ini dengan nada
yang enteng, se-akan2 dia tidak anggap membunuh manusia
adalah suatu perbuatan yang mengerikan.
Empat orang kakek berbaju hijau itu tak berani
membantah, dengan wajah pucat dan jantung berdebar keras
mereka putar badan dan se-cepat2nya tinggalkan tempat itu.
Menanti bayangan tubuh mereka berempat telah lenyap
dari pandangan, malaikat berhawa dingin Mo siu Ing baru
menoleh ke arah Han Siong Kie sambil tegurnya:
"Manusia berwajah dingin, siapakah pengemis cilik yang
sedang menyembuhkan luka dalamnya di situ??"
"Dia adalah adik angkatku" jawab pemuda itu cepat,
sementara dalam hati diam2 merasa terperanjat, kiranya iblis
perempuan itu sudah tahu kalau mereka berdua berada disitu.

228
"Ehmm, hebat juga saudaramu itu, ia sanggup menerima
tiga buah pukulanku tanpa menemui ajalnya"
Ucapan ini seketika membangkitkan rasa dendam dan
gusar dalam hati pemuda she Han itu, serunya ketus:
"Terima-kasih bunt hadiah yang telah kau berikan kepada
saudara angkatku..."
"Kenapa sih??"
"Dan terima kasih pula atas hadiahmu untuk engkoh tua ku
itu??".
"Pengemis dari selatan?"
Tiba2 Malaikat berhawa dingin Mo siu Ing tertawa cekikikan
hingga sekujur tubuhnya bergetar keras.
"Hiiih..hiiih..hiiih.. pengemis tua adalah engkohmu,
pengemis cilik adalah adik angkatmu, jadi kalau begitu kaupun
seorang gembel tukang minta2???"
Han Siong Kie mendongkol bercampur gusar, ia mendengus
dingin: "Hmm aku telah menyanggupi permintaan mereka,
tahukah kau permintaannya itu? "
"Apa coba katakan "
"Dengan cara yang sama akan kuhantam dirimu sehingga
muntah darah segar.."
Mula2 malaikat hawa dingin Mo Siu Ing nampak melengak
kemudian mendongkol dan tertawa seram:
"Haaah haaah haaah manusia berwajah dingin kau yang
hendak melakukannya? dengan andalkan kekuatan apa kau
hantam diriku hingga muntah darah segar???? "
"soal itu kau tak usah tahu pokoknya, akan kuhajar dirimu
sampai muntah darah kemudian kucabut jiwamu untuk
membasmi seorang iblis pembunuh berdarah dingin dari muka
bumi"

229
"Hiiih hiih hiiih manusia be^ajah dingin rupanya kau
sedang mengigau disiang hari bolong???"
"Hmmm kalau kau tidak percaya silahkan untuk menjajal
sendiri."
Napsu membunuh semakin tebal menyelimuti wajah
perempuan itu, namun dengan suara yang lembut ia berkata
lagi:
"Manusia berwajah dingin, janganlah kau anggap setelah
aku genap membunuh seratus orang lantas aku tak bisa
membunuh orang lagi, kau musti tahu bilamana perlu aku
masih tetap sanggup membunuh seseorang"
"Perempuan berhati siluman gertak sambalmu tak akan
membuat hatiku jadi jeri "
"Bocah muda aku kagum atas keberanianmu, dikolong
langit dewasa ini hanya kau seorang yang berani bersumbar
hendak menghajar aku si malaikat hawa dingin hingga muntah
darah segar tapi mampukah kaupenuhi harapanmu itu
sekarang masih merupakan suatu tanya besar"
Ia merandek sejenak kemudian tambahnya:
"Aaaah aku teringat sekarang masih ada seorang lagi yang
berani mengatakan kata sesumbar seperti dirimu"
"Siapakakah orang itu??? Han Siong Kie cepat bertanya.
"Tengkorak Maut pemilik dari benteng Maut"
"Oooh..jadi kaupun pernah dihajar sampai muntah darah
oleh tengkorak maut??? "
"Siapa yang bilang"
"Kau sendiri "
"Kapan aku pernah bicara begitu??"

230
"Ooooh.. sekarang aku sudah tahu, tentunya sewaktu kau
bertarung melawan tengkorak maut didalam kuil Bu.Hoo ditepi
pantai Pek swie Tan tempo dulu, kau sudah menderita
kekalahan"
"Eei.. dari mana kau bisa tahu kalau aku pernah bertempur
melawan tengkorak maut? "
"Aku memperoleh kabar sewaktu tiba diluar kuil tersebut "
"Hmmm Kalau begitu dugaanmu keliru besar.."
Han Siong Kte melengak dibuatnya mendengar ucapan itu.
"Aku salah? kenapa? " tanyanya.
"Tengkorak maut yang bertarung dengan diriku itu hari
bukanlah tengkorak Maut yang sesungguhnya"
"Ooooh.. jadi maksudmu dia Tengkorak Maut gadungan??"
"Sedikitpun tidak salah"
Dengan hati tertegun, sangsi dan kebingungan Han Siong
Kie mundur dua langkah lebar kebelakang, ia tak pernah
mengira kalau Tengkorak Maut ternyata ada yang gadungan,
sungguh suatu kejadian yang sangat aneh.
Lalu siapakah yang sebenarnya jadi musuh besar
pembunuhan keluarganya?? Tengkorak maut yang
sesungguhnya? ataukah tengkorak maut gadungan??...
Mengapa orang yang kehilangan sukma serta orang yang
ada maksud melarang ia menuntut balas terhadap benteng
maut? dan mengapa pula susioknya sitangan naga beracun
Thio Lien sesaat membunuh diri melarang pula dirinya untuk
membalas dendam?? sebetulnya latar belakang apa yang
terselip dibalik peristiwa ini???
"Manusia berwajah dingin, apa yang sedang kaupikirkan?"
tiba2 malaikat hawa dingin menegur.

231
"Aku . , .aku sedang berpikir, ucapanmu itu patut
dipercayai ataukah tidak"
"Terus terang kuberitahukan kepadamu, ilmu silat yang
dimiliki Tengkorak maut asli sangat lihay, pada delapan belas
tahun berselang kami suami istri berduapun hanya mampu
menahan tiga buah pukulannya belaka, andaikata berduel satu
lawan satu mungkin hanya satu jurus yang mampu kami
terima.
sebaliknya Tengkorak Maut yang kutemui dalam kuil Bu
Hoo tempo hari bisa kutahan serangannya hingga mencapai
ratusan jurus dalam keadaan seimbang, akhirnya diapun yang
ngeloyor pergi sendiri, karena itu aku berani mengatakan
dengan tegas bahwa tengkorak maut itu adalah tengkorak
gadungan. Disamping itu tengkorak maut yang sebenarnya
sejak puluhan tahun berselang sudah tak pernah muncul
kembali dalam dunia persilatan."
Han Siong Kie semakin kebingungan dibuatnya, tapi apa
yang didengar adalah suatu kenyataan, baik yang asli maupun
yang gadungan ia masih belum mampu untuk menandangi
mereka.
Malaikat hawa dingin sendiripun mengakui bahwa dirinya
hanya sanggup bergebrak sebanyak ratusan jurus dengan
Tengkorak maut gadungan dalam keadaan seimbang, itu
berarti pula bahwa dirinya sama sekali bukan tandingan
lawan.
Berpikir sampai disini ia baru merasa menyesal kenapa
bicara terlalu sesumba beberapa saat berselang.
Sementara itu itu senyuman manis telah tersungging
kembali diujung bibir Malaikat hawa dingin tegurnya lirih:
"Manusia berwajah dingin, sungguhkah kau hendak ajak
aku berkelahi??? ......"

232
Han Siong Kie yang sudah terlanjur bicara dengan
wataknya yang tinggi hati tentu saja tak mau menunjukkan
kelemahan dihadapan orang, dengan dingin ia mengangguk.
"Tentu saja" jawabnya.
"Apakah kau hendak mengajar diriku hingga muntah darah
kemudian bunuh diriku untuk melenyapkan bibit bencana bagi
dunia persilatan??"
"Sedikitpun tidak salah, sekalipun aku belum mampu suatu
hari aku dapat mewujudkan cita2ku ini"
"Bagus punya semangat, cuma seandainya hari ini kau tak
dapat tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup lalu
bagaimana??"
Dalam hati Han Siong Kie merasa hatinya tercekat, tapi
diluaran ia tetap memandang sinis.
"Andaikata sampai terjadi begitu, anggaplah nasibku yang
kurang mujur..."
"Manusia berwajah dingin "ujar Mo siu Ing dengan wajah
serius, "aku berhasil menemukan jejakmu jauh sebelum
berjumpa dengan wajah ke empat belas orang anggota
perkumpulan Thian chee Kauw, bahkan aku sempat
mendengar pula ucapan sombongmu terhadap si pengemis
cilik itu, tapi tahukah kau mengapa aku tidak turun tangan
membinasakan dirimu??"
"Kenapa?? "tanya Han Siong Kie dengan wajah dingin.
"Sebab potonganmu, kegagahanmu pada dua puluh tahun
berselang, oleh sebab itu aku telah melanggar kebiasaan dan
tidak turun tangan terhadap dirimu"
"Sayang sekali aku tak sudi menerima kebaikanmu"
"Hmm siapa yang senang menerima kebaikan?? jadi kau
sudah bulatkan tekad untuk turun tangan terhadap diriku pada
hari ini??... "

233
"Sedikitpun tidak salah, aku sangat mengharapkan
petunjuk darimu... "
"Bergebrak sih mudah, cuma aku ada sebuah syarat yang
harus kau setujui lebih dulu"
"Apa syaratmu itu??"
“Kalau kau mampu menyebut tiga jurus seranganku, maka
sejak ini hari aku si malaikat hawa dingin kecuali membunuh
mereka yang telah mencelakai suamiku, aku tak akan
membunuh orang lain lagi"
Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak si anak
muda itu, pikirnya:
"Engkoh tuaku pun sanggup menerima tiga buah
pukulanmu, masa aku tak mampu untuk berbuat demikian???
"
Ia segera balik bertanya:
"Seandainya aku tak mampu untuk menyambut ketiga buah
seranganmu itu??..."
"Kau harus angkat aku jadi gurumu"
"Aku tidak setuju " kontan Han Siong Kie berteriak dengan
wajah berubah hebat.
"Kenapa?? apa kau punya keyakinan bahwa kau tak akan
sanggup menerima tiga jurus seranganku?."
"Perduli apapun yang kau katakan, aku orang she Han
telah bersumpah, tak akan mendekati kaum wanita. Apalagi
mengangkat dirimu jadi guruku?? Hmm... tak usah yaah"
"Jadi kau tak mau menerima taruhan ini?"
"Tidak mau"
"Seandainya aku menggunakan kekerasan?"
"Kau tak akan mampu berbuat begitu"

234
"Oooh, kau yakin aku tak bisa memaksa dirimu untuk
menerima syarat tersebut?"
Han Siong Kie mendengus dingin dan tidak memberikan
tanggapan atas pertanyaan itu.
"Baiklah. kalau kau tidak percaya, cobalah sendiri
kelihayanku ini.."
Bersamaan dengan selesainya ucapan itu, Malaikat hawa
dingin Mo siu Ing segera enjotkan badannya meloncat ke
depan, telapak tangannya yang halus diayun menghantam
ubun2 pemuda itu.
sekarang yang dilancarkan ini nampaknya amat lambat,
padahal cepatnya sukar dilukiskan dengan kata2, lagi pula
arah yang di tuju sangat aneh, membuat orang merasa
bingung untuk menghadapinya.
Ingatan kedua belum sempat berkelebat didalam benaknya,
bayangan telapak tahu2 sudah berada di depan mata.
seandainya serangan ini bersarang telak di ubun2nya niscaya
bakal hancur berantakan.
Dalam gugup dan kagetnya pemuda itu segera ayunkan
telapaknya kedepan, tanpa ia sadari ayunan tersebut telah
disertai pula dengan salah satu jurus ampuh dari ilmu kura2
sakti.
"Aaah... ditengah jeritan kaget malaikat hawa dingin Mo siu
Ing tarik kembaci serangannya sambil bertukar gerakan, untuk
kedua kalinya ia menghantam lagi ubun2 orang dengan
kecepatan yang jauh lebih hebat.
Han Siong Kie silangkan sepasang telapaknya membendung
datangnya pukulan tersebut, pada saat yang bersamaan
badannya bergeser kearah belakang dengan suatu gerakan
yang manis iapun berhasil meloloskan diri dari ancaman
kedua.

235
"Manusia berwajah dingin" seru Mo siu Ing tajam. "Kau
betul2 sangat hebat, terimalah serangan yang terakhir"
Ditengah bentakan keras, malaikat hawa dingin Mo siu Ing
mendorong sepasang telapaknya secara berbareng kearah
depan, ketika sampai ditengah jalan mendadak serangan
pukulan itu berubah jadi serangan mencengkeram, dari
tangannya bagaikan burung elang laksana kilat mencekal
pergelangan lawan.
Han Siong Kie segera memutar telapak kirinya melindungi
badan, telapak kanan membabat dari atas kearah bawah,
sementara tubuhnya ikut meloncat kearah belakang.. "Breeet..
ditengah suara robeknya pakaian, terselip jeritan kaget yang
amat keras.
Pakaian bagian dada yang dikenakan Han Siong Kie
tersambar robek oleh jari tangan lawan, sarung tangan
mustika HudJiu Poo Pit yang disimpan dalam sakupun segera
terjatuh keatas tanah.
"Apa ?? sarung tangan mustika Hud Jiu Poo Pit "-jerit
malaikat hawa dingin dengan suara terperanjat laksana kilat
tangannya menyambar keatas tanah.
Han Siong Kie sendiri jadi luar biasa kagetnya setelah
melihat kejadian itu, ia merasa tiada kesempatan lagi baginya
untuk merampas balik sarung tangan mustika tadi dalam
gugupnya ia lancarkan sebuah babatan maut keatas tanah.
Tapi sayang seribu kali sayang.. walaupun serangan itu
dilancarkan dengan kecepatan penuh, namn gerakannya tetap
terlambat satu tindak. Tahu2 malaikat hawa dingin Mo siu Ing
sambil mencengkeram sarung tangan mustika itu telah
meloncat mundur sejauh beberapa tombak dari tengah
kalangan.
"Aaah sarung tangan Hud Jiu Poo Pit, kitab pusaka tangan
buddha. "

236
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing jadi lupa daratan dan
bergumam tiada hentinya. sesudah diperiksa sejenak kembali
ia bergumam seorang diri: "ooh. tidak betul, tidak betul
sarung ini cuma tangan kanannya saja.."
Sekujur badan Han Siong Kie gemetar keras, keringat
sebesar kacang kedelai mengucur keluar tiada hentinya,
dengan sorot mata berapi ia menatap tajam perempuan itu.
Sarung tangan Hud Jiu Poo Pit ini adalah benda
peninggalan dari Leng Ku sanjin, seandainya benda itu sampai
hilang dari tangannya, maka pemuda itu merasa malu
terhadap arwah gurunya yang ada dialam baka.
Apalagi ia sudah tumpukan harapannya dalam membalas
dendam diatas sarung tangan mustika itu, asal ia berhasil
menemukan sarung tangan yang lain, dia baru berhasil
mempelajari ilmu si Mi sinkang maka usaha nya untuk
membalas dendam pasti bisa tercapai.
Dan kini setelah melihat benda mustika itu terjatuh
ketangan orang lain, sudah tentu ia tak mau berpeluk tangan
dengan begitu saja.
-ooo0ooo-
Jilid 7
BAB 14
"MALAIKAT hawa dingin kembalikan benda itu kepadaku
..." bentak pemuda itu keras keras.
"Kembalikan kepadamu??" ejek Mo siu Ing tanpa berpaling,
"Huuuh gampang amat ucapanmu itu??"

237
"Kau benar2 tidak mau mengembalikan kepadaku??? "
"Kenapa?? apa yang hendak kau lakukan?"
"Aku akan beradu jiwa dengan kau" tubuhnya melesat maju
ke depan tiga jurus ilmu pukulan kura2 sakti segera
dilancarkan dengan kecepatan bagaikan kilat, agaknya si anak
muda ini benar2 ada maksud untuk beradu jiwa..
Dengan tangkas malaikat hawa dingin Mo siu Ing berkelit
kesamcing dengan enteng dan mudah tahu2 ia sudah
melepaskan diri dari ancaman pukulan maut itu, tegurnya
dengan suara dingin:
"Kalau bicara soal berkelahi kau masih belum pantas untuk
bertempur melawan diriku " Han siong Kin tarik kembali
serangannya dan berdiri kaku, seluruh badannya bergetar
keras ucapannya memang benar untuk merampas benda
pusaka itu dari tangan malaikat hawa dingin jauh lebih sukar
daripada memanjat kelangit, tapi ia tidak rela benda mustika
perguruannya lenyap dengan begitu saja.
Air muka Malaikat hawa dingin mendadak berubah jadi
sedih dan amat murung, ujarnya lagi dengan suara lirih:
"Manusia berwajah dingin, kau tak usah kuatir aku tidak
tertarik oleh benda mustika tersebut, tetapi kau musti
melakukan pembicaraan secara blak-blakan dengan diriku"
"Apa yang hendak kau bicarakan?" tanya sianak muda itu
dengan hati rada lega.
"Pertama kau harus bercerita lebih dahulu dari mana kau
dapatkan sarung tangan Buddha Hud Jiu Poo Pit ini?"
"Benda mustika itu adalah benda warisan perguruanku."
"Lalu siapakah gurumu??"
"Dia adalah Leng Ku sang jin"
"Apa?? coba kau ulangi sekali lagi..."

238
"Leng Ku sangjin. "
"Haah haah haah... kau anggap aku si malaikat hawa
dingin adalah seorang bocah berusia tiga tahun yang dapat
kau bohongi seenaknya:"
"Apa maksudmu??"
"Nama besar Leng Ku sangjin sudah tersohor sejak seratus
tahun berselang, masa.."
"secara kebetulan aku berhasil menemukan jenasah dari
dia orang tua, mengikuti surat wasiat yang tertinggal aku
angkat dia sebagai guruku, masa begitu tak boleh disebut
sebagai pengangkatan guru?"
"oooh, kiranya begitu, tahukah kau bahwa sarung tangan
Buddha Hud Jiu Poo Pit semuanya terdiri dari sepasang??"
"Aku tahu, sarung tangan ini adalah sarung sebelah kanan,
sedang yang lain adalah sarung sebelah kiri"
Wajah malaikat hawa dingin Mo siu Ing berubah semakin
murung, titik air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya,
tiba2 ia bergumam seorang diri: "Tangan kiri oooh.. tangan
kiri."
seketika Han siong Kie merasakan jantungnya berdebar
keras, apakah malaikat hawa dingin mengetahui jejak dari
sarung tangan sebelah kiri itu? tanpa sadar dengan suara
gemetar ia berseru:
"Kenapa dengan sarung tangan sebelah kiri???"
"Benda itu telah merampas kebahagian hidupku"
"Apa aku boleh tahu tentang duduknya perkara??" Tanya
Han siong Kie dengan hati bergidik.
Perempuan itu menyeka air mata yang berlinang
membasahi wajahnya, deagan suara murung ia bertanya:

239
"Pernahkah kau mendengar tentang malaikat hawa panas
Ko so Khio??.."
"Pernah, bukankah dia adalah suamimu?"
"Betul, pada delapan belas tahun berselang tanpa disengaja
kami suami istri berdua berhasil menemukan salah satu dari
sarung tangan Buddha Hud Jiu Poo Pit tersebut, setelah
melakukan penyelidikan seksama kami berhasil menemukan
bahwa sarung tangan itu semestinya sepasang. Maka setelah
mengadakan perundingan akhirnya secara terpisah kami
melakukan pencarian, aku menuju ke utara dan dia menuju
keselatan dengan janji satu tahun kemudian baik berhasil
maupun tidak akan berkumpul kembali dirumah..."
"Akhirnya suamimu tidak kembali?" sela Han siong Kie tak
tahan.
"Sedikitpun tidak salah, ia tidak pernah kembali lagi. satu
tahun dua tahun tiga tahun aku telah menunggu selama lima
belas tahun lima belas tahun yang penuh kesedihan serta
penderitaan manusia berwajah dingin, lima belas tahun bukan
suatu jangka waktu yang amat pendek bukan??"
"Aah" Han siong Kie tak dapat menahan rasa kagetnya lagi,
ia menjerit tertahan.
"Yaah... lama kelamaan aku tak dapat menahan diri lagi"
perempuan itu melanjutkan kembali kisahnya, "Aku segera
munculkan diri dalam dunia persilatan dan mulai mencari
jejaknya, suatu ketika secara tiba2 aku dengar orang berkata
bahwa suamiku telah mati terbunuh dan kebetulan akupun
mempunyai pikiran yang sama. Dalam keputus asaanku
menemukan jejak pembunuh tersebut maka akhirnya..."
"Akhirnya kau lantas melakukan pcmbunuhan, setiap tahun
sekali dan tiap kali seratus jiwa manusia??"
"Tidak salah, tujuanku adalah menggunakan kesempatan
ini untuk memancing kemunculan pembunuh sadis tersebut"

240
"Apakah kau tak merasa bahwa perbuatanmu itu terlalu
kejam?? terlalu brutal??"
"Terlalu brutal??, haah haah haah... kebahagiaan hidupku
sudah dirampas secara kejam, apakah itu tidak kejam??
apakah itu tidak brutal??"
"siapa tahu kalau suami masih hidup di kolong langit adalah
suatu kenyataan, sepantasnya kalau kau kerahkan segenap
kemampuan yang kau miliki untuk menemukan jejak
pembunuh itu, apa gunanya kau lakukan pembunuhan
massal?? lagipula seandainya pihak lawan bukan berasal dari
jago kalangan lurus, kendati kau sudah bunuh habis seluruh
orang Bu-lim yang ada dikolong langit, belum tentu ia sudi
munculkan diri"
"selama aku masih bisa hidup dikolong langit, tak
sedikitpun aku akan berhenti berusaha" teriak Mo siu Ing
dengan penuh kebencian.
Bergidik hati Han siong Kie melihat kekerasan hati
perempuan itu, sesaat kemudian katanya lagi "Lalu dimanakah
sarung tangan sebelah kiri itu??"
"Bersama dengan lenyapnya suamiku, benda itupun ikut
musnah tak berbekas"
"oooh... Han siong Kie merasa hatinya jadi kecewa dan
badannya jadi lemas, ia merasa se olah2 kepalanya diguyur
dengan sebaskom air dingin.
"Eeei manusia berwajah dingin perempuan itu menegur
lagi, "Aku lihat kau punya minat yang amat besar untuk
mendapatkan sarung tangan Buddha Hud Jiu Po Pit
tersebut??"
"Aku memang punya maksud demikian"
"Kalau begitu marilah kita mengadakan satu perjanjian"
"Perjanjian yang bagaimana maksudmu??"

241
"Dengan batas waktu selama satu tahun, mari secara
terpisah kita lakukan pencarian atas jejak suamiku yang hilang
itu, kalau kau berhasil mendapatkan keterangan yang jelas
tentang keadaan suamiku itu. maka ia sarung tangan Buddha
Hud Jiu Poo Pit itu semuanya akan menjadi milikmu"
"seandainya kau sendiri yang berhasil menyelidiki jejak
suamimu itu??" tanya si anak muda itu dengan semangat yang
berkobar kembali.
"Tetap sama saja, kuhadiahkan sarung tangan tersebut
bagimu"
"Kalau suamimu sudah terbunuh dan benda itu terjatuh
ketangan orang lain.."
"Setelah aku berhasil membalas dendam, sarung tangan itu
kuhadiahkan semua untuk mu"
"Bagaimana kalau sarung tangan yang ini dikembalikan
lebih dahulu kepadaku??"
"Tidak" jawab Mo siu Ing tegas.
Air muka Han siong Kie berubah hebat.
"Kenapa ??" tanyanya.
"Untuk sementara waktu akan kusimpan lebih dahulu
bilamana dalam satu tahun tiada kabar berita apapun yang
berhasil kau dapatkan, maka benda ini akan kumusnahkan"
"Ben.... benda itu toh milik pribadiku, dengan dasar apa
kau hendak memusnahkannya??"
"Membiarkan benda itu tetap berada dikolong langit,
mungkin hanya akan mendatangkan tragedi yang
menyedihkan saja bagi umat manusia"
"Eeei... kau tidak boleh berbuat begitu..."
"Tidak. aku sudah memutuskan demikian".

242
"Kalau kau berani memusnahkan benda mustika itu, aku
bisa mencabut jiwa anjingmu"
"Hmmm .... setiap saat dan setiap waktu aku si malaikat
hawa dingin akan menantikan kunjunganmu"
sepasang mata Han siong Kie berubah jadi merah berapi
api, tapi ia tak bisa berbuat lain kecuali mendongkol dan
gusar, ia tahu bahwa tenaga dalamnya masih ketinggalan jauh
kalau dibandingkan dengan kelihayan lawannya.
setelah tertegun beberapa saat lamanya, pemuda itu sambil
menggertak gigi segera bertanya:
"Andaikata aku berhasil menemukan kabar berita tentang
suamimu itu, aku harus pergi kemana untuk mencari
jejakmu?"
"Datang saja kegunung Kou Lou san"
"Baik kita tetapkan demikian saja, tetapi ada sepatah kata
akan kuucapkan lebih dahulu kepadamu, hadiah yang telah
kau berikan kepada adik angkat serta engkoh angkatku, suatu
hari pasti akan kutagih beserta rentenya"
"setiap saat kunantikan kunjunganmu"
Malaikat hawa dingin Mo siu Ing menatap sekejap wajah
Han siong Kie tajam2, kemudian menghela napas sedih.
"Manusia berwajah dingin," ujarnya lagi, "semoga tidak
lama lagi kita bisa saling berjumpa, semoga kau berhasil
menangkan taruhan ini..."
"Asal aku peroleh kemenangan, kaupun akan mendapatkan
keputusan pula..."
"Tidak salah, menang kalah kita berdua sama2 tidak
menderita kerugian "

243
Bicara sampai disitu tubuhnya segera berkelebat tinggalkan
tempat itu, cuma sekejap mata bayangan tubuh perempuan
itu sudah lenyap dari pandangan.
Han Siong Kie sambil memandang bayangan punggung Mo
Siu Ing yang makin menjauh berdiri ter mangu2, semula ia
mengira setelah berhasil mendapatkan hawa murni dari Leng
Ku sangjin, maka usahanya untuk membalas dendam segera
akan terlaksana, siapa tahu kepandaiannya masih terpaut jauh
bila dibandingkan dengan musuh besarnya, bahkan
dibandingkan dengan malaikat hawa dingin yang cantik jelita
inipun dia masih ketinggalan beberapa tingkat.
Tanpa terasa pamuda itu bergumam seorang diri:
"Benar aku harus kerahkan segenap kekuatan yang kumiliki
untuk mencari tahu kabar berita tentang malaikat hawa panas
Ko su Khie, sebab hanya dari sepasang sarung tangan Buddha
HudJiu Poe Pit itulah aku bisa mempelajari iimu silat yang lihay
dan menuntut balas atas sakit hati terbunuhnya keluargaku
Tapi... malaikat hawa panas sudah delapan belas tahun
lamanya lenyap tak berbekas, jejaknya sudah lenyap dari
permukaan bumi. Mencari berita tentang dirinya bukankah
sama halnya deagan mencarijarum didasar samudra.
Teringat akan dendam berdarahnya, membuat pemuda itu
teringat pula ucapan malaikat hawa dingin yang mengejutkan
hati. . . Tengkorak Maut itu adalah tengkorak maut
gadungan...
Bagian 10
"Seandainya apa yang terjadi adalah kenyataan, apa
sebabnya tengkorak maut asli yang jauh lebih lihay itu cuma
berpeluk tangan belaka membiarkan orang lain
mempergunakan namanya untuk berbuat keonaran??" orang
yang ada maksud pernah berkata kepadanya:

244
"Song Thiat Koay yang sudah lama mengasingkan diri dari
perkumpulan Kay pang secara tiba2 munculkan diri dan
mengederkan hati Tengkorak Maut sehingga iblis itu melarikan
diri.."
Ditinjau dari kejadian ini, sudah cukup jelas membuktikan
bahwa tengkorak gadungan dugaan malaikat hawa dingin
tepat dan bisa dipercaya.
Lalu siapa yang bernyali begitu besar berani menyaru
sebagai Tengkorak Maut gadungan dan berbuat keonaran
dikolong langit??? Kembali suatu teka teki yang sukar
dipecahkan
Mengapa orang yang kehilangan sukma suruh dia pergi
menyambangi pemilik dari Benteng Maut?? dengan
kemampuan yang dimilikinya sekarang, berkunjung kesitu
bukankah berarti menghantar kematian sendiri?
Sementara Han Siong Kie sedang terbenam dalam
lamunannya...
Mendadak beberapa kali jeritan ngeri yang menyayatkan
hati bergema memecahkan kesunyian.
Mendengar jeritan itu Han siong Kie merasa mulai
terperanjat, segera pikirnya:
"Aku benar2 amat tolol, bukankah Tonghong Hwie sedang
bersemedi untuk menyembuhkan lukanya?? kenapa kau sudah
melupakan keselamatannya??"
Tanpa berpikir panjang tubuhnya segara berkelebat
diangkasa dan meluncur kearah saudara angkatnya berada
tadi.
Tapi pemuda itu segera berdiri menjublak. sukmanya terasa
melayang tingalkan raganya. Disitu ia tidak jumpai bayangan
tubuh saudara angkatnya lagi.

245
Maka perkumpulan Thian Chee Kauw mengirim jago2
lihaynya untuk mencari jejak Tonghong Hwie serta dirinya,
rombongan yang ikut dalam aksi penggeledahan itu tentu saja
tidak terbatas pada para jago yang terbunuh ditangan
malaikat hawa dingin saja.
Andaikata Tonghong Hwie benar2 tertawan oleh para jago
perkumpulan Thian Chee Kauw, atau menjumpai kejadian
diluar dugaan. Bukankah dirinya bakal menyesal selama hidup
karena keteledorannya itu??
semakin dipikir Han siong Kie merasa hatinya semakin
bingung, andaikata Tonghong Hwie berlalu sehabis melakukan
semedinya, paling sedikit adik angkatnya itu tentu akan
memanggil dan mencari dirinya lebih dahulu, tak mungkin dia
ngeloyor pergi tanpa pamit. Disamping itu, dari mana pula
datangnya jeritan ngeri yang memekikkan telinga itu?
Tergopoh2 pemuda itu berlarian disekitar hutan dengan
harapan bisa menemokan suatu titik terang.
Tiba2... pada jarak kurang lebih lima puluh tombak dari
tempat dimana Tonghong Hwie bersemedi tadi, ia temukan
lima sosok mayat yang bergelimpangan diatas tanah.
Pada batok kepala bagian belakang masing2 korban
tertancaplah selembar daun yang menembusi tulang batok
kepala mereka, jelas benda itulah yang telah merenggut jiwa
mereka berlima.
Memetik daun melukai orang, menyambit bunga
menghancurkan batu. Ilmu kepandaian semacam ini boleh
dibilang merupakan suatu ilmu yang bertaraf sangat tinggi.
siapakah yang telah melakukan pembunuhan itu? jelas
Tonghong Hwle adik angkatnya tidak memiliki tenaga dalam
kesempurnaan itu, mungkinkah kematian dari kelima orang itu
ada hubungannya dengan lenyapnya Tonghong Hwie dari
situ??

246
Untuk beberapa saat lamanya Han siong Kie jadi kelabakan
bingung dan tak tahu musti berbuat apa.
Tonghong Hwie adalah adik angkatnya yang sangat erat
hubungannya dengan dia, perhatian serta rasa sayangnya
terhadap adik angkatnya yang satu ini jauh melebihi rasa
sayang terhadap diri sendiri Pada saat itulah...
Ting Ting Ting dari tempat kejauhan secara lamat2
berkumandang datang suara dentingan besi membentur
permukaan tanah, suara itu agaknya sedang menjauhi hutan
tersebut.
Andaikata Han siong Kie tidak memiliki tenaga dalam yang
amat sempurna, tak mungkin ia bisa menangkap suara lirih
tersebut karena munculnya suara tadi amat mendadak.
pemuda kita jadi tertarik. ia tak berani bertindak ayal lagi
dengan cepat badan nya berkelebat menuju kearah mana
berasal nya suara tadi.
Hutan makin lama semakin menjauh, jalan rayapun
nampak terbentang didepan mata.
Tampak seorang pengemis tua berkaki tunggal dengan
mencekal sebuah tongkat pemukul anjing sedang bergerak
menuju kearah jalan raya, setiap kali tubuhnya meloncat
kedepan, berbunyilah suara dentingan yang nyaring .. ...
Han siong Kie segera salurkan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk melakukan pengejaran, sungguh aneh sekali
kendati dia sudah kerahkan semua kemampuannya, namun
belum juga berhasil mengejar pengemis tua itu, jarak mereka
masih tetap terpaut sejauh lima tombak lebih.
setengah harian sudah kejar mengejar itu dilakukan, tetapi
jarak yang memisahkan kedua belah pihak masih juga
bertahan seperti semula.
Dengan adanya kejadian ini segera menimbulkan rasa ingin
menang dalam hati kecil Han siong Kie ilmu meringankan

247
tubuh cahaya kilat lintasan bayangan dikerahkan hingga
mencapai pada puncaknya, bagaikan segulung asap ringan
badannya meluncur laksana kilat kearah depan.
Pengemis tua itu tetap berlagak pilon, cuma suara
dentingan yang terpantul ditengah udara semakin santar
kedengarannya. .
Han siong Kie amat terperanjat, ia tak bisa menebak jago
lihay manakah yang berada dihadapannya saat ini. bila
ditinjau dari kekuatan hawa murninya jelas ia jauh melebihi
kehebatan saudara angkatnya pengemis dari selatan.
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya. Han
siong Kie teringat kembali akan ucapan dari orang yang ada
maksud ketika ia sedang terluka tempo dulu, mendadak
muncul seorang tokoh Kaypang yang sudah empat puluh
tahun lamanya mengasingkan diri, kemunculan jago lihay itu
telah menakutkan Tengkorak Maut dan menyelamatkan jiwa
pengemis dari selatan serta padri dari utara.
Mungkinkah tokoh sakti yang berada dihadapannya saat ini
adalah song Thiat Koay paman guru dari kakak tuanya itu???
Berpikir sampai disitu, ia segera berteriak keras.
"Yang berada didepan sana betulkah soat Thiat Koay
Locianpwee?? harap berhenti sejenak"
sedikitpun tidak salah, pengemis tua berambut putih yang
sedang berlari didepan itu segera menghentikan larinya dan
menoleh.
Han siong Kie segera memburu kedepan, sambil memberi
hormat katanya:
Pengemis tua itu amat kurus dan tinggal kulit membungkus
tulang, sepasang matany cekung kedalam tapi memancarkan
sorot mata yang amat tajam. sungguh amat sempurna tenaga
lweekangnya batin pemuda kita dalam hati kecilnya.
sementara itu pengemis tadi telah menyahut:

248
"Tak usah banyak adat, kau bocah yang disebut manusia
berwajah dingin??.."
"sedikitpun tidak salah"
"Ada maksud apa kau kejar aku sipengemis tua??"
"Aku mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
pengemis dari selatan ketua tian dari perkumpulan Kay Pang"
"Kalau ada hubungan lantas mau apa??"
Kembali Han Song Kie tertegun, keketusan serta
kesombongan pengemis tua ini ternyata tiga kali lipat melebihi
dirinya.
sebelum dia sempat berbicara, pengemis tua itu telah
berkata lagi:
"Bocah cilik, apa tujuanmu hendak mengikat tali
persahabatan dengan aku si pengemis tua?.?"
"Benarkah locianpwee adalah song Thiat Koay yang amat
tersohor dikolong langit??"
"Darimana kau bisa tahu akan julukanku??"
"Aku pernah mendengar dari orang lain "
"Apa tujuanmu yang sebetulnya?? ayoh cepat katakan"
"Apakah loocianowee barusan muncul dari hutan sebelah
belakang sana?? ..."
"Kau toh sudah menyaksikan sendiri, kenapa musti
bertanya lagi??"
"Adik angkatku telah lenyap tak berbekas ketika sedang
bersemedi didalam hutan, apakah ......."
"Kau anggap aku si pengemis tua telah menelan adik
angkatmu itu??" tukas song Thiat Koay ketus.
Mengingat diatas wajah Pengemis dari selatan Han siong
Kie masih berusaha untuk menahan diri tetapi perkataan

249
lawan kian lama kian tak sedap didengar, tak urung nada
suaranya ikut berubah juga, serunya:
"Aku cuma ingin bertanya kepada cianpwee, apakah kau
melihat ada seseorang memasuki hutan tersebut?"
"Tidak pernah tidak pernah aku si pengemis tua tiada
waktu lagi untuk berbicara dengan dirimu"
selesai berkata ia putar badan dan siap berlalu..
Dengan sebat Han siong Kie enjotkan badannya
menghadang dihadapan pengemis tua itu. "Eeei.. bocah cilik,
kau hendak menghadang jalan pergi dari aku si pengemis
tua?"
"Menghadang sih tidak berani aku cuma berharap agar
loocianpwee suka memberi keterangan kepadaku."
"Apa yang ingin kau ketahui"
"Kabar berita dari adik angkatku"
"Aku sipengemis tua tidak pernah melihatnya"
"Didalam hutan sebelah sana menggeletak lima sosok
mayat, mereka semua mati tersambit oleh daun yang
menembusi batok kepalanya, apakah loocianpwee ...."
"omong kosong, aku si pengemis tua sudah empat puluh
tahun lamanya tak pernah melakukan pembunuhan"
Ucapan ini membuat Han siong Kiejudi murung dan sedih,
dilihat dari nada ucapan pengemis tua itu rupanya ia benar2
tak tahu tentang jejak adik angkatnya, maka dari itu ia lantas
menjura.
"Kalau memang begitu aku ingin mohon diri lebih dahulu"
"TUnggu sebentar"
"Apa yang hendak loocianpwee katakan lagi?? "

250
"Dilihat dari kecepatan gerakmu dikala mengejar aku
sipengemis tua tadi rupanya tenaga dalammu sudah mencapai
kesempurnaan, kau berasal dari perguruan mana??
Han Siong Kie sangat menguatirkan keselamatan dari adik
angkatnya Tonghong Hwie, ia tidak ingin mengulur waktu
lebih jauh lagi dengan singkat ia menjawab:
"Secara kebetulan saja aku menemukan suatu penemuan
aneh dan mendapatkan sisa hawa murni dari Leng Ku
Sangjin!'.
”Aaah. ! pengemis tua itu berseru kaget. Mendadak Han
Siong Kie teringat akan sesuatu, segera tanya nya :
”Aku pernah mendengar orang berkata bahwa locianpwee
telah menggebah pergi Teng korak Maut yang amat liehay
itu...'
”Aaai. tak usah kau ungkap kembali kejadian tersebut''
tukas Song Thiat Koay tiba2 dengan wajah sedih, Sejak ini
hari aku sipengemis tua tidak ingin muncul kembali didalam
dunia persilatan, julukan Song Thiat Koay pun sejak kini sudah
terhapus dari muka jagad!'.
Air mukanya berubah hebat, sambil tertawa seram
tambahnya :
”Benar2 omong kosong persoalan macam ini kenapa musti
diungkap oleh seorang angkatan muda!"
Tiiing!.. tubuhnya melejit keangkasa dan tahu2 sudah
meluncur sejauh puluhan tombak dari tempat semula.
Han Siong Kie jadi keheranan menyaksikan kejadian itu,
namun tubuhnya tetap berdiri tegak ditempat semula.
Tiiing...! Tiiing...! Tiiing...! beberapa saat kemudian
tubuhnya sudah tinggil sebuah titik hitam diujung jalan
dimana akhirnya lenyap dari pandangan.

251
Han Siong Kie tahu bahwa percuma baginya untuk,
menyusul tokob lihay tersebut, maka diapun urungkan niatnya
untuk mengejar. Tapi pada saat ini dalam hatinya terbeban
kembali satu pertanyaan yang membangunkan hatinya.
Menurut orang yang ada maksud, sebelum Song Thiat Koay
munculkan diri Tenakorak Maut telah melarikan diri terbiritbirit,
tapi kalau ditinjau dari ucapannya barukan di mana ia
bersumpah tak akan muncul kem a li didalam dunia persilatan
jelas menunjukkan bahwa ia sudah jatuh kecudang ditang-an
gembong iblis tersebut.
Lalu apa yang sebenarnya telah terjadi??
Pikirannya teralih kembali pada'keselamat an saudara
angkatnya Tonghong Hwie
ia berpikir keras untuk memecahkan teka teki yang
menyelimuti lenyapnya pemuda she Tonghong itu.
Lama sekali.... akhirnya ia berhasil menarik satu
kesimpulan, kemungkinan besar Tonghong Hwie telah
ditemukan jejaknya oleh para jago lihay yang dikirim
perkumpulan Thian chee Kauw untuk mencari jejaknya itu.
"Aku harus menyerbu kedalam markas besar perkumpulan
Thian chee Kauw...." ingatan ini berkelebat didalam benaknya.
Maka pemuda itupun segera mencari tahu jalan menuju ke
tempat itu, siang malam ia melakukan perjalanan untuk
menyerbu ke "Lian HoanTo" markas besar perkumpulan Thian
chee Kauw
Untuk sementara baiklah kita tinggalkan dahulu diri Han
siong Kie yang sedang melakukan perjalanan.
sementara itu Tonghong Hwie yang duduk bersemedhi
untuk menyembuhkan lukanya, tidak lama kemudian sudah
berada dalam keadaan " Tenang" dan lupa akan segalagalanya,
terhadap peristiwa yang terjadi disekitar tubuhnya ia
sama sekali tak tahu.

252
Menanti semedinya telah selesai dan membuka matanya,
saat itu bayangan tubuh dari Han siong Kie sudah lenyap tak
berbekas.
Hatinya jadi sangat keheranan, Pada waktu itu Han siong
Kie sedang berdiri tertegun setelah ditinggalkan malaikat hawa
dingin, karena itu tiada sedikit suara pun yang kedengaran.
sementara Tonghong Hwie akan berteriak memanggil
saudara angkatnya itu, mendadak dari dalam hutan ia
saksikan munculnya bayangan manusia.
Gadis itu tak berani berayal lagi, buru2 ia enjotkan badan
dan mengejar dari belakang.
Kiranya bayangan manusia itu bukan lain adalah kawanan
para jago perkumpulan Thian chee Kauw yang ditugaskan
mencari jejak Tonghong Hwie serta Han siong Kle. sedari
permulaan mereka telah menemukan bahwa Tonghong Hwie
sedang duduk bersemedi ditempat itu, tapi merekapun
menemukan bahwa malaikat hawa dingin Mo siu Ing berada
kurang lebih sepuluh tombak dari mereka berada, karena
itulah mereka tak berani turun tangan secara gegabah takut
gerakannya itu mengejutkan sang iblis perempuan.
Ketika Tonghong Hwie telah menyelesaikan semedinya dan
mengejar bayangan manusia yang terlihat olehnya, para jago
dari perkumpulan Thian Chee Kauw jadi kegirangan. mereka
segera memancing gadis itu hingga keluar dari hutan tersebut.
Disanalah lima sosok bayangan manosia segera
menghentikan gerakan tubuhnya, tan pa mengucapkan
sepatah katapun mereka me nerjang Tonghong Hwie
habis2an.
Pengemis cilik yang tidak tahu duduknya perkara mendadak
mendapatkan serangan jadi amat kaget, sekuat tenaga ia
melakukan perlawanan.

253
Kelima orang itu adalah jago2 kelas dua dari perkumpulan
Thian Chee Kauw, kemudian mereka terhitung sangat hhay
dan sempurna.
Karena takut gerakannya itu mengejutkan malaikat hawa
dingin, ditambah pula mere ka sudah tahu bahwa pengemis
cilik ini mempunyai kepandaian aneh yang tak mempan
ditotok maupun dihantam, maka beberapa orang itu tak berani
bertindak gegabah serangan2 gencar dilancarkan secara bertubi2
dengan harapan pertarungan ini bisa dapat diselesaikan.
Empat orang kakek baju hijau yang berada di sisi
kalanganpun tidak berdiam diri belaka setelah saling
berpandangan sekejap me reka ikut terjunkan diri kedalam
kalangan.
Delapan bintang dari partai Thian-Chee-Kauw adalah jago
lihay kelas satu, dibawah kerubutan begitu banyak jago lihay,
Tonghong Hwie jadi keteter hebat dan nampaknya sejenak
lagi ia bakal tertawan.
--ooo0dw0ooo--
BAB 15
DISAAT yang amat kritis itulah.. mendadak kelima orang
jago lihay yang sedang melancarkan serangan maut itu sama
menjerit kesakitan, sambil terjungkal diatas tanah, tubuh
mereka terguling sekarat. sejenak kemudian tubuh mereka
sudah meninggal tak tak bernapas lagi.
Kejadian yang muncul secara tiba2 ini sangat mengejutkan
sisa jago yang sedang melakukan pertarungan termasuk pula
Tonghong Hwie sendiri yang tertegun saking kagetnya.
setelah mengetahui bahwa kelima korban itu mati karena
tersambit oleh selembar daun yang menembusi batok

254
kepalanya, empat orang kakek berbaju hijau itu jadi keder,
mereka tahu bahwa disitu telah muncul seorang tokoh yang
maha dahsyat, tanpa banyak berbicara lagi mereka putar
badan dan kabur dari situ.
Tonghong Hwie sendiri setelah berhasil menenangkan
hatinya segera berpaling kearah mana berasalnya serangan
tadi, sambil memberi hormat teriaknya:
"Aku sipengemis cilik mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan yang telah diberikan"
Lama sekali ditunggu namun tiada jawaban yang
terdengar, pengemis cilik ini tahu bahwa orang itu sudah
pergi, maka iapun segera alihkan pandangannya untuk
mencari jejak saudara angkatnya Han siong Kie. Mendadak ia
berpikir:
"Ke empat orang kakek itu adalah jago lihay dari Thian
chee Kauw, si kupu2 warna warni Lie In Hiang pun kesemsem
terhadap engkoh dia, Jangan2 ia sudah terjatuh ketangan
pihak lawan??.."
Makin dipikir ia merasa semakin kuatir, sehingga akhirnya
ia mengambil keputusan untuk menyatroni perkumpulan Thian
chee Kauw.
Maka.. Tonghong Hwie pun berangkat menuju ke Lian
Hoan To markas besar Thian chee Kauw untuk mencari jejak
saudara angkatnya. .
selangkah terpaut membuat urusan semakin berabe,
dengan waktu yang terpaut sedikit kedua orang itu sama2
menuju ketujuan yang sama...
Dalam pada itu Han Siong Kie dengan hati yang amat
gelisah mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya secepat
mungkin melakukan perjalanannya.
Ketika tengah hari ketiga, sampailah pemuda itu diluar Lian
Hoan To.

255
Lian HanToo adalah sebuah daerah yang terbentuk dan
deretan enam belas puncak bukit, dibalik gunung terdapat
gunung, dibalik selat terdapai selat. Bagi orang yang tak tahu
letak jalan yang sebenarnya akan tersesat dan sukar untuk
lolos lagi dari tempat itu.
Lama sekali Han Siong Kie berdiri diluar selat, setelah
sangsi beberapa saat lamanya akhirnya ia mengambil
keputusan untuk menyusup masuk lewat sebuah selat sempit
yang diapit oleh dua buah dinding bukit.
Yang aneh ternyata tak seorang anggota perkumpulan
Thian Chee Kauw pun yang nampak menghalangi jalan
perginya,
Tidak lama kemudian pemuda itu sudah masuk kedalam
selat itu sejauh satu lie mendadak dihadapannya muncul
sebuah bukit terjal yang menghadang jalan perginya, dalam
hati ia lantas berpikir.
"Eeei... aneh sekali, Kenapa tempat ini merupakan sebuah
selat buntu?? bukankah diluar selat sudah jelas tertulis bahwa
tempat ini merupakan Lian Hoa To?"
Menanti ia sudah didepan dinding bukit itu tampaklah pada
sisi kanan mau pun sisi kiri muncul pula sebuah selat sempit
yang menjorok jauh kedalam.
Sekarang Han Siong Kie baru tahu apa sebenarnya yang
telah terjadi sambil manggut-manggut pikirnya:
“Ooooh. . ! kiranya yang dimaksud Lian-Hoan Too adalah
permainan semacam ini dalam selat terbagi dalam dua cabang
aku harus pilih jalan yang mana??"
Belum habis ia berpikir dari kedua belah sisi dinding
mendadak muncul delapan orang pria berbaju hitam, empat
orang berjajar jadi satu baris dan tepat menyumbat jalan
masuk selat sempit itu.

256
Terdengar salah seorang diantara empat pria yang berada
disebelah kanan menegur dengan suara dingin.
"Siapa yang datang?? sebutkan namamu!”
“Manusia berwajah dingin!" sahut Han Siong Kie sambil
menyapu sekejap wajah kedelapan orang itu.
Mendengar disebutkannya nama ini, air muka kedelapan
orang pria tadi seketika berubah hebat masing-masing mundur
satu langkah kebelakang dan orang yang paling ujung segera
bersuit nyaring.
Dari dalam lembah berkumandang pula suitan balasan yang
mana saling sambung menyambung hingga ketempat
kejauhan.
“Kaukah si manusia berwajah dingin yang belum lama
berselang baru terjun kedalam dunia persilatan ?" seru pria
tadi kembali.
"Sedikitpun tidak salah !"
"Tolong tanya apa maksud tujuanmu berkunjung kemari ?"
"Minta orang !"
"Minta orang ???"
“Ehmmm. bila kalian tahu diri capatlah laporkan
kedatanganku kedalam lembah, aku hendak menemui ketua
kalian !"
“Bertemu dengan ketua kami ? Huuu! dengan andalkan
pangkat apa sih kau hendak bertemu dengan ketua kami??"
“Bagus kalau begitu ayoh kalian menyingkir kesamping!”
Delapan orang pria berbaju hitam itu mendengus dingin
mereka segera kerahkan tenaga dalamnya siap menghadapi
segala kemungkinan yang tidak diinginkanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
257
“Ooooh... kalian tak mau memberi jalan?” jengek Han
Siong Kie kembali dengan suara sinis.
“Hey manusia berwajah dingin, siapa bsrani menerjang
kedalam lembah dia harus dihukum mati !”
Dengan gusar Han Siong Kie membentak keras, telapaknya
diayun kemuka menghajar empat orang pria yang berada
disebelah kiri, serangannya dilancarkan amat cepat bagaikan
kilat kehebatannya luar biasa sukar dilukiskan deagan kata
kata.
Tanpa banyak bicara keempat orang pria itu sama-sama
menjerit kesakitan bagaikan bola mereka menggelinding
sejauh dua tombak dari tempat semula dan tak berkutik lagi
Dalam pada itu empat orang pria yang berada disebelah
kanan telah bergerak kedepan, masing2 melancarkan sebuah
babatan maut kearah sianak muda itu.
Tanpa berpaling Han siong Kie putar telapak kanannya satu
lingkaran kemudian ditepuk kemuka tubuhnya ikut melesat
kedepan mendekati keempat orang pria tersebut.
Melihat musuhnya menerjang kearah mereka, keempat
orang pria itu jadi ketakutan, buru2 mereka mengundurkan
diri kearah ke dua belah samping.
Han siong Kie tertawa dingin sambil melewati keempat
orang itu badannya segera menerjang kearah selat sebelah
kanan.
Lorong selat itu amat sempit dan menjorok jauh kedalam
setelah melewati tiga buah tikungan sampailah pemuda she
Han ini disebuah tanah lapang yang luasnya mencapai
setengah hektar, empat buah mulut selat terbentang pula
disekitar tanah lapang tadi.
Bayangan manusia berkelebat lewat, dua puluhan orang
pria berbaju hitam bermunculan dari mulut keempat buah
selat tersebut, mereka dipimpin oleh seorang kakek

258
bercambang yang memiliki wajah amat bengis. Terdengar
kakek itu membentak keras:
"Bajingan cilik dari mana yang begitu besar nyalinya, berani
mencari satroni dalam markas besar kami. Hmmm ayoh
sebutkan dulu siapa namamu ???.."
"Hmmm kau sendiri manusia macam apa..? "
"Kurangajar, bajingan cilik rupanya kau sudah bosan
hidup," Ditengah bentakan nyaring kakek bercambang itu
silangkan telapaknya didepan dada lalu sambil menerjang
kemuka melancarkan dua babatan kilat yang maha dahsyat.
Han siong Kie mendengus dingin, kelima jarinya laksana
kilat meluncur kedepan, ditengah dengusan berat tahu kelima
jarinya sudah berhasil mencengkeram urat nadi kakek
bercambang itu erat-erat.
"Ayoh bawa aku pergi menjumpai ketua kalian" bentak Han
siong Kie dengan suara lantang.
Dua puluh orang pria baju hitam yang berdiri disamping
kalangan segera membentak keras, bagaikan gulungan air bah
mereka menerjang kemuka, cahaya senjata berkilauan
membuat suasana terasa amat teggng dan mengerikan.
Han siong Kie tetap berdiri tak berkutik ditempat semula,
ditunggunya hingga pihak lawan sudah hampir tiba
dihadapannya, telapak kiri segera berputar membentuk satu
lingkaran melingkar lalu didorong kemuka dengan hebatnya.
segulung angin desiran tajam bagaikan sapuan ombak
ditengah hujan badai menghantam orang2 dengan dahsyatnya
.... dengusan berat segera berkumandang memecahkan
kesunyian, bayangan manusia membuyar ke samping dan
para jago itupun tercerai berai ke empat penjuru dalam
keadaan yang mengenaskan.

259
Hingga detik itu pemuda she Han masih belum ada minat
untuk melukai orang, maka serangannya masih ringan dan
tidak sampai membinasakan.
suitan nyaring yang amat santer kembali berkumandang di
tengah udara .....
Empat sosok bayangan hijau meluncur datang dari tempat
kejauhan, dalam waktu singkat mereka sudah tiba didepan
mata, begitu cepat gerakan tubuh mereka hingga bisa
disimpulkan bahwa keempat orang itu pastilah jago lihay kelas
satu.
Dalam pada itu setelah mengetahui siapakah musuh
dihadapanny a, keempat orang itu nampak agak tertegun,
kemudian sambil tertawa dingin terdengar salah satu
diantaranya berseru sambil menyeringai seram.
"Manusia berwajah dingin, inilah yang di katakan orang
mau ke sorga tak mau kau tempuh, jalan keneraka kau cari
Hmmm rupanya kau sudah bosan hidup dan ingin mencari
penyakit bagi diri sendiri"
Rupanya empat orang jago yang baru saja muncul itu
bukan lain adalah empat orang diantara Thian che Pat siok
delapan bintang dari perkumpulan Thian che kau. "Kalian
segera mundur kebelakang" kembali kakek itu berseru kepada
anak buahnya.
Para pria baju hitam yang semula memenuhi kalangan
segera membubarkan diri ke belakang, sementara keempat
orang kakek baju hijau itu segera membentuk pos isi setengah
lingkaran dan mengurung pemuda itu rapat2.
"Manusia berwajah dingin" kakek pertama tadi menegur,
"Sekarang posisimu sudah terjepit, kau hendak menyerah
dengan begitu saja ataukah hendak paksa kami untuk turun
tangan"

260
“Haaaah...hahaaaaa...haaah...kalian lempar lembar gombal
jelek pun berani omong besar dihadapanku. Hmmm! Betulbetul
tak tahu diri”
Sambil membentak keras pemuda itu segera msngerahkan
tenaganya dan melempar tubuh kakek bercambang yang ada
didalam genggamannya itu ketengah udara.
Keempat orang kakek baju hijau itu jadi semakin naik
pitam, mereka membentak berbareng :
"Bangsat cilik, rupanya kau sudah bosan hidup !"
Empat gulung hawa pukulan yang maha danysat, disertai
bunyi guntur yang memekikkan telinga segera meluncur
kedepan menghajar tubuh Han Siong Kie.
Menghadapi datangnya serangan gabungan itu pemuda she
Han sama sekali tidak menghindar, segenap kekuatan
tubuhnya dihimpun kedalam telapak kemudian menyambut
datangnya serangan itu dengan keras lawan keras.
“Blaaaaaam..!” ditengah benturan keras yang memekikkan
telinga pasir dan debu beterbangan memenuhi angkasa,
gulungan hawa murni berdesir menyebar keempat penjuru
oleh desakan tenaga yang dahsyat itu keempat orang kakek
baju bijau itu tergetar mundur empat langkah dengan badan
sempoyongan sedangkan Han Siong Kie sendiri hanya mundur
satu langkah kebelakang.
Delapan bintang dari perkumpulan Thian che kau adalah
jago jago kelas satu didalam dunia persilatan ternyata tenaga
gabungan mereka berempat tidak mampu msrobohkan
Manusia berwajah dingin kejadian ini membuat puluhan
anggota perkumpulan yang mengikuti jalannya pertarungan
itu dari sisi kalangan jadi tercekat hatinya air muka mereka
berubah hebat.
Keempat orang kakek baju hijau itu merasa penasaran
setelah bsrhenti sebentar mereka menerjang kembali kedepan

261
telapak dan totokan jari beterbangan memenuhi angkasa
dengan gencar mereka terjang dan kurung si anak muda itu
rapat-rapat.
Han Siong Kie bukanlah bocah ingusan kemarin sore,
badannya segera melesat kedepan merobos masuk lewat
celah2 bayangan telapak serta desiran angin serangan yang
mengurung tubuhnya, ilmu sakti " Leng ku-it sih " laksana kilat
dilancarkan.
Tiga jurus ilmu Kura2 sakti merupakan hasii ciptaan Leng
ku sangjin yang makan waktu banyak tahun bukan saja sakti
bahkan terkandung pula unsur2 kehebatan yang ada diluar
dugaan
Dengan tenaga dalam yang dimiliki Han siong Kie dewasa
ini, meskipun kepandaian tersebut masih belum mampu untuk
menandingi Tengkorak Maut, serta malaikat hawa dingin
beberapa orang gembong iblis, tapi kekuatan itu masih lebih
dari cukup kalau digunakan untuk menghadapi jago2 silat
biasa.
Disaat Han siong Kie melepaskan serangan yang maha
dabsyat itulah, terdengar dua dengusan berat bergema
memecahkan kesunyian, dua orang kakek baju hijau itu sambil
menutupi dada sendiri mundur kebelakang dengan
sempoyongan, jelas kedua orang itu masing2 telah termakan
oleh sebuah pukulan dahsyat.
Menyaksikan keadaan tersebut, dua orang kakek lainnya
jadi amat terperanjat, cepat2 mereka loncat mundur
kebelakang dan memandang kearah lawannya dengan
pandangan tertegun.
Dengan pandangan dingin Han siong Kie menyapu sekejap
seluruh kalangan tersebut, kemudian kepada pemimpin dari
keempat orang kakek baju hijau itu katanya:
"Saudara, mumpung dalam hatiku belum timbul napsu
untuk membinasakan kalian, lebih baik Janganlah terlalu

262
banyak bertingkah dihadapanku, bawalah aku pergi
menjumpai kaucu kalian"
"Hmm manusia berwajah dingin, Lian huantam kami belum
pernah dimasuki orang secara jumawa macam kau, dan belum
pernah pula melepaskan korbannya dalam keadaan hidup,"
"Jadi kau tak sudi membawa aku masuk kedalam selat
ini??" sela Han siong Kie dengan wajah berubah hebat, napsu
membunuh mulai menyelimuti mukanya.
"Tidak kau mau apa??"
Napsu membunuh yang menyelimuti wajah sianak muda itu
kian lama kian bertambah tebal, tapi sebelum ia bertindak
sesuatu, kembali satu ingatan berkelebat dalam benaknya.
Ia merasa tidak seharusnya terlalu memburu napsu
sebelum jejak adik angkatnya Tonghong Hwie ketahuan. Maka
sambil tertawa dingin katanya:
"Kalau kalian tak mau membawa aku untuk menemui kaucu
kalian, ayoh pada menyingkir ke samping, lihatlah aku akan
mencari sendiri"
Belum habis ia berkata, dari dalam selat mendadak
bergema datang suara bentakan nyaring.
"Hmm! besar amat bacot anjingmu itu... kau ingin
menerjang kedalam?? sungguh seorang manusia yang tak
tabu diri!"
Bersamaan dengan berkumandangnya suara bentakan itu,
tampaklah sesosok bayangan manusia meluncur keluar dari
mulut selat.
Melibat kehadiran orang itu, Han Siong Kie segera berdiri
tertegun, sedang pihak lawan pun agaknya melengak juga
dibuatnya.
Ternyata orang yang baru saja munculkan diri itu adalah
seorang pemuds berusia tujuh delapan belas tahun, wajahnya

263
tampan dengan mata yang jeli dan hidung yang mancung
hanya sayang diantara kegantengannya itu terselip sifat licik
yang meoyeramkan.
Melihat kemunculan pemuda itu, Empat orang kakek baju
hijau serta dua puluh satu orang pria baju hitam sama2
bongkokkan badan memberi hormat, sikap mereka begitu
hormat dan jeri hal ini menunjukkan bahwa kedudukan itu
pasti amat tinggi.
"Kaucu muda!" terdengar mereka menyapa lalu menyingkir
kesamping untuk membuka jalan.
Pemuda itu ulapkan tangannya lalu maju kedepan dengan
langkah lebar, tegurnya sambil tertawa seram.
“Hmmm.. Hmm... jadi kaulah yang bernama Manusia
berwajah dingin...??'
“Sedikitpun tidak salah, ada apa?"
"Ayahku pernah kirim orang untuk mengundang
kehadiranmu dalam markas kami sungguh tak nyana hari ini
kau telah datang menghantar diri sendiri... bagus. bagus
sekali ! kedatanganmu memang sangat kebetulan lalu apa
tujuanmu datang kesini??"
Han Siong Kie mendengus dingin.
“Hmm! aku datang untuk meminta orang!”
"Minta orang?? sungguh aneh! siapa yang hendak kau
minta dan manusia macam apakah dia?"
“Seorang pengemis cilik!”
"Oooh ..! kau maksudkan pengemis cilik yang sering kali
jalan bersama dirimu dan setiap kali memusuhi perkumpulan
kami itu?"
"sedikitpun tidak salah, memang dia yang kucari"
"Apakah kau yakin bahwa temanmu itu berada disini??" "

264
"Aku rasa dugaanku tak bakat salah lagi "
"Haaah.. haaah... haaah..." Pemuda itu angkat kepala dan
tertawa ter bahak2. "Manusia berwajah dingin tekebur amat
ucapanmu itu, sejak perkumpulan kami didirikan belum pernah
ada orang yang berani secara terang-terangan datang kemari
minta orang, tahukah kau bahwa perbuatanmu itu merupakan
suatu dosa yang amat besar?? Nah kini kau hendak menyerah
secara sukarela untuk menantikan hukuman atau hendak
paksa aku untuk turun tangan sendiri??"
Air muka Han siong Kie berubah jadi adem serunya dengan
suara dalam:
"Jawab dulu pertanyaanku, benarkah orang yang sedang
kucari berada didalam perkumpulan kalian??"
"Kalau ada kenapa??"
"Harap kau serahkan kembali orang itu kepadaku"
"Kalau aku bilang tak ada disini??"
Han siong Kie mendengus dingin, dari nada suara lawannya
ia menduga Tonghong Hwie pasti sudah tertawan oleh
mereka, napsu membunuh seketika berkecamuk kembali
dalam dirinya, ia berteriak:
"Bila tidak kau serahkan orang itu kepadaku, Hmm
kubunuh kalian semua..." Pemuda itu sekali lagi angkat kepala
dan tertawa terbahak2..
"Haaah... haaah... haaah... manusia berwajah dingin kau
telah terkurung dalam pengepungan kami keadaanmu
bagaikan burung dalam sangkar, apa yang kau gonggongi
lagi? Hmm rupanya sebelum memilih peti mati kau tak akan
melelehkan air mata, baiklah aku akan memenuhi harapanmu
itu..."
Sebagai penutup dari kata2nya itu segulung angin pukulan
yang maha dahsyat segera dilancarkan ke arah depan.

265
Han siong Kie menggertak gigi, diapun ayunkan pula
telapaknya menyongsong datangnya serangan tersebut.
"Blaaam.... " ditengah benturan keras yang menimbulkan
ledakan dahsyat, kaucu muda itu tergetar mundur satu
langkah lebar kebelakang dengan sempoyongan, sedangkan
Han Siong Kie sendiri cuma bergoyang sedikit badannya
Terkesiap hati Kaucu muda itu setelah menyaksikan
kehebatan lawannya, ia tidak menduga kalau tenaga dalam
yang dimiliki pihak tawan ternyata jauh lebih sempurna
daripada dirinya, ia sadar bila pertarungan adu kekerasan
diteruskan lebih jauh maka dirinya niscaya akan menderita
kekalahan total.
Mengingat keadaan yang tidak menguntungkan itu, dengan
cepat badannya menerjang ke arah depan, sepasang
telapaknya bekerja cepat melancarkan serangan bertubi2,
bayangan telapak berlapis2 ibarat hujan deras meluncur
memenuhi seluruh angkasa.
Han siong Kie tertawa dingin, sambil ayun telapaknya
kearah depan, ia menerobos masuk lewat kepungan bayangan
telapaknya yang ber lapis2 kemudian jurus pertama dari ilmu
kura2 sakti dilancarkan.
Kaucu muda itu semakin terperanjat lagi, dari gerak tubuh
lawan yang begitu aneh dan luar biasa, ia tahu jurus serangan
sendiri tak mungkin bakal berhasil membendung datangnya
ancaman tersebut, saking takutnya buru2 ia mengundurkan
diri sejauh lima depa kearah belakang, Han siong Kie tidak
mau memberi kesempatan bagi lawannya untuk bertukar
napas, melihat ia loncat mundur kebelakang, dengan cepat
tubuhnya menerjang maju kemuka, jurus pertama dari ilmu
kura2 saktipun segera dilepaskan...
Untuk kedua kalitnya Kaucu muda itu meloncat mundur
delapan depa kebelakang dengan gerakan seperti kilat... sreet
ujung bajunya tersambar desiran angin tajam yang di

266
lancarkan lawan hingga robek sebatas bahu dan rontok keatas
tanah.
Dalam pada itu Han Siong Kie sendiripun tercekat hatinya
setelah melihat dua buah serangan mautnya ternyata hanya
berhasil menyambar robek ujung baju sipemuda itu, hal ini
membuktikan bahwa ilmu silat yang dimiliki kaucu muda
inijauh berada diatas kepandaian silat yang dimiliki delapan
bintang dari perkumpulan Thian chet Kau.
Melihat dirinya dibikin malu dihadapan anak buahnya,
kaucu muda itu jadi semakin sengit, napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya, dengan suara menyeramkan
bentaknya:
"Manusia berwajah dingin, bila dalam tiga jurus kemudian
aku tidak berhasil mencabut jiwa snjingmu, seketika itu juga
aku akan bunuh diri dihadapanmu! "
Han Siong Kie terkesiap, ia sadar pihak lawan berani omong
besar itu berarti bahwa orang itu memiliki ilmu simpanan yang
luar biasa.
Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya,
nampak kaucu muda itu sudah berdiri mematung dihadapan
mukanya, sepasang telapak ditepukkan satu sama lain
didepan dada kemudian perlahan2 didoroog kearah depan.
Segulung desiran angin pukulan berhawa dingin meluncur
keluar berbareng dengan gerakan tepukan itu.
Menyaksikan kaucu mudanya menunjukkan kelihayan, para
jago perkumpulan Thian che kau yang berada disisi kalangan
segera pusatkan seluruh perhatiannya ketengah kalangan
sepaseng mata mereka terbelalak lebar dengan hati berdebar
mereka menantikan perkembangan selanjutnya.
Dalam pada itu ketika Han Siong Kie merasa bahwa dibalik
angin pukalan yaog dilancarkan pihak lawan terkandung
sesuatu yang aneh, buru2 ayunkan telapaknya untuk

267
memotong, tapi sayang tindakannya itu terlambat satu tindak,
ia rasakan angin pukulan yang dilancarkan pihak lawan telah
bersarang diatas tubuhnya membuat seluruh kekuatan tubuh
yang dimilikinya lenyap tak berbekas, sedikit tenaga pun tak
mampu disalurkan kembali, kejadian ini membuat hati nya
terkejut serasa sukma melayang tinggalkan raganya.
"Kepandatan apakah itu?" pikirnya didalam hati,”Tak nyana
serangan tersebut mampu menjebolkan pertahanan hawa
murniku!"
Melihat musuhnya dibikin terkejut, kaucu muda itu tarik
kembali serangannya dan menyeringai seram, setelah
mendengus dingin perlahan2 ia mendesak maju kedepan.
Han Siong Kie semakin terkesiap ia tak tahu apa yang musti
dilakukan pada keadaan seperti ini.
"Apakah aku mandah digebuk dan dibekuk lawan tanpa
melawan??" pikirnya didalam hati.
Dalam gelisahnya ia berusaha keras untuk mengerahkan
kembali tenaga dalamnya, sekali dicoba... gagal, dua kali
kembali gagal... tapi ketika ia mencoba untuk ketiga kalinya..
akhirnya dia berhasil.. hawa murninya segera terkumpul
kembali.
Rasa girang yang menyelimuti hatinya sukar dilukiskan lagi
dengan kata2, sepasang telapak segera diayun ke depan
dengan sepenuh tenaga. tampaklah segulung angin pukulan
yang luar biasa dahsyatnya meluncur ke depan menghantam
kearah sianak muda itu.
Mimpipun kaucu muda itu tak pernah menyangka kalau
pihak lawan yang hawa murninya berhasil dipecahkan olehnya
dengan ilmu sakti Ho Ho sinkang ternyata masih sanggup
untuk melancarkan serangan balasan, untuk sesaat ia jadi
gelagapan dan tak tahu apa yang musti dilakukan olehnya.

268
"Bruuk.. ditengah dengusan berat, tubuhnya terlempar
beberapa tombak jauhnya dari tempat semula, darah segar
muncrat keluar lewat celah2 bibir
Keempat orang kakek baju hijau serta para jago lainnya
sama menjerit kaget, mereka tak menyangka kalau kaucu
mudanya bakal terluka ditangan musuh. .
Haruslah diketahui tenaga dalam yang dimiliki Han siong
Kie berasal dari Leng Ku Sangjin yang disalurkan lewat kura2
saktinya, tanpa disadari tenaga tersebut telah mengandung
suatu tenaga yang amat mukjijat, ditambah pula tubuhnya
telah berendam selama tiga hari didalam air mustajab yang
berasal dari bawah permukaan tanah, hal ini membuat tulang
dan kulitnya se-akan2 berganti yang baru.
oleh sebab itulah meskipun hawa murninya telah dibikin
buyar oleh serangan lawan, namun dengan cepat pula hawa
yang telah membuyar tadi menghimpun kembali.
Napsu membunuh menghiasi seluruh wajah Han Siong Kie,
dikala semua orang masih tercekam oleh rasa kejut bercampur
tercengang, tubuhnya laksana kilat menerjang maju kedepan,
setibanya dihadapan kaucu muda itu telapaknya segera
diangkat siap dibacokkan keatas tubuh musuhnya...
"Tahan" suatu bentakan nyaring berkumandang
memecahkan kesunyian, sekali pun suaranya tidak terlalu
keras namun cukup memekikkan telinga setiap orang.
Han Siong Kie segara tarik kembali telapaknya dan loncat
mundur delapan depa kebelakang, sorot matanya dialihkan ke
arah mana berasalnya suara tadi.
Seorang perempuan berusia setengah baya yang cantik
jelita bagaikan bidadari berdiri tegap disisi pemuda tersebut,
dengan pandangan yang aneh ia sedang memandang pula
kearahnya.

269
Han Siong Kie terkejut, sungguh cantik perempuan ini
pikirnya didalam hati, ia merasa kecantikan wajahnya jauh
lebih hebat ber kali2 lipat kalau dibandingkan dengan
kecantikan si malaikat hawa dingin. Siapakah dia?.. Jangan2
dia adalah..
"ibu" terdengar kaucu muda itu berpaling dan memanggil.
"Nyonya." keempat orang kakak baju hijau serta kedua
puluh satu orang pria baju hitam itupun sama2 memberi
hormat sambil menyapa.
Han siong Kie berdiri menjublak, dadanya terasa se akan2
dihantam oleh sebuah martil berat membuat badannya
mundur kebelakang dengan sempoyongan dan hampir saja
roboh terjengkang keatas tanah. Dia... ternyata... dia adalah
nyonya kaucu ..."
Dia... ternyata perempuan itu adalah ibunya sendiri si siang
go cantik ong cui Ing adanya.
Dialah perempuan yang telah meninggalkan putranya,
melupakan dendam keluarganya serta kawin lagi dengan
Thian che kaucu.
Pertemuan antara ibu dan anak bukan saja tidak
menggirangkan hatinya, bahkan ia merasa hatinya sakit
bagaikan di iris2 dengan pisau belati...
Air mukanya per lahan2 berubah jadi pucat pias bagaikan
mayat, pandangan matanya ber kunang2 dan kepalanya
pusing tujuh keliling, dadanya terasa jadi sesak dan hampir
saja membuat pemuda itu muntah darah segar ....
"Dia bukan ibuku... dia bukan ibuku... aku tidak mempunyai
ibu seperti ini.." jeritnya didalam hati.
Tetapi kenyataan sudah berada didepan mata, tak mungkin
lari dari kenyataan tersebut, ia ingin lari keluar dari selat
tersebut, namun sepasang kakinya sudah tak mau mendengar
perintahnya lagi, kakinya seolah2 ditumbuhi akar yang kuat.

270
Rasa hinaa.. malu.. menyelimuti seluruh perasaannya, ia
merasa peristiwa tersebut merupakan suatu lembaran hitam
bagi kehidupan keluarganya, ia merasa martabat keluarganya
ternoda..
siang-go berwajah cantik ong Cui Ing yang berada
dihadapannya hanya membungkam terus dengan pandangan
yang aneh, siapapun tak tahu apa yang sedang ia pikirkan
pada saat itu.
Untuk beberapa saat lamanya suasana diseluruh kalangan
diliputi keheningan serta kesunyian yang mencekam, begitu
sepi.. sunyi hingga napas setiap orang dapat terdengar
dengan nyata.
Akhirnya Kaucu muda itu melotot sekejap kearah Han siong
Kie dengan penuh kebencian, lalu sambil berpaling kearah
ibunya ia berseru: "lbu, orang itulah yang disebut Manusia
berwajah dingin"
"Aku sudah tahu anakku" perempuan itu mengangguk.
"Ibu, aku telah menyerang dirinya dengan ilmu Ho Ho
sinkang, namun ilmu tersebut kehilangan kesaktiannya"
"oooh, sudah terjadi keadaan semacam itu?? kalian coba
mundurlah dahulu.."
Pemuda itu tidak berani membantah, bersama para jago
lainnya mereka sama2 mengundurkan diri kearah belakang.
siang go berwajah cantik ong Cui Ing mendengus dingin,
sekali loncat ia sudah berada beberapa tombak jauhnya dari
tempat semula, dengan sorot mata tajam ia awasi pemuda
dihadapannya tanpa berkedip.
sekujur tubuh Han siong Kie gemetar semakin keras, ia
gigit bibirnya keras2,

271
benarkah ibunya begitu kejam dan akan turun tangan keji
terhadap dirinya?? atau mungkin ia tidak tahu siapakah
dirinya???
Pelbagai macam pikiran berkecamuk dalam benaknya.
"Tidak" akhirnya ia menjerit didalam hati, "susiok pernah
berkata bahwa beliau pernah membawa aku pergi menemui
dirinya, tapi dia malah turun tangan keji hendak
membinasakan diriku serta susiok.. tapi kenapa?? kenapa
hatinya begitu kejam melebihi binatang??? kenapa ia hendak
membunuh putra kandungnya sendiri????.."
siang- go berwajah cantik sendiripun berdiri sambil
menggigit bibir, rupanya diapun sedang menahan emosi yang
bergelora didalam dadanya.
Akhirnya Han siong Kie tak dapat menahan diri lagi, ia buka
suara dan berseru, ternyata suaranya begitu aneh dan
mengerikan hingga ia sendiripun tak dapat mengenali sebagai
suara sendiri "Kau... kau... kau adalah ..."
"Aku adalah nyonya kaucu" jawab ong cui Ing dengan
suara dingin.
Han siong Kie mendongak dan tertawa seram, nadanya
mengerikan bagaikan seseorang yang hampir kalap.
"Nyonya..... nyonya kaucu..... nyonya kaucu.... haah....
haaah..... haaah......"
semua jago yang hadir dalam kalangan tertegun, mereka
heran dan tercengang menyaksikan sikap serta tingkah laku
musuhnya yang sangat aneh itu.
Air muka siang- go berwajah cantik ong cui Ing nampak
berubah hebat, tapi sebentar kemudian ia telah bersikap
dingin kembali bentaknya:

272
"Manusia berwajah dingin, kau tak usah berlagak sok
dihadapanku Hmm Berani main gila kuhabisi nyawamu saat ini
juga"
"Nyonya kaucu" teriak Han siong Kie sambil menggertak
gogo. "Kau siap berbuat apa terhadap diriku?"
"Bagi setiap manusia yang berada didalam Lian huan tan,
bila dia bukan sahabat tentulah orang itu adalah musuh kami,
selamanya kami tidak akan membiarkan musuh2 kami
tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup.."
Han siong Kie semakin sedih rasanya melihat sikap ibunya
itu, hatinya jadi hancur dan matanya jadi makin ber kunang2.
" Nyonya yang terhormat" teriaknya."Kau kenal tidak
dengan seorang manusia yang bernama Telapak naga beracun
Thio Llen..."
"Tutup mulut anjingmu manusia berwajah dingin, takdir
telah menentukan bahwa usiamu hanya sampai disini saja, ber
siap2lah menyambut saat kematianmu"
Han siong Kie gemetar keras, tanpa disadari ia melangkah
mundur satu langkah ke belakang..
-0000000-
BAB 16
HAMPIR saja ia tidak percaya dengan telinga sendiri, ia
tidak percaya kalau di kolong langit benar2 terdapat seorang
ibu yang berhati begitu keji dan sama sekali tidak mempunyai
rasa sayang antara seorang ibu dengan anaknya, benarkah dia
masih belum mengetahui siapakah dirinya?? mungkinkah ia
belum tahu bahwa dia adalah putra kandungnya??
Dengan suara serak dan tersendat kembali ia berpekik
nyaring.

273
"Nyonya Kaucu yang terhormat, masih ingatkah kau
dengan seorang bocah cilik yang ada ber sama2 sitelapak
naga beracun..."
Air muka si siang-go berwajah cantik ong cui Ing berubah
semakin hebat, napsu membunuh menyelimuti wajahnya,
tidak menunggu sampai sianak muda itu menyelesaikan
kata2nya ia sudah menerjang maju kedepan, telapak tangan
laksana kilat menghantam ke depan.
Han siong Kie jadi tertegun dan berdiri menjublak. dalam
waktu singkat pemuda itu berubah jadi orang bodoh. orang
yang kehilangan kesadarannya...
Apa yang diutarakan sudah terlalu jelas sekali bagi
pendengaran siapapun juga, siapa pun akan memahami
maksud dari perkataannya itu, tetapi perempuan itu atau
tegasnya ibu kandungnya ternyata pura2 tidak mengerti,
bukan begitu saja, bahkan diapun tega turun tangan keji
terhadap dirinya.. putra kandung sendiri
Hancurlah perasaan hati Han siong Kie, tubuhnya jadi
lemas dan lunglai ia tak mampu menghindarkan diri lagi dan
serangan maut yang sudah tiba didepan mata.
"Blaaam ditengah jeritan kesakitan yang memilukan hati,
tubuh pemuda she Han itu termakan telak oleh serangan yang
maha dahsyat itu hingga mencelat jauh beberapa tombak dari
tempat semula dan jatuh kembali keatas tanah.
Rasa benci dan kecewa berkecamuk dalam hatinya, rasa
sakit hati membuat si anak muda itu berusaha untuk
mempertahankan diri, dengan cepat ia loncat bangun dan..
Uuuuaaah darah segar muntah dari mulutnya, menyembur
sejauh dua tombak lebih dan menodai pakaian yang
dikenakan ong cui Ing.
Kaucu muda yang selama ini berpeluk tangan belaka disisi
kalangan segera menerjang kemuka setelah dilihatnya
pemuda lawannya itu roboh terluka..

274
siang go berwajah cartik sang cui Ing mengerutkan alisnya,
tiba2 diapun menerjang kembali kedepan sambil lancarkan
sebuah totokan kilat.
Kenyataan yang mengenaskan ini membuat kesadaran Han
siong Kie semakin pudar, ia sudah tak mampu menghindarkan
diri lagi, dalam keadaan begitu secara ngawur ia segera
kirimkan satu pukulan dahsyat untuk menyongsong datangnya
ancaman dari pihak lawan.
"Blaaam..." dalam keadaan terluka parah serangan yang
dilancarkan pemuda itu ternyata masih cukup ampuh.
Dalam satu bentrokan keras, tubrukan dari ong cui Ing
berhasil ditahan untuk sesaat tapi sebuah totokan dengan
cepat pula telah bersarang diatas tubuhnya.
Han siong Kie menjerit tertahan, tak ampun lagi tubuhnya
tertotok dan roboh terjengkang diatas tanah.
Menyaksikan musuh tangguh telah berhasil dibekuk. empat
kakek baju hijau itu segera berkelebat maju kedepan, serunya
setelah memberi hormat. "Nyonya, bagai mana dengan
bangsat cilik ini??"
siang go berwajah cantik ong cui Ing melirik sekejap ke
arah tubuh Han siong Kie yang menggeletak tak sadarkan diri
diatas tanah, kemudian jawabnya dingin:
"Kirim dia kedalam penjara maut, besok ber-sama2 kelima
puluh dua orang hukuman lainnya bunuh habis"
"Terima perintah" keempat orang kakek baju hijau itu
segera mengangguk.
"ibu, apakah tidak perlu serahkan bangsat itu keruang
penyiksaan??.." sela kaucu muda itu mendadak.
"Tidak perlu, bangsat cilik ini tidak lebih hanya seorang
pemuda yang jumawa dan latah, aku rasa dia tak akan
mengandung maksud2 tertentu" .

275
Demikianlah, salah seorang diantara keempat orang kakek
baju hijau itu segera mengepit tubuh Han siong Kie dan siap
berlalu dari tempat itu.
Mendadak ong cui Ing nyonya dari kaucu perkumpulan
Thian chee kau itu ulapkan tangannya sambil berseru.
"Tunggu sebentar "
Ia melayang mendekati kesisi tubuh Han siong Kie, sambil
lancarkan beberapa totokan lagi ia berkata:
"Ilmu silat yang dimiliki si manusia berwajah dingin sangat
lihay, lebih baik sekarang juga kupunahkan dahulu ilmu silat
yang dimilikinya daripada sampai terjadi hal yang tidak
diinginkan dibelakang hari. Beri tahu kepada pengurus penjara
maut, mereka tak usah menotok jalan darah cacadnya lagi
cukup bebaskan jalan darah tidurnya"
Keempat orang kakek baju hijau itu segera mengangguk
dan bersama2 mengundurkan diri dari tempat itu.
-0000000-
Jilid 8
SEPENINGGALNYA keempat orang kakek tadi, Ong Cui Ing
sambil menggandeng putra kesayangannya pun ikut berlalu
menuju kedalam selat.
Kakek bercambang berserta kedua puluh satu orang pria
baju hitam itu dengan sikap yang hormat menghantar
keberangkatan nyonya kaucu mereka.. Tidak lama setelah
sesosok bayangan manusia yang kecil ramping. Dia bukan lain
adalah Tonghong Hwie yang menyaru sebagai seorang
pengemis cilik.
Kalau tadi Han Siong Kie menaruh curiga kalau dia sudah
tertawan oleh para jago yang dikirim perkumpulan Thian chee

276
Kau untuk mencari jejaknya, maka Tonghong Hwie pun
mengira saudara angkatnya telah tertawan pula oleh para jago
dari perkumpulan Thian chee kau.
Sungguh sayang kedatangan mereka berdua hanya terpaut
beberapa waktu saja hingga, kedua belah pihak tak dapat
saling bertemu satu sama lainnya.
sekalipun tujuan yang mereka datangi adalah sama, dan
maksud tujuan merekapun tak berbeda, namun rupanya takdir
telah menentukan yang lain.
Tonghong Hwie adalah seorang jago yang amat cerdik, dia
tahu wilayah Lian Hong tan tidak lebih bagaikan sarang naga
gua harimau, jago lihay pihak perkumpulan Thian chee kau
yang ditugaskan menjaga di sekitar tempat itu banyak sukar
dihitung dengan jari, bila ia berani menerjang masuk secara
gegabah niscaya jejaknya akan ketahuan. oleh karena itu
dengan amat sabar pengemis cilik itu menuggu diluar daerah
tersebut, ia tunggu hingga kentongan kedua sudah menjelang
tiba, dengan gerakan yang sangat enteng danpenuh
kewaspadaan, selangkah demi selangkah dijelajahinya tempat
itu.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, ternyata dengan amat
mudah sekali ia berhasil melewati beberapa buah pos
penjagaan yang banyak tersebar disekitar tempat itu.
Namun tidak lama setelah berada didalam selat tersebut,
dengan cepat Tonghong Hwee menemukan bahwa keadaan
tidak beres, ia temukan begitu banyak persimpangan yang
bermunculan ditempat itu, meskipun sudah setengah malam ia
ber-putar2 ditempat itu, namun yang ditemui hanyalah
tebing2 curam yang menjulang tinggi ke angkasa, bukan
begitu saja bahkan iapun menemukan banyak sekali lorong
sempit yang telah dilaluinya bukan hanya satu kali saja.
Tonghong Hwie jadi amat panik, menurut perhitungannya
didalam beberapa jam lagi fajar bakal menyingsing, namun

277
jalan lorong yang dilewatinya kian lama kian bertambah
membingungkan hati, bukan saja jalan keluar tidak berhasil
ditemukan, bahkan untuk mundur kembali kejalan yang
semula pun tak mampu dia lakukan.
Sadarlah pengemis cilik itu bahwa dirinya telah terkurung
didalam sebuah barisan yang maha sakti, dalam keadaan
begini kendati ia cerdik dan banyak akal, tak urung dia akan
kelabakan juga.
Fajar telah menyingsing, lorong2 sempit yang membujur
dalam selat itu perlahan2 menjadi terang benderang.
Keadaan dari Tonghong Hwie pada saat ini ibarat semut
yang berada diatas kuali panas, rasa panik yang menyelimuti
hatinya sulit dilukiskan dengan kata2. Mau maju tak dapat,
mau mundurpun tak bisa, sedangkan kabar berita tentang
kakak angkatnya Han Siong Kie tidak berhasil diketahui, bisa
dibayangkan betapa cemasnya hati pengemis ini.
Terpikir olehnya hendak mencari tempat persembunyian
terlebih dahulu untuk melepaskan diri dari pengamatan para
jago dari perkumpulan Thian chee kau. Setelah itu baru
berusaha untuk mencarijalan keluar dari barisan ini, siapa tahu
sekeliling tempat itu yang terlihat hanyalah tebing2 curam
yang menjulang tinggi keangkasa. Dengan tenaga dalam yang
dimilikinya tak mungkin baginya untuk melayang naik
ketempat itu.
Disaat hatinya sedang bingung bercampur panik itulah,
mendadak dari arah belakang berkumandang datang suara
tertawa seram yang amat mengerikan..
Dengan hati terkesiap Tonghong Hwie berpaling
kebelakang, tanpa terasa ia tarik napas dingin dan bergidik.
Terlihatlah seorang kakak baju kuning yang bermata
tunggal telah berdiri kurang lebih satu tombak dibelakang
tubuhnya, sedari kapan orang itu munculkan diri ternyata
sama sekali tak diketahui olehnya.

278
Dalam pada itu sikakek baju kuning bermata tunggal tadi
telah menatap wajahnya sambil tertawa seram, serunya:
"Hey bangsat cilik, rupanya kau sudah kepayahan semalam
suntuk. bagaimana kalau sekarang beristirahat dulu??"
Tonghong Hwie merasa amat terkejut, jantungnya terasa
berdebar keras, ia tak menyangka kalau perbuatannya selama
semalam suntuk ternyata sudah berada didalam pengawasan
orang, dengan hati tercekat segera serunya: "si. .siapa ..siapa
kau??"
"Hmm..hmm kau ingin tahu siapakah aku? aku bukan lain
adalah Koan thian sin atau malaikat pengamat langit Ci
Chong"
"Malaikat Pengamat Langit??."
"Sedikitpun tidak salah" kakek baju kuning itu
mengangguk.
"Aaah aku rasa julukan itu kurang tepat bagimu,
seharusnya engkau lebih cocok kalau dinamakan si mata
tunggal pengamat langit"
Air muka kakek baju kuning itu seketika berubah hebat, ia
tidak mengira dalam keadaan bahaya, pihak lawannya masih
sempat untuk menggoda dirinya, sambil tertawa seram ia
segera berseru:
"Bajingan busuk. kematian sudah berada diambang pintu,
kau masih juga tak tahu diri dan berani mempermainkan
diriku ..Hmm rupanya kau benar2 sudah bosan hidup,
Heeeh... heeeh... heeeh... bangsat kedatanganmu apakah
disebabkan karena manusia berwajah dingin itu??"
Terkejut Tonghong Hwie mendengar ucapan tersebut, dari
situ ia bisa menarik kesimpulan bahwa delapan puluh persen
kakak angkatnya sudah tertangkap. oleh para jago
perkumpulan Thian chee Kau. Dengan suara agak gemetar

279
segera serunya: "Jadi jadi... manusia berwajah dingin telah
kalian lukai ?"
"Ehmmm... sedikitpun tidak salah, selamanya orang yang
berani memasuki wilayah Lian huan tau tak bakal ia bisa
tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup"
"Apa?? jadi..jadi ia sendiri yang datang mencari satroni
ketempat ini???"
"sedikitpun tidak salah, dia yang sudah bosan hidup dan
datang mencari penyakit sendiri"
"Sekarang... sekarang dia berada dimana?"
"Kau maksud simanusia berwajah dingin? sekarang dia
berada didalam penjara maut dan sebentar lagi kau bakal
bertemu dengan dirinya"
Sekujur badan Tonghong Hwie gemetar semakin keras, ia
tak tahu dimanakah letaknya penjara maut tersebut, tetapi
bila ditinjau dari namanya jelas tempat itu merupakan suatu
tempat yang luar biasa.
sebelum ingatan kedua berkelebat didalam benaknya,
terdengar si malaikat pengamat langit Ci chong telah berkata
kembali:
"Dia hanya akan hidup sampai fajar menyingsing nanti,
berarti jiwanya masih akan hidup selama setengah jam
belaka"
"Dia.... kenapa dia?"
"Dia akan dijatuhi hukuman mati dan akan melaksanakan
hukumannya sejenak lagi"
Tonghong Hwie seketika itu juga merasakan pandangan
matanya jadi gelap dan berkunang2, tubuhnya dengan
sempoyongan mundur beberapa langkah kebelakang:

280
"Engkoh Kie hanya akan hidup setengah jam lagi??"
pikirnya didalam hati "Benarkah dia akan dijatuhi hukuman
mati?? bukankah ilmu silat yang dimilikinya sangat lihay,
kenapa ia bisa tertawan?? bila engkoh Kle benar2 bakal mati,
lalu apa artinya bagiku untuk hidup seorang diri, akan lebih
baik biarkan diriku ditawan saja hingga bisa bertemu muka
dengan dirinya atau paling sedikit aku bisa bertemu dengan
dirinya sebelum menghembuskan napas yang terakhir, banyak
sekali perkataan yang hendak kusampaikan kepadanya, aku
hendak beri tahu asal usulku kepadanya ..."
Makin berpikir ia merasa makin kalut, hingga akhirnya
sambil menjerit pengemis cilik itu putar badan dan lari menuju
kedalam lembah..
"Bangsat cilik, kau hendak pergi kemana? terdengar
malaikat pengamat langit membentak keras.
Sambil berseru tubuhnya laksana kilat berkelebat ke depan
dan menghadang jalan pergi pengemis itu.
Jago tua ini merupakan salah satu diantara empat
pelindung hukum yang amat lihay didalam perkumpulan Thian
chee kau, ilmu silatnya terhitung kelas satu dibawah kaucu
mereka sendiri, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya serangan
yang dia lancarkan.
Dengan tangkas Tonghong Hwie berkelit kesamping,
cengkeraman yang telah berhasil bersarang diatas bahunya itu
segera berhasil diloloskan kembali, menggunakan kesempatan
itu dia loncat mundur delapan depa ke arah belakang.
Melihat musuhnya berhasil melepaskan diri dari serangan
yang dia lancarkan itu, malailat pengamat langit Ci Chong
berseru kaget, ia tak tahu ilmu silat apakah yang dimiliki
pengemis cilik itu sehingga cengkeraman yang telah berhasil
mengenai sasaran itu dapat dilepaskan dengan begitu
gampang..

281
Tonghong Hwie sendiri yang memiliki baju sakti pelindung
badan meskipun berhasil melepaskan diri dari cengkeraman
musuh, tak urung ia rasakan bahunya terasa amat sakit,
diam2 ia kaget akan kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki
musuhnya itu.
Dalam pada itu si malaikat pengamat langit Ci Chong
setelah tertegun beberapa saat lamanya segera tertawa
seram, ia menerjang kembali kedepan sambil melancarkan
serangan.
"Ci, Hu hoat, tahan" mendadak terdengar suara bentakan
nyaring berkumandang datang dari arah belakang.
Bersamaan dengan selesainya ucapan itu, dari balik bukit
muncullan seorang perempuan berusia setengah baya.
Dari suata teguran itu rupanya malaikat pengamat langit Ci
chong sudah mengetahui siapakah yang telah datang, buru2
ia tarik kembali telapaknya dan meloncat mundur ke belakang.
"Hamba terima perintah, apakah nyonya masih ada
perintah lain??" serunya dengan serius.
"Waktu untuk melaksanakan hukuman mati segera akan
berlangsung, harap kau segera berlalu dan melakukan
pengawasan yang ketat disekitar tempat ini, sedang bangsat
cilik ini serahkan saja kepadaku"
"Hamba terima perintah" setelah memberi hormat malaikat
pengamat langit Ci Chong segera putar badan segera berlalu
dari situ.
Tonghong Hwie merasa semakin sedih setelah mengetahui
bahwa saat dilaksanakannya hukuman mati segera akan
berlangsung, sambil menjerit keras ia enjotkan badan dan siap
mengejar dibelakang kakek baju kuning tadi. "Berhenti"
Di tengah bentakan nyaring Tonghong Hwie segera
merasakan adanya segulung angin pukulan yang amat kuat
menerjang kearah tubuhnya hingga memaksa dia harus

282
membatalkan niatnya untuk mengejar kakek baju kuning tadi
dan melayang kembali keatas tanah.
Perempuan berusia setengah baya yang bukan lain adalah
siang go berwajah cantik Ong Cui Ing itu, ia tidak banyak
bicara tubuhnya laksana kitiran angin puyuh segera menerjang
maju kedepan, telapak tangannya yang sukar dilukiskan
dengan kata2 mencengkeram pergelangan tangan Tong hong
Hwie.
Pengemis cilik itu meronta keras, ia berusaha melepaskan
diri dari ancaman itu, namun rupanya Ong Cui Ing sudah
mempunyai perhitungan yang masak, bersamaan dengan
dilancarkan serangan cengkeraman itu, tangannya segera
mengirim pula sebuah totokan kearah bagian dalam tubuh
pengemis itu.
Tonghong Hwie terkesiap. sukmanya terasa melayang
tinggalkan raganya, untuk menghindarkan diri tak sempat lagi,
sebelum ingatan kedua sempat berkelebat dalam benaknya, ia
sudah jatuh tak sadarkan diri
Bagaimana keadaan si pengemis cilik ini selanjutnya??
baiklah untuk sementara waktu kita tinggalkan dahulu.
Dalampada itu Han Siong Kie yang di hajar ibunya sendiri
Ong Cui Ing hingga muntah darah segar, kemudian jalan
darahnya tertotok hingga kesadarannya lenyap segera
digotong masuk kedalam penjara bawah tanah.
Menanti pemuda itu sadar kembali dari pingsannya, ia
temukan dirinya berbaring di suatu tempat yang berbau
lembab, busuk dan sangat memuakkan, begitu baunya hingga
untuk bernapaspun terasa amat sulit.
Perlahan-lahan ia membuka matanya dan berusaha
memandang sekeliling tempat itu, namun yang terlihat
hanyalah kegelapaa yang mencekam seluruh jugad. Tempat
manakah ini ? ingatan tersebut dengan cepat terlintas dalam
benaknya.

283
Lama kelamaan sinar matanya dapat menembusi kegelapan
dan mulai bisa melihat pemandangan disekitar tempat itu
meskipun masih samar dan buram.
"Apakah aku sudah mati??" ingatan itu dengan cepat
berkelebat pula dalam benaknya, ia lihat dirinya berada dalam
sebuah ruang batu yang luasnya hanya lima tombak persegi,
udara menyiarkan bau busuk dan bayangan manusia bergerak
kesana kemari dihadapan matanya, suara rantai
bergemerincingan sementara manusia dengan wajah seram
layu dan rambut yang kusut berkeliaran disekitar situ.
"Aaah mungkinkah aku telah berada di dalam neraka yang
penuh dengan manusia hukuman.??" pikiran itu seketika
membuat hatinya tercekat dan bada nj adi merinding.
Buru2 ia berusaha meronta dan loncat bangun dari atas
tanah namun suara gemerincingan segera mengejutkan pula
hatinya.
Ternyata kaki serta tangannyapun diborgol dengan sebuah
rantai besi yang besar dan kuat, sebuah jepitan besi yang
diikat dengan rantai pula memborgol tenggorokannya
membuat dia sama sekali tak dapat bergerak dengan bebas.
Kurang lebih tiga puluhan orang hukuman dengan keadaan
yang tak jauh berbeda dengan dirinya duduk lesu dan lemas di
sekitar situ, suasana terasa hening namun mencekamkan.
"Aku telah mati aku telah mati" jerit Han Siong Kie dengan
suara mengenaskan, "aku mati dalam keadaan yang konyol,
kematianku sungguh tidak berharga. oooh, kenapa aku harus
mati ditangan ibu kandungku sendiri??? "
Jeritan ini segera memancing perhatian para hukuman yang
lain, mereka sama2 angkat kepala dan memandang
kearahnya, tetapi tak seorangpun diantara mereka yang buka
suara, mungkin mereka sendiri sudah terbiasa menyaksikan
kejadian seperti ini.

284
Pemuda itu men-jerit2 seperti orang gila sambil berteriak ia
terbayang kembali kejadian-kejadian dimasa silam.
Ia teringat kembali ketika paman gurunya si Telapak naga
beracun Thio Lien disuatu malam yang gelap dan hujan turun
dengan derasnya telah membawa ia pergi mengunjungi
perkampungan keluarga Han yang penuh dengan tulang
manusia yang berserakan, membuat ia mengetahui asul usul
yang sebenarnya"
setelah paman gurunya memberitahukan asat usulnya,
ternyata ia telah bunuh diri disisi tulang tubuh ayahnya.
Dua ratus sosok tulang manusia termasuk tulang ayahnya
masih berserakan dalam perkampungan tersebut tanpa
seorang manusia pun yang mengurus... ia bersumpah akan
menuntut balas atas peristiwa berdarah itu... dia akan
mencincang tubuh musuhnya agar bisa membalaskan sakit
hati ayah serta keluarganya.
Ia tahu orang yang telah melakukan penjagalan secara
besar2an itu telah meninggalkan suatu lambang diatas dinding
rumahnya, lambang itu berupa sebuah tengkorak yang
berlumuran darah... itulah perlambang dari pemilik benteng
Maut.
Kemudian ia teringat kembali sewaktu berkenalan dengan
Tonghong Hwie, mereka angkat saudara kemudian ikut
memperoleh penemuan aneh di dalam hutan, menyerbu ke
dalam Benteng Maut
Dalam peristiwa itu ia telah dihantam masuk sungai oleh
Tengkorak Maut hingga akhirnya ditolong oleh seorang gadis,
hal ini membuat dia berhutang budi dengan Go Siauw Bi, putri
dari ketua perkumpulan Pat Gopang.
Terbayang pula wajah ibunya yang cantik tapi berhati
kejam melebihi ular beracun, bukan saja ia telah kawin
dengan orang lain, bahkan begitu tega untuk turun tangan keji
terhadap dirinya.

285
Otak terasa penuh dengan pikiran2 yang mengalutkan,
sekali lagi ia menyapu ruang disekelilingnya, ia tetap neraka
dihadapannya dengan pandangan sayu. Rasa seram ngeri
membuat tubuhnya menggigil, dan bulu romanya pada
bangun berdiri Gumamnya kembali seorang diri:
"Aku tak boleh mati dengan begitu saja, bila aku mati siapa
yang akan menuntut balas bagi sakit hati keluargaku? siapa
yang akan mengubur tulang2 dalam perkampungan keluarga
Han?? aku tak boleh mati, aku tidak ingin mati, Aaah Thian
mengapa kau atur kesemuanya ini bagiku??.. oooh Thian kau
terlalu kejam kau tidak adil.." semakin berpikir badannya
semakin kaku linu dan sakit sekali.
Mendadak Kraaaak terdengar suara gemerincing yang amat
nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, disusul
serentetan cahaya yang amat tajam memancar masuk
menerangi seluruh ruangan tersebut.
Dari lubang terbuka itulah Han Siong Kie menemukan
seurat wajah yang amat dikenal olehnya sedang melongok
kedalam.
Kraaak terdengar suara nyaring kembali berkumandang,
liang tadi menutup kembali, suara helaan napas sayup2
terdengar dari ruangan.
"Aaah Dia.... dia.. adalah si kupu2 warna warni Lie In Hiang
"pemuda itu segera berteriak keras "Aku belum mati, aku
belum mati, tempat ini pastilah penjara dalam tanah didalam
markas perkumpulan Thian chee kau"
Hampir saja pemuda itu meloncat bangun dari atas tanah
saking girangnya, harapan untuk hidup segera muncul kembali
didalam hatinya.
Maka dengan cepat ia berusaha merangkak bangun, ia
berusaha untuk duduk bersila dan mengatur penapasan. Ia
coba untuk bangkit berdiri:

286
"Duduklah nak, jangan bergerak jangan terlalu banyak
bergerak dulu" serentetan bisikan yang lembut bagaikan
bisikan nyamuk bergema masuk dalam telinganya.
Han Siong Kie terkesiap dia yakin ucapan itu sengaja
ditujukan kepadanya, tapi meskipun sorot matanya telah
berputar menyapu setiap sudut ruang penjara itu, namun tak
seorang manusiapun yang berhasil ditemukan, ia tidak
berhasil menemukan sesuatu apapun, sungguh aneh sekali,
siapakah yang telah mengirim padanya didalam penjara yang
mirip dengan neraka ini.?????
"Manusia berwajah dingin, duduklah dan jangan bergerak"
sekali lagi bisikan itu berkumandang datang.
Han Siong Kie terkejut dan tanpa sadar telah duduk
kembali keatas tanah, dengan ilmu menyampaikan suara pula
ia balas berbisik: "siapakah kau??
"Aku?? masa kau sudah tidak kenali lagi suaraku??"
"Aku merasa suaramu seperti kukenal, cuma aku lupa
siapakah dirimu itu??"
"Aku adalah orang yang ada maksud"
Han Siong Kie semakin terperanjat, jantungnya berdebar
semakin keras. Kembali manusia yang ada maksud muncul
dihadapannya dikala ia sedang menemui kesulitan. suatu
harapan untuk melepaskan diri dari tempat itu segera muncul
didalam benaknya, disamping itu dia pun merasa heran
bercampur kaget. Kenapa manusia yang ada maksud bisa
munculkan diri didalam penjara perkumpulan Thian Chee
Kau?? dari mana ia bisa muncul disitu tanpa diketahui
oraang??"
"Benarkah kau adalah manusia yang ada maksud?" sekali
lagi Han Siong Kie bertanya.
"Sedikitpun tidak salah." orang yang ada maksud
menjawab.

287
“Sekarang nona berada dimana?”
“Di ruang sebelah penjara maut itu!”.
"Apa? penjara maut? tempat ini bernama penjara maut.?”
"Tidak salah. sekarang kau berada didalam penjara maut
dari perkumpulan Thian Chee Kau”
“Bagbaimana caranya nona bisa sampai disini?”
"Belum waktunya kuberitahukan kepadamu”
Han Siong Kie tarik napas panjang2. sebenarnya ia ingin
bertanya kepada orang yang ada maksud mengapa dia datang
untuk menolong dirinya, tetapi watak yang tinggi hati telah
mengurungkan niatnya itu.
"Nona siapa2 saja yang ditawan didalam penjara ini?
apakah kau tahu?” akhirnya dia bertanya kembali.
“Para hukuman yang sedang mananti untuk menjalankan
hukuman mati.”
Untuk kesekian kalinya Han Siong Kie tarik napas dingin. ia
terkesiap dan tak pernah menyangka kalau dirinya pun telah
dijatuhi hukuman mati oleh pihak lawan. Tanpa sadar ia
segera berseru lirih.
"Apa?? kau katakan mereka adalah orang hukuman yang
sedang menantikan saat untuk menjalani hukuman mati?”
“Ssdikitpun tidak salah. orang2 itu ada yang merupakan
musuh besar dari perkumpulau Thian chee kau. ada pula
anggota perkumpulan yang telah melanggar peraturan
perkumpulan mereka. sekarang orang2 itu sedang menikmati
sisa hidupnya yang tak akan lama lagi. sebentar lagi mereka
akan menjalani hukuman mati"
“Apakah termasuk diriku juga akan menjalani hukuman
mati?"
"Tentu saja!"

288
"Lalu apa maksud nona datang kemari?”
“Aku datang demi dirimu, sekarang janganlah bergerak
secara sembarangan. kau harus pura-pura menunjukkan
bahwa kau adalah seseorang yang telah kehilangan seluruh
ilmu silatmu!”
"Kenapa??”
“Setiap orang sebelum dijebloskan kedalam penjara maut.
oleh pengurus penjara ilmu silatnya pasti akan dimusnahkan
terlebih dahulu.”
"Tapi aku merasa bahwa ilmu silatku masih utuh"
"Benar, ilmu silatmu memang masih utuh, sedang apa
sebabnya sampai begini dikemudian hari kau bakal
mengetahui dengan sendirinya kesemuanya ini, orang yang
kehilangan sukmalah yang mengaturnya. aku tak dapat
menjelaskan kepadamu"
"Orang yang kehilangan sukma?? jadi kedatangan nona
adalah sedang menjalankan tugas yang diperintahkan orang
yang kehilangan sukma??"
"Dugaanmu tepat sekali, aku memang sedang menjalankan
tugas yang diperintahkan oleh manusia yang kehilangan
sukma"
"Nona, bolehkah aku mengajukan satu pertanyaan
kepadamu??"
"Selama pertanyaanmu itu dapat kujawab, aku pasti akan
memberikan jawaban yang memuaskan"
"Adik angkatku Tonghong Hwie sekarang berada dimana??
bagaimana pula nasibnya?? dia masih hidup atau sudah
mati?? "
Manusia yang ada maksud termenung beberapa saat
lamanya, kemudian menjawab:

289
"Keselamatannya untuk sementara waktu tak ada bahaya."
"Sekarang dia berada dimana? "
"Masih berada dalam wilayah Lian huan tau, cuma ia sudah
berada dibawah perlindungan orang yang kehilangan sukma"
Legalah hati Han Siong Kie setelah mendengar perkataan
tersebut.
"Apakah orang yang kehilangan sukma juga telah tiba
ditempat ini?" ia bertanya kembali.
"Lebih baik kau tak usah tanyakan hal yang sama sekali tak
berguna, tahukah kau masih berapa lama kau dapat hidup di
kolong langit??"
"Berapa lama? seru sianak muda itu dengan hati terkejut.
"Hanya dua jam, sebentar lagi ketiga puluh satu orang
hukuman yang ada didalam penjara ini termasuk tiga puluh
dua orang akan melaksanakan hukuman matinya"
Han Siong Kie jadi kecewa bercampur sedih, rasa benci dan
sakit hatinya muncul kembali menyelimuti benaknya, ia kertak
gigi keras2 dan menyumpah:
ia benci ibunya yang kejam melebihi ular berbisa itu, ia
benci kepada siang- go berwajah cantik Ong Cui Ing...
perempuan itulah yang telah menghantar dirinya kedalam
penjara maut, ibu kandungnya yang hendak merenggut
selembar jiwanya lewat hukuman mati.
"Bagaimana cara mereka untuk membereskan jiwaku
nanti." serunya dengan suara berat.
"Menurut peraturan yang berlaku bagi perkumpulan Thian
chee kau, untuk tetap mempertahankan prikemanusiaan
mereka hanya membunuh orang tanpa mengucurkan darah,
mereka akan cekoki para hukuman dengan obat racun yang
keji, setelah korbannya mati keracunan mayatnya baru
dikubur diluar wilayah Lian Huan tan"

290
"Dibunuh dengan racun??"
"Sedikitpun tidak salah kau jangan harap bisa meloloskan
diri dari tempat ini, sebab setiap orang hukuman yang telah
mati keracunan sebelum diangkat keluar akan diperiksa lebih
dahulu dengan teliti, semboyan mereka adalah hanya mayat
saja yang dapat ke luar dari penjara maut tersebut"
"Ooh...” Han Siong Kie hanya bisa berkata begitu saja,
kemudian membungkam dalam seribu bahasa.
Terdengar orang yang ada maksud melanjutkan kembali
kata2nya:
"Penjara maut ini didirikan dibawah tanah, pintu masuk dan
pintu keluar diatur oleh alat rahasia yang ber lapis2, kurang
lebih seratus orang jago lihay menjaga disetiap lapisan alat
rahasia tersebut, bukan begitu saja bahkan setelah orang itu
mati keracunan, sebelum dikubur kedalam tanah oleh petugas
hukuman akan ditotok pula jalan darah kematiannya sehingga
siapapun yang coba pura2 mati tak akan lolos pula
ditangannya.."
"Nona, apakah kedatanganmu kesini hanya ingin memberi
tahukan beberapa patah kata itu saja??" akhirnya sianak muda
itu tak dapat menahan diri dan berseru.
"Bukan hanya itu saja, akupun datang untuk menolong
dirimu.."
"Mati dan hidup semuanya diatur oleh takdir, aku sama
sekali tidak jeri menghadapi semua kenyataan yang ada
didepan mata."
"Kau memang bisa ambil tak perduli, tapi orang lain
tidaklah mengharapkan kau terjadi sesuatu.."
"Siapakah orang itu?? "
"Orang yang kehilangan sukma"
"Dia? kenapa?".

291
"Dikemudian hari kau akan mengetahui dengan sendirinya,
sekarang ia sedang berusaha keras untuk menolong dirimu
tetapi diapun harus mengeluarkan suatu pengorbanan yang
tak terhingga besarnya"
"Untuk menyelamatkan jiwaku, siorang yang kehilangan
sukma telah memberikan pengorbanan yang tak ternilai
besarnya?"
"Sedikitpun tidak salah"
"Kenapa ia berbuat demikian??"
"Sekarang aku belum dapat memberitahukan kepadamu,
suatu ketika kau akan mengetahui dengan sendirinya"
Han Siong Kie membungkam dan tidak berbicara lagi,
peristiwa ini betul2 sangat aneh dan sukar diraba arah
tujuannya.
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya hingga
hampir saja ia berteriak ketus dengan suara gemetar segera
serunya:
"Nona? bukankah tadi kau berkata bahwa hanya orang mati
yang dapat keluar dari penjara ini??"
"Ehmm sedikitpun tidak salah kenapa?".
"Aku punya suatu cara yang bagus untuk meloloskan diri
dari sini..."
"Benarkah itu?? kau benar2 mempunyai cara untuk
meloloskan diri dari tempat ini? " seru orang yang ada makkud
deagan suara penuh emosi. "sedikitpun tidak salah "
"Apakah caramu itu?? cepat katakan"
"Bukankah kau mengatakan bahwa orang mati saja yang
dapat keluar dari penjara maut ini??"
"Ehmm ? sedikitpun tidak salah??"

292
"Cara baikmu itu justru terletak pada kematian itu"
"Bagaimana maksudmu??? aku tidak mengerti apa yang
kau ucapkan itu.."
"Aku pernah belajar ilmu pernapasan kura2 saktL, aku bisa
berpura-pura mati tanpa diketahui oleh mereka.."
“Apa?” terdengar Orang yang ada maksud menjerit
tertahan, “Kau pernah mempelajari ilmu kura2 sakti yang
sudah lama lenyap dari permukaan bumi itu?”
"Sedikitpun tidak salah" pemuda itu membenarkan.
oooodOwoooo
Bab 17
“AAh- aku sudah mengerti akan maksud mu, bukankah kau
hendak menggunakan ilmu kura2 sakti untuk menutup seluruh
pernapasanmu dan memutar balikkan urat2 nadi serta jalan
darah yang ada didalam tubuh hingga orang akan
menganggap dirimu sebagai sesosok mayat??"
"Benar, coba lihatlah apakah cara ini bisa digunakan ateu
tidak?”
“Boleh sih boleh. hanya saja..."
"Hanya kenapa?”
“Setelah mayat itu digotong keluar dari penjara biasanya
oleh petugas penjara pasti akan dilakukan pemeriksaan
kembali dengan seksama dan kemudian menotok jalan darah
kematiannya, bila sampai kau sungguh-sungguh celaka
bukankah urusan jadi berabe?"
"Nona, mungkin kau belum begitu memahami akan
kehebatan serta kesaktian dari ilmu kura2 sakti ini, bila
seorang telah menggunakan ilmu tersebut maka seluruh
peredaran darahnya akan berhenti jantUngnya berhenti
berdetak dan keadaannya tidak jauh berbeda dengan orang

293
mati biasa kecuali mayatku dipotong2 atau ditusuk atau
mungkin aku bakal celaka ditangan orang lain"
"Lalu ilmu kura2 sakti yang kau miliki itu bisa bertahan
berapa lama??"
"Ilmu tersebut belum lama kulatih, paling banter aku hanya
bisa bertahan selama sepuluh hari saja"
"Itu lebih dari cukup, asal kau bisa bertahan selama tiga
hari maka tengah haripada hari ketiga aku akan menggali
kuburanmu serta menolong kau keluar dari situ."
"Atas kebaikan nona akan kuingat selalu, untuk itu
sebelumnya kuucapkan banyak2 terima kasih, tiga hari
kemudian aku pasti akan bangun dengan sendirinya".
"Sekarang aku harus kembali untuk memberi laporan
kepada orang yang kehilangan sukma, baiklah kita berjanji
seperti yang kau katakan tadi, bila ada orang menghidangkan
masakan janganlah sekali2 kau makan sebab dalam makanan
itulah telah terkandung obat racun yang mematikan,
disamping itu kau harus berpura2 seperti orang yang
kehilangan ilmu silat, jangan sampai rahasia ini ketahuan
orang kalau tidak... akibatnya sukar untuk dibicarakan"
"Aku akan ingat selalu perintahmu ini, sebelum itu ada satu
persoalan ingin kutanyakan kembali"
"Apa yang ingin kau tanyakan??"
"Benarkah orang yang kehilangan sukma adalah
gurumu???"
"Tentang soal ini .... "
Agaknya orang yang ada maksud sedang
mempertimbangkan apakah perlu baginya untuk menjawab
pertanyaan dari Han Siong Kie tadi atau tidak beberapa saat
kemudian ia baru menjawab.

294
"Tentang pertanyaanmu ini, aku bisa memberitahukan
kepadamu dia adalah ibuku"
"Ooooh jadi orang yang kehilangan sukma adalah ibumu??"
"Sedikitpun tidak salah"
"Sudah terlalu banyak aku berhutang budi dengan kalian
ibu dan anak. Aku jadi tak tahu bagaimana budi kebaikan
sebanyak itu harus kubalas dikemudian hari.. hanya aku tidak
mengerti, mengapa kalian selalu memperhatikan diriku."
"Dikemudian hari kau akan mengetahui dengan sendirinya,
sekarang waktu amat mendesak. aku harus segera berlalu dari
sini"
Bersamaan dengan selesainya ucapan itu, suasana pulih
kembali dalam keheningan, jelas perempuan misterius itu
telah berlalu.
Han Siong Kie benar2 merasa terharu, ia tak tahu apa
sebabnya orang yang kehilangan sukma serta orang yang ada
maksud begitu memperhatikan dirinya, begitu cintanya
mereka terhadap dirinya sehingga melebihi cinta kasib
seorang ibu terhadap anaknya..
Tidak lama setelah orang yang ada maksud berlalu dari
tempat itu, dari dinding ruangan berkumandanglah suara
gemerincing yang amat nyaring, pintu penjara yang tebal dan
berat perlahan2 bergeser kearah samping, diikuti muncullah
sebelas orang memasuki ruangan itu.
Dua obor besar dipasang diatas dinding penjara membuat
suasana ditempat itu jadi terang benderang, cahaya api yang
berkilauan memancar diatas wajah setiap orang hukuman
yang meringkuk disitu. menambah suasana jadi semakin
menyeramkan. Tempat itu benar2 tak ubahnya bagaikan
neraka didalam dunia.
Dengan pandangan yang tajam Han Siong Kie mengawasi
orang2 yang baru saja muncul didepan pintu penjara itu, ia

295
lihat orang pertama adalah pemuda beraja h licin yang bukan
lain adalah Kaucu muda dari perkumpulan Thian chee kau, di
belakangnya mengikuti dua orang pria bertubuh kekar sedang
dibela kang kedua orang itu adalah delapan orang pria baju
hitam yang membawa nampan berisi makanan.
Setelah berada didalam ruangan penjara, kedelapan orang
pria baju hitam itu segera menyiapkan tiga puluh dua
mangkok besar yang berisi sayur dan nasi di atas tanah, bau
harum yang amat lezat tersiar keluar dari sayuran tersebut.
Bergidik sekujur badan Han Siong Kie menyaksikan
mangkuk-mangkuk berisi nasi dan sayur itu, tanpa sadar bulu
kuduknya pada bangun berdiri, pikirnya:
"Aa i. ..waktunya telah tiba, ketiga puluh satu orang itu
sebentar lagi akan menyelesaikan kehidupannya yang penuh
penderitaan serta siksaan, sungguh kejam perbuatan orang2
dari perkumpulan Thian chee Kau . bila suatu hari aku orang
she Han bisa lolos dari sini dalam keadaan hidup, aku
bermaksud akan membasmi habis semua manusia laknat itu"
Dalam pada itu, dengan sorot mata yang tajam Kaucu
muda itu menyapu sekejap seluruh ruangan penjara itu. dan
akhirnya berhenti di atas wajah Han Siong Kie, cahaya buas
dan bengis terpancar keluar dari balik matanya
Terkejut sianak muda itu melihat perbuatan orang, ia tahu
bahwa kaucu muda itu bermaksud jelek terhadap dirinya.
"Apa yang hendak ia lakukan?" pikirnya didalam hati,
apakah dia hendak membalas dendam atas kekalahan serta
penghinaan yang dialaminya??" Belum habis ia berpikir, kaucu
muda itu sudah berjalan mendekati ke arahnya.
Tampak kaucu muda itu tertawa seram dengan kakinya ia
sepak tubuh Han Siong Kie keras2 lalu ejeknya:
"Bajingan cilik, kau tak pernah menyangka bukan kalau kau
akan mengalami nasib sejelek ini?? sekarang aku hendak

296
menggunakan cara yang sama seperti perbuataamu itu untuk
menghajar kau hingga muntah darah segar" sambil berkata
telapaknya laksana kilat segera didorong kedepan.
Han Siong Kie naik pitam mendengar ejekan itu, darah
panas segera bergelora didalam dadanya, ia siap
mengerahkan tenaganya untuk menghantam tubuh orang itu
tapi...dengan cepat ia teringat kembali akan pesan yang
disampaikan orang yang ada maksud kepadanya:
" . . . kau harus pura2 berlagak seperti seseorang yang
kehilangan ilmu silat . . . kalau tidak maka akibatnya sukar
dibayangkan mulai sekarang"
Hatinya jadi terkesiap. dengan cepat la mengendalikan
kembali napsu marahnya dan melengos kesamping.
"Bangsat cilik, pendekar berwajah dingin .... ayohlah"
terdengar Kaucu muda itu mengejek.
Han Siong Kie benar2 merasa amat mendongkol, ingin
sekali ia memberi sebuah pelajaran yang hebat kepadanya.
tapi ia teringat kembali akan bahaya yang sedang mengancam
dirinya, dia ingin melanjutkan hidup sebab banyak persoalan
yang harus ia selesaikan.
Pemuda itu berusaha keras untuk menahan gusarnya, ia
tidak ingin hanya disebabkan urusan kecil membuat urusan
yang lebih besar jadi terbengkalai, sambil menahan rasa
dongkol dan gusar yang tak terkirakan per-lahan2 ia
berpaling.
"Ploook ploook baru saja sianak muda itu menoleh, dua
gaplokan yang amat nyaring telah bersarang diatas pipinya
membuat ia jadi pusing dan pandangan matanya jadi
berkunang2.
"Bangsat" teriaknya dengan penuh kebencian, ""suatu hari
aku pasti akan membinasakan dirimu"

297
“Ploook” kembali sebuah tamparan yang lebih keras
bersarang diatas wajahnya.
Han Siong Kie tak berani mengerahkan tenaga dalamnya
untuk menahan rasa sakit yang menyerang tubuhnya itu, dia
takut rahasianya ketahuan lawan, hal ini membuat tamparan
tersebut hampir saja ia membuat jatuh tak sadarkan diri,
darah segar segera muncrat keluar dari bibirnya, membasahi
seluruh pakaian yang dia kenakan. Dengan bangga kaucu
muda itu tertawa ter-bahak2. "Haah...haah haah.. bangsat,
kau berani ulangi kembali perkataanmu itu?"
Dengan penuh kebencian Han Siong Kie melotot sekejap
kearahnya, namun ia tetap membungkam dalam seribu
bahasa. Ia merasa penderitaan serta siksaan yang dialaminya
saat ini jauh lebih hebat daripada menghadapi kematian.
"Manusia berwajah dingin. " seru kaucu muda itu dengan
suara penuh penghinaan, "Bila aku hendak bunuh dirimu maka
hal itu akan kulakukan dengan gampang sekali. Hmm. .
Hmm.. kau bilang mau bunuh aku?? haahh haahh haahh...
sayang sekali untuk selamanya kau tak akan mendapatkan
kesempatan itu."
Tentu saja Han Siong Kie dapat memahami apa yang
dimaksudkan oleh kaucu muda itu sebab algojo sebentar jagi
akan melaksanakan hukuman mati terhadap dirinya.
sementara itu dua orang pria kekar tadi telah mengulapkan
tangannya, delapan orang pria baju hitam itu segera
membagi-bagikan mangkuk berisi sayur dan nasi itu kedepan
setiap orang hukuman.
Dengan sorot mata memancarkan kerakusan dan kelaparan
orang2 hukuman itu memandang kearah mangkuk yang
berada di hadapannya, kemudian bagaikan harimau kelaparan
mereka sambut mangkuk2 tadi dan menyikat isinya dengan
lahap.

298
Menyaksikan kesemuanya itu, Han Siong Kie hanya bisa
menghela napas didalam hati. Perlahan2 diapun mengambil
pula mangkuk yang berada dihadapannya.
Detik demi detik berlalu dalam keheningan serta kesunyian
yang mencekam. Mendadak terdengar jeritan ngeri
berkumandang bersahutan, semua orang hukuman yang
berada didalam penjara itu mengerang kesakitan lalu ber
guling2 diatas tanah sambil merintih, hanya sedetik saja
mereka sekarat untuk kemudian menggeletak tak berkutik
lagi.
Han Siong Kiepun dengan gerakan yang cepat membuang
isi mangkuknya kearah belakang, kemudian jatuhkan
mangkuknya ke atas tanah dan menggeletak kaku pura2 mati.
Melihat semua orang hukuman telah mati dengan seksama
Kaucu muda itu melakukan pemeriksaan yang sama, setelah
itu dia baru mengundurkan diri dari situ.
Delapan orang pria berbaju hitam segera menggotong
keluar empat buah usungan besar dari sudut penjara, berarti
empat usungan dengan tiga puluh dua sosok mayat.
Dibawah petunjuk dua orang pria kekar itu, berangkatlah
delapan orang dengan empat usungan itu keluar dari pintu
penjara.
Sepanjang perjalanan mereka lewati beberapa lorong batu
yang sempit dan ber liku2, tidak lama kemudian muncullah
orang2 itu dari atas permukaan tanah dan tiba disebuah
ruangan besar.
Terdengar salah seorang diantara dua pria kekar itu
berseru dengan suara lantang.
"Dipersilahkan tuan pengurus untuk memeriksa mayat2 ini"
seorang baju kuning muncul dari balik pintu ruangan, ia
dekati mayat mayat diatas usungan itu dan secepat kilat

299
menotok jalan darah Mia-bun-hiat ditubuh mayat2 tersebut,
setelah itu baru katanya:
"Sekarang gotong mayat2 ini keluar dari sini dan kubur
diwilayah kita"
"Terima perintah "jawab pria kekar tadi maka berangkatlah
beberapa orang itu keluar dari ruangan tersebut,
Diluar wilayah Lian huan tan terdapat sebuah hutan yang
lebat, pada waktu itu disitu telah siap sebuah liang kubur yang
amat besar.
Ketika rombongan orang2 itu tiba disitu mereka segera
bekerja keras melempar mayat-mayat tadi kedalam liang
kubur itu, kemudian menutup kembali liang tadi dan berlalu
dari sana.
sementara orang2 itu bekerja nun diluar hutan diatas
sebuah bukit kecil duduklah sesosok bayangan tubuh yang
kecil dan ramping.
siapa dia???? orang itu bukan lain adalah Tonghong Hwie si
pengemis cilik yang secara nyaris berhasil lolos dari kematian.
Sudah hampir dua jam lamanya ia duduk terpekur seorang
diri di tempat itu, sepasang matanya telah berobah jadi merah
membengkak. dengan pandangan sayu ia memandang
keangkasa tanpa berkedip. benaknya terasa kosong bagaikan
selembar kertas putih, ia merasa se-olah2 alam semesta yang
berada disekelilingnya sudah tiada artinya lagi bagi dirinya.
Sang surya telah jauh tinggi diangkasa, bagaikan sedang
menggigau ia bergumam tiada hentinya:
"Oooh hari telah siang, habis sudah riwayat engkoh Kie,
aaah dia pasti sudah mati." Ia bangkit berdiri dan berteriak sekeras2nya.

300
"Ooooh engkoh Kie, kau berada dimana, engkoh kie sayang
engkau berada dimana, mengapa kau tega meninggalkan
diriku."
"Apakah kau sedang mencari engkoh Kiemu" tiba2
serentetan suara yang nyaring berkumandang disisinya
"Dia sekarang berada di. . ."
Tonghong Hwie merasa amat terkejut, ia merasa suara itu
seperti pernah dikenal olehnya, matanya celingukan
memandang ke sana kemari namun tak terlihat sesosok
bayangap manusiapun disitu, yang terlihat hanya rumput yang
gersang serta batu yang berserakan.
"Siapa kau??" segera bentaknya.
"Bukankah kita pernah bercakap2 belum lama berselang??"
"Aaaah kau..kau adalah orang yang kehilangan sukma??"
"sedikitpun tidak salah"
Tonghong Hwie makin terkesiap. mendadak ia teringat
kembali akan perkataan dari orang yang kehilangan sukma
belum lama berselang, orang itu pernah memperingatkan
dirinya.
"Nona, putuskanlah tali cintamu itu dengan otak yang
jernih, selamanya orang yang terlalu romantis akan berakhir
dengan tragis bagi sendiri bila kau tak mau dengarkan
peringatanku ini, maka dikemudian hari kau bakal musnah
ditelan oleh samudra cinta yang tiada tara dalamnya itu. "
"Benarkah ia bisa meramalkan hal2 yang akan datang?
benarkah ia bisa mengetahui lebih dahulu kenyataan yang
bakal dia alami dikemudian hari??.."
"Orang yang kehilangam sukma" ia segera menanyai. "Aku
teringat bahwa diriku tertawan oleh Ong Cui Ing dari
perkumpulan Thian chee kau, eng kaukah yang
menyelamatkan diriku??".

301
"Tidak salah" sahut orang yang kehilangan sukma dengan
suara perlahan.
"Kalau begitu aku orang she Tonghong mengucapkan
banyak terima kasih terlebih dahulu"
"Nona tak usah berterima kasih kepadaku"
"Bolehkah aku ajukan sebuah pertanyaan kepadamu?"
"Katakanlah, asal persoalan yang kau tanyakan itu aku
ketahui pasti akan kukatatan kepadamu"
"Kakak angkatku si Manusla berwajah dingin sekarang
berada dimana.. apakah kau bisa memberi petunjuk
kepadaku? "
"Oooh... dia??.. dia.."
Sebuah bayangan yang tidak baik terlintas dalam benak
Tonghong Hwie, sekujur badannya tiba2 berubah jadi dingin
danpeluh membasahi seluruh tubuhnya, buru2 serunya
kembali:
"Apakah kau tahu dia.. dia berada dimana"
"Tahu sih tahu dia berada dimana pada saat ini "
"sekarang dia berada dimana?"
"Dia... dia sudah mati. "
"Apa??" Tonghong Hwie menjerit keras, tubuhnya mundur
kebelakang dengan sempoyongan, "engkoh Kie sudah mati?"
"Benar nona Tonghong janganlah terlalu emosi dan
mengumbar kesedihan dia memang telah mati"
Tonghong Hwie jadi limbung, dia rasakan tubuhnya
seakan2 terjerumus didalam sebuah samudra yang tak ada
tara dalamnya, pandangan matanya jadi ber-kunang2 dengan
sempoyongan tubuhnya mundur beberapa langkah

302
kebelakang, lalu jatuh tertunduk diatas tanah, sukmanya seolah2
terbang meninggalkan raganya.
Dia tak pernah menduga bahwa kekasih hatinya, orang
yang paling disayang olehnya ternyata telah mati tinggalkan
dunia yang fana ini.
"Tidak" ia mengigau seorang diri "Dia belum mati.. engkoh
Kie belum mati, dia tak mungkin akan mati"
"Aaah.. tapi sayang, dia benar2 telah mati" sahut orang
yang kehilangan sukma sambil menghela napas panjang.
"Apakah kau manyaksikan semua peristiwa itu dengan
mata kepala sendiri??"
"Benar "
"Kenapa kau tidak berusaha untuk menyelamatkan
jiwanya??"
"Aku sama sekali tak berdaya untuk menolong dirinya"
Kembali sekujur badan Tonghong Hwie gemetar keras,
wajahnya berubah jadi pucat pias bagaikan mayat, hatinya
hancur lebur dan air mata bagaikan hujan gerimis mengucur
keluar membasahi seluruh wajahnya.
Ia merasa sudah tiada berarti lagi hidup seorang diri
dikolong langit, ia kecewa dan tak ingin hidup lebih jauh .
Tak tahan menangislah pengemis cilik itu tersedu2, suara
tangisannya begitu memilukan hati membuat siapapun yang
mendengar jadi beriba hati.
Melihat keadaan dari gadis itu, si orang yang ada maksud
segera menghela napas panjang dan berkata:
"Nona Tonghong, manusia yang telah mati tak akan hidup
kembali, kau harus baik2 menjaga kesehatanmu sendiri"
Perlahan2 Tonghong Hwie angkat kepalanya memandang
ke angkasa, lalu berbisik dengan suara yang serak.

303
"Dia telah mati.. berarti api kehidupan dalam tubuhku telah
ikut padam, aku tidak ingin hidup lebih jauh lagi.. hidupku
sudah tak berarti lagi.."
"Nona Tonghong, pandangan mu itu keliru besar"
"Aku.. aku keliru besar?? "
"Betul" orang yang kehilangan sukma mengangguk tanda
membenarkan, "kau harus menerima kenyataan yang berada
didepan matamu, itulah takdir yang telah diatur Thian
terhadap manusia, kau tak bisa menolak ataupun meminta
takdir yang ditentukan itu dan siapapun tak bisa mencegah
takdir.. sadarlah kenyataan tersebut, dan baik2lah menjaga
kesehatan badanmu sendiri"
Tonghong Hwie termenung beberapa saat lamanya,
kemudian dia mengangguk.
"Baiklah, aku akan menerima kenyataan yang berada
didepan mata, sekalipun semasa hidup aku tak dapat hidup
berdampingan dengan dirinya, setelah mati aku ingin selalu
berada ber-sama2 dirinya "
"Nona Tonghong, kembali pandanganmu keliru besar "
"Kembali pandanganku keliru??? " Tonghong Hwie berdiri
dengan pandangan melongo.
"Benar kau hendak menggunakan kematianmu untuk
mendampingi dirinya, hal ini membuktikan betapa
mendalamnya rasa cintamu terhadap dirinya, tapi pernahkah
kau bayangkan bahwa tindakanmu itu sebenarnya sama sekali
tak berarti?? pernahkah kau bayangkan bahwa perbuatanmu
itu adalah suatu perbuatan yang salah dan membabi buta??."
"Kenapa ?? ."
"Selama masih hidup Han Siong Kie hanya menganggap
dirimu sebagai adik angkatnya, hingga mati dia tetap tidak
tahu bahwa kau sebetulnya adalah seorang gadis, semakin

304
tidak tahu bahwa kau telah mencintai dirinya secara diam2, itu
berarti bahwa cintamu hanya sepihak saja, bila kau ambil
keputusan pendek maka berarti pula sepak terjangmu itu
adalah membabi buta"
Tonghong Hwie serasa semakin sedih lagi setelah
mendengarkan perkataan itu, ia merasakan hatinya bagaikan
diiris2 dengan sebilah pisau yang tajam, apa yang diucapkan
orang yang ada maksud sedikitpun tidak salah dan
kesemuanya itu merupakan kenyataan yang tak terbantah,
selama ini engkoh Kie nya memang tidak tau bahwa dia
adalah seorang gadis yang menyaru sebagai pria, diapun tak
tau bahwa dirinya amat cinta serta menyayangi dirinya.
Sekarang dia merasa menyesal kenapa tidak jelaskan
rahasia itu sejak permulaan?? kenapa ia tidak menyatakan
rasa cintanya semasa pemuda itu masih hidup? dan kini
semuanya telah terlambat
Sementara itu ketika orang yang ada maksud melihat
Tonghong Hwie bungkam terus tidak berbicara lagi, segera
buka suara dan menegur:
"Nona Tonghong, menurut pendapatmu betulkah apa yang
telah kuucapkan barusan??"
"Benar sekali" jawab Tonghong Hwie sambil mengangguk
lirih, "tapi apa yang telah kuputuskan tak akan kurubah lagi,
aku sudah bertekad untuk melaksanakan niatku ini, siapapun
tak akan berhasil menghalang-halangi niatku ini"
"Tadi kau sudah berniat untuk mengorbankan jiwamu demi
cinta ??"
"Benar" gadis itu mengangguk.
"Bila sukma Han Siong Kie mengetahui akan perbuatanmu
ini, bisakah ia menyetujui nya??"
"Semua perbuatan yang kulakukan hanya bertujuan
mententramkan hatiku sendiri, apa yang kulakukan adalah

305
urusan pribadiku, aku merasa sudah seharusnya kalau berbuat
demikian"
"Nona Tonghong Hwie, menurut apa yang kuketahui kau
masih mempunyai seorang ayah yang telah tua, dia
memandang dirimu bagaikan sebagian dari kehidupannya, bila
kau berbuat nekat ...."
Ucapan ini sangat mengejutkan hati pengemis cilik itu,
hingga tak tertahan lagi ia meloncat kaget.
Darimana orang yang kehilangan sukma bisa mengetahui
akan asal usulku ....?? pikirnya didalam hati apakah dia bukan
manusia tapi malaikat? malaikat yang bisa mengetahui urusan
semua orang?? sungguh kejadian ini merupakan Suatu
peristiwa yang sama sekali tak terduga.
Gadis ini merasa bahwa selamanya tak ada seorang
manusiapun yang mengetahui asal usulnya, belum pernah dia
menceritakan asal usulnya kepada siapapun termasuk pula
terhadap kakak angkatnya Han Siong Kie, tapi sekarang si
orang kehilangan sukma berhasil memecahkan rahasia itu,
suatu kejadian yang aneh sekali. "Darimana kau bisa
mengetahui akan urusan keluargaku?" akhirnya ia berseru.
orang yang kehilangan sukma tertawa ringan.
"Apa yang berhasil aku ketahui mungkin lebih banyak
daripada apa yang kau bayangkan sekarang, kini lebih baik
kau tak usah menanyakan tentang persoalan itu lagi, sebab
sebagaimanapun juga aku tak akan memberi tahukan pada
mu. Persoalannya sekarang adalah tegakah kau tinggalkan
ayahmu yang telah memelihara kau hingga dewasa?? bila kau
mati lalu bagaimana dengan ayahmu??
"Aku adalah seorang anak yang tidak berbakti" ujar
Tonghong Hwie dengan hati pedih, "aku tak bisa membataikan
niatku itu sebab keyakinanku sudah bulat. "

306
"Baiklah, untuk sementara waktu kita jangan
membicarakan persoalan ini, sekarang masih ada satu tugas
yang maha penting yang harus kau laksanakan sendiri"
"Urusan apa?? aku orang she Tonghong merasa tiada
pekerjaan apapun yang harus kulakukan"
"Tapi pekerjaan yang kumaksudkan ini hanya dapat kau
lakukan sendiri, orang lain tak akan berhasil melakukannya."
"Katakanlah pekerjaan apa itu??"
"Membalaskan dendam bagi kematian engkoh Kie mu"
Tonghong Hwie terkesiap. sekujur badannya gemetar
keras, perkataan ini segera menyadarkan dirinya dari impian,
membuat gadis itu sadar kembali dari sedihnya.
"Aaaah sedikitpun tidak salah" pikirnya didalam hati, aku
harus teringat akan persoalan ini, bila dendam sakit hati ini
tidak kubalas, engkoh Kie pasti akan mati tidak meram.. aku
harus melaksanakan pembalasan dendam lebih dahulu
sebelum pergi menyusul dirinya"
"Bagaimana?? betul bukan ucapanku itu?" orang yang
kehilangan sukma menegur sambil tersenyum.
"Aku...aku seharusnya persoalan itu kuingat sendiri, sejak
semula terima kasih atas peringatanmu, tapi untuk itu
dapatkah aku mengajukan tiga pertanyaan kepadamu??"
"Katakanlah, apakah pertanyaanmu itu??"
"Pertama, tempo dulu kau pernah memberi peringatan
kepadaku agar segera memutuskan hubungan cintaku dengan
dirinya, kalau tidak maka hubungan itu akan berakhir dengan
keadaan yang tragis, yang kau maksudkan sebagai kajadian
yang tragis apakah peristiwa yang terjadi sekarang ini??"
"Bukan"
"Bukan? Lalu apa yang kau maksudkan.."

307
"Apa yang terjadi saat ini hanya merupakan peristiwa diluar
dugaan, yang kumaksudkan sebagai peristiwa yang tragis
tempo dulu adalah kejadian lain dan kejadian itu tak bisa
dihindari walau dengan cara apapun juga, sekarang ia sudah
mati dan peristiwa yang tragis itupun mungkin tak akan terjadi
lagi"
"Mungkin? dia toh sudah mati kenapa masih ada kata2
mungkin." seru Tonghong Hwe dengan cepat.
"Oooh aku .. aku telah salah berbicara tapi kejadian yang
ada dikolong langit kadang kala memang sukar diduga,
siapapun tak berani memastikan segala Suatu persoalan yang
terjadi dan berlangsung dikolong langit ini"
"Ucapanmu itu sangat membingungkan hati orang, rupanya
kau telah menyimpan sesuatu dibalik ucapanmu itu??"
"Sekarang mungkin benar tapi kemudian hari sama sekali
tidak"
jawaban ini kembali merupakan suatu perkataan yang
sukar ditangkap artinya,
Tonghong Hwie ingin sekali mengetahui tempat pers
embuyiannya pihak lawan tapi terasalah olehnya suara yang
terpancar datang itu sebentar kedengaran berasal dari tempat
jauh sebentar lagi kedengaran dari dekat, sebentar timur
sebentar barat membuat orang sulit untuk menduga,
dimanakah sebetulnya orang itu memancarkan suaranya.
Setelah gagal untuk menemukan tempat
persembunyiannya orang yang kehilangan sukma, akhirnya
Tonghong Hwie berkata kembali:
"Pertanyaanku yang kedua ini apakah pembunuh yang
telah membimasakan engkoh Kie ku itu??"
"Tentang persoalan ini tentu saja Kaucu dari perkumpulan
Thian chee kau adalah pembunuh utamanya sedang kuku
garuda anak buahnya merupakan pembantu pembunuh"

308
"Macam apa sih raut wajah yang sebetul nya dari Thian
chee kaucu itu? apakah kau dapat memberi petunjuk
padaku?? "
"Tentang pertanyaanmu ini, maafkanlah aku karena tak
dapat menjawab pada saat ini aku rasa orang2 didalam dunia
persilatanpun belum ada yang tahu siapakah sebenarnya
orang itu, lebih baik ajukanlah pertanyaan yang ketiga."
" Ketiga, jenasah engkoh Kie sekarang berada dimana??"
"Bila kaujumpai gundukan tanah baru di dalam hutan
belantara sebelah depan sana, itulah kuburannya, ia berserta
ketiga puluh satu orang tawanan yang lain telah dibunuh dan
di kubur menjadi satu ditempat itu"
Tonghong Hwie mundur kebelakang dengan sempoyongan,
tiada air mata yang membasahi pipinya lagi, sebab air
matanya telah mengering hanya dengan suara yang lemah ia
berseru: "Ditengah hutan sebelah depan sana? "
"Sedikitpun tidak salah"
"Apakah ia mati dalam keadaah yang sangat mengerikan??"
"Tidak. justru keadaanya kebalikan dari yang kau duga, ia
mati dalam keadaan yang sangat tenang, ia mati karena
keracunan. sebab untuk mewujudkan pertanda bahwa
perkumpulan Thian chee- kau masih mengerti akan
perikemanusiaan, selamanya orang yang dijatuhi hukuman
mati dalam perkumpulan itu selalu menjalankan hukumannya
tanpa mengucurkan darah dan tanpa mengurangi satu2
anggota badannya"
"Aku ingin pergi kesitu dan memandang wajahnya lagi"
"Aku rasa tidak perlu, toh engkoh Kie mu itu sudah
menutup mata untuk selama-lamanya "

309
"Tidak aku tetap ingin memandang wajahnya untuk terakhir
kalinya, sebab inilah kesempatan terakhir bagiku untuk
bertemu dengan dirinya"
"Nona Tonghong, kau harus lebih menitik beratkan pada
soal pembalasan dendam, janganlah mati konyol karena
persoalan yang sama sekali tak ada gunanya itu"
"Tentang soal ini aku mengerti"
"Akupun hendak menasehati dirimu bahwa dengan ilmu
silat yang kau miliki sekarang masih belum mampu untuk
menghadapi lawan2 mu itu, jangan dikata hendak membalas
dendam, untuk menandingi seorang jago baju kuning pihak
merekapun kau masih belum mampu, maka dari itu aku
menganjurkan kepadamu lebih baik pulanglah dulu kerumah
dan berlatihlah ilmu silatmu dengan lebih giat dan rajin"
"Pulang kerumah?? aku bisa mempertimbangkan
anjuranmu itu secara baik2"
"Baiklah, kalau kau bisa berpandangan lebih luas, sekarang
boleh pergi dari sini sebab akupun hendak pergi"
"Cianpwee, budi kebaikan yang telah kau limpahkan kepada
diriku mungkin tak bisa kubalas dalam kehidupan saat ini,
biarlah kesemuanya itu kubalas dalam penirisan yang akan
datang" seru Tonghong Hwie keras-keras.
Tetapi tiada jawaban yang kedengarah lagi, suasana
disekitar situ sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun,
rupanya orang yang kehilangan sukma telah berlalu dari
tempat itu.
Melihat orang misterius itu sudah berlalu, Tonghong Hwie
menghela napas panjang, dengan membawa hati yang hancur
perlahan2 ia bangkit berdiri dan berjalan menuruni bukit
tersebut.
Tidak lama setelah Tonghong Hwie berlalu, dari balik
sebuah batu cadas kurang lebih lima tombakjauhnya meloncat

310
keluar sesosok bayangan manusia, orang itu menghela napas
panjang dan bergumam seorang diri:
"Aaaai.. benarkah tindakanku ini Tidak sekalipun
perbuatanmu ini untuk sementara waktu akan menyakiti dan
menghancurkan perasaan hatinya, tapi keadaan toh jauh lebih
baik daripada dikemudian hari terjadi peristiwa yang lebih
tragis lagi"
Bagaikan sukma gentayangan orang itu gelengkan kepala
lalu berkelebat pula tinggalkan tempat itu.
-000d0w000-
BAB 18
DALAM pada itu Tonghong Hwie yang memasuki hutan
segera menemukan sebuah gundukan tanah baru
dihadapannya, kuburan itu luasnya mencapai tiga tombak dan
jelas baru saja didirikan disitu.
"Aaah.. jenasah engkoh Kie dikubur ditempat ini jeritan
didalam hati, ia rasakan pandangan matanya jadi gelap dan
tak ampun lagi tubuhnya jatuh terjungkal diatas gundukan
tanah baru itu.
Lama.. lama sekali... ia baru sadar kembali dari pingsan,
segera ia segera menjerit .
"Engkoh Kie, perpisahan hanya beberapa hari, sungguh tak
nyana akan berubah menjadi suatu perpisahan untuk
selama2nya.. ooh, begitu tega kau tinggalkan aku seorang
diri. engkoh Kie kenapa kau tidak menunggu diriku???."
Angin berhembus lewat menerbitkan suara gemerisik
diantara semak belukar, isak tangis yang memedihkan hati itu
berkumandang diangkasa dan tersiar hingga ketempat
kejauhan.

311
Begitu sedih dan pedihnya hati gadis itu hingga membuat
Tonghong Hwie terkapar di atas gundukan tanah baru itu
dengan badan yang lemah tak bertenaga, tubuhnya terasa
bagaikan lumpuh dan tak bisa bergerak lagi.
Hatinya hancur dan sakit seperti di iris2 dengan pisau, ia
tidak menangis lagi, hanya teriak dan jeritnya dengan suara
yang mengenaskan.
"Engkoh Kie, oooh.. engkoh Kie dengarkah kau akan
jeritanku ini?? lihatkah kau bahwa aku berdiri didepan
pusaramu? engkoh Kie jawablah jeritan hatiku ini.." suaranya
semakin memilukan hati.
"Engkoh Kie, aku hendak memandang wajahmu untuk
terakhir kalinya, aku ingim memandang wajahmu agar raut
mukamu itu selalu terukir dan terbayang dalam benakku, aku
hendak mendirikan kuburan bagimu."
"Oooh tidak kuburan bagi kita berdua, tunggulah aku
setelah dendam sakit hatimu berhasil kutuntut balas, aku pasti
akan menyusul dirimu"
Dengan sempoyongan dia bangkit berdiri, setelah berdiri
tertegun beberapa saat lamanya gadis itu mulai bekerja dan
menggali gundukan tanah itu..
Satu depa, dua depa.. ketika ia menggali mencapai
kedalam lima depa, tampaklah mayat manusia berserakan
dimana2, tumpuk menumpuk menjadi satu.
Ia membalik- balikkan setiap mayat itu.. mayatnya yang
merah dan membengkak hampir saja membuat dia salah
memilih jenasah tadi.. tapi akhirnya ia berhasil juga
menemukan jenazah yang dicarinya.. sesosok tubuh yang
masih utuh dengan wajah yang tenang, hanya tubuh itu sudah
tak bernapas lagi.
Ia belai wajah mayat itu dengan penuh kasih sayang, air
mata bercucuran membasahti wajahnya yang dingin dan kaku.

312
"Engkoh Kie.. 0ooh engkoh Kie, mengapa kau tidak
menjawab pertanyaanku?? engkoh Kie.. ooooh.."
"Engkoh Kie, tahukah kau bahwa secara diam2 tanpa
sepengetahuanmu aku telah jatuh cinta kepadamu??, tahukah
kau, bahwa dalam hati aku berharap kau sedia menjawab
pertanyaanku ini engkoh Kie, mengapa kau selalu
membungkam??"
"Tahukah kau engkoh Kie, bahwa aku adalah seorang
gadis?? oooh.. engkoh Kie, aku telah jatuh cinta kepadamu
sejak pada pandangan yang pertama dahulu.. tahukah kau
bahwa aku sangat mencintai kau??"
-000d0w000-
Jilid 9
"OOH... Engkoh Kie bile aku tahu apa yang sebetulnya kau
tentu akan menerima diriku bukan?? aku tahu bahwa kau
membenci kaum wanita tapi aku mohon pada mu janganlah
membenci aku Janganlah kau tinggalkan diriku, Engkoh Kie
sewaktu kita angkat saudara didepan benteng maut diatas
bukit batu karang, bukankah kau telah mengabulkan
permintaanku?? tak akan tinggalkan aku walau dalam keadaan
apapun juga?? tapi sekarang kita harus berpisah antara langit
dan bumi, kita harus berpisah untuk beberapa saat lamanya."
"Engkoh Kie aku menyesal sekali. Menyesal mengapa tidak
kau beri tahu tentang kegadisanku sejak dulu maafkanlah
daku, aku takut.... aku takut bila kau tahu bahwa aku adalah
seorang gadis maka kau akan meninggalkan driku, aku takut
kehilangan engkau."
"Engkoh Kie aku tidak ingin banyak berbicara lagi,
pokoknya aku cinta kepadamu, sampai kemanapun aku tetap
mencintai dirimu."

313
Wajah Han Siong Kie tetap kaku dingin dan hambar, raut
mukanya kelihatan pucat pias dan menyeramkan.
Tonghong Hwie memeluk mayat Han Siong Kie itu dengan
penuh kasih sayang, bibirnya yang pucat tak berdarah dikecup
dan diciumnya dengan penuh cinta.
"Engkoh Kie, dahulu aku pernah membayangkan pada
suatu hari kita bisa duduk berdampingan dengan penuh
kemesrahan, kau belai rambutku yang hitam dan aku
bersandar dalam pelukanmu yang hangat.. tapi sekarang
semuanya telah buyar. Dan kau .. kau tak akan membuka
matamu kembali, kau tentu akan merasa kedinginan tanpa
ada yang mendampingi serta menghangatkan tubuhmu."
Seperti orang yang sinting, tak waras otaknya gadis itu
memeluk mayat Han Siong Kie yang dingin dan kaku, ia keluar
dari liang kubur tersebut, kemudian menutup kembali liang
tadi dengan tanah.
Setelah itu selangkah demi selangkah ia berjalan tinggalkan
tempat itu dengan langkah yang berat dan gontai, gadis itu
berjalan menuju kearah bukit dimana ia berada beberapa
waktu berselang.
Dicarinya sebuah tempat yang datar dengan pemandangan
yang indah, lalu membaringkan jenasah itu keatas tanah.
"Engkoh Kie, lihatlah tempat ini indah bukan?? apakab kau
puas dengan tempat ini sebagai tempat peristirahatanmu yang
terakhir??"
Ia lepaskan rambut palsunya yang kotor dekil dan awut2an
itu hingga terurailah rambutnya yang panjang halus dan
berwarna hitam, kemudian membersihkan pula salep obat
yang menutupi mukanya, dalam waktu singkat muncullah
seraut wajah yang cantik jelita bagaikan bidadari dari nirwana,
ia melepas kan jubah luarnya yang dekil dan bertambal sulam
itu hingga munculah potrongan badan yang ramping dan
padat berisi.

314
"Engkoh Kie, inilah aku inilah adik angkatmu Tonghong
Hwie" bisiknya dengan suara lirih, "Lihatlah engkoh Kie,
pandanglah engkoh Kie inilah diriku ini, mengapa kau tidak
membuka mata yang jeli itu? dahulu, bukankah kau pernah
berkata bahwa namaku mirip sekali dengan nama seorang
perempuan? ooh Engkoh Kie, tahukah kau bahwa aku
sebenarnya adalah seorang gadis muda."
Gadis itu berhenti sebentar untuk menarik napas panjang2,
lalu lanjutnya kembali:
"Engkoh Kie, sejak detik ini pengemis cilik sudah mati,
dikolong langit sudah tak ada lagi manusia yang bernama
Pengemis cilik Tonghong Hwie, aku akan muncul didalam
dunia persilatan dengan wajah asliku, aku hendak melanjutkan
hidupku demi untuk membalas dendam sakit hatimu, aku
hendak basmi semua penjahat yang tergabung dalam
perkumpulan Thian chee kau, aku hendak suruh mereka
memberikan ganti rugi yang tak ternilat besarnya"
"Seluruh manusia yang ada dikolong langit tak seorangpun
yang mengenali diriku.. karena untuk pertama kalinya aku
akan berkelana didalam dunia persilatan dengan wajah yang
asli."
"Sekarang apa sebutanku setelah kau tinggalkan?? istri
yang ditinggalkan? Benar, aku adalah istri yang kau
tinggalkan."
Setelah melampiaskan seluruh rasa sedih yang berkecamuk
dalam benaknya, Tonghong Hwie mulai menggali sebuah liang
kubur ditempat itu dengan ilmu pukulannya yang sempurna
tak lama kemudian muncullah sebuah liang sedalam beberapa
tombak ditempat itu, kemudian sambil membaringkan jenaSah
Han Siong Kie disudut kiri ia tinggalkan sebuah liang lain
disisinya.
"Engkoh Kie, liang disebelah sini adalah untuk tempat
penguburan bagi tubuhku" bisiknya.

315
Dengan pandangan yang tajam ia menatap wajah Han
Siong Kie yang tampan dan kaku itu, sekejappun ia tak
berkedip.
Inilah pandangan yang terakhir kalinya, dikemudian hari
wajah ini akan rusak, membusuk dan akhirnya tinggal
tulang2nya saja yang berwarna putih.
Senja telah tiba, sang surya tenggelam dibalik gunung ....
malam haripun menjelang tiba.
Untuk yang terakhir Tonghong Hwie mencium bibir si anak
muda itu dengan penuh rasa cinta kemudian ia mulai bekerja
menguruk liang tadi dengan tanah.
"Selamat tinggal engkoh Kie" bisiknya untuk sementara
waktu kita akan berpisah dahulu, setelah dendammu berhasil
kutuntut balas, aku segera akan menyusul dirimu, aku akan
mendampingi dirimuuntuk selamanya.
Diatas kuburan tadi dipancangnya sebuab batu nisan,
dengan ilmu jarinya yang sakti ia segera mengukir beberapa
patah kata diatas batu itu.
Disinilah bersemayan manusia berwajah dingin Han Siong
Kie serta pengemis cilik Tonghong Hwie
Memandang tulisan itu ia tertawa, tertawa yang sedih dan
memilukan
"Engkoh Kie, selamat tinggal semoga sukmamu dilangit
bisa memahami perasaanku, semoga aku bisa cepat
membalaskan dendam bagimu hingga aku bisa mengiringi
dirimu berbaring dalam satu liang."
Setelah memberi hormat kearah kuburan tadi, ia putar
badan dan berlalu dari situ Dalam sekejap mata tubuhnya
telah lenyap dibalik kegelapan.
Suatu tengah hari, didepan kuburan Han Siong Kie tiba2
muncul dua orang perempuan misterius, kedua orang itu

316
mengenakan kain kerudung putih di atas wajahnya, dilihat dari
potongan tubuh kedua orang itu terlihati bahwa mereka
berdua adalah seorang gadis muda dengan seorang
perempuan berusia setengah baya. Pertama2 gadis muda
itulah yang buka suara lebih dahulu, ujarnya:
"Ibu, Tonghong Hwie boleh dianggap seorang gadis yang
terlalu kabur pengertiannya mengenai cinta, coba lihat dia
telah mengukir nama mereka berdua di atas batu nisan, entah
apa maksudnya??"
"Dia telah ber siap2 setelah menyelesaikan tugasnya untuk
membalas dendam, ia akan mati pula didepan kuburan ini
sehingga dia dikubur dalam sebuah liang yang sama"
"Ibu, mengapa kau tidak menceritakan keadaan yang
sebenarnya??"
"Tidak bisa, kita tak boleh menceritakan keadaan yang
sebenarnya kepada gadis itu."
"Sekarang keadaan demikian mungkin saja peristiwa tragis
yang tidak diinginkan bisa dihindari, sebaliknya kalau kita
ceritakan keadaan yang sebetulnya. oooh.. akibatnya sukar
kita dugg mulai sekarang.."
"Tapi.. bukankah dia hendak menuntut balas bagi
kematiannya.."
"Nak. ia tak mungkin bisa menyelesaikan tugas untuk
membalas dendam..usahanya pasti akan mengalami
kegagalan "
"Kenapa??"
"Dengan ilmu silat yang dimilikinya saat ini, bila digunakan
untuk berkelana didalam dunia persilatan mungkin masih lebih
dari cukup tetapi kalau digunakan untuk menuntut balas, oooh
masih terlampau jauh sekali satu jalan yang bisa dia tempuh
hanyalah pulang kerumah dan berlatih ilmu silat lagi asal dia

317
sudah berada dirumah maka sulitlah baginya untuk
melepaskan diri lagi dari situ"
"Ia melarikan diri dari rumah tanpa sepengetahuan
ayahnya, setelah pulang kerumah, tentu saja ayahnya tak
akan membiarkan dia untuk pergi lagi tanpa pamit."
"Dengan kejadian tersebut mungkinkah bakal terjadi hal2
yang mengenaskan lagi?? "
"Semoga saja tidak"
"Ibu dengan perkatanmu itu bukankah berarti bahwa masih
ada kemungkinan untuk terjadi suatu peristiwa yang tidak
diinginkan" seru gadis muda itu.
"Kemungkinan memang selalu ada, hanya kemungkinan
tersebut tipis sekali "
"lbu, apa sebabnya kau berbuat begitu??, dapatkah kau
beritahukan kepadaku?"
"Gampang sekali, aku berbuat demikian agar bisa
mencegah terjadinya suatu peristiswa yang lebih tragis lagi
daripada kejadian sekarang ini"
Gadis muda itu gelengkan kepalanya berulang kali,
suaranya tiba2 berubah aneh katanya:
"Ibu kau berbuat demikian tentu disebabkan karena
mempunyai suatu maksud yang lain bukan."
"sedikitpun tidak salah"
"Mengenai asal usul dari nona Tonghong Hwie serta Han
Siong Kie, dapatkah aku mengetahuinya lebih jelas lagi?"
"Tidak nak. sampai waktunya aku pasti akan menceritakan
keseluruhannya kepadamu." Jawaban ini diutarakan
perempuan setengah baya itu dengan nada penuh kepedihan.

318
Rupanya gadis muda tadi merasa tidak puas dengan sikap
ibunya yang serba misterius itu, dia tidak buka suara lagi dan
membungkam dalam seribu bahasa.
Untuk beberapa saat lamanya suasana disekitar kuburan itu
sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun.
"Nak, bongkarlah kuburan itu " akhirnya perempuan
berusia setengah baya itu buka suara memecahkan kesunyian.
"Ibu secara tiba2 aku merasa agak takut"
"Apa yang kau takuti ??"
"Seandainya ia tak berhasil menyadarkan diri kembali,
bukankah jiwanya akan berkorban dengan percuma?,
bukankan dia bakal mati secara konyol."
Rupanya perempuan berusia setengah baya itu merasakan
hatinya bergetar keras, segera sahutnya:
"Itu tak mungkin terjadi, ilmu pernapasan kura2 sakti
adalah suatu kepandaian aneh yang diwariskan sejak jaman
kuno, tak mungkin terjadi hal2 yang diluar dugaan dengan
dirinya"
"Sekalipun begitu, aku tetap merasa bahwa tindakan yang
kulakukan pada masa yang lalu terlalu menyerempet bahaya "
"Bukan kau saja, akupun mempunyai perasaan yang sama
dengan dirimu, tetapi bila aku harus melakukan pertolongan
tanpa memikirkan segala akibatnya bisa kau bayangkan
betapa hebatnya akibat yang kita terima, bukankah jerih
payahku selama puluhan tahun lamanya, dendan menahan
malu dan hina, bakal hancur berantakan??"
"Ibu mengapa terhadap putrimu kau bersikap rahasia
sekali, apa saja yang perlu kau rahasiakan??"
"Nak suatu hari kau bakal mengetahui dengan sendirinya,
sekarang bila kukatakan kepadamu maka hal itu akan

319
merugikan dirimu saja, kau tak akan mendapatkan
keuntungan apa2"
"Ibu coba kamu lihat, orang She Han ini kenapa dia?"
"Dia.... dia ibaratnya naga sakti diantara manusia. "
"Nak apakah kau telah jatuh cinta padanya" tiba2
perempuan itu bertanya.
Mendengar pertanyaan itu gadis muda itu segera
menundukkan kepalanya dengan ter-sipu2 dan
mempermainkan ujung bajunya..
"Nak. hal itu jangan sekali kau lakukan " bentak orang
berusia setengah baya itu secara tiba2, "ingatlah baik2, kau
tidak boleh jatuh cinta kepadanya, janganlah kau tanyakan
mengapa, pokoknya kau tak boleh punya perasaan senang
atau cinta kepada pemuda ini, dikemudian hari kau akan
mengetahui dengan sendirinya mengapa aku melarang kau
berbuat begitu, dan sekarang laksanakanlah segala
sesuatunya menurut perintahku.. "
Dengan tubuh yang bergetar per lahan2, gadis itu berjalan
mendekati kuburan tadi, telapak tangannya bekerja cepat..
dalam beberepa buah pukulan gencar pasir dan batu
beterbangan memenuhi angkasa, sekejap mata muncullah
tubuh Han Siong Kie dari balik permukaan tanah.
"Nak, sekarang boponglah tubuhnya dan keluarkan dari
liang kubur itu." kembali perempuan setengah baya itu
memerintahkan.. "ibu, aku..aku tidak mau?? Aku tidak mau
mambopong tubuhnya"
"Belum lama berselang, ketika ia sedang terluka bukankah
kau pernah membopong tubuhnya?"
Gadis muda itu tidak menjawab, ia loncat keluar dari dalam
liang kubur itu dan sebera berdiri disisi liang tadi.

320
Mengapa ia tak mau membopong tubuh Han Siong Kie??
karena ibunya melarang dia mencintai pemuda itu maka ia
merasa hatinya tersinggung.
Melihat tindakan putrinya itu, perempuan berusia setengah
baya tadi terpaksa menghela napas panjang, ia loncat masuk
kedalam dan membopong sendiri tubuh pemuda itu, kemudian
perintahnya lagi kepada gadis muda itu "sekarang tutuplah
kembali liang tersebut dengan tanah"
"Mengapa harus kita timbun lagi liang itu?, toh jenasah Han
Siong Kie telah kita ambil??"
"Mungkinpada suatu ketika Tonghong Hwie bakal datang
kemari untuk menjenguk kuburan itu, kita tak boleh
membangkitkan rasa curiganya hingga rahasia ini terbongkar"
"Tetapi... bukankah dikemudian hari Han Siong Kie
munculkan diri kembali didalam dunia persilatan.."
"Aku telah memiliki rencana yang masak mengenai
persoalan ini. oooh.. nak aku telah melakukan suatu kesalahan
besar"
"Kesalahan apa??"
"Aku tak seharusnya menyuruh Tonghong Hwie pulang ke
rumah"
"Kenapa??"
"Bisa jadi hal ini akan menghancurkan seluruh rencana
besarku .. aku harus mencari akal untuk menghalangi dia
pulang kerumah"
Rupanya gadis itu tahu sekalipun bertanya, ibunya belum
tentu mau menerangkan kepadanya maka dengan mulut
membungkam dia segera bekerja cepat menimbun kembali
liang itu dengan tanah.
Dalam pada itu perempuan setengah baya tadi telah
membaringkan tubuh Han Siong Kie di bawah sorot cahaya

321
sang surya, dengan hati yang gelisah bercampur cemas kedua
orang itu duduk disisinya sambil menanti perubahan
selanjutnya.
suasana sangat hening dan sunyi, kesunyian yang penuh
ketegangan...
Beberapa waktu sudah lewat dengan cepatnya, namun
tubuh Han Siong Kie masih menggeletak kaku diatas tanah,
sama sekali tidak memperlihatkan gejala atau pertanda bahwa
dia akan sadar dari pingsannya.
"Ibu, coba lihat.."
Dikala keputus-asaan sedang menyelimuti hati mereka
berdua, gadis muda itu menjerit tertahan.
Desiran angin tajam berkumandang membelah angkasa,
dengan cepat kedua orang perempuan itu bangkit dari atas
tanah dan berpaling kearah mana berasalnya suara tadi.
Tampaklah beberapa sosok tubuh manusia dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat sedang berlarian menuju
keatas bukit tersebut, orang yang berlari dipaling depan
adalah seorang gadis muda dengan pedang terhunus, sedang
dibelakangnya menyusul lima orang pria berbaju hitam.
Rupanya gadis itu sedang melarikan diri dari kejaran orang2
dibelakangnya.
Perempuan berusia pertengahan itu segera menyambar
jenasah Han Siong Kie dari atas tanah sambil buru2 serunya:
"Mari kita bersembunyi untuk sementara waktu"
Dengan gerakan tubuh yang cepat kedua orang itu segera
berkelebat menyembunyikan diri dibelakang sebuah batu
cadas.
Agaknya gadis muda yang sedang melarikan diri itu sudah
kehabisan tenaga, baru saja tubuhnya mencapai puncak bukit
tersebut ia sudah kena disusul oleh kelima orang pengejarnya,

322
dengan cepat kedua belah pihak terjerumus dalam suatu
pertarungan yang sengit.
Diantara kelima orang pengejar itu terdiri dari seorang
kakek tua berwajah buruk dengan empat orang pria kekar
berbaju hitam.
Raut wajah gadis muda tadi cantik jelita, tetapi pakaiannya
telah kusut dan tidak keruan, tusuk kondenya terlepas hingga
rambutnya terurai kebawah, keadaannya mengenaskan sekali.
Terdengar kakek berwajah buruk itu membentak keras:
"Budak busuk. berani betul kau datang mengintai wilayah
Lian huan tan kami...Hm kau betul-betul sudah bosan hidup,
aku mau lihat kau hendak lari kemana lagi??"
Ditengah bentakan keras secara beruntun ia lancarkan tiga
jurus serangan kilat yang mana seketika membuat gadis itu
terdesak hebat dan mundur kebelakang dengan
sempoyongan.
Sementara itu empat orang pria kekar berbaju hitam
lainnya segera menyebar diri ke empat penjuru dan bersiap2
menghalangi maksud dara itu untuk meloloskan diri "Bajingan
busuk. nonamu akan beradu jiwa dengan dirimu" bentak gadis
itu gusar.
Pedangnya bekerja dengan cepat melancarkan serangan
ber-tubi2, desiran angin tajam bagaikan hembusan taufan dan
gulungan ombak menyapu dan mengurung musuhnya
habis2an.
Kakek berwajah jelek itu seketika terdesak hebat, ia
mundur tiga langkah kebelakang dan cepat2 putar telapaknya
untuk memunahkan serangan gencar tersebut.
Sekalipun serangan itu hebat tapi sayang tusukan2 pedang
itu dilancarkan dalam keadaan nekat, setelah serangan itu
lewat, napasnya jadi ter-sengkal2 dan peluh membasahi
seluruh tubuhnya.

323
Kakek tua itu menyeringai seram, ia sudah merasakan
bahwa musuhnya telah kehabisan napas, sembilan pukulan
berantai segera di lancarkan kembali kedepan, setiap pukulan
mengandung tenaga penghancur yang maha dahsyat...
Jeritan ngeri bergema memancarkan kesunyian, sebuah
pukulan yang maha dahsyat itu sempat bersarang ditubuh
gadis itu, membuat badannya terlempar sejauh delapan depa
kebelakang, ia muntah darah segar dan tak tertahan lagi
tubuhnya jatuh terduduk diatas tanah.
"Bangsat tua " jeritnya dengan rasa dendam. "sekalipun
nonamu sudah mati dan jadi setan, aku akan mencari dirimu
untuk menuntut balas"
Kakek berwajah jelek itu tertawa seram.
"Hmm.. budak ingusan, aku ingin lihat dengan cara apa kau
hendak balas dendam terhadap diriku"
Selangkah demi selangkah ia berjalan mendekati gadis itu,
telapak tangannya diayun ke udara dan siap menghajar batok
kepala musuhnya.
Melihat keadaan yang amat berbahaya itu, perempuan
berusia pertengahan yang bersembunyi dibela kang batu itu
segera berbisik kepada putrinya:
"Binasakan kelima orang itu, jangan biarkan seorangpUn
diantara mereka lolos dalam keadaan hidup,"
"Membinasakan mereka semua??" jerit gadis itu dengan
terperanjat.
"Benar, bunuh semua tanpa kecuali "
"Kenapa? apa gunanya kita bunuh mereka semua??"
"Kau tak usah bertanya, gunakanlah jurus yang hebat
untuk membinasakan mereka semua "
"Tetapi mereka toh..."

324
"Jangan banyak bicara lagi, cepat laksanakan"
Sementara itu si kakak berwajah jelek itu sudah
mengayunkan telapak tangannya mengarah ubun2 gadis itu.
nampaknya sesaat lagi gadis itu akan mati dalam keadaan
yang mengerikan.
"Tahan " suatu bentakan keras berkumandang
memecahkan kesunyian, disusul berkelebat datangnya
sesosok bayangan manusia.
Kelima orang itu tersentak kaget, tanpa sadar kakek
berwajah jelek itu menarik kembali serangannya sambil loncat
mundur kebelakang.
Tapi sebelum dia sempat melihat jelas siapakah pendatang
itu. segulung angin pukulan yang maha kuat dan dahsyat
telah menyerang datang, hal ini membuat kakek tersebut
terkesiap hatinya, sadarlah dia bahwa musuh yang baru saja
munculkan diri itu memiliki tenaga dalam yang sangat hebat. .
Dalam keadaan tidak siap. ter gopoh2 ia enjotkan tubuhnya
bergeser lima depa kesamping untuk melepaskan diri dari
ancaman itu.
seorang perempuan muda berkerudung putih segera
munculkan diri di hadapannya. Kakek itu jadi teramat gusar,
bentaknya: "Perempuan sialan, siapakah kau?? berani
betul...."
Gadis berkerudumg itu sama sekali tidak berbicara, tidak
menunggu hingga pihak lawan menyelesaikan kata2nya,
sepasang telapak kembali bekerja cepat meluncurkan
serangan yang maha dahsyat dengan kecepatan yang sukar
dilukiskan dengan kata kata.
Kakek tua, itu ingin mengundurkan diri ke belakang, namun
sudah tak sempat lagi, dalam keadaan terdesak terpaksa ia
mengepos tenaga dan menghimpun segenap kekuatannya

325
untuk menyambut datangnya serangan itu dengan keras
lawan keras.
"Blammm" ditengah jeritan ngeri yang menyayat hati,
kakek tua itu terpukul mencelat sejauh beberapa tombak
kemudian roboh terjengkang diatas tanah, darah segar
muncrat keluar dari bibirnya.
Melihat pemimpin mereka berhasil dilukai lawan, empat
orang pria baju hitam yang selama ini hanya berdiri tegak
ditepi kalangan segera membentak keras, serentak mereka
menerjang kearah gadis itu.
Dara berkerudung putih itu mendengus dingin jengeknya.
"Hmm manusia2 yang tak tahu diri, rupanya sudah bosan
hidup,"
Tubuhnya herkelebar kesana kemari bagaikan gerakan
sukma, telapaknya diayun dengan kecepatan penuh, bersama
dengan menggemanya empat jeritan ngeri tampaklah
keempat orang pria itu sudah roboh keatas tanah dalam
keadaan tak bernyawa lagi.
Pecahlah nyali kakek tua itu, ia merasa sukmanya se-akan2
sudah terbang meninggalkan raganya, dengan suara keras ia
berteriak:
"Budak bangsat, besar benar nyalimu, kau berani
memusuhi perkumpulan Thian chee Kau kami?"
Mendengar ucapan itu, dara berkerudung putih itu terdiri
tertegun, kemudian secepat kilat ia menerjang kemuka
dengan gerakan yang kuat ia babat tubuh kakek itu.
"Duuk diiringi jeritan kesakitan yang mendirikan bulu roma,
kakek berwajah jelek itu termakan oleh bacokan itu hingga
batok kepalanya hancur berantakan, darah segar segera
muncrat memenuhi empat penjuru.

326
Melihat musuh2nya berhasil dipunahkan oleh seseorang
yang tak dikenal, dara yang terluka itu segera maju kedepan
dan memberi hormat ujarnya.
"Go Siauw Bie mengucapkan banyak terima kasih atas budi
pertolongan yang telah cici berikan kepadaku, bolehkah aku
mengetahui siapakah nama cici?"
"Aku bernama orang yang ada maksud"
Go Siauw Bi tertegun.
Sungguh aneh nama ini? benarkah itu adalah nama
aslinya? ia membatin didalam hati. Meskipun dalam hati
merasa sangsi namun perasaan itu tidak sampai diutarakan
keluar.
Rupanya orang yang ada maksud bisa membaca pikiran
orang, terdengar ia tertawa riang sambil tegurnya:
"Bukankah kau merasa bahwa namaku ini sangat aneh dan
tidak sebagaimana mestinya?"
Go Siauw Bi tertawa jengah setelah mengetahui rahasianya
diketahui lawan, maka dia pun tidak membantah.
Orang yang ada maksud tersenyum, dari sakunya dia ambil
keluar sebutir pil mujarab dan segera diserahkan ketangan
gadis she Go itu, katanya:
"Pil ini adalah pil mujarab, cepat telanlah agar luka dalam
yang kau derita cepat sembuh"
Go Siauw Bi mengucapkan banyak terima kasih, ia terima
pil itu dan segera dimasukkan kedalam mulut.
Menanti pil tadi sudah ditelan, orang yang ada maksud
baru berkata lagi dengan suara dalam:
"Nona Go, apa sebabnya kau sampai di kejar2 oleh para
durjana dari perkumpulan Thian chee kau??"

327
Air mita GoSiauw Bi berubah jadi amat sedih, jawabnya
dengan suara gegetun:
"Aku datang untuk menuntut balas atas sakit hatiku..
sungguh tak kusangka dendam gagal kutuntut, hampir saja
selembar jiwaku pun ikut melayang.. kalau bukan cici yang
menolong diriku tepat pada saatnya, entah apa yang terjadi
dengan diriku pada saat ini.."
"Menuntut balas?? sakit hati apa yang terikat antara dirimu
dengan pihak perkumpulan Thian chee kau??"
"Mendiang ayahku adalah Go Yu Too ketua dari
perkumpulan Pat Gie pang, karena pada saat kaucu dari
perkumpulan Thian chee kau mengadakan pesta ulang tahun
tidak ikut hadir untuk menyampaikan selamat, maka pada
suatu hari pihak perkumpulan itu mengirim Tongcunya si
kupu2 warna warni Lie In Hiang untuk membinasakan ayahku,
Kanglam Jit koay sahabat karib ayahku yang mengetahui
kejadian ini segera datang mencari balas, siapa tahu
merekapun dibunuh mati semua oleh Lie In Hiang. Karena
itulah, ini hari aku sengaja datang kemari untuk menuntut
balas"
"Jago lihay yang berada dalam perkumpulan Thian chee
kau tak terhingga jumlahnya, wilayah Lian huan tau pun
merupakan suatu daerah yang amat berbahaya, bila kau ingin
menuntut balas atas sakit hatimu itu alangkah baiknya bila
tindakan itu kau lakukan dengan penuh waspada serta
rencana yang masak sebab kalau tidak maka perbuatanmu itu
tak lebih hanya pergi menempuh bahaya saja. Menurut
pendapatku lebih baik untuk sementara waktu tinggalkan dulu
tempat ini, bila jejakmu sampai diketahui oleh anggota
perkumpulan itu, akibatnya sungguh amat sulit untuk
diharapkan mulai sekarang"
"Terima kasih atas petunjuk cici, akupun menyadari babwa
tenaga dalam yang kumiliki cetek sekali, untuk membalas
dendam hal itu masih merupakan suatu angan2 yang amat

328
muluk2. Tetapi bagaimanapun juga aku hidup sebagai putra
seorang manusia, dapatkah aku menahan diri untuk tidak
melakukan pembalasan dendam itu??? baiklah untuk
sementara waktu aku orang she Go akan menuruti nasehat
cici, aku hendak mengunjungi guru yang pandai untuk
memperdalam ilmu silatku setelah itu aku baru akan datang
lagi untuk menuntut balas."
"Bagus sekali nona, bila engkau masih mempunyai pikiran
yang terbuka hal ini merupakan suatu hal yang
menggembirakan, jarak tempat ini dengan wilayah Lian Huan
Nau tidak terlalu jauh, demi keselamatan lebih baik segeralah
berangkat tinggalkan tempat ini"
Go Siauw Bi mengangguk, tapi sebelum dia berlalu dari situ
mendadak sinar matanya terbentur dengan batu nisan yang
terpancang tidak jauh dari hadapannya, dengan wajah
berubah hebat ia segera berseru keras:
"Han Siong Kie aah.. masa Han Siang- kong yang telah
mati??"
"Apakah kau kenal dengan dirinya??" tanya orang yang ada
maksud dengan hati bergetar.
"Aku kenal dengan siangkong itu, sebab belum lama
berselang ketika ia tercebur kedalam sungai, akulah yang
menolong dirinya."
"Ooh jadi kau pernah menyelamatkan jiwanya"
"Benar, dia.. mengapa jenasahnya dikubur ditempat ini??
dan siapa pula sipengemis cilik Tong hong Hwie?"
"Dia adalah sahabat perempuannya, dengan kematiannya
dia hendak menggunakan rasa cintanya kepada pemuda itu"
Go Siauw Bi maju beberapa langkah kedepan dengan
sempoyongan air matanya jatuh berlinang membasahi
wajahnya dengan sedih ia bergumam lirih:

329
"Sungguh tak kusangka ia telah mendahului diriku,
sungguh tak kunyana usianya begitu pendek, cici tahukah kau,
dia telah menemui ajalnya ditangan siapa??"
"Tentang soal ini aku kurang begitu tahu, apakah nona
juga pernah jatuh cinta kepadanya??"
"Aku telah menyelamatkan jiwanya dari dalam sungai,
selama merawat lukanya itu ia telah beristirahat selama tiga
hari didalam kamar tidurku."
Go Siauw tai tak dapat membendung rasa sedihnya lagi,
airnya bagaikan hujan dimusim kemarau berjatuhan
membasahi pipinya.
Mendengar perkataan itu orang yang ada maksud ikut
merasa beriba hati, tiba2 ia merasa ada suatu perasaan yang
sangat aneh muncul dari dalam hatinya, apakah perasaan itu
dia sendiripun tak dapat melukiskan dengan kata2.
Go Siauw Bi berdiri tertegun ditempat kuburan itu, ia tidak
menyangka pria yang pernah menarik hatinya telah pergi
meninggaikan dunia untuk selama2nya, iapun tak pernah
menduga masih ada seorang gadis lain yang ikut
mengorbankan diri demi cintanya yang murni.
Teringat bahwa kenangan selama ini ternyata hanya hampa
dan kosong belaka, gadis itu menghela napas panjang.
sesudah memberi hormat kepada orang yang ada maksud,
ia segera enjotkan badan dan berlalu dari situ.
Memandang hingga bayangan punggung gadis itu lenyap
dari pandangan, orang yang ada maksud segera balik kembali
kebalik batu cadas, disitu ia saksikan ibunya orang yang
kehilangan sukma sedang membopong jenasah Han Siong Kle
sambil duduk termangu- mangu, air mata telah membasahi
bagian bajunya.
"Ibu apa yang telah terjadi???" orang yang ada maksud
segera menegur.

330
-000dw000-
BAB 19
"Nak. mungkin... mungkin dia.... dia tak ada harapan lagi,
aku bakal menyesal sepanjang masa"
Orang yang ada maksud membungkam dalam seribu
bahasa, ia tidak mengerti mengapa ibunya begitu menaruh
perhatian terhadap diri Han Siong Kie, perhatiannya begitu
mendalam hingga melebihi kasih sayangnya terhadap darah
dagingnya sendiri, ia heran kenapa ibunya bisa bersikap
begitu? mungkinkah dibalik semuanya ini masih tersembunyi
sesuatu yang aneh.
Tiba2 terdengar orang yang kehilangan sukma berseru
dengan penuh emosi:
"Cepat lihat, dia hampir sadarkan diri... oooh terima kasih
langit dan bumi ia selamat... ia selamat"
"Benarkah itu ibu, betulkah dia hampir sadar ?"
"Benar coba rasakan tubuhnya mulai hangat kembali, aku
merasa jantungnya mulai berdetak kembali"
Dengan penub ketegangan ibu dan anak itu mencurahkan
seluruh perhatiannya kearah Han Siong Kie, mereka lihat
tubuh anak muda yang kaku dan dingin itu perlahan2 menjadi
lemas, dengusan napasnya mulai kedengaran dan air mukanya
per lahan2 berubah jadi semu merah..
Orang yang kehilangan sukma menghembuskan napas
panjang dan letakkan tubuh Han Siong kie ke atas tanah lalu
mencium keningnya dengan hangat dan sayang.
Tingkah Liku ibunya yang aneh ini kembali mencengangkan
hati orang yang ada maksud, ia berdiri melongo.

331
"Nak, kuserahkan dirinya padamu" tiba perempuan
setengah baya itu berkata. "Serahkan kepadaku???"
"Sedikitpun tidak salah"
Dari dalam sakunya dia ambil keluar sebuah bungkusan
dan diserahkan ketangan orang yang ada maksud kemudian ia
membisikkan sesuatu disisi telinganya dan setelah itu berlalu.
Belum lama orang yang kehilangan sukma berlalu dari
tempat itu, terdengar suara helaan napas panjang bergema
memecahkan kesunyian. Han Siong Kle membuka sepasang
matanya lalu meloncat bangun dari atas tanah.
Ketika dijumpainya orang yang ada maksud berada disitu,
buru2 ia memberi hormat sambil ujarnya.
"Aku mengucapkan banyak terima kasih atas budi
pertolongannya yang telah nona berikan kepadaku, semoga
dilain waktu budi kebaikan sempat kubalas." orang yang ada
maksud tertawa cekikikan.
"Dengan cara apa kau hendak membalas budi kebaikanku
ini? " serunya cepat.
Han Siong Kle tertegun, wajahnya berubah jadi merah,
lama sekali ia baru bisa berkata.
"Dewasa ini tentu saja aku tak sanggup mengatakannya
keluar, tapi kemudian hari aku pasti akan berusaha untuk
membalas budi kebaikan itu."
“Seandainya sepanjang masa kau tidak memperoleh
kesempatan itu, apa yang hendak kau lakukan??"
"Tentang soal ini aku pikir tak mungkin terjadi"
"Baiklah" kata orang yang ada maksud kemudian,
"sekarang ibuku suruh aku menyampaikan sesuatu
kepadamu."
"Lalu sekarang dimanakah ibumu??"

332
"Baru saja meninggaikan tempat ini"
"Apakah ia tak sudi bertemu dengan diriku lagi??"
"Bukan, bukan begitu, dia masih ada urusan lain maka
terpaksa harus tinggaikan dahulu tempat ini, dia suruh aku
menyampaikan pesan kepadamu, katanya mulai sekarang
Manusia berwajah dingin Han Siong Kle telah tiada lagi
dikolong langit, kau tak boleh membuka rahasia asal usulmu
kecuali kepada ...."
"Kecuali kepada siapa??" tanya Han Siong Kle dengan suara
heran bercampur terkejut.
"Kecuali kepada pemilik Benteng Maut"
Air muka si anak muda itu berubah hebat secara beruntun
ia mundur selangkah kebelakang, serunya: "Apa maksud yang
sebenarnya??"
"Entahlah, aku sendiripun kurang begitu mengerti, ibuku
hanya berpesan agar kau suka pergi mengunjungi benteng
maut."
"Berkunjung? hal itu pasti akan kulakukan, pada suatu hari
aku akan mengobrak-abrik benteng maut dan melenyapkan
Tengkorak Maut dari permukaan bumi."
"Kau keliru besar" seru orang yang ada maksud sambil
menggeleng, " ibuku menyuruh kau berbuat demikian karena
ia mengandung maksud2 tertentu."
Sorot mata Han Siong Kie per lahan2 dialihkan kearah lima
sosok mayat yang menggeletak tidak jauh dari tempat itu,
serunya dengan nada terkesiap "Mayat siapakah yang
menggeletak disitu??"
"Anak buah perkumpulan Thian chee kau"
"Apakah mereka terluka di ujung telapak nona??"

333
"Sedikitpun tidak salah, mereka sedang mengejar seorang
gadis dan kebetulan tiba ditempat ini, karena gadis itu
terancam jiwanya maka aku segera turun tangan
membereskan orang itu. 0oh. Ya a Apakah kau kenal dengan
seorang gadis yang bernama Go Siauw Bi?"
"KenaL" jawab Han Siong Kle dengan suara terperanjat, "
Kenapa dengan dirinya?"
"Cintakah kau kepadanya??" tidak menjawab orang yang
ada maksud malah balik bertanya. Pertanyaan ini seketika
membuat hati Han Siong Kie tertegun, serunya: "Nona, apa
maksudmu mengajukan pertanyaan semacam ini??"
"Tiada maksud apa2, karena aku lihat sikapmu amat
gelisah bercampur cemas, maka aku ajukan pertanyaan ini"
"Dia adalah gadis yang pernah menyelamatkan jiwaku, aku
masih berhutang budi kepadanya."
"Ia sudah berlalu dari sini, dia tahu bahwa kau sudah tiada
lagi dikolong langit"
"Apakah nona yang memberitahukan kejadian ini
kepadanya??"
"Tidak. ia sendiri yang lihat dan melihat dengan matanya
sendiri ...."
Han Siong Kle berpaling, tiba2 ia temukan sebuah
gundukkan tanah baru tak jauh dari situ segera didekatinya
kuburan ini dan terbacalah olehnya batu nisan yang
terpancang didepan kuburan itu.
"Disinilah bersemayan manusia berwajah dingin Han song
Kie serta pengemis cilik Tonghong Hwie."
Jantungnya seketika herdebar keras, apa yang terjadi?
mungkinkah adik angkatnya Tonghong Hwie juga.. berpikir
sampai disini ia bersin beberapa kali, sambil berpaling kearah
orang yang ada maksud serunya:

334
"Nona, kuburan ini?"
"Pengemis cilik yang mendirikannya bagimu."
"Kenapa diatas batu nisan itu terukir nama kami berdua."
"Sebab dia mau hidup bersama mati berbareng dengan
dirimu"
"Apa?? dia..dia..."
"Jangan tegang dan tak usah gelisah, dia belum mati, dia
mau membalaskan dendam sakit hatimu lebih dahulu
kemudian baru datang kemari untuk mati bersama dirimu satu
liang."
Han Siong Kie tidak memperhatikan bahwa dibalik ucapan
orang yang ada maksud mengandung arti yang lebih
mendalam, kalau tidak tentulah dia akan menemukan sesuatu
gejala yang aneh.
Mendengar perkataan tadi, ia jadi sangat terharu sehingga
tak tertahan lagi titik air mata jatuh berlinang membasahi
pipinya.
"Oooh.. sungguh tak kusangka adik Hwieku itu demikian
setia kawan dan menaruh perhatian kepadaku, aku orang she
Han sungguh beruntung dapat berkenalan dan angkat saudara
dengan dirinya. sekarang dimanakah orangnya??.."
"Bukankah sedari tadi sudah kukatakan bahwa ia telah
tinggalkan tempat ini?"
"Secara bagaimana ia bisa mendirikan kuburan dan batu
nisan bagiku??."
"Ia datang agak belakangan, sewaktu memasuki wilayah
Lian huan tau jejaknya kepergok oleh nyonya kaucu hingga
tertawan, untung ibuku berhasil menyelamatkan jiwanya.
Ketika ia menjumpai jenasahmu yang sudah tak bernyawa itu
hatinya jadi sedih dan hancur.."

335
"Oooh.. dia mengira aku benar2 telah mati??"
"Tentu saja jangan dibilang dia, orang lainpun pasti akan
mengira kau sudah mati, sebab tubuhmu sudah mendingin
dan kaku"
"Mengapa nona tidak memberitahukan kejadian yang
sesungguhnya kepada saudara angkatku itu??" seru Han Siong
Kie gegetun.
"Aku tidak memberitahukan keadaan yang sesungguhnya
tentu saja didasarkan oleh alasan2 tertentu. lebih baik
persoalan ini kita bicarakan dikemudian hari saja."
"Aku ingin mengetahui sekarang juga"
"Maaf, aku tak dapat menuruti keinginanmu itu"
Han Siong Kie menelan air ludah dan berdiri menjublak,
terhadap tingkah laku ibu dan anak yang serba misterius itu ia
merasa gemas bercampur jengkel, tapi pihak lawan adalah
tuan penolongnya, hal itu membuat ia tak mampu berbuat
sesuatu. Terpaksa sambil menahan diri ujarnya:
"Aku dapat mencari dirinya, sekalipun harus mencari
sampai diujung langit atau di dasar samudra, aku harus
menemukan dirinya"
Dari dalam sakunya orang yang ada maksud ambil keluar
sebuah bungkusan kecil dan dilemparkan kearah pemuda itu,
pesannya:
"Saudara, mulai sekarang manusia berwajah dingin Han
Siong Kie sudah tak ada lagi dikolong langit, benda itu akan
membantu dirimu untuk merubah wajahmu serta menutupi
raut mukamu yang sebetulnya"
Han Siong Kie menyambut benda itu, sedang dimulut ia
mengomel:
"Aku toh seorang lelaki sejati, kenapa raut wajah asliku
harus disembunyikan??"

336
"Bila kau ingin berhasil dalam usahamu untuk membalas
dendam, lebih baik lakukanlah seperti apa yang kukatatakan.."
"Tetapi bukankah ibumu siorang yang kehilangan sukma
memerintahkan aku untuk berkunjung ke Benteng Maut serta
menceritakan asal usulku yang sebenarnya?? musuh besarku
adalah pemilik dari benteng maut itu, kenapa aku musti
banyak bertingkah dengan segala macam hal yang tak
berguna??"
"Sedikitpun tidak benar perkataanmu itu, dikemudian hari
kau akan mengerti dengan sendirinya mengapa ibuku suruh
kau berbuat demikian, sekarang lebih baik pergilah
mengunjungi benteng maut"
"Mengunjungi musuh besarku??"
"Kau tak boleh mengatakan demikian, sekali lagi
kuberitahukan kepadamu, ibuku sangat menaruh perhatian
kepadamu, beliau suruh berbuat demikian tentulah didasarkan
oleh maksud-maksud tertentu, bila kau tidak melakukan
seperti apa yang dikatakan ibuku mungkin dendammu itu
selamanya tak akan berhasil kau laksanakan"
Han Siong Kie jadi serba salah, bila ditinjau dari orang yang
kehilangan sukma serta orang yang ada maksud dimasa yang
lampau, anjuran perempuan itu pastilah mengandung maksud
tertentu, tapi ia tak mengerti dan tak paham apa sebenarnya
maksud orang itu??
"Han Siong Kie" orang yang ada maksud berkata kembali
"Mau percaya atau tidak itu terserah pada dirimu sendiri
sekarang aku mau pergi."
Selesai berkata dia segera enjotkan badan dan berlalu dari
situ dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap
dari pandangan.
Han Siong Kie berdiri menjublak diatas tanah dan tak
sanggup mengucapkan sepatah katapun, perkembangan yang

337
berlangsung selama ini membuat ia jadi bingung, perbuatan
orang yang ada maksud serta ibunya memang begitu
misterius hingga terasa amat menyeramkan.
"Baiklah akan kujajal perkataan mereka, aku hendak
berkunjung ke benteng Maut serta melihat perobahan aneh
apakah yang bakal terjadi."
Setelah mengambil keputusan didalam hati, ia segera
membuka bungkusan kecil yang diberikan orang yang ada
maksud itu, disitu ia temukan rambut palsu serta selembar
topeng kulit manusia.
Setelah mengenakan rambut palsu itu serta topeng kulit
manusia berangkatlah pemuda itu turun dari puncak bukit
ketika bercermin diatas permukaan air nampaklah seorang
pemuda yang berpenyakitan, ia jadi geli pikirnya:
"Aku harus mempunyai sebuah nama yang sesuai dengan
potongan wajah serta badanku penyakitan... " malaikat
penyakitan" benar nama ini bagus sekali, baiklah mulai
sekarang aku akan munculkan diri didalam dunia persilatan
dengan nama malaikat penyakitan"
Ia bersuit nyaring, tubuhnya dengan cepat berkelebat
menuruni bukit itu, mendadak satu ingatan berkelebat dalam
benaknya pikirnya:
"Aku harus berusaha keras untuk menemukan adik
angkatku Tonghong Hwie lebih dahulu, ia selalu menganggap
aku telah tiada lagi di kolong langit, aku harus temukan dirinya
sebelum terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Tapi dunia
begini luas, aku musti pergi kemana untuk menemui
jejaknya."
Setelah termenung beberapa saat lamanya, ia lantas
bergumam seorang diri:
"Aaaah benar perkumpulan Kaypang tersohor karena
banyaknya anggota yang tersebar di mana2, asal aku berhasil

338
temukan engkoh tuaku pengemis dari selatan, niscaya
pencarian ini lebih mudah dilakukan. Perjalananku menuju keb
enteng Maut lebih baik kutunda lebih dahulu"
Setelah mengambil keputusan, berangkatlah pemuda itu
menuju arah selatan.
Entah sudah beberapa lama ia sudah berjalan, mendadak
dari tempat kejauhan berkumandang datang suara suitan
aneh yang amat memekikan telinga, tanpa sadar Han Siong
Kie menghentikan gerakan tubuhnya.
Suitan tajam yang amat keras hingga memekikan telinga
itu kembali bergema dari tempat kejauhan, kali ini juaranya
lebih tajam dari suitan yang pertama, si anak muda itu sangsi
sejenak setelah menentukan arah asalnya suara itu, ia segera
meluncur kearah sebelah kanan dari hutan dihadapannya.
Beberapa puluh tombak sudah dia memasuki hutan
tersebut, tapi sungguh aneh, disekeliling sana ternyata tak
nampak sesosok bayangan manusiapun, sedang suara suitan
tajam yang memekikkan telinga itupun tidak kedengaran lagi.
Pemuda itu jadi sangsi dan curiga, mungkinkah ia telah
salah mendengar? ataukah memang ada seseorang lihay yang
sedang mempermainkan dirinya??
Makin direnung pemuda itu semakin bingung, akhirnya ia
mengambil keputusan untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri
"Perduli amat dengan orang yang bersuit tajam itu."
pikirnya didalam hati. Ia segera putar badan dan siap berlalu
dari situ ...
"Bocah cilik, jangan pergi dulu..."
suara itu dingin seakan akan muncul dari gua salju yang
menggidikkan hati. Han Siong Kie terkejut dan segera
menoleh.

339
Tapi.. tak nampak sesosok bayangan manusiapun berada
disekitar tempat itu, tidak terasa ia segera berseru: "siapa
kau??"
"Aku?? haaah..haaah.haaah..."
suara itu se-olah2 dipancarkan dari suateu tempat sejauh
sepuluh tombak dari hadapannya, yang aneh ternyata hanya
suaranya saja yang kedengaran sedang bayangan manusianya
sama sekali tak terlihat.
Bergidik hati sianak muda itu menjumpai keadaan tersebut,
bulu kuduknya pada bangun berdiri, pikirnya:
"Jangan2 aku telah bertemu dengan setan? kalau tidak
mengapa tak nampak sesosok bayangan manusiapun ditempat
ini?" Sekali lagi ia membentak keras: "sebenarnya siapakah
kau??"
"Haaah .haaah .haaaah... aku mengira aku bakal mati
dengan menahan rasa sesal sepanjang masa, sungguh tak
nyana sebelum ajalku tiba ternyata bisa bertemu dengan kau
si bocah cilik. aaai.. inilah yang dikatakan Thian maha adil dan
Thian punya mata, bocah cilik kau jangan pergi dari sini.."
selama pihak lawan berbicara, Hansaong Kie pusatkan
perhatiannya coba menemukan arah berasalnya suara itu, tapi
ia kecewa. sebab usahanya itu gagal dan tidak berhasil
menemukan orang itu.
Akhirnya dengan perasaan heran bercampur sangsi, sekali
lagi ia menegur:
"Sebenarnya siapakah kau"
"Aku adalah Mo-Mo cungcu Rasul dari segala iblis"
sedikitpun tidak salah, Rasul dari segala iblis atau disebut
pula Mo tioan ci-mo atau Iblis diantara iblis"
"Kalau ditinjau dari juluknya itu, terang dia bukan manusia
aliran lurus" pikir Han Siong Kie didalam hati, "Lebih baik aku

340
kabur saja dari sini, toh persoalanku sendiri terlalu banyak.
kenapa musti banyak ribut dengan manusia yang disebut Mo-
Tiong ci-mo itu??"
Berpikir demikian ia lantas berkata dengan suara dingin.
"Aku masih ada urusan penting yang harus dikerjakan,
selamat tinggai.."
"Eeeeei bocah cilik kau jangan pergi dari sini "
Han Siong Kie tidak menjawab ia lanjutkan gerakannya
berlalu dari tempat itu..
"Bocah cilik masa kau tak mau menolong orang yang
sedang kesusahan???"
Ucapan yang menegunkan hati Hanslong Kle, tubuhnya
yang sedang meluncur pergi segera mendadak diudara dan
melayang kembali keatas tanah pikirnya didalam hati.
"Melihat orang kesusahan tidak menolong, apakah
maksudnya??? apakah manusia yang bernama iblis diantara
iblis itu masih membutuhkan bantuan orang lain???" Ia segera
menegur.
"Hei manusia yang bernama iblis diantara iblis, apa maksud
perkataanmu itu??"
"Sulit untuk aku menceritakan dalam sepatah dua patah
nanti saja kuceritakan kepadamu sedikit demi sedikit,
sekarang singkirkan dahulu batu cadas yang amat besar itu"
"Batu cadas besar??"
"Sedikitpun tidak salah"
Han Siong Kie segera alihkan sinar matanya menyapu
sekejap sekeliling tempat itu, sedikitpun tidak salah pada jarak
kurang lebih enam tombak dihadapannya terlihatlah sebuah
batu cadas yang besarnya mencapai beberapa tombak.
"He, kau berada dimana?" teriak pemuda itu.

341
"Aku berada dibawah batu cadas itu"
"Kenapa kau bisa tertindih dibawah batu cadas itu??"
"Eeei.. si bocah cilik, kenapa sih begitu cerewet dan banyak
omong?? singkirkan dahulu batu cadas itu kemudian kita baru
berbicara lagi"
Han Siong Ktejadi murka, hawa pitamnya segera berkobar
memenuhi benaknya, sambil mendengus dingin serunya:
"Luar biasa amat tabiatmu itu. Hmm kalau memang kau
hebat dan lihay, kenapa tidak berusaha untuk menyingkirkan
sendiri batu cadas itu?? maaf.. aku tak punya banyak waktu
untuk bercanda dengan dirimu"
Mendengar sianak muda itu hendak berlalu, Iblis diantara
iblis jadi sangat gelisah, buru2 serunya:
"Eeei..eeei.. bocah, kau jangan pergi dulu, kalau kau pergi
dari sini niscaya aku bakal mati konyol"
Han Siong Kie jadi geli bercampur mendongkol, dengan
perasaan apa boleh buat serunya: "Apakah cukup bagimu
hanya menggeserkan batu cadas itu saja??"
"Ehmm bocah cilik mampukah kau hancurkan batu cadas
itu hanya didalam tiga buah pukulan belaka??"
"Heeeh..beeeh..heeeh.. rupanya kau sengaja hendak
menguji tenaga dalamku??" jengek Han Siong Kie sambil
tertawa dingin.
"Aku sama sekali tak ada maksud menguji kekuatanmu,
aku berbicara demikian karena mengandung maksud tertentu,
katakan saja mampu tidak kau lakukan pekerjaan itu??"
"Coba saja nanti"
Per-lahan2 sianak muda itu berjalan mendekati batu cadas
tersebut, setelah diamatinya sebentar, ia segera menghimpun

342
segenap tenaga dalam yang dimilikinya kedalam telapak.
serunya kemudian dengan suara berat:
"Saudara. hati2lah... aku segera akan melancarkan pukulan
keatas batu cadas itu."
sebagai penutup kata sepasang telapaknya segera didorong
kedepan dengan hawa murninya yang amat hebat serangan
itu bisa dibayangkan sampai dimanakah kehebatannya.
“Blaaam...” terdengar benturan keras yang memekikan
telinga, bumi tergetar laksana di landa gempa dahsyat, batu
cadas yang besar itu terhajar remuk jadi empat lima bagian
dan mencelat ke empat penjuru, dari bawah hatu cadas itu
muncullah sebuah mulut gua yang gelap.
Sesosok kepala manusia yang sangat aneh segera
menongol keluar dari mulut gua itu.
Dengan hati terkesiap bercampur kaget Han song Kie
mundur tiga langkah kebelakang setelah diamati lebih
seksama lagi maka tampaklah olehnya bahwa manusia aneh
itu adalah seorang kakak tua yang bercambang lebat dengan
rambut terurai kebawah, sepasang mata yang besar
memancarkan cahaya tajam yang menggidikkan hati jelas
tenaga dalam yang dimiliki Mo Mo Cuncu telah mencapai
puncak kesempurnaan.
"Haah haah haah... takdir takdir" seru kakek aneh itu
sambil tertawa tergelak. "Bocah cilik, pukulan yang barusan
kau lancarkan mengandung kekuatan tenaga dalam sebesar
seratus tahun hasil latihan, hal ini sungguh berada diluar
dugaanku. Rupanya takdir telah menentukan demikian dan
aku memang mendapat pertolongan."
Habis berkata kembali ia tertawa terbahak2, begitu keras
suaranya hingga Han Siong Kie merasakan kendang telinganya
terasa amat sakit. "Apakah kau yang bernama Mo Mo Cuncu
rasul dari segala Iblis? "

343
"Masa masih ada yang gadungan??"
"Dengan tenaga dalam yang kau miliki rasanya kau masih
mampu untuk menyingkirkan batu itu bukan? kenapa hal itu
tidak kau laksanakan sendiri" Rasul dari segala Iblis tidak
menjawab pertanyaan itu, hanya serunya. "Bocah cilik, mari
masuk kedalam gua"
Habis berkata kepalanya menyusup lebih dahulu masuk
kedalam gua itu.
Melihat kesemuanya yang serba aneh itu Han Siong Kiejadi
tercengang dan ingin tahu, dia ragu2 kemudian sebentar
masuk kedalam gua itu.
Luas gua tersebut tidak begitu lebar, hanya dua tombak
lebih sedikit, setelah berada diatas permukaan ia menyusup
sejauh tiga tombak kesebelah kanan disitu dijumpainya
seorang manusia aneh dalam keadaan bugil sedang duduk
bersila, sepasang matanya dengan sorot mata tajam sedang
mengawasi pemuda itu tanpa berkedip. "Bocah, duduklah
kemari" kakek aneh itu berseru.
Bulu kuduk diseluruh tubuh Han Siong Kie pada bangun
berdiri, tapi ia lanjutkan pula langkahnya menuju kedalam dan
duduk dihadapan kakek itu. "Hey bocah cilik, aku lihat
wajahmu berpenyakitan."
"Sedari dilahirkan aku memang memiliki raut wajah
semacam ini"
"Siapakah namamu?? "
"Aku bernama malaikat penyakitan"
"Malaikat penyakitan?? Ha ah haah haah sungguhkah kau
bernama malaikat penyakitan??"
"Mau percaya atau tidak terserah padamu"
"Baik, perduli kau adalah malaikat apa aku tak ada sangkut
pautnya dengan diriku, bertemu denganmu itulah takdir,

344
maukah kau membantu untuk menyelesaikan suatu keinginan
hatiku??"
Sambil berkata dengan pandangan yang mengharapkan dia
menatap tajam wajah Han Siong Kie.
"Keinginan hati apa??" tanya pemuda itu tercengang.
"Menantang seseorang untuk berduel"
"Oooh ... maksudmu mewakili dirimu pergi menantang
seseorang untuk diajak berduel?"
"Sedikitpun tidak "
"Kenapa kau tidak melakukan sendiri?? bukankah tenaga
lweekang yang kau miliki sangat tinggi"
Rasul dari segala iblis tertawa sedih. "Coba lihatlah sendiri"
ia berkata.
Mengikuti arah yang dituding orang itu Han Siong Kle
segera alihkan sorot matanya, dia lihat sepasang kaki dari
kakek aneh itu sudah mengering dan menyusut kecil, kaki itu
telah cacad dan tak dapat dipergunakan lagi untuk berjalan.
Timbullah perasaan iba bercampur kasihan didalam hati
pemuda itu, tapi ia belum begitu paham mengenai watak
kakek aneh yang bernama Rasul dari segala Iblis ini, maka
pemuda itu tak mau mengabulkan permintaannya secara
gegabah.
"Hei orang tua, aku ingin memahami lebih dahulu asal
usulmu serta perbuatan2mu dimasa lampau."
"ooh. rupanya kau adalah seorang bocah cilik yang belum
lama terjun kedalam dunia persilatan"
Han Siong Kie merasa tidak senang hati, sahutnya dengan
suara dingin "Tidak salah, aku memang terjun kedunia
persilatan belum seberapa lama"

345
"Tidak aneh kalau begitu, bila kau sudah lama terjun di
dalam dunia persilatan, niscaya akan mengetahui namaku
meskipun aku bergelar Mo mo cuncu Rasul dari segala Iblis,
tetapi orang2 Bu-lim pada menyebut diriku sebagai Mo tiong ci
mo Iblis di antara Iblis"
"Kalau memang demikian adanya, maka itu bukankah
membuktikan bahwa perbuatanmu semasa masih berkelana
didalam dunia persilatan dahulu lebih busuk dan keji daripada
kawanan kaum iblis lainnya??"
"Benar atau salah yang terjadi didalam dunia persilatan
sulit untuk dibedakan satu sama lain misalnya saja Tengkorak
Maut.."
"Apa?? Tengkorak Maut???"
"Tidak salah, pemilik dari Benteng Maut itu"
"Kenapa dengan orang itu??" tanya Han Siong Kie sambil
menahan emosi yang bergolak didalam dadanya.
"Setiap orang didalam dunia persilatan menganggap dia
sebagai seorang iblis yang luar biasa kejinya, padahal dalam
kenyataan belum tentu ia berwatak kejam"
Takkala sianak muda itu mendengar kakek aneh itu
menyebut tentang musuh besar pembunuh keluarganya emosi
bergelora dalam dadanya, ia merasa denyutan jantungnya
bergerak lebih kencang, api dendam berkobar2 dan wajahnya
berubah hebat.
Namun berhubung diatas wajahnya merupakan selembar
topeng kulit manusia maka diluar golakan perasaannya itu
sama sekali tidak kelihatan dengan setengah mendesak ia
berseru kembali:
"Dari mana kau bisa tahu kalau ia tidak kejam?" "

346
"Meskipun Tengkorak Maut membunuh manusia2 dalam
jumlah yang tak terbatas tetapi ia sendiripun mempunyai
kesulitan yang tak bisa diutarakan kepada orang lain."
Terbayang dua ratus jiwa lebih keluarganya yang mati
terbunuh hingga tinggal tulang yang berserakan memenuhi
perkampungan keluarga Han, Han Siong Kie segera
mendengus dengan kebencian.
"Masa membunuh orangpun mempunyai kesulitan??"
jengeknya.
"Hmmm... sebagian besar orang yang dibunuh olehnya
adalah orang2 yang sudah sepantasnya dibunuh, tentu saja
diantaranya terdapat pula mereka2 yang telah dibunuh tetapi
hal ini tak bisa menyalahkan dirinya, bagaimanapun juga
itulah bencana yang dicari sendiri oleh sang korban"
sebenarnya Han Siong Kle ingin menanyakan pula kematian
keluarganya sebanyak dua ratus jiwa merupakan suatu
pembunuhan yang pantas terjadi ataukah salah membunuh,
tapi akhirnya ia menahan diri dan tak sampai mengutarakan
asal usulnya, pikirnya didalam hati:
"Rupanya iblis diantara iblis ini bila bukan setali tiga uang
dengan Tengkorak Maut, dia pastilah mempunyai hubungan
yang erat dengan iblis itu, kalau tidak kenapa selalu membela
dirinya???"
Menggunakan kesempatan baik itu ia berusaha untuk
mengorek keterangan mengenai si Tengkorak Maut segera
ujarnya.
"Kalau kulihat ucapanmu, rupanya kau mengetahui amat
jelas tentang keadaan dari Tengkorak Maut??"
"Sedikitpun tidak salah" iblis diantara iblis mengangguk
"aku berani berkata bahwa dikolong langit kecuali aku seorang
tiada orang kedua yang mengetahui latar belakang peristiwa
berdarah yang selalu menimpa dunia persilatan itu."

347
"Apakah kau bisa menerangkan kepadaku? seru Han Siong
Kia dengan pikiran bergerak.
-000d0w000-
BAB 20
"TENTANG soal ini eeei bocah maafkanlah aku karena
rahasia ini tak dapat kuterangkan padamu"
"Kenapa??"
"Aku sudah berjanji lebih dulu padanya, bahwa selama
hidup rahasia itu tak akan kubocorkan kepada orang lain,
sebagai pria sejati aku harus pegang janji itu erat2"
"Kalau memang kau tidak ingin mengatakannya, tentu saja
tiada alasan untuk memaksa dirimu lebih jauh" ujar Han Siong
Kie dengan hati kecewa "baiklah kalau begitu aku ingin mohon
diri lebih dahulu "
"Eeeei. . eeeei.... bocah kau tak boleh pergi."
Sambil berseru segulung tenaga hisap yang maha kuat
menarik tubuh Han Siong Kie sehingga mundur tiga langkah
kebelakang, begitu hebat daya hisap tadi hingga sianak muda
itu tak mampu untuk bergeser kembali dari tempat itu.
Terkesiap hati Han Siong Kie menyaksikan tenaga yang
maha sakti itu, peluh dingin mengucur keluar membasahi
seluruh tubuhnya, tapi sebagai seorang pemuda yang
sombong dari kaget jadi gusar bentaknya: "Eeei.. sebenarnya
apa maksudmu?"
"Bocah, kau tak boleh pergi dari sini"
"Kenapa aku tak boleh pergi dari sini?? aku toh tak terikat
oleh janji apapun dengan dirimu??"

348
"Kau harus mewakili diriku untuk mewujudkan suatu
keinginanku, kau harus mewakili diriku untuk bertempur
melawan seseorang"
"Aku tak mempunyai waktu yang begitu banyak bagimu"
"Bocah cilik, janganlah jual mahal. ..kau harus melakukan
pertarungan itu mewakili diruku"
Han Siong Kie mendengus dingin.
"Hmmm aku toh berhak untuk menampik permintaan itu,
kenapa kau memaksa terus??"
"ooooh... jadi kau tidak setuju deagan permintaan tolongku
ini??"
"Maaf aku tak dapat memenuhi keinginanmu itu"
"sekalipun tidak mau kau harus melakukannya bagiku"
"Hmmm tidak bisa" Han Siong Kie mendengus lagi dengan
suara berat.
Kembali tubuhnya bergerak kedepan, kali ini ia telah
mengerahkan tenaga dalamnya sebesar sepuluh bagian,
langkahnya enteng dan gerakannya cepat laksana sambaran
kilat.
Siapa tahu ternyata tenaga hisapan yang dipancarkan Momo
cuncu luar biasa hebatnya, meskipun ia sudah berusaha
dengan sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari tenaga h
isapan tadi tetapi tubuhnya masih tetap berdiri di tempat
semula. "Bocah ayoh jawab kau sanggup melakukan
pertarungan itu bagiku atau tidak??"
"Tidak setuju kau mau apa???"
"Kalau kau berani tampik lagi permintaanku ini, sekali
hantam kubabat tubuhmu sampai hancur"

349
Han Siong Kie jadi naik pitam mendengar ancaman itu,
saking gusar dada terasa mau meledak dengan sombong ia
berseru: "Tidak setuju tidak setuju kau mau apa?"
"Blaaam." segulung angin pukulan yang maha dahsyat
segera menghajar kedepan menimpa dada sianak muda itu.
Han Siong Kie berseru tertahan, tubuhnya terpental sejauh
beberapa depa dari tempat semula, setelah termakan oleh
pukulan itu, sekujur tubuhnya langsung terasa sakit bagaikan
patah tulang, darah panas bergolak dalam dadanya sedang
matanya ber kunang2 dan kepalanya pusing tujuh keliling, tapi
sambil tahan diri per lahan2 ia bangkit berdiri
"Bocah, ayoh jawab setuju atau tidak?" seru Iblis diantara
iblis lagi dengan suara geram..
"Tidak setuju"
"Eeei.. rupanya kau tidak takut mati??"
"Ehmm jangan harap kau bisa menggertak aku si malaikat
penyakitan dengan kata mati aku bukanlah seorang pengecut
yang takut menghadapi kematian..."
Melihat kekerasan hati lawannya, Mo tiong ci mo jadi
kewalahan sendiri, ia menghela napas panjang dan berkata:
"Bocah, kau memang seorang pria sejati, kau memang
seorang jago gagah yang tidak takut menghadapi kematian,
aku kagum atas keberanianmu itu mari.. kemarilah,
bagaimana kalau kila bicarakan lagi persoalan ini secara baik2"
"Aku rasa sudah tiada persoalan yang bisa kita bicarakan
lagi, aku tak mau melakukan pekerjaan apapun bagimu, lebih
baik carilah orang lain saja. " sahut Han Siong Kie dengan
suara dingin.
"Bocah begini saja, bila kau suka melakukan tugas yang
kubebankan kepadamu itu maka akan kuwariskan ilmu silatku
yang maha sakti itu kepadamu, akan kuciptakan dirimu

350
sebagai seorang jago Bu lim yang sangat lihay dan disegani
orang, bagaimana?? kau tentu bersedia bukan??"
"Aku tidak tertarik oleh ilmu silatmu itu, aku tak sudi
menerima tawaranmu itu"
"Hmm sekalipun kau tidak ingin belajar, aku akan paksa
kau untuk mempelajarinya juga."
"Dikolong langit belum ada peraturan semacam ini, Hmm
kau ingin menggunakan kekerasan untuk memaksa
diriku??,jungan bermimpi di siang hari bolong.. aku si malaikat
penyakitan tidak gentar menghadapi siapapun juga"
"Apakah kau tidak ingin jadi seorang jago silat yang sangat
lihay dan disegani oleh setiap umat dunia??"
"Meskipun aku ingin jadi jagoan, tapi aku tak sudi angkat
guru kepadamu Aku bisa mencari orang lain dan belajar
darinya"
"Eeei bocah, kau keliru besar" seru Iblis diantara iblis
dengan suara dalam, "Aku sama sekali tiada maksud untuk
menerima dirimu sebagai muridku, tujuanku mewariskan ilmu
silatku itu kepadamu bukan lain adalah sebagai balas jasa atas
kesediaanmu untuk memahami satu keinginanku itu,
anggaplah perbuatanku itu sebagai jasa dari timbal balik atas
kesedianmu itu"
"Tapi sayang aku tidak punya kegembiraan untuk
menerima tawaranmu itu, maaf lebih baik cari saja orang
lain."
"Bocah" seru Iblis diantara iblis akhirnya dengan nada
geram "Ini hari aku tak akan melepaskan kau untuk berlalu
dari tempat ini, aku tidak ingin mati dengan membawa
penyesalan. Disamping itu akupun merasa kecuali kau seorang
dikolong langit sulit untuk menemukan seseorang yang
sanggup berduel melawan Tengkorak Maut."

351
Terkesiap hati Han Siong Kie mendengar perkataan itu,
tanpa terasa ia maju beberapa langkah kedepan dengan nada
penuh emosi serunya:
"Apa??? kau hendak suruh aku pergi menantang Tengkorak
maut untuk berduel??"
"Sedikitpun tidak salah apa kau takut??"
"Aku terima tawaranmu itu" jawab sang pemuda dengan
cepat tanpa berpikir panjang lagi.
Mo Tiong ci-mo atau iblis diantara iblis jadi tercengang
untuk beberapa saat ia berdiri melongo. Ia tak habis mengerti
apa sebabnya pemula itu segera menyanggupi permintaannya
setelah ia mengatakan bahwa orang yang dituju adalah
Tengkorak Maut. . .
Dengan sepasang biji matanya yang tajam ia awasi wajah
Han Siong Kie beberapa saat lamanya, lama... lama sekali
tetapi tak sesuatu apapun yang berhasil ia temukan.
-000d0w000-
Jilid 10
DIATAS wajahnya yang berpenyakitan kecuali penuh
kerutan bekas sakit sama sekali tidak tertampak perubahan
perasaan apapun, wajah itu dingin dan menggidikkan hati.
"Malaikat penyakitan" akhirnya tak tahan lagi ia berseru:
"Kau boleh dibilang merupakan satu2nya orang paling jumawa
dan sombong yang pernah kujumpai selama ini, kau adalah
seorang manusia yang paling dingin dan paling
menyeramkan."
Han Siong Kie menenangkan hatinya talu tertawa hambar.

352
"Sejak dilahirkan demikianlah sudah watakku, sampai
tuapun tabiat ini tak akan berubah"
"Baiklah, kita tak usah bicarakan soal yang tak berguna
lagi, sekarang kau boleh duduk dengan hati tenang, marilah
kita bicarakan lagi persoalan ini dari permulaan."
Han Siong Kle tidak banyak berbicara, ia segera duduk
dihadapan kakek itu dan membungkam dalam seribu bahasa.
Iblis diantara iblis termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya, kemudian dengan nada kuatir ia bertanya kembali.
"Bocah. benarkah kau bersedia mewakili diriku untuk
bertempur melawan pemilik Benteng Maut??"
"Sedikitpun tidak salah, kau tidak percaya"
"Dan kau juga menerima tawaranku untuk belajar silat
dariku."
"Tentang soal iTu."
"Kau tak usah ini itu lagi" tukas Iblis di antara iblis dengan
suara berat, "Dengan andalkan tenaga dalam yang kau miliki
sekarang, bertarung melawan Tengkorak Maut sama artinya
dengan telur membentur batu kau tak mungkin bisa
menangkkan dirinya."
Diam2 Han Siong Kie membenarkan juga perkataannya itu,
sebab apa yang dikatakan merupakan suatu kenyataan, tanpa
terasa terbayang kembali dalam benaknya akan peristiwa yang
baru saja terjadi, ketika belum lama berselang ia mengunjungi
Benteng Maut ternyata sebelum berhasil melihat jelas
bayangan tubuh lawannya, hanya satu pukulan berhawa
dingin telah berhasil menggulung tubuhnya hingga mencelat
keluar dari benteng dan tercebur kedalam sungai.
Akhirnya dengan nada berat pemuda itu mengangguk.
"Baiklah akan kuturuti perkataanmu" katanya.

353
Iblis diantara iblis segera angkat kepala dan tertawa ter
bahak2.
"Haaah... haaah.. haaah... bocah, bila kau sanggup
memenuhi harapanku ini, sampai matipun aku merasa amat
berterima kasih kepadamu"
"Kau tak usah berterima kasih kepadaku, anggap saja
kesanggupanku ini sebagai semacam jual beli. "
"Hmmm.. . kau memang terlalu jumawa dan tinggi hati luar
biasa, baiklah, mari kita teruskan pembicaraan kita..."
"Cepat katakan "
"Hanya disebabkan karena rasa tak puas aku telah
terkurung selama empat puluh tahun lamanya didalam gua
bawah tanah ini."
"Empat puluh tahun?? " seru Han Siong Kie sambil
menjulurkan lidahnya.
"Sedikitpun tidak salah, sepuluh hari lagi berarti genap aku
terkurung selama empat puluh tahun"
"Sebenarnya apa yang telah terjadi?? kenapa kau sampai
terkurung didalam gua bawah tanah?? " tanya pemuda itu
dengan perasaan ingin tahu.
"Empat puluh tahun berselang, ia membunuh orang
bagaikan membabat rumput, ilmu silatnya lihay dan tiada
tandingan membuat dunia persilatan se akan2 sedang
menemui saat untuk kiamat, jangan dikata orang Bu lim tak
mampu untuk memberikan perlawanan, bahkan raut wajah
yang sebenarnya pun tak diketahui orang.."
"Oooh..” Han Siong Kie berseru tertahan.
"Aku terjun kedalam dunia persilatan sepuluh tahun lebih
duluan darinya dan berhasil merebut julukan sebagai "Mo Mo
cungcu "Raja dari segala iblis, tetapi sebagian besar orang
menyebut aku sebagai Mo tiong ci Mo atau Iblis diantara

354
segala iblis, sejak Tengkorak Maut munculkan diri dalam dunia
persilatan tersebar berita yang mengatakan satu Iblis muncul,
satu iblis lenyap.
"Apakah arti perkataan itu???" tanya sang pemuda.
"Artinya setelah kemunculan Tengkorak maut berarti aku si
Rasul dari segala Iblis bakal lenyap."
Han Siong Kie jadi semakin tertarik, ia merasa cerita ini
merupakan satu kejadian Bu-lim yang luar biasa serunya
kemudian. "Lalu bagaimanakah dalam kenyataan??"
"Kau jangan gelisah, dengarkanlah ceritaku ini lebih jauh,
kau musti tahu bukan bahwa orang Bu-lim mengandung soal
"nama" sebagai suatu hal yang lebih penting daripada jiwa
sendiri, setelah mendengar ucapan itu aku jadi teramat gusar,
maka suatu ketika aku ambil keputusan untuk menantang
Tengkorak maut untuk berduel."
"Bagaimana kemudian??"
"Jejak Tengkorak maut bagaikan setan tanpa bayangan, ia
ibaratnya naga sakti nampak kepala tak nampak ekornya, mau
cari jago itu benar2 tidak gampang.."
"Kenapa kau tidak langsung menuju ke benteng Maut untuk
mencari dirinya..?? kembali Han Siong Kie menyela.
"Waktu itu aku masih belum tahu bahwa Tengkorak Maut
sebenarnya bukan lain adalah pemilik Benteng maut"
"Bukankah didepan pintu benteng Maut tertera sebuah
lambang kepala tengkorak yang berlumuran darah?? apa kau
tak bisa menduga kalau benda itu menandakan dirinya??"
"Kesemuanya itu adalah urusan belakangan, waktu itu yang
diketahui umum hanya Benteng Maut dua patah kata..
Dengarkan dulu ceritaku lebih jauh, setelah tiga tahun
lamanya aku menguber jejaknya kesana kemari akhirnya pada
suatu kesempatan aku berhasil juga bertemu dengan dirinya,

355
kami berdua segera berduel dengan serunya hingga beribu2
jurus telah berlalu.."
"Bagaimana akhirnya?? siapa yang berhasil menangkan
pertarungan itu?? tanya Han Siong Kle dengan mata
terbelalak.
"Akhirnya pada suatu kesempatan sebuah pukulannya
berhasil menghajar telak ditubuhku hingga membuat aku
muntah darah segar.."
Diam2 Han song Kie terkesiap juga mendengar kisah itu, ia
tak menyangka kalau Iblis diantara iblis sanggup bertanding
sebanyak ribuan jurus melawan Tengkorak Maut, hal ini
membuktikan bahwa tenaga dalam yang dimiliki kakek aneh
ini benar2 sangat tinggi. sambil menghembuskan napas
panjang, serunya kemudian: "Jadi akhirnya kau yang
menderita kekalahan??"
"Tidak salah, tetapi aku tak mana mengaku kalah dengan
begitu saja dalam hati aku tetap merasa tidak puas dengan
hasil pertarungan tersebut.."
"Tidak mau mengaku kalah??" hampir saja Han Siong Kle
tertawa tergelak karena kegelian, dengan nada ingin tahu ia
berseru,
"Apa maksudmu berkata demikian??"
"bukankah kau sudah jelas kalah?? kenapa kau tidak
puas..??"
"Bila berbicara tentang soal jurus serangan, maka boleh
dibilang kepandaian kita berdua setali tiga uang " ujar Iblis
diantara iblis dengan nada emosi.
"Tapi celakanya ia berhasil melatih sejenis ilmu sakti yang
disebut Kim kong sinkang, dengan ilmu saktinya itu tubuhnya
jadi kebal terhadap serangan telapak. totokan jari maupun
bacokan senjata tajam."

356
"Maka dari itu seranganmu sama sekali tidak berguna? "
sambung pemuda itu cepat.
"Ehmm setelah menderita kekalahan aku segera
bersumpah akan menciptakan sejenis ilmu sakti yang mampu
menghancurkan pertahanan ilmu Kim kong sinkangnya."
"Dan sekarang apakah kau telah berhasil menciptakan
kepandaian sakti tersebut??"
"Jangan menyela perkataanku, dengarkan kisahku lebih
jauh" omel Iblis diantara iblis dengan mata melotot "setelah
terjadi pertarungan itu, kami malah jadi sahabat secara terus
terang ia menceritakan segala sesuatu tentang dirinya
kepadaku."
"Jadi kau telah mengetahui semua rahasia pribadinya?? "
sela Han song Kie kembali dengan kegirangan. .
Iblis diantara iblis melirik sekejap kearah pemuda itu, lalu
menjawab.
"Kau tak usah keburu gembira, aku tak akan
memberitahukan semua rahasia itu kepadamu, bila ada
kesempatan selidikilah sendiri dengan andalkan otak serta
kecerdasanmu. Begitulah.. setelah berhasil maka aku sebera
menggali gua dibawah tanah ini dan bersumpah sebelum
berhasil menciptakan ilmu semacam itu tak akan tinggalkan
tempat ini lagi, siapa tahu sekali mendekam aku telah
menghabiskan waktu selama empat puluh tahun lamanya, aku
berhasil dengan kepandaianku, tapi akupun habis sudah
riwayatnya sampai disini" selesai berkata ia menghela napas
dalam2.
Diam2 Han Siong Kie merasa amat kagum dengan
kebulatan tekad Iblis diantara iblis yang begitu kokoh melebihi
batu karang, dengan sebutan yang lebih menghormat ia
berkata:

357
"Locianpwee, semangat serta perjuanganmu yang tak kenal
lelah itu membuat boanpwee merasa amat kagum"
"Hei, bocah, kenapa kau malah bersikap menghormat
kepadaku?? " goda Mo-tiong ci-Mo sambil tersenyum.
"Setelah boanpwee dapat memahami duduk perkara yang
sebetulnya, ialah sepantasnya kalau aku berubah sebulanku".
Mo Tiong ci Mo termenung beberapa saat lamanya,
kemudian setelah menghembuskan napas panjang ujarnya
"Kepandaian sakti yang berhasil kuciptakan itu adalah
sebuah ilmu jari yang kuberi nama " Tong Kim Ci.." "
"Tong Kim ci??.."
"Sedikirpun tidak salah, dalam jarak lima tombak dari
sekeliling tubuhmu bila kau gunakan ilmu jari itu, maka emas
akan berlubang batu akan hancur jadi bubuk. aku percaya
dengan kepandaian sakti ini aku akan berhasil menghancurkan
pertahanan tubuh "Kim kong sinkang" milik Tengkorak Maut,
tapi sayang.. aaai dikala aku sedang melatih ilmu sakti itu, aku
telah mengalami jalan api menuju neraka hingga
mengakibatkan sepasang kakiku jadi cacad, maka tak mungkin
lagi aku dapat memenuhi harapanku untuk memenuhi janji
duel tersebut.. dan kini, kian hari sepasang kakiku telah
semakin kaku, perasaan itu kian lima kian membumbung ke
atas, aku sadar bahwa jiwaku sudah tak akan tahan berapa
lama lagi.. oleh sebab itulah aku berharap bisa berjumpa
dengan orang yang punya jodoh serta dapat mewakili diriku
untuk memenuhi harapan yang telah kupendam selama empat
puluh tahun lamanya ini..."
"Locianpwee, seandainya Tengkorak Maut memang ada
janji dengan diri cianpwee, kenapa ia tak datang kemari untuk
memenuhi janji" tanya Han Siong Kle dengan nada
tercengang. .

358
"Ia tidak tahu kalau aku menyembunyikan diri didalam gua
bawah tanah sudah tentu tak mungkin datang sendiri
kemari..."
"Oooh... jadi locianpwee bersuit nyaring adalah
bermaksud...."
"Benar, maksudku adalah untuk memancing kedatangan
orang2 yang kebetulan lewat disini"
"Masa selama banyak tahun tak seorang manusiapun yang
mendengar suara sultanmu itu???"
"Tentu saja ada, bahkan banyak... banyak sekali, hanya
sayang mereka bukanlah manusia2 yang punya bakat untuk
berlatih ilmu maha sakti ini"
"Kalau begitu darimana pula locianpwee bisa mengetahui
bahwa boanpwee berbakat"
"Dari celah2 mulut gua aku telah menyaksikan gerakan
tubuhmu sewaktu memasuki hutan, aku lihat tenaga dalammu
cukup sempurna dan juga usianya masih muda maka lantas
aku bersuara memanggil kedatanganmu kesini, setelah dekat
aku semakin jelas mengetahui bahwa kau berbakat bagus,
karena itu aku sengaja suruh kau menghancurkan batu cadas
itu dalam tiga pukulan, tujuanku adalah untuk menjajal
sampai dimanakah taraf tenaga dalam yang kau miliki...
sungguh tak kusangka meskipun usiamu masih muda namun
kesempurnaan tenaga dalam yang kau miliki sudah
sedemikian sempurnanya. bila dugaanku tak keliru maka
kemungkinan besar kau pernah mendapat bantuan obat2
mujarab atau buah yang langka, kalau tidak darimana
munculnya hawa murni sebesar seratus tahun hasil latihan??"
"Dugaan Loocianpwee tepat sekali, aku memang telah
mangalami penemuan aneh"

359
"Baik, aku tak ingin tahu asal asul perguruanmu, aku cuma
inginkan agar kau mewakili diriku guna memenuhi apa yang
kuharapkan selama ini."
"Nah kini aku akan wariskan lebih dulu ilmu "Mo mo ciang
hoat" ku lebih dahulu, kepandaian tersebut merupakan ilmu
andalanku yang terampuh, setelah engkau berhasil menguasai
barulah kuwa riskan pula ilmujari Tong Kim ci itu ...."
"Berapa lama yang dibutuhkan untuk mempelajari
kepandaian tersebut??"
"Bagi dirimu yang telah memiliki kemampuan yang cukup
kuat, aku rasa tiga hari sudah cukup"
Begitulah, sejak hari itu dengan tekun dan giat Han Siong
Kie berlatih ilma silat di bawah pimpinan Iblis diantara iblis...
Waktu berlalu dengan cepatnya tanpa tetasa tiga hari
sudah lewat, selama beberapa hari yang amat singkat itulah
Han Siong Kie telah berhasil menguasai seluruh kepandaian
Mo mo ciang hoat serta Tong kim ci yang diwariskan kakek
Iblis diantara iblis kepadanya.
Ilmu telapak Mo mo cianghoat merupakan suatu jenis ilmu
pukulan yang terdiri dari menghisap. menggetar menyerang
serta bertahan empat bagian diantaranya bagian menyerang
serta bertahan merupakan dua bagian pelajaran yang dipenuhi
oleh jurus2 aneh yang maha sakti.
Kalau menyerang maka kehebatannya bagaikan sambaran
kilat yang menggugurkan bukit, sedang kalau bertahan kokoh
bagaikan benteng berlapiskan emas sekalipun menghadapi
serangan yang bagaimana dahsyatpun sulit untuk memaksa
mundur barang selangkahpun.
Selama tiga hari berkumpul dan berlatih silat atas petunjuk
Iblis diantara iblis, tanpa terasa dalam hati kecil Han Siong Kie
muncul suatu perasaan berat yang sangat aneh.

360
Tentu saja ia tak tahu bahwa sebelum mengasingkan diri,
lblis diantara lblis mempunyai nama besar yang disegani
orang, begitu tersohor namanya sebingga tidak berada
dibawah nama besar Tengkorak maut, bahkan musuh2
besarnya tersebar di mana2.
Han Siong Kie amat menguatirkan keselamatan adik
angkatnya Tonghong Hwie, disamping itu diapun hendak
mengunjungi Benteng Maut, dengan mendapat tugas dari lblis
diantara iblis, dia merasa tugas itu kebetulan sekali
kepadanya. Maka pada hari keempat ia lantas berkata.
"Locianpwee, aku ingin mohon diri terlebih dahulu, aku
pasti akan melanjutkan tugas yang cianpwee bebankan
kepadaku, aku tak akan bikin hatimu kecewa"
Iblis diantara iblis termenung dan berpikir sebentar lalu
berkata:
"Bocah meskipun ilmu jari Tong Kim ci berhasil kau pelajari
namunnya sayang tenaga dalam yang kau miliki masih amat
cetek, empat puluh tahun bukanlah suatu jangka waktu yang
terhitung pendek siapa tahu sampai dimanakah kemajuan
yang tercapai si Tengkoraak Maut didalam hal tenaga
dalamnyaa... setelan kupikir pulang balik akhirnya aku
berkesimpulan bahwa aku harus ulurkan tangan untuk
membantu dirimu..."
Han Siong Kie sebagai seorang jago tentu saja dapat
memahami perkataan itu, buru2 ia goyangkan tangannya
berulang kali.
"Locianpwe jangan... jangan sekali kau lakukan hal itu atas
diriku"
Iblis diantata iblis mendengus dingin, ia tak ambil peduli
terhadap ucapan dari Han Siong Kie, sepasang telapaknya
bekerja cepat dan terasalah segulung angin pukulan yang
maha dahsyat sebera menekan tubuh sianak muda itu
sehingga sama sekali tak berkutik.

361
Ketika tangannya ditekan kebawah, maka tak dapat
dikuasai lagi Han Siong Kie jatuh tertunduk, jatuh diatas
tanah, pada waktu itulah telapak yang lain laksana kilat
ditempelkan diatas ubun2 pemuda itu.
"Bocah, pusatkalah perhatianmu dan pejamkanlah matamu
rapat2" serunya dengan tiada serius " gunakanlah hawa murni
yang ada dalam tububmu untuk menerina aliran hawa murni
yarg kusalurkan ini"
Sambil berkata segulung aliran hawa panas yang
menyegarkan hati segera mengalir masuk kedalam tubuh Han
Siong Kie lewat jalan darah Hoa kay hiat diatas ubun2.
Han Siong Kie menyadari hebatnya ancaman bahaya bila
dia tidak segera pusatkan perhatiannya dalam keadaan begini
sekalipun dia tak mau terpaksa harus menerima pemberian
aliran hawa panas tersebut, terpaksa ia pusatkan perhatiannya
dan salurkan hawa tenaga dalam untuk mengiringi masuknya
aliran hawa murni dari luar.
Ia pernah ganti tulang karena pengaruh air mukjijat dari
bawah permukaan tanah kemudian mendapat pula saluran
hawa murni lewat kura2 sakti, jalan darah penting disekujur
tubuhnya boleh dibilang telah menembus semua, kini setelah
mendapatkan saluran tenaga dalam dari Iblis diantara iblis,
dengan amat lancar sekali hawa murni tadi melebur bersama
hawa murni yang sudah di milikinya tadi.
Dalam sekejap mata Iblis diantara iblis telah menyelesaikan
pekerjaannya menyalurkan hawa murni kedalam tubuh
pemuda tersebut.
Telapak tangannya segera digeserkan dari atas ubun2
menunggu pemuda itu sudah menyelesaikan semedinya dan
bangkit berdiri Iblis diantara iblis dengan tubuh bergetar keras
sedang duduk disudut goa itu.
Timbul perasaan tidak tega didalam hati kecil Han Siong
Kie, rasa menyesal berkecamuk didalam hatinya, andai kata

362
pemilik dari benteng maut bukan musuh bebuyutannya, tak
mungkin dia akan menerima permintaan dari Iblis diantara
iblis.
Dan kini pihak lawan telah membayar kesanggupannya itu
dengan suatu balas jasa yang tak ternilai harganya, ia telah
mendapat saluran hawa murni dari kakek itu, hingga membuat
Han Siong Kie merasa dirinya terlalu serakah, ia terlalu
memahami diri sendiri.
Per lahan2 Iblis diantara iblis membuka matanya, sinar
matanya telah pudar dan badannya nampak lemah sekali,
dengan suara ter sengkal2 ujarnya .
"Bocah cilik, sekarang didalam tubuhmu telah terdapat
hawa murni bagaikan hasil latihan selama dua ratus tahuni
kejadian ini merupakan suatu peristiwa besar yang belum
pernah dialami oleh orang Bu lim sebelumnya, perduli sampai
dimanakah kemajuan tenaga lweekang yang dimiliki
Tengkorak Maut, tak mungkin dia sanggup melampaui
keampuhanmu sekarang"
"Locianpwee, aku merasa menyesal sekali karena selama
ini telah merahasiakan satu persoalan terhadap dirimu" bisik
Han Siong Kie dengan wajah amat sedih. "Rahasia apa..."
"Sebenarnya boanpwee mempunyai dendam kesumat
dengan pemilik dari benteng maut itu, karena itulah aku
dengan senang hati menerima tawaran dari lociaopwee "
"Oooh jadi kaupunya dendam dengan Tengkorak Maut??"
"Benar tapi Loocianpwee tak usah kuatir, aku berani
bersumpah tak akan menggunakan ilmu sakti hasil pelajaran
dari loocianpwee untuk melaksanakan tujuanku didalam
membalas dendam"
Iblis diantara tblis tertegun sebentar kemudian tertawa terbahak2.

363
"Haaah... haaah.. haaah bocah cilik, aku kagum
kejantananmu, kupuji dirimu sebagai seorang pendekar sejati
di dalam dunia persilatan, dari perkataan itu akupun bisa
membuktikan bahwa kau berjiwa besar dan berhati jujur, tak
sia2 kusalurkan seluruh hawa murniku kedalam tubuhmu"
Tiba2 Han Siong Kie jatuhkan diri berlutut diatas tanah.
"Eeeei... bocah, apa yang hendak kau lakukan??" tegur
Iblis diantara iblis dengan wajah tertegun.
"Sekalipun boanpwee telah memperoleh warisan ilmu silat
dari Leng ku Siang-jin terlebih dulu hingga semestinya dalam
peraturan aku harus mengakui dirinya sebagai guruku, tapi
dalam kenyataan boanpwee sama sekali tidak terikat oleh
perguruan manapun juga. Ini hari berkat baik hati dari
locianpwee aku telah berhasil lebih mrnyempurnakan diriku,
karena aku harap cianpwee suka meagijinkan diriku uatuk
mengangkat cianpwee sebagai guruku !"
“Tentang soal ini., tentang soal ini,!” untuk beberapa saat
lamanya iblis diantara iblis tidak berbicara, ia nampak
termenung dan memandang keatas langit2 gua tanpa
berkedip.
"Apakab cianpwee tak mau mengabulkan permitaaaku ini?”
pinta Han Siong Kie kembali.
Iblis diantara iblis ragu2 sejenak, akhirnya dia
mengangguk,
“Baiklah, aku terima kau sebagai muridku”
Han Siong Kie segera menjalankan penghormatan besar
untuk mengangkat kakek itu sebagai gurunya. kemudian baru
bangkit berdiri.
Rupaoya lblis diantara iblis merasa amat terharu sekali,
sekujur tubuhnya tampak gemetar keras sedang air mata
jatuh berlinang membasahi pipinya yang telah kusut. mimpi

364
pun ia tak pernah menyangka pada saat akhir masa hidupnya
ia telah menerima ahli waris yang begitu bagus.
"Muridku, aku sudah tak dapat hidup lebih lama lagi " ujar
Iblis diantara iblis setelah termenung beberapa saat. “Aku
barap didalam sepulub hari kau sanggup menyelesaikan apa
yang menjadi idam2anku itu, berduellah dengan pemilik
Benteng Maut lalu berilah kabar baik kepada gurumu!”
"Tecu akan melaksanakan keinginan suhu, apakah masih
ada lain pesan?”
“Persoalan yang lain kita bicarakan setelah kau kembali lagi
kesini dan sekarang kau boleh segera berangkat melakukan
sebaik baiknya:
Pertama, setelah tiba didepan Benteng Maut kau harus
segera bersenanduag! Satu Iblis muncul, satu Iblis lenyap,
Iblis diantara Iblis bertemu dengan raja langit” maka
Tengkorak maut akan menyambut kedatanganmu secara
baik2, sebab selamanya Benteng Maut amat benci bila ada
orang berkunjung kesitu.”
Dengan perasaan tak habis mengerti Han Siong Kie
mengangguk.
“Apakah pesanmu yang kedua?” tanyanya kemudian.
"Kedua pertarungan ini hanya terbatas untuk bertanding
belaka, kedua belah pihak tiada dendam atau sakit hati maka
aku larang kau gunakan ilmu sakti itu untuk melukai dirinya
sebelum bertanding, kau musti jelaskan lebih dahulu bahwa
pertarungan yang bakal berlangsung hanya terbatas sampai
saling menutul belaka.
"Tecu akan mengingat selalu pesan suhu, dan apakah
pesan yang ketiga itu"
"Ketiga aku melarang kau gunakan kesempatan ini untuk
menuntut balas bagi sakit hati mu sendiri"

365
"Suhu tak usah kuatir," sahut Han Siong Kie dengan wajah
serius, "tecu masih sanggup untuk membedakan mana budi
mana dendam, mana tugas dan mana kesempatan untuk
pribadi"
-000d0w000-
Bab 21
"KALAU kau memang bisa berpandangan jauh kedepan,
akupun dengan lega hati akan menantikan kabar gembira
darimu" ujar Iblis diantara Iblis sambil mengangguk " ingat
didalam sepuluh hari kau harus segera kembali kemari, aku
masih ada persoalan yang hendak disampaikan kepadamu,
ingat hanya sepuluh hari, selewatnya sepuluh hari mungkin
aku sudah tak dapat bertemu lagi dengan dirimu"
Han Siong Kie merasa terharu sekali hingga tanpa terasa
air mata jatuh berlinang membasahi pipinya, ia tahu bahwa
suhunya hanya mampu hidup selama sepuluh hari lagi karena
ia telah menyalurkan seluruh hawa murni yang dimilikinya
kedalam tubuh sendiri, tentu saja gurunya berbuat demikian
karena melihat ia bisa mewakili dirinya untuk pergi ke Benteng
maut dan berduel melawan Tengkorak maut.
"Suhu" ujarnya kemudian dengan suara sedih "tecu tak
akan membiarkan kau orang tua merasa kecewa"
"Baiklah, sekarang kau boleh sebera berangkat setelah
keluar dari gua ini carilah batu besar yang lain sebellah mulut
gua ini"
"Tapi bagaimana dtngan makanan serta minuman kau
orang tua?? sekarang keadaanmu sudah...." pemuda itu tak
tega melanjutkan kata2nya dan segera membungkam. Iblis
diantara iblis tertawa keras.
"Haahhh...haahhh...haaahhh.. maksudmu dengan
keadaanku sekarang yang lemah tak bertenaga, aku sudah tak

366
mampu lagi untuk makan?? tentang soal ini kau tak usah
kuatir, aku masih punya persediaan ransum selama sepuluh
hari, pergilah dengan hati tenang. Ingat jangan lupa dengan
apa yang telah kukatakan"
"Tecu tak berani melupakannya, didalam sepuluh hari pasti
aku akan kembali kemari"
Selesai memberi hormat ia keluar dari gua kemudian
mencari batu besar untuk menyumbat mulut gua itu dan
berlalu dengan sedih.
Perintah dari guru lebih penting untuk dilaksanakan lebih
dulu, terpaksa Han Siong Kee harus singkirkan dahulu niatnya
untuk mencari Tonghong Hwie, dia langsung berangkat
menuju kebenteng maut.
Setelah memperoleh tenaga dalam sebesar seratus tahun
hasil latihan milik Leng Ku siangjin dan sekarang mendapatkan
pula seluruh tenaga dalam dari Iblis diantara iblis berarti
sekarang ia telah memiliki tenaga dalam sebesar dua ratus
tahun hasil latihan penemuan semacam ini boleh dibilang
jarang sekali ditemui siapapun.
Ilmu meringankan tubuh Cahaya kilat lintasan cahaya yang
digunakan pada saat ini jauh berbeda keadaannya dangan
tempo dulu, kecepatannya pada saat ini sudah melebihi
kecepatan sambaran kilat, seandainya bukan seorang jago
lihay sukar untuk menemukan gerakan tubuhnya itu.
Sepuluh hari... ia harus berhasil balik kembali kedalam gua
bawah tanah itu dalam sepuluh hari, karena Iblis diantara iblis
hanya mempunyai waktu hidup hanya sepuluh hari saja
Setelah melintasi jalan gunung yang terjal dan berliku, ia
tiba disebuah jalan raya.
Sebuah sungai besar terbentang didepan mata. sambil
melakukan perjalanan menyelusuri pantai sungai itu ia berlari

367
kencang. ia hendak mencapai Benteng Maut didalam sehari
semalam.
Han Siong Kie tahu bahwa seandainya di dalam sepuluh
bari ia tak dapat kembali maka hal itu merupakan suatu dosa
yang tak dapat diampuni, sebab satu2nya harapan dari
gurunya telah dititipkan diatas pundaknya, disamping itu dia
harus berhasil menangkan pemilik dari Benteng Maut, kalau
tidak gurunya akan mati dengan mata tidak meram!
Ilmu silat yang dimiliki pemilik Benteng Maut membuat
hatinya bergidik, ia tak tahu dengan andalkan ilmu jari Tong
kim ci tersebut mampukah ia menjebolkan pertahanan ilmu
kebal Kim kong sinkarg yang dimiliki lawan?
Dalam hatinya terselip satu harapan. ia berharap didalam
pertarungannya mewakili Iblis diantara Iblis ini ia berbasil
membongkar raut wajah yang sebenarnya dari Tengkorak
maut, disamping itu diapun bisa mengira-ngira sampai taraf
yang bagaimana hebatnya ilmu silat dari musuh besar
pembunuh keluarganya ini.
Tiba2.. dari depan mata muncul dua sosok bayangan hijau
berkelebat memotong jalan raya dan lenyap dibalik hutan
ditepi jalan, diantara bayangan hijau itu kelihatan mengempit
sesosok benda putih yang mirip sekali dengan tubuh seorang
gadis muda.
Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak
pemuda ini. ia menghentikan gerakan tubuhnya dan berpikir :
"Kedua orang itu pasti bukan manusia baik2, coba akan
kuintil perjalanan mereka”
Berpikir demikian ia segera belok kesisi jalan dan melayang
pula masuk kedalam hutan.
Baru saja tubuhnya mencapai hutan yang cukup lebat tadi,
terdengar suara seseoraog yang serak tua sedang berkata :

368
“Turunkan dia keatas tanah, lepaskan seluruh pakaian
yang ia kenakan!”
"Suhu, perempuan ini…!” ujar orang kedua dengan nada
tinggi melengking.
"Ada apa?”
“Tecu harap suhu suka menghadiahkan gadis ini..!”
"Bocah keparat, kau lihat apakah wajahnya terlalu cantik
sehingga kau merasa keberatan bila kulalap??" jengek suara
setan2 tua itu lagi sambil tertawa seram.
"Tentang soal ini.."
"Sudahlah, tak usah ini itu lagi, ayoh cepat lepaskan
seluruh pakaiannya, aku akan segera mengisap sari
kegadisannya"
Han Siong Kie kontan merasakan darah panas dalam
didadanya bergolak keras, napsu membunuh menyelimuti
seluruh wajahnya dan sepasang mata melotot bulat2, ia tak
menyangka kalau disiang hari bolong itu ternyata ada orang
yang berani melakukan perbuatan terkutuk semacam ini.
Ia merasa setelah kejadian ini ditemui olehnya, sebagai
seorang pendekar penegak keadilan sudah seharusnya ia
bunuh manusia2 itu. Dalam pada itu terdengar pemuda tadi
telah berkata kembali:
"Suhu, bagaimana kalau kau hadiahkan gadis ini kepadaku
saja?? aku akan carikan sepuluh orang gadis yang lain untuk
kau siorang tua..."
"Sudah, kau tak usah banyak bicara lagi, perawan ini
mempunyai tulang yang amat bagus dengan dasar tenaga
dalam yang cukup sempurna, jarang sekali perempuan
semacam ini ditemui dalam dunia persilatan, kau hendak pergi
kemana untuk mencari gadis macam begini untukku?? ayoh
cepat turun tangan lepas seluruh pakaiannya"

369
"Suhu, kau toh hanya ingin menghisap sari kegadisannya
belaka, kenapa tidak kau hadiahkan kepadaku saja agar aku
bisa mengawini dirinya."
"Bocah keparat, aku masih belum ingin modar, mengerti??
kalau kau berani banyak ngebacot lagi, jangan salahkan kalau
kubacok dirimu lebih dahulu."
Han Siong Kie mendengus dingin, perlahan ia munculkan
diri dari tempat persembunyiannya .
Pada saat yang hampir bersamaan terdengar suara pakaian
yang ditarik hingga robek, diikuti dua jeritan kaget bergema
memecahkan kesunyian.
Dihadapan mereka terlihatlah seorang kakek berjubah hijau
yang berwajah menyeramkan sedang berdiri berdampingan
dengan seorang pemuda berdandan busu warna hijau,
seorang gadis baju putih yang bagian-bagian dadanya telah
robek menggeletak diatas tanah, sepasang buah dadanya
yang putih padat berdiri menongol keluar dari balik pakaian
yang robek itu
Napsu membunuh menyelimuti wajah Han Siong Kie makin
tebal, sorot mata ber api2 memancarkan cahaya yang amat
tajam perlahan2 ia sapu kedua orang itu sambil tertawa dingin
tiada hentinya. Kakek tua itu sebera tertawa seram:
"Bocah keparat, rupanya kau datang untuk mencari
kematian buat dirimu sendiri" jengeknya.
Sedang pemuda busu tadi dengan cepat menggerakkan
tubuhnya siap melancarkan serangan.
"Bagus sekali perbuatan kalian berdua" dengus Han Siong
Kie sambil tertawa dingin.
Di siang hari bolongpun berani melakukan perbuatan
terkutuk semacam ini. Hmm ini hari setelah bertemu dengan
aku si malaikat penyakitan, jangan harap kalian berdua bisa
tinggalkan tempat ini dalam keadaan hidup "

370
"Keparat cilik. siapa namamu??"
"Malaikat penyakitan"
"Malaikat penyakitan?? Haah haah haah. sebentar lagi kau
akan berubah jadi malaikat elmaut. Muridku bunuh dia."
Pemuda itu mengangguk dan segera menerjang kedepan
sambil melancarkan satu pukulan dahsyat.
Han Siong Kie mendengus dingin, ia geser tubuhnya satu
langkah kesamping lalu mengirim pula satu pukulan kearah
depan.
"Blaaam" ditengah ledakan keras, pasir dan debu
beterbangan memenuhi angkasa, tubuh pemuda busu itu
tergetar keras dan mundur sejauh delapan depa dengan
sempoyongan.
Air muka kakek jubah hijau itu kontan berubah hebat, ia
tak menyangka pemuda berwajah penyakitan yang menyebut
dirinya sebagai malaikat penyakitan ini memiliki ilmu silat yang
sangat lihay, tapi aneh sekali kenapa dalam dunia persilatan
belum pernah terdengar munculnya seorang pemuda yang
demikian lihaynya?? Dalam malunya pemuda busu itu jadi
teramat gusar, ia membentak keras dan sekali lagi menerjang
kedepan. telapak kiri melancarkan pukulan, telapak tangan
kanan mengancam dengan ilmu cengkeraman secara terpisah
dari atas dan tengah mengancam dua bagian penting diatas
tubuhnya.
Semua jurus dan gerakan dilakukan sangat aneh dan luar
biasa, jauh berbeda dengan kepandaian silat aliran Tionggoan.
"Menghadapi manusia2 durjana semacam ini kenapa aku
tidak coba mengguoakan ilmu jari Tong Kim Ci?" pikir Han
Siong Kie didalam hati.
Berpikir demikian ia segera menghimpun tenaga dalamnya
dan ayun tangan kearah depan.

371
Suara jeritan ngeri yang amat menyayatkan hati bergema
memecahkan kesunyian. pemuda busu itu roboh terjengkang
diatas tanah dengan darah segar menyembur keluar setinggi
beberapa tombak. dadanya seketika berlubang besar sekali.
Diikuti “Kraak!” sebuah pohon besar yang berada
dibelakang tubuh busu muda itu bergoncang keras serta
muncul sebuah lubang pula sebesar ibu jari.
Rupaeya serangan jari yang dilancarkan oleh Han Siong Kie
seketika berhasil melubangi tubuh pihak lawan. siapa tahu
tenaganya masih cukup besar maka telah menembusi tubuh
busu muda itu sisa tenaga segera melubangi pula sebuah
pobon yang berada pada jarak tiga tombak dari kalangan.
Kejadian ini sangat mengejutkan hati si anak muda itu ia
tak mengira kalau kekuatap ilmu jari Tong kim ci yang
dipelajari itu bisa sedemikian hebatnya.
Kakek jubah hijau itu lebih2 ketakutan selama hidup belum
pernah ia mendengar ilmu jari semacam ini seorang jago yang
dapat menotok jalan darah orang dari jarak jauh pun sudah
terhitung kelas satu apalagi ilmu jari yang bisa menembusi
tubuh lawan bahkan melobangi pula pohon jauh dibelakang
sang korban.
Saking takutnya kakek itu mundur beberapa langkah
kebelakang sambil serunya;
"Malaikat penyakitan tahukah engkau siapakah aku?”
"Coba kau katakan sendiri”
"Aku adalah pengawal istana terlarang dibawah kekuasaan
Thian Lam Tee kun yang disebut orang pengawal baju bijau
Pit Lee”
Han Siong Kie melongo ia tak tahu manusia macam apakah
yang dimaksudkan sebagai Thian Lam Tee Kun itu tetapi
ditinjau dari sebutan itu jelas orang itu merupakan seorang

372
jagoan dari wilayah Thian Lam maka dengan nada seenaknya
ia berkata:
"Kalau Thian-lam lantas kenapa???" Pengawal baju hijau
tertawa seram.
"Hmmm.... hmmmm... kau berani menghalang-halangi
pekerjaan dari pihak kami, berani pula melukai anggota
perguruan kami berarti bahwa kau hendak memusuhi
golongan Thian lam kami"
Sorot mata Han Siong Kie perlahan2 dialihkan kearah gadis
yang menggeletak diatas tanah itu, ia begitu melihat wajahnya
terkejut tubuhnya seketika gemetar keras hampir saja
dadanya meledak karena kegusaran
Kiranya gadis baju putih itu bukan lain adalah Go Siauw Bi
gadis yang pernah menyelamatkan jiwanya .
"Anjing tua, kau harus modar" bentaknya keras. Dengan
nada terkesiap Pengawal baju hijau mundur satu langkah
kebelakang.
"Malaikat penyakitan" teriaknya "Kau betul2 memusuhi
golongan Thian lam kami?"
"Bangsat tua, kau tak usah banyak ngebacot lagi lihat
serangan" secara beruntun ia lancarkan tiga jurus pukulan
yang maha dahsyat.
Ternyata ilmu silat yang dimiliki pengawal baju hijau Pit Lee
cukup tangguh, dengan gesit ia menghindar kesana kemari
dengan gerakan yang cukup manis ia berhasil meloloskan diri
dari tiga serangan maut yang dilancarkan Han Siong Kie itu.
Melihat tiga buah jurus mengenai sasaran kosong, Han
Siong Kie semakin naik pitam, ditengah berkelebatnya
bayangan telapak yang ber-lapis2 kembali ia lancarkan sebuah
pukulan.

373
Pecahlah nyali pengawal baju hijau Pit Lee melihat
kelihayan lawan dalam keadaan begini ia tak berani
melancarkan serangan balasan, sambil melompat mundur
sejauh satu tombak teriaknya dengan suara gemetar: "Tahan
Apa hubunganmu dengan iblis diantara iblis??"
Han Siong Kie jadi amat terkejut ketika melihat lawannya
berhasil menebak permainan jurus Iblis diantara iblisnya yang
sudah empat puluh tahun lamanya menyembunyikan diri
dibawah tanah tetapi orang ini sekilas memandang berhasil
menebaknya secara jitu, hal ini menunjukkan bahwa orang
yang berada dihadapannya saat ini bukanlah manusia
sembarangan. Dengan cepat ia menjawab
"Bangsat tua, kau belum berhak mengajukan pertanyaan
ini.."
"Apakah kau adalah ahli warisnya??? "
"Kalau benar mau apa???"
"Ooooh jadi Iblis diantara iblis masih hidup di.. kolong
langit??"
"Tentang persoalan ini lebih baik kau tak mengurusinya"
Air muka pengawal baju hijau Pit-Lee berubah jadi sangat
hebat tiba2 ia putar badan kabur dari situ
Tentu saja Han Siong Kie tak akan membiarkan musuhnya
berhasil kabur dengan begitu saja sambil tertawa dingin
bentaknya:
"Bangsat tua, kalau pingin kabur tinggalkan dulu selembar
jiwa anjingmu"
sambil membentak segulung angin tajam laksana kilat
meluncur kearah depan.
Jeritan ngeri yang mendirikan bulu roma kembali
berkumandang memecahkan kesunyian, hujan darah muncrat
keempat penjuru dan pengawal baju hijau Pit Lee yang telah

374
berhasil lari sejauh tiga tombak lebih itu roboh terjengkang
keatas tanah ..sesaat sebelum menemui ajalnya ia sempat
menjerit sekeras kerasnya: "Iblis diantara iblis..."
Han Siong Kie mendengus dingin, ia tendang mayat kakek
baju hijau itu hingga mencelat kedalam hutan lalu putar badan
dan mendekati tubuh Go Siauw Bi sebelum ia sempat berbuat
sesuatu mendadak...
Dari belakang tubuhnya terdengar suara desiran angin
bergema datang tanpa beraling ia menegur:
"Jago lihay dari mana yang telah datang kemari??"
"Haaah haaahh haaah sungguh tidak tahu malu jadi ahli
waris dari Iblis diantara iblis."
Per-lahan2 Han Siong Kie putar badan, terlihatlah pada
jarak lima tombak dibelakang tubuhnya berdiri berjejer dua
orang kakek baju kuning, dalam hati segera pikirnya:
"Mereka berdua pasti terpancing datang kemari oleh jeritan
keras bangsat tua itu sesaat sebelum modar.."
Dalam pada itu kedua orang kakek baju kuning itu nampak
berdiri tertegun untuk beberapa saat lamanya, mungkin
mereka tak pernah menyangka kalau ahli waris dari iblis
diantara iblis ternyata adalah seorang pemuda berwajah
penyakitan, bila kenyataan tak ada didepan mata siapapun tak
akan percaya kalau pemuda dihadapannya saat ini adalah
seorang jago yang amat lihay.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie menyapu sekejap
kearah dua orang kakek baju kuning itu, lalu untuk kedua
kalinya ia menegur: "Kalian berdua adalah jago lihay dari
mana??"
salah seorang kakek yang punya tahi lalat merah diatas
jidatnya itu segera menjawab: "Pengawal baju kuning dari
istana Huan mo-kiong dibawah pimpinan Thian lam kun"

375
"Istana Huan Mo Kiong??"
"Sedikitpun tidak salah"
"Ooooh ..jadi kalian adalah satu aliran dengan bangsat tua
baju biru itu??"
"Kalau sudah tahu kenapa mesti tanya lagi?? "
"Jadi kedatanganmu kedaratan Tionggoan juga khusus
untuk memetik sari kegadisan orang2 Tionggoan??"
Air muka kedua orang kakek baju kuning itu seketika
berubah hebat, dengan sorot mata bengis mereka maju dua
langkah kedepan Han Siong Kie sendiri juga amat gusar
dengan nada membunuh menyelimuti wajahnya ia mendengus
dingin:
"Kalian berdua jangan harap bisa berlalu dari tempat ini
dalam keadaan hidup,"
Tubuhnya melesat kearah depan sepasang telapak secara
terpisah menyerang kedua orang pengawal baju kuning itu
secara berbareng, serangannya dilancarkan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat bukan begitu saja bahkan ganas dan
luar biasa.
Siapa tahu kedua orang pengawal baju kuning itu dengan
gampang sekali berhasil meloloskan diri dari ancaman itu
kearah samping.
Diam2 Han Siong Kie terkesiap juga melihat kenyataan itu,
kelihayan dari kedua orang kakek baju kuning ini ternyata
beberapa tingkat lebih hebat dart kakek baju hijau yang telah
menemui ajalnya diujung ilmu jari Tong kim ci itu ..
Terdengar salah satu diantara pengawal baju kuning itu
berseru tertahan:
"Aaaah.. sedikltpun tak salah, ilmu pukulan yang
dipergunakan bangsat ini bukan lain adalah ilmu telapak Mo
mo ciang hoat"

376
Bersamaan dengan selesainya ucapan ini, tiba2 kedua
orang ini meloncat mundur beberapa tombak ke belakang lalu
kabur dari situ secepat-cepatnya.
Han Siong Kle amat terkejut, ia hendak mengejar namun
sudah tak sempat, terpaksa sambil menarik nafas ia cuma
geleng2 kepala berulang kali, dalam hati ia berpikir:
"Sungguh aneh sekali, ilmu pukulan yang kulancarkan
barusan amat lihay dan hebat, bagi orang biasa jelas sulit
menghindar diri, tapi kenyataan mereka berdua dapat
meloloskan diri dari ancamanku dengan begitu mudah,
jangan2 guruku iblis diantara iblis mempunyai hubungan yang
erat dengan istana Huan mo kiong di Thian lam??.."
Ia termenung beberapa saat lamanya, kemudian pikirnya
lagi:
"Kenapa aku musti pikirkan persoalan itu?? asal dalam
sepuluh hari aku datang pulang kembali, bukankah persoalan
ini dapat kutanyakan langsung kepada suhu??"
Berpikir demikian ia lantas putar badan dan dengan kembali
sorot matanya kearah Go Siauw Bie, nampak matanya
terpejam dan mulutnya terkatup rapat, tatkala sinar matanya
terbentur dengan dadanya yang terbuka, jantungnya segera
berdebar keras.
Tetapi hal itu hanyalah suatu perasaan spontan yang
muncul dari dalam hati seorang pria yang normal, rasa
bencinya terhadap kaum wanita segera menekan kembali
perasaan tersebut kedalam hati.
Sekarang yang harus segera dilakukan adalah menyadarkan
Go Siauw Bie serta memeriksa apakah ada jalan darahnya
yang tertotok, tetapi sudah setengah harian lamanya ia
periksa namun belum juga ditemukan sesuatu jalan darah
yang tersumbat.

377
Dalam keadaan begini terpaksa ia keraskan hati untuk
memeriksa jalan darah di bagian lain yang sensitip.
Dengan jantung berdebar keras pemuda itu periksa jalan
darah disekitar dada, lambung, perut serta perut bagian
bawah dari gadis itu.. tapi aneh sekali, ternyata tak sebuah
jalan darahpun yang tertotok.
"Mungkinkah ia sudah terkena semacam obat pemabok
yang bikin kesadarannya jadi lenyap??" pikirnya didalam hati.
Dengan cepat pemuda itu mendekati mayat kakek baju
hijau itu dengan harapan berhasil menemukan obat pemunah
yang sanggup menyadarkan gadis ini, siapa tahu usahanya
tetap sia2 belaka, saku orang itu kosong melompong tak
terdapat sesuatu benda apapun.
Han Siong Kie jadi amat gelisah, ia tutupi dahulu pakaian
Go Siauw Bie yang robek dengan jubah luarnya, kemudian
duduk disisinya sambil putar otak.
Pada saat ini ia buru2 hendak berangkat kebenteng maut
untuk berduel melawan Tengkorak maut yang disegani setiap
jago dari dunia persilatan, sebab itulah harapan dari suhunya
Iblis diantara iblis, ia merasa dirinya tak bisa membuang
waktu dengan percuma lagi karena gurunya hanya bisa hidup
sepuluh hari lagi.
Disamping itu diapun merasa amat benci terhadap kaum
wanita terutama sekali peristiwa di Lian huan tau baru2 ini
dimana ia tertangkap oleh ibunya si Siang- go berwajah cantik
Ong Cui Ing yang kejamnya melebihi ular yang menyebabkan
hampir saja ia kehilangan jiwanya .
Andainya bukan orang yang ada maksud serta ibunya
berusaha menyelamatkan dia, mungkin ia sudah mati sejak
semula, maka dari itu rasa bencinya terhadap kaum wanita
semakin berlipat ganda.

378
Tetapi Go Siauw Bie yang berada dihadapannya saat ini
adalah tuan penolong yang pernah menyelamatkan jiwanya.
Ketika ia dihantam masuk kedalam sungai oleh Tengkorak
Maut tempo dulu, andaikata bukan Go Siauw Bie yang
menolong jiwanya, tak mungkin ia bisa hidup sampai sekarang
bahkan pihak lawan dengan begitu kasih sayang telah
merawat serta menempatkan dirinya dalam kamar pribadinya.
Han Siong Kle merasa budi kebaikan semacam ini
bagaimanapun juga harus dibalas.
Untuk beberapa saat lamanya ia jadi bingung dan tak tahu
apa yang musti dilakukan, berusaha untuk menyadarkan gadis
ini, ataukah meninggalkan dirinya dengan begitu saja.
Setelah kebingungan beberapa waktu lamanya, terakhir
pemuda itu ambil keputusan untuk membawa gadis ini pergi
kekota terdekat guna mendapat pengobatan, sebab kecuali
berbuat demikian sudah tak ada alasan lain yang bisa
dilakukan.
Maka dengan perasaan berat ia bopong tubuh Go Siauw Bie
kemudian berkelebat menuju kearah kota..
Belum sampai sepuluh li ia berjalan, tiba2 terdengar suara
bentakan keras berkumandang dari tempat kejauhan, suara
itu makin lama semarin mendekat hingga akhirnya tampaklah
seorang gadis muda sedang bertempur di kerubuti oleh empat
orang pria baju hijau..
Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak sianak
muda itu, pikirnya:
"Jangan2 mereka adalah manusia-manusia terkutuk dari
istana Huan Mo kiong yang hendak melakukan perbuatan
tercela lagi."
Tanpa terasa ia menghentikan perjalanannya dan
menyaksikan jalannya pertarungan itu dari sisi kalangan.

379
Terlihatlah keadaan dari gadis itu ketitir hebat, posisinya
terjepit dan berada dibawah angin, nampaknya sebentar lagi
ia bakal tertawan oleh musuh2nya.
Empat orang pria baju hijau yang melakukan pengeroyokan
itu ternyata memakai baju serta dandanan yang mirip sekali
dengan pengawal baju hijau Pit Le yang berhasil dibinasakan
itu, atau dengan perkataan lain keempat orang itupun
merupakan pengawal baju hijau dari istana Huan Mo Kiong.
"Tahan" dengan suara keras Han Siong Kle segera
membentak keras, tubuhnya dengan sebat melayang masuk
kedalam kalangan.
Keempat orang kakek baju hijau itu segera menghentikan
serangannya dan meloncat mundur kebelakang.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie melirik sekejap
kearah orang-orang dihadapannya, ia lihat keempat orang
baju hijau itu mempunyai usia diantara enam puluh tahunan,
sedang sang gadis mempunyai wajah yang amat cantik jelita,
sekuntum bunga putih menghiasi sanggulnya, pakaian yang
dikenakan adalah pakaian berkabung, walau dengan keringat
bercucuran dan napas ter-sengkal2 ia berdiri disisi kalangan
sambil memandang kearah pemuda itu tanpa berkedip.
Sementara itu ketika keempat orang kakek baju hijau itu
melihat orang yang membentak meresa ternyata adalah
seorang bocah muda berwajah penyakitan yang membopong
seorang gadis, setelah tertegun sejenak mereka segera
tertawa ter bahak2 salah satu diantara keempat orang itu
segera maju dua langkah kedepan sambil ujarnya.
"Hey bocah penyakitan, rupanya kau sengaja datang untuk
memberi hadiah buat kami??"
Sambil berkata sorot matanya dengan tajam melirik sekejap
kearah Go Siauw Bi yang berada dibopongan pemuda itu.

380
Han Sioag Kie mendengus dingin, dia kempit Go Siauw Bi
dibawah ketiak kirinya, lalu dengan tangan kanan yang kosong
ia tuding keempat orang itu, bentaknya: "Apakah kau juga
pengawal2 baju hijau dari istana Huan mo Kiong.???"
Sekilas rasa kaget berkelebat diatas wajah keempat orarng
kakek itu, kakek yang maju kedepan tadi segera menjawab:
"Sedikitpun tidak salah bocah keparat siapa namamu????
dari mana kau bisa tahu kalau kami adalah ...."
"Hmmm, bagus sekali" dengus Han Siong Kie singkat "Ingat
baik aku bernama Malaikat penyakitan, sekarang aku akan
kirim kalian untuk pulang kerumah nenekmu" Bersamaan
dengan selesainya ucapan itu telapak tangannya diayun
kedepan.
Dalam anggapan kakak baju hijau itu ilmu silat pihak
paling2 tidak seberapa lihaynya mereka bermaksud akan turun
tangan bila serangan dari musuhnya itu sudah hampir
mengenai sasaran, siapa tahu belum sempat ingatan lain
berkelebat didalam benaknya, segulung desiran angin tajam
telah tiba didepan dadanya, kakek itu jadi terkesiap dan
terasalah sukmanya bagaikan melayang tinggalkan raganya..
Jeritan ngeri berkumandang memenuhi seluruh angkasa,
semburan darah menyebar ke empat penjuru, dengan dada
berlubang hingga tembus pada punggungnya kakek itu roboh
binasa diatas tanah.
Melihat kelihayan musuhnya, ketiga orang kakek baju hijau
lainnya jadi terkejut, air muka mereka berubah jadi pucat pias
bagaikan mayat, rupanya mereka tahu bahwa keadaan tidak
menguntungkan, buru2 ketiga orang itu putar badan dan siap
melarikan diri.
Han Siong Kie menjengek sinis, telapak kanannya diayun
berulang kali.. Kembali terdengar tiga kali jeritan ngeri
berkumandang diangkasa, ketiga orang kakek tersebut

381
dengan punggung berlubang hingga tembus pada dadanya
roboh diatas tanah.
Dalam waktu singkat empat jago lihay dari Istana Huan Mo
Kiong telah mati terbunuh semua dibawah serangan ilmU jari
Tong Kim Ci tanpa sanggup melakukan perlawanan.
Gadis cantik berbaju berkabung itu berdiri melongo disisi
kalangan karena kaget, ia merasa belum pernah menjumpai
ilmu jari selihay ini.
Dengan pandangan dingin Han Siong Kie melirik sekejap
kearah gadis cantik itu, kemudian tanpa mengucapkan
sepatah katapun ia putar badan dan berlalu dari situ.
"Saudara harap tunggu sebentar" seru gadis berbaju
kabung itu sambil menghadang jalan pergi Han Siong Kie.
sambil memberi hormat ujarnya kembali.
"Aku yang rendah Istri yang ditinggalkan mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari saudara."
Han Siong Kie tertegun.
"Isteri yang ditinggalkan?? apakah nama yang
dipergunakan juga sebuah julukan belaka??" pikirnya.
Tanpa terasa ia ulangi kembali ucapan itu setengah
bergumam. " Isteri yang ditinggalkan??"
"Sedikitpun tidak salah, dan saudara apakah bergelar
malaikat penyakitan??"
"Eeei.darimana nona bisa tahu akan julukan itu?? "
"Bukankah kau yang menyebutnya sendiri?"
"Ooh yaah.. aku memang pelupa, maaf"
Habis berkata ia putar badan siap berlalu lagi dari situ.
"Bolehkah aku mengetahui siapakah namamu?” seru istri
yang ditinggalkan dengan suara nyaring:

382
"Malaikat penyakitan"
"Itu bukan namamu yang sebenarnya.."
"Nama yang sebenarnya atau bukan rasanya tiada sangkut
pautnya dengan dirimu, aku rasa sudah seharusnya nona
segera tinggalkan tempat ini..."
"Budi pertolongan yang telah kau berikan kepadaku, suatu
ketika pasti akan kubalas"
"Tidak perlu kau balas, bantuan yang kuberikan bukanlah
sengaja kulakukan, aku hanya turun tangan karena tidak
senang melihat tingkah laku mereka.."
Gadis yang mengaku bernama istri yang ditinggalkan itu
segera mengerutkan sepasang alisnya, ia merasa sikap
maupun ucapan pihak lawan begitu dingin dan ketus hingga
bikin hati orang gemetar keras, terutama sekali raut wajahnya
yang penyakitan itu, andaikata pihak lawan bukan tuan
penolong yang telah menyelamatkan jiwanya mungkin sedari
permulaan ia sudah berlalu dari situ. Setelah tertegun
beberapa saat, ia berkata kembali: "Gadis yang berada dalam
boponganmu itu adalah..."
"Dia senasib dengan dirimu hanya gadis ini jatuh ditangan
pihak lawan yang berbeda." selesai berbicara tanpa menunggu
jawaban lagi ia putar badan dan berlalu dari situ dalam
sekejap mata bayangan tubuhnya lenyap dari pandangan
mata.
Memandang bayangan punggungnya yang menjauh diam2
gadis Istri yang ditinggalkan menjulurkan lidahnya bukan saja
malaikat penyakitan memiliki sikap yang dingin menggidikan
bahkan tenaga dalam yang dimiliki benar2 telah mencapai
puncak kesempurnaan.
Kiranya gadis yang mengaku sebagai Istri yang ditinggalkan
bukan lain adalah Tonghong Hwie yang sudah ganti rupa
dengan wajah aslinya, mimpipun gadis ini tak pernah

383
menduga kalau malaikat penyakitan yang barusan berdiri
dihadapannya bukan lain adalah engkoh Kie nya yang dikira
sudih mati itu...
Tentu saja Han Siong Kie juga tak pernah menduga kalau
istri yang ditinggalkan itu bukan lain adalah adik angkatnya
Tonghong Hwie yang selalu dikuatirkan keselamatannya.
Tanpa saling mengenal satu sama lainnya ternyata sesudah
berjumpa mereka saling berpisah kembali.
Dengan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang boleh
dibilang Han Siong Kie pada saat ini jauh berbeda dengan
keadaan dahulu, hingga dalam suara pembicaraanpun
mengalami sedikit perubahan, bila tidak tentu saja Tonghong
Hwie segera akan menaruh curiga.
Sebaliknya Tonghong Hwie ketika muncul dalam bentuk
pengemis cilik, sengaja ia memyerakkan nada suaranya
didalam ber-cakap2, dan sekarang ia bicara dengan suara
sebenarnya, tentu saja hal ini membuat kedua belah pihak
sama2 menganggap asing pihak lawan..
Sementara itu dalam sekejap mata Han Siong Kie telah
menempuh jarak sejauh lima puluh li lebih, akhirnya
sampailah dia disebuah kota besar dan menginap disebuah
rumah penginapan yang memakai merek "Gwat-lay", kepada
sang pelayan ia berpesan untuk carikan seorang tabib.
Beberapa saat kemudian pelayan muncul kembali sambil
membawa seorang kakek tua, begitu melangkah masuk
kepintu dengan pandangan tajam ia awasi wajah Han Siong
Kie beberapa kejap. lalu serunya dengan suara terkejut:
"Aduuuh... siangkong, sungguh tidak enteng penyakit yang
kau derita.. bila tidak cepat diobati tentu jiwamu terancam..."
Han Siong Kie tersenyum dan gelengkan kepalanya.
"silahkan sianseng masuk kedalam, yang sedang sakit
bukan aku melainkan adalah.."

384
"Oooh. bukan siangkong yang sakit? bila pandangan
mataku belum melamur, aku lihat air muka siangkong rada
sedikit kurang beres.."
"Siangseng tak usah kuatir, sejak kecil wajahku sudah
demikian keadaannya..."
"oooh.. kalau begitu yang sakit adalah...."
"Istri dari siangkong ini" seru sang pelayan dengan cepat.
Han song Kie jadi menyengir kuda, dalam keadaan begini,
tentu saja ia tak leluasa untuk membantah, terpaksa
jawabannya: "Harap sianseng suka periksa keadaan sakitnya."
Tabib tua itu mendekati pembaringan dan memeriksa
denyutan nadinya, setelah termenung beberapa saat ia segera
menggeleng.
"Sakit yang diderita istri siangkong disebabkan oleh
perjalanan jauh yang terlalu melelahkan, baiklah aku akan beri
obat pelemas otot."
Setelah makan beberapa kali, sakitnya pasti akan sembuh
dengan sendirinya..."
-oood0wooo-
BAB 22
HAN SIONG KIE jadi tertegun dan menyengir kuda, ia tahu
penyakit semacam ini hanya bisa disembuhkan oleh orang Bulim
saja, dengan andalkan kepandaian kaum Tabib semacam
ini tak mungkin penyakitan itu bisa disembuhkan, lama setelah
mengiakan dan menerima resep ia beri lima tahil perak untuk
tabib itu.
Menunggu sang tabib telah berlalu, dengan kesal ia robek
resep obat tadi lalu berjalan mondar mandir dalam kamar
dengan kepala pusing tujuh keliling.

385
Go Siauw Bie masih tetap berada dalam keadaan tidak
sadar, selembar wajahnya berubah jadi semu merah dan
mengerikan sekali.
Dalam pikirannya sedang kalut dan tak tahu apa yang
musti dilakukan, mendadak dari luar halaman berkumandang
datang suara ketukan nyaring disusul teriakan keras:
"Kami ahli dalam mengobati segala penyakit aneh, bila
tidak manjur kalian tak usah bayar mari2 siapa yang sedang
menderita penyakit aneh cobalah undang kami... penyakit
segera akan sembuh seperti sediakala."
Han Siong Kie jadi amat tertarik mendengar teriakan itu, ia
segera mengintip. tampak seorang nenek tua beserta seorang
gadis berusia delapan sembilan belas tahunan sambil
membawa kain panjang yang bertuliskan Ahli penyakit
menyaingi Hua Tuo kepandaian sakti tiada tandingan dijagad
sedang berjalan melewati penginapan itu.
"Sungguh tekebur ucapan nenek itu " pikir Han Siong Kie
didalam hati "Baiklah akan kujajal kepandaiannya siapa tahu."
Berpikir demikian ia berteriak keras: "Eeeei.. nenek silahkan
mampir sebentar kemari??"
Nenek tua itu alihkan sorot matanya yang tajam
mengawasi wajah Han Siong Kie sekejap kemudtan sapanya:
"Apakah kek koan yang memanggil aku?"
“Benar” diluar menjawab dalam hati pemuda itu tercekat
hatinya sebab dari sorot mata yang tajam dari nenek itu jelas
ia merupakan seorang jago lihay yang memiliki tenaga dalam
yang amat sempurna.
Setelah nenek tua itu masuk kekamar dan ambil tempat
duduk gadis berwajah hitam itu menggulung kain panjangnya
dan diletakkan diujung kamar lalu mengundurkan diri dari situ.

386
"Apakah Kek koan yang merasa kurang enak badan??"
tegur nenek tua itu setelah suasana hening beberapa saat
lama nya.
"Buu... bukan bukan"
"Lalu siapa yang menderita sakit??"
"Adik perempuanku"
"sekarang adikmu berada dimana??"
"Diatas pembaringan"
Han Siong Kie mendekati pembaringan dan segera
menyingkap kelambu yang menutupi tempat itu.
Nenek tua itu berjalan mendekati sisi tubuh Go siau Bi,
setelah memeriksa beberapa saat lamanya, tiba2 dengan
suara terkesiap ia berseru:
"Aaah, adik perempuanmu ini sudah terkena bubuk Jit bisan
yang merupakan bubuk tercabul dikolong langit"
Han Siong Kie jadi amat terkejut, serunya dengan nada
tercengang:
"Bubuk cabul Jit bie san??" -
"Sedikitpun tidak salah"
"Apa yang dimaksudkan dengan bubuk Jit bi-san?"
"Barang siapa yang terkena bubuk tersebut dan didalam
tujuh jam belum memperoleh pengobatan, maka sekalipun
ada dewa yang turun dari kahyangan puncak akan dapat
menyelamatkan jiwanya "
Han Siong Kie bergidik, bulu romanya pada bangun berdiri
sebentar keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
Terdengar nenek tua itu berkata lebih jauh.
"Adik perempuanmu sudah terkena racun keji tersebut
kurang lebih lima jam lamanya, bila paras mukanya telah

387
berubah jadi semu merah, itu berarti bahwa jiwanya tak dapat
tertolong lagi"
"Cianpwee, Engkau toh sakti dan berilmu tinggi, mohon
sudi kiranya cianpwee ringan tangan dan menyembuhkan
sakitnya yang parah itu, atas kesediaan cianpwee ku ucapkan
banyak2 terima kasih"
Nenek tua itu gelengkan kepalanya berulang kali:
"Bukannya aku tidak bersedia memberi pertolongan, dalam
kenyataan aku memang sama sekali tak berdaya untuk
menyelamatkan jiwanya"
"Cianpwee engkau berhati mulia dan baik terhadap sesama
umatnya, tolonglah jiwanya dan sembuhkan luka tersebut..."
pinta sang pemuda lebib jauh dengan hati gelisah.
"Sulit... sulit... aaaii terus terang saja kukatakan sulit
sekali..."
"Cianpwee, bukankah engkau telah mengatakan sendiri
bahwa segala macam penyakit aneh dapat engkau
sembuhkan."
"Tidak salah, tapi yang diderita saudaramu ini bukan suatu
penyakit aneh, engkau harus bisa membedakan"
"Jadi...jadi sudah tak tertolong lagi?"
"Bukannya tidak tertolong lagi cuma... "
"Cuma kenapa??"
Nenek itu melototkan sepasang matanya bulat2 dengan
suara dalam ujarnya: "Sungguhkah gadis itu adikmu??" Han
Siong Kle terperangah.
"Maksud cianpwee... kalau lantas.. bukan adikku...."
"Hmm menurut pendapatku, gadis itu bukan adik
perempuanmu"

388
Diam2 Han Siong Kie merasa amat terperanjat, ia berusaha
membantah: "Darimana engkau mengatakan demikian?"
"Paras muka adik perempuanmu itu sama sekali tidak mirip
dengan paras muka kek koan"
Han Siong Kie menghembuskan napas lega, ia segera
membantah..
"Aaah.. paras muka mana bisa dijadikan suatu dasar? naga
beranak sembilan, toh wajahnya juga tak bisa berbeda satu
sama lainnya?"
"Bukan begitu saja, aku bahkan kenal pula dengan gadis ini
dan belum pernah kutemui dirimu"
"Oooh? engkau kenal dengan dirinya?"
"Tidak salah, bukankah ia bernama Go siauw Bi??"
Mendengar jawaban tersebut rasa terperanjat yang dialami
Han Siong Kie tak dapat dilukiskan dengan kata2, ia tak
mengira kalau nenek tua itu bisa kenal dengan gadis tersebut
bahkan mengetahui pula kalau dia bernama Go siau Bi.
Terdengar nenek tua itu tertawa serak. kemudian berkata lagi:
"Jika engkau tidak inginkan dirinya mati secara
mengenaskan, sepantasnya kau jawab pertanyaanku dengan
jujur, sebenarnya apa hubunganmu dengan dirinya?"
"Tiada hubungan apa2, aku hanya secara kebetulan saja
menjumpai dirinya ditengah jalan, dan berhasil selamatkan
jiwanya dari tangan orang2 durjana"
"Dari tangan orang bejad istana Huan-mo-kiong dari
wilayah Thian lam?"
"Darimana cianpwee bisa tahu akan persoalan ini??"
"Pihak istana Huan mo kiong telah mengutus para jago
lihaynya untuk masuk kedaratan Tionggan guna mencari
gadis2 perawan yang akan diambil sari perawannya bagi Thian

389
lam Te kun melatih ilmu si hun toa-hoan, peristiwa ini telah
menggemparkan seluruh daratan Tionggoan dan banyak gadis
telah jatuh korban, tentu saja aku mengetahui akan hal itu,
disamping itu bubuk Jit bi san merupakan obat cabul yang
sering kali dipergunakan oleh kaum durjana dari Thian lam
pay, bukankah itu berarti bukti sudah tertera didepan mata??"
Han Siong Kie merasakan darah panas mendidih dalam
dadanya, ia berseru dengan lantang:
"Apakah dari daratan Tionggoan tidak ada seorang
pendekarpun yang munculkan diri guna mencegah terjadinya
peristiwa2 biadab itu.?"
"Tak bisa dikatakan tak ada, tapi pihak lawan mungkin
telah menyelesaikan tugasnya dan kembali kesarang mereka
sekarang kita tak usah membicarakan soal itu lebih dahulu,
yang penting adalah menolong orang lebih dahulu, aku nenek
tua tidak percaya kalau engkau katakan bahwa kalian sama
sekali tak ada hubungan apa2, dan pertolongan itu kau
berikan secara kebetulan"
-oood0wooo-
Jilid 11
DENGAN perasaan apa boleh buat Han Siong Kie berkata:
"Beberapa waktu berselang aku pernah mendapat budi
kebaikan dari nona Go karena itu...."
"Karena itu engkau hendak membalas budi kebaikannya itu,
kalau tidak tak nanti sikapmu begitu gelisah bercampur
cemas"
Dengan mulut membungkam Han Siong Ki mengangguk
diam2 ia merasa kagum atas ketajaman mata nenek tua ini
serta kecermatannya untuk menilai keadaan.

390
"Kek koan apakah engkau dengan tulus ikhlas hendak
menyelamatkan jiwanya?" terdengar nenek tua itu bertanya
kembali.
"Tentu saja" "
"Engkau sudah menikah belum?"
"Tentang soal itu... bertunanganpun belum masa sudah
menikah apa maksud cianpwee mengajukan pertanyaan itu?"
"Tentu saja aku punya alasan2 tertentu untuk mengajukkan
pertanyaan2 tersebut, engkau sudah punya kekasih atau
belum?"
"Cianpwee, terus terang saja kukatakan terhadap orang
perempuan ehmm sebetulnya saja aku tak tertarik, bahkan
boleh dibilang mendekati kata benci"
Sebetulnya pemuda itu mau mengatakan perasaan batinya
itu dengan kata2 yang jauh lebih tajam, tetapi secara tiba2 ia
teringat bahwa pihak lawan juga merupakan seorang
perempuan karena itu terpaksa ia harus memperlunak
perkataannya.
"Ooooh jadi kalau begitu engkau belum punya istri maupun
kekasih??" sela sang nenek menegaskan.
Han Siong Kie mengangguk tanda membenarkan.
"Waahh kalau begitu persoalan ini gampang sekali
diselesaikan"
"Gampang diselesaikan?? apa maksudmu?? " tanya sang
pemuda keheranan.
"Bukankah engkau hendak membalas budi kebaikannya
itu??"
"sedikitpun tak salah, aku memang ada maksud untuk
menyelamatkan jiwanya"

391
"Bagus, kamu memang baik hati tapi untuk menyelamatkan
selembar jiwanya apakah engkau bersedia mengorbankan
segala sesuatunya??"
"Mengorbankan segala sesuatu??"
"Benar "
"Pengorbanan dalam bentuk apa??"
"Menjadi suami istri dengan dirinya."
Sekujur badan Han Siong Kie gemetar keras, ia mundur
tiga langkah kebelakang dengan tindakan lebar se-akan2
pemuda itu tak percaya dengan pendengarannya sendiri.
"Cianpwee apa... apa yang kau katakan?" serunya dergan
hati terkesiap.
"Menjadi suami istri dengan dirinya pada saat ini juga"
tegasnya dalam satu jam ini.
"Kee... kee... kenapa ha... harus begitu??"
"Untuk menyelamatkan jiwanya "
"Aku sama sekali tidak mengerti akan perkataanmu itu."
"Barang siapa terkena racun Jit bin san kecuali berbuat
begitu tiada obat lain yang dapat menyelamatkan jiwanya
apakah engkau bersedia menolong jiwanya?”
Bagaikan disengat kala sekujur badan Han Siong Ki
gemetar keras badannya merinding dan bulu kuduknya pada
bangun berdiri.
“Aku... aku... tak. tak mungkin akan melakukbn perbuatan
yang tolol itu!"
“Kalau begitu maafkanlah daku, aku tak bisa membantu
dirimu untuk menyelamatkan jiwanya lagi " kata sang nenek
dengan dingin "mulai sekarang bersiap21ah untuk mengatur
soal memakamkan jenasahnya”

392
Habis berkata ia bangkit berdiri dan siap berlalu,
Keringat dingin sebesar kacang hijau mengucur keluar tiada
hentinya membasahi tubuhnya yang gemetar pemuda itu tak
sudi menikah dengan gadis tersebut tapi ia adalah tuan
penolong yang pernah menyelamatkan jiwanya ia tak tega
gadis itu mati dalam keadaan mengenaskan.
"Cianpwe tunggu sebentar ...kau..kau.. jangan pergi dulu!”
akhirnya pemuda itu berseru.
“Jadi engkau telah menyanggupi?”
“Selain melakukan perbuatan tersebut, apakah ada cara
lain yang bisa digunakan untuk menolong jiwanya? aku
bersedia untuk mengorbankan segala apapun!”
"Ada!"
Han Siong Kie amat kegirangan, buru2 dia barseru :
"Bagaimanakah caranya?”
“Kalau engkau merasa tega hati, sekarang juga carilah
seorang pria lain yang memiliki tenaga dalam sebesar seratus
tahun latihan untuk menggantikan kedudukanmu !"
Han Siong Kie terbungkam dalam seribu bahasa, bicara
menurut perasaan hati kecilnya dan jiwa sebagai seorang
pendekar. ia merasa keberatan untuk berbuat demikian.
disamping itu dalam waktu singkat dia harus pergi kemana
untuk mencari seseorang yang memiliki tenaga dalam sebesar
seratus tahun tenaga latihan? bersediakah orang ini untuk
melakukan perbuatan semacam itu?
Dalam pada itu paras muka Go Siau Bie dari semu merah
telah berubah jadi kehitam2an, napasnya mulai memburu dan
agak tersengkal.
Dengan suara dalam nenek tua itu berkata kembali:

393
"Bagaimanakah keputusanmu aku harap engkau segera
menetapkan, mungkin tidak sampai satu jam kemudian ia
bakal mati secara mengenaskan, aku tahu diantara kalian
memang tak ada dasar cinta, peristiwa ini mungkin dilakukan
terlalu ter-gesa2, tapi engkau musti ingat bahwa tindakan ini
dilakukan untuk menyelamatkan jiwanya, untuk membalas
budi kebaikan yang pernah kau hutang darinya, disamping itu
dia toh putri dari ketua perkumpulan pat gi pang, paras
mukanya tidak termasuk jelek, apakah engkau merasa bahwa
gadis itu tak pantas jadi bini mu?"
Han Siong Kie merasakan hatinya amat sakit bagaikan di
tusuk oleh pisau yang amat tajam, mimpipun ia tak
menyangka bakal terjadi peristiwa semacam ini...
Untuk menyanggupi permintaan tersebut? hati kecilnya
merasa tak bersedia, untuk menampik, ia merasa kasihan
melihat tuan penolongnya sebentar lagi harus mati secara
mengenaskan.
Sementara ia masih bingung dan tak tahu apa yang musti
dilakukan, untuk kesekian kalinya nenek tua itu mendesak
kembali.
"Waktu telah mendesak sekali, apakah engkau telah
mengambil keputusan?"
Han Siong Ki putar otaknya keras2, ia memandang sekejap
kearah wajah Go siau Bi yang telah berubah jadi merah
menghitam akhirnya timbullah kasihan, ia ambil keputusan
untuk berkorban demi keselamatan gadis tersebut.
"Baiklah" ia berseru sambil mengangguk.
Secepat kilat nenek itu merogoh sakunya dan ambil keluar
sebuah botol porselen kecil, dari botol itu ia tuangkan tiga
butir plt berwarna hijau dan dimasukan kedalam mulut Go siau
Bi kemudian jari tangannya menari serta melepaskan delapan
belas totokan kilat, semua totokan dilakukan dengan

394
kecepatan yang sukar diikuti dengan pandangan dan
ketetapan yang mengagumkan.
Selesai melakukan kesemuanya itu dengan muka serius
pesannya kepada sianak muda itu.
"Ingatlah baik2, saat inilah kesempatan yang paling baik
bagimu untuk membalas budi kebaikan yang pernah kau
peroleh dari dirinya dan mulai hari ini engkau tak boleh
melakukan perbuatan2 yang menyakitkan hatinya lagi sebab ia
sudah menjadi istrimu, jika engkau tidak melaksanakan
kesemuanya itu maka akulah yang menanggung semua dosa
dan kesalahan ini"
"Cianpwee bolehkah aku tahu siapa namamu?"
"Tentang soal ini" nenek tua itu ragu sejenak "aku she Ong
orang2 persilatan menyebut diriku nenek ong engkau boleh
memanggil aku dengan sebutan itu saja"
Han Siong Kie mengambil setahil perak dan diangsurkan
kedepan katanya dengan halus. "Cianpwee jumlah yang
sangat kecil ini harap diterima sebagai biaya pengobatan"
"Haaahhh...haaahhh... haaahhh tidak usah pengobatan
yang kulakukan saat ini akan kuanggap sebagai batuan
sukarela" seru sang nenek sambil tertawa nyaring "semoga
kalian berdua hidup rukun dan damai hingga akhir hayat nanti,
selamat tinggal dan jangan lupa kalau waktu sudah tak
banyak lagi."
Habis bicara dia ambil gulungan kain di ujung ruangan dan
berlalu dari ruangan tersebut.
Diluar pintu kamar seorang gadis baju hitam telah menanti
kedatangannya, ia melihat kemunculan nenek tua itu, dengan
suara setengah berbisik segera tanyanya: "Ibu, apakah semua
urusan telah beres ??"
"Hmm beres..."

395
"Perbuatanmu ini apakah tidak terlalu..."
"Nak, terpaksa aku harus berbuat demikian, aku kuatir jika
sampai terjadi hal yang tak kuinginkan itu."
"Tapi apakah mereka bisa bahagia??"
"Aku rasa bisa"
Suara itu kian lama kian lirih akhirnya lenyap dari
pendengaran. Han Siong Kie sebagai seorang pemuda yang
memiliki tenaga dalam sebesar dua ratus tahun latihan
memiliki ketajaman mata dan pendengaran melebihi siapapun,
kendati bisikan yang dilakukan ibu dan anak diluar pintu itu
dilakukan dengan suara lirih namun semua pembicaraan
berhasil didengar dengan amat jelas, sekujur badannya kontan
gemetar keras.
Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia merasa
amat kenal sekali dengan suara itu, bukankah suara itu adalah
suara dari "Yo sim jim" orang yang ada maksud beserta
ibunya "su hun jin" orang yang kehilangan sukma?? mengapa
mereka berdua harus mengatur kesemuanya ini...??
Ia berkelebat kearah pintu dan mengejar keluar, namun
bayangan orang yang kehilangan sukma berdua telah lenyap
tak berbekas.
Dengan perasaan bimbang bercampur curiga akhirnya
sianak muda itu harus balik kembali kedalam kamar.
"Apakah aku harus melakukan perbuatan seperti apa yang
dianjurkan oleh orang yang kehilangan sukma??" ingatan
tersebut berulang kali berkecamuk dalam benaknya.
Butiran keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar
tiada hentinya, pelbagai pikiran yang saling bertentangan
berkecamuk dalam seluruh benaknya.
Ketika sorot matanya berpapasan dengan wajah Go siau Bi
yang berbaring diatas pembaringan, hampir saja pemuda itu

396
bersorak kegirangan, ia temukan paras muka yang berwarna
merah semu ke hitam-hitaman itu sudah lenyap tidak
berbekas, hal ini membuktikan bahwa tiga butir obat yang
diberikan orang yang kehilangan sukma telah menunjukkan
reaksinya.
Dengan hati berdebar keras ia duduk di samping
pembaringan sambil menantikan perubahan selanjutnya,
pemuda itu ambil keputusan untuk menunda pelaksanaan "
Niat" nya tersebut sambil menunggu perkembangan lain.
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, ia mulai
berpikir apa sebabnya orang yang kehilangan sukma
membohongi dirinya serta mengatur siasat agar dia kawini Go
siau Bi??
Suatu persoalan yang rumit dan diliputi oleh suatu tanda
tanya besar...
Mengapa orang yang ada maksud mengatakan: "... Untuk
menjaga segala kemungkinan.." kemungkinan apakah yang
bakal terjadi?
Diam2 pemuda itu bersyukur karena ia belum mengawini
gadis itu secara gegabah, kalau tidak entah bagaimanakah
akibatnya?.
Seperminum teh kemudian, Go siau Bi mulai menggerakkan
tubuhnya dan membuka sepasang matanya kembali.
"Nona Go, akhirnya engkau sembuh juga." seru Han Siong
Kie tanpa sadar.
Per-tama2 Go siau Bi temukan dirinya di atas pembaringan,
ketika ia berpaling kesamping maka ditemuilah seorang
pemuda asing yang berwajah penyakitan duduk dihadapannya
tanpa terasa ia menjerit lengking dan loncat bangun dari atas
pambaringan dengan rasa terkesiap curiga bercampur tak
habis mengerti, ia tatap pemuda dihadapannya itu tanpa
berkedip.

397
"Kau.. kau.. siapakah kau?"
"Malaikat penyakitan"
"Apa? malaikat penyakit? "dengan hati terkesiap Go Siau Bi
mundur satu langkah kebelakang.
"Sedikitpun tidak salah."
"Lalu... lalu dimanakah kita berada saat ini?"
"Rumah penginapan"
Sekujur badan Go siau Bi gemetar keras suatu perasaan
halus seorang gadis dara itu tanpa sadar memeriksa pakaian
yang dikenakan olehnya sewaktu menyaksikan pakaian
bagaian dadanya telah terbuka, pandangan matanya jadi
gelap dan hampir saja ia roboh tak sadarkan diri
Rasa malu dan gusar berkecamuk jadi satu dalam dadanya,
tiba2 ia membentak keras: "Bajingan keparat, aku akan
beradu jiwa dengan dirimu" Han Siong Kie terperangah.
"Blaammm" sebuah pukulan yang amat keras bersarang
diatas bahu pemuda itu dan "Blaamm" kembali pukulan lain
menghajar dadanya.
Dalam keadaan tertegun bercampur kaget sianak muda itu
sama sekali lupa untuk mengerahkan tenaga guna melawan
hajaran2 yang dilontarkan keatas tubuhnya itu tanpa dapat
dikuasai ia terdorong mundur sejauh tiga langkah kebelakang.
sementara itu, ketika Go siau Bi melihat pihak lawan sama
sekali tidak melakukan pembelaan terhadap serangannya, ia
jadi terperangah dan hentikan serangannya setelah
membereskan pakaiannya bagian dadanya yang terbuka, ia
tatap wajah lawannya tajam2 kemudian sambil menuding
kemuka teriaknya keras:
"Malaikat penyakit, aku bersumpah tak akan hidup
berdampingan dengan dirimu"

398
Butiran air mata jatuh berlinang membasahi pipinya, ia
mengira kesucian tubuhnya telah ternoda ditangan lawan.
Han Siong Kie sendiri sebetulnya hendak melepaskan
topeng kulit manusia yang dikenakan olehnya, tapi setelah
berpikir sebentar ia segera batalkan niatnya itu sebab "orang
yang ada maksud" pernah berpesan kepadanya bahwa
manusia berwajah dingin sudah mati..
Sambil tertawa getir ujarnya:
"Nona Go, duduklah dahulu dan mari kita perlahan
berbicara persoalan ini"
"Apa? darimana engkau bisa tahu kalau aku she Go?"
"Nona, pikirlah kembali.. apa yang kau alami setengah hari
berselang?"
Rasa sangsi dan bingung terlintas diatas wajah Go siau Bi,
ia dapat merasakan bahwa Malaikat penyakit yang berada
dihadapannya tidak mirip seorang pemuda yang bermoral
bejad, maka setelah mendengar perkataan itu, dara tersebut
mulai duduk tenang dan mengingat kembali kejadian yang
telah dialaminya beberapa waktu berselang.
Ia masih ingat ketika dirinya dikejar kejar oleh seorang
kakek baju hijau dan seorang busu baju hijau, setelah
tertawan tiba2 hidungnya mencium bau harum yang sangat
aneh dan kesadarannya seketika lenyap tak berbekas.
Gadis ini mulai berpikir kenapa ia berada ditempat ini dan
dari mana pula pemuda berwajah penyakitan itu bisa tahu
kalau dia she Go?
Dalam pada itu dara tersebut sudah merasa yakin bahwa
tubuh bagian bawahnya tidak menunjukan gejala kelainan
atau rasa sakit, bahkan gaun yang dia kenakan masih utuh
sama sekali ini membuat hatinya agak lega.

399
Dari perubahan wajah Go Siau Bi sianak muda itupun sudah
tahu bahwa dara tadi mulai mengenang kembali peristiwa
yang telah menimpa dirinya ia lantas berkata:
"Ketika aku sedang melakukan perjalanan kutemui nona
sedang diculik oleh para durjana dari istana Huan mo kiong
karena itu . . . ."
"ooooh jadi siangkong yang telah menyelamatkan diriku?"
"Benar, aku kasihan melihat nona menderita ditangan
lawan maka aku telah menyelamatkan dirimu"
"Waah... kalau begitu akulah yang telah salah menuduh diri
siangkong dengan pikiran yang bukan2, bila aku telah
melakukan kekerasan kepadamu harap siangkong bersedia
memberi maaf"
Habis berkata ia memberi hormat.
Dengan cepat Han Siong Kie menyingkir ke samping.
"Nona tak usah banyak adat" serunya.
Pemuda itupun segera menceritakan bagaimana ia telah
membawa gadis itu kesitu untuk mencari pengobatan tentu
saja ia telah merahasiakan persoalan tentang permintaan dari
orang yang kehilangan sukma untuk mengawini gadis itu.
Selesai mendengarkan kisah tersebut Go siau Bi merasa
amat berterima kasih sekali, kembali ia memberi hormat
sambil berkata:
"Budi kebaikan siangkong suatu ketika pasti akan kubalas
terimalah penghormatanku ini"
"Tak usah kau lakukan kesemuanya itu" buru2 Han song Ki
goyangkan tangannya berula kali "anggaplah kesemuanya ini
sebagai takdir dan justru karena peristiwa ini juga akupun bisa
membalas kebaikan budi yang pernah kau lepaskan beberapa
waktu yang lalu"

400
Go siau Bi terperangah, ia membelalakkan matanya lebar2
dan berseru dengan hati tercengang:
"Siangkong, apa... apa yang kau ucapkan?"
Han Siong Kie merasa bahwa ia telah salah berbicara,
buru2 serunya kembali: "Nona, apakah engkau kenal dengan
manusia berwajah dingin Han Siong Kie?"
Pucat pasi selembar wajah Go siau Bi mendengar nama itu,
tubuhnya mundur dengan sempoyongan, jawabnya dengan
sedih :
"Kenal, tapi dia.... dia telah mengalami nasib yang jelek dan
meninggal dunia"
Han Siong Ki merasa tak habis mengerti, ia tak tahu kenapa
Go Siau Bi begitu terpukul hatinya mendengar ucapan tersebut
karena pandangan yang sempit dia merasakan anti
perempuan yang berkecamuk dalam dadanya membuat
pemuda itu tak mampu meresapi perasaan antara pria dan
wanita. Dengan nada dingin katanya:
"Benar, nasibnya memang jelek dan kematian yang
menimpa dirinya hampir boleh dibilang sama sekali diluar
dugaan siapapun"
-000d0w000-
BAB 23
"SIANGKONG apa hubunganmu dengan dirinya?" tanya
dara itu.
"Saudara sehidup semati"
"Oooh.. jadi dia... dia.. adalah saudara angkatmu?" Han
Siong Kie mengangguk dingin, ujarnya kembali:
"Sudah lama berselang ketika ia dihantam oleh musuhnya
hingga tercebur kedalam sungai, aku dengar jiwanya ditolong

401
oleh seorang nona atas peristiwa itu saudaraku selalu
mengingat dan mengenangnya dan sering kali membicarakan
dengan diriku, sekarang ia telah mati maka sudah
sepantasnya kalau akulah yang membayar budi pertolongan
yang kau lepaskan kepadanya"
Dengan sedih Go siau Bi menghela napas panjang.
"Aaai.. siangkong keliru besar, aku melepaskan budi
bukannya mengharapkan pembalasan, lagipula aku bisa
menolong jiwamu hal itu hanya terjadi karena kebetulan,
karenanya tak dapat dikatakan sebagai budi atau hutang,
justru hari ini akulah yang telah berhutang budi terhadap diri
siangkong.."
"Oooh... Bukannya aku bermaksud begitu, sahabat karibku
itu paling mengutamakan membedakan mana budi mana
dendam, sedang aku.."
Belum habis ia berkata, tiba2 dari halaman luar
berkumandang datang suara gelak tertawa yang amat keras
dan menggetarkan seluruh angkasa, diikuti seseorang dengan
suara yang berat berteriak:
"Malaikat penyakit, ayoh keluar untuk berbicara"
Sekujur badan Han Siong Kie bergetar keras, segera
pikirnya didalam hati:
"Kurang ajar manusia darimanakah yang telah mengejar
diriku sampai kesinii?"
Go siau Bi pun kelihatan agak tercekat hatinya, ia segera
berseru:
"Siangkong, ada orang menantang dirimu"
Han sioag Kie mengangguk dan sebera melangkah keluar
dari ruangan. .
Ditengah halaman ia temukan seorang imam berjubah abu2
yang mempunyai perawakan badan setinggi delapan depa

402
berdiri sambil melotot gusar kearahnya, sepasang matanya
melotot bagaikan biji gundu, tampangnya bengis dan
menyeramkan. sianak muda itu jadi keheranan, pikirnya:
"Heran aku sama sekali tak kenal dengan hidung kerbau ini,
kenapa ia datang mencari gara2 dengan aku??"
Dalam pada itu imam tersebut dengan suara yang keras
bagaikan geledek telah berseru kembali:
"Apakah engkau adalah Malaikat penyakit yang baru saja
munculkan diri di dalam dunia persilatan??"
"Tidak salah, tolong tanya siapakah diri totiang??"
"Aku adalah Malaikat raksasa Leng Bengcu dari partai
Khong-tong."
"Bolehkah aku tahu ada urusan apa totiang datang mencari
diriku??"
"Aku harap engkau bersedia menuju ke pantai sungai
kurang lebih lima li diluar kota"
Han Siong Kie tercengang bercampur tidak habis mengerti,
ia tak tahu apa sebabnya partai Khong-tong mengutus jago
lihaynya untuk mencari gara2 dengan dirinya.
"Apakah aku boleh tahu ada urusan apa kau mencari aku?"
tegurnya dengan suara dingin-
Malaikat raksasa Leng Beng cu tertawa seram.
"Heehh..heehh..heeehh.... sampai waktunya engkau akan
tahu sendiri, sekarang maafkanlah kalau terpaksa pintu akan
jalan lebih dahulu."
Tanpa banyak bicara ia putar badan dan berlalu dari situ,
diatas lantai bekas tempat yang dilalui olehnya tersisalah
bekas2 telapak kaki sedalam satu cun.

403
Han Siong Kie tertawa dingin, sekarang ia telah menduga
babwa pihak lawan datang untuk mencari balas, hanya ia tak
habis mengerti darimana munculnya dendam tersebut.
"Kini luka yang diderita Go siau Bi telah sembuh, aku
memang sudah sepantasnya untuk menerus kan perjalanan"
pikirnya dihati.
Tapi sebelum ia berangkat tinggalkan tempat itu, dari arah
belakang telah berkumandang suara teguran dari Go Siau Bi.
"Siangkong, apa yang telah terjadi?"
"Ooh tak apa2, hanya suatu perjanjian yang harus segera
kupenuhi"
"Menurut penglihatanku, imam tersebut mengandung suatu
maksud yang tidak benar, lebih baik tak usah kau gubris" Han
Siong Kie tertawa tawa.
"Aku rasa kejadian ini hanya suatu kesalah pahaman
belaka, nona maafkan daku, sekarang aku ada urusan penting
yang harus segera diselesaikan, selamat tinggal nona dan
sampai jumpa kembali lain waktu"
Bicara sampai disitu ia segera memanggil pelayan dan
membereskan rekening kamarnya.
Go Siau Bi seperti mau mengucapkan sesuatu, wajahnya
sedih sekali namun tak sepatah katapun yang meluncur
keluar, setelah tertegun beberapa saat akhirnya dia berkata:
"Siangkong, benarkah engkau adalah saudara sehidup semati
dengan Han Siong Kie?"
"Sedikitpun tidak salah"
"Tentunya siangkong mengetahui juga bukan asal
usulnya?"
"Tentu soal ini kenapa sih nona menanyakan persoalan
itu?"

404
Air mata mengembang dalam kelopak mata Go siau Bi
dengan sedih jawabnya lirih: "Terus terang kukatakan
siangkong aku telah serahkan hatiku kepadanya"
Bagaikan disambar petir disiang hari bolong Han Siong Kie
merasa amat terperanjat sekali untuk beberapa saat lamanya
ia terpaku dan berdiri ter-mangu2
"Sedari kapan bibit cinta itu mulai bersemi apakah sejak ia
beristirahat selama tiga hari dikamar tidurnya itu? Nona
engkau telah serahkan hatimu kepadanya?" pemuda itu
berseru tertahan-
"Benar sejak aku selamatkan jiwanya dari dalam sungai dan
merawat dirinya selama tiga hari dikamar tidurku, aku telah
bersembahyang didepan meja abu ayahku dan menyerahkan
hatiku padanya."
Han Siong Ki merasakan jantungnya berdebar keras,
persoalan ini betul2 merupakan suatu persoalan yang
memusingkan kepalanya, diam2 ia bersyukur karena ia telah
berubah wajahnya danpihak lawanpun sudah menyaksikan
sendiri liang kubur yang digunakan untuk mengubur
jenasahnya, kalau tidak pemuda itu tak dapat membayangkan
sampai dimanakah kesulitan yang bakal dia alami
Andaikata gadis yang mengutarakan isi hatinya adalah
gadis lain, mungkin pemuda itu hanya tersenyum belaka tapi
pihak lawan pernah melepaskan budi kebaikan kepadanya
urusan jadi tambah rumit. Dengan suara dalam segera
ujarnya: "Sungguh tak beruntung, ia sudah mati"
"Benar. Ia telah mati, tapi aku telah serahkan seluruh jiwa
ragaku kepadanya, karena itu aku hendak mengorbankan
seluruh kehidupanku untuk berbakti kepada keluarganya" Air
mata yang mengembang dalam kelopak mata, akhirnya
menetes juga membasahi pipinya.
Han Siong Kie terharu dan badannya gemetar keras, dia
paling benci kepada kaum wanita tapi perasaan cinta yang

405
begitu suci dan murni yang diutarakan gadis itu telah mencair
dihatinya, hampir saja ia hendak lepaskan topeng kulit
manusia yang dikenakan diwajahnya, tapi setelah berpikir
sebentar akhirnya ia batalkan niatnya itu. Dengan nada suara
setenang mungkin dia berkata:
"Cinta suci yang nona perlihatkan benar2 mengagumkan,
sukma yang ada didalam baka pasti akan tersenyum setelah
mengetahui akan hal ini.. sayang rasa cinta nona yang begini
murninya aku tak dapat disalurkan sesuai dengan apa yang
nona harapkan"
"Kenapa?"
"Sebab dia tak punya rumah dan tak punya keluarga,
dikolong langit hanya hidup sebatang kara"
Go siau Bi tak dapat menahan rasa sedihnya lagi, ia
menangis terisak. ujarnya:
"oooh aku tak menyangka kalau asal usulnya begitu
menyedihkan dan patut dikasihani, sekarang akupun hidup
sebatang kara, ibuku telah lama meninggal, ayahku juga mati
ditangan orang sampai2.. impianku yang terakhirpun ikut
lenyap dan musnah"
Han Siong Kie merasakan tenggorokannya tersumbat dan
seakan-akan hendak menangis, ia berharap segera tinggalkan
gadis itu karena ia takut terlalu lama berdiam, ia takut ia tak
dapat menahan pergolakan perasaan dalam hati kecilnya,
disamping itu diapun berharap cepat2 membuka tabir rahasia
yang menyelimuti tantangan dari pihak Khong tong pay itu..
Dengan cepat ia alihkan pembicaraan kesoal lain dan berkata:
"Nona Go, tahukah engkau bahwa Han Siong Kie
mempunyai sesuatu rahasia hati yang amat besar?"
"Rahasia apa?"
"sepanjang hidupnya dia paling.. paling.. benci
berhubungan dengan kaum wanita, atau bicara dengan kata

406
yang lebih tak sedap didengar, ia paling benci dengan kaum
wanita"
"Kenapa? " tanya Go siau Bi terperangah.
"Mungkin ia pernah menderita sesuatu macam pukulan
batin yang hebat, dan pukulan batin yang amat parah itu
datangnya dari kaum wanita, bagaimanakah duduk persoalan
yang sebenarnya aku tak begitu jelas, tapi aku menguasahi
penuh akan wataknya ini"
"Sungguhkah hal ini?"
"Aku tidak akan membohongi diri nona"
Mau tak mau Go siau Bi harus mempercayai perkataan itu,
ia masih ingat dengan jelas sikap dan nada ucapan Han Siong
Kie sewaktu meninggalkan pesanggrahan Teng to siau cu
tempo hari, semuanya menunjukkan sikap yang begitu dingin
hingga menggidikkan hati. Ia sebera mengangguk dan
menjawab:
"Mungkin apa yang kau ucapkan memang benar2
merupakan kenyataan, tapi sekarang dia telah mati, rasa
cintaku kepadanya-pun hanya selalu kusimpan dalam hati, aku
tak pernah menunjukkan perasaanku itu di hadapannya,
mungkin disinilah letak keberuntunganku, hingga tak usah
dipandang dan dihadapi dengan sikap dingin"
"Ucapan nona sangat mengharukan hatiku, semoga engkau
bisa baik2 jaga diri selamat berpisah"
"Budi kebaikan siangkong tak akan kulupakan untuk
selamanya"
"Nona terlalu serius" ditengah pembicaraan tersebut
tubuhnya dengan cepat telah berlalu dari rumah penginapan
itu.
Setelah keluar dari rumah penginapan dengan cepat Han
Siong Kie berangkat menuju ketepi sungai kurang lebih lima lie

407
dari kota, perasaan hatinya kalut dan bingung, cinta suci dari
Go siau Bi telah mengharukan perasaan hatinya, dan rasa
bencinya terhadap kaum wanita tanpa terasa per-lahan2 jauh
lebih menipis.
Beberapa saat kemudian, ia telah berada ditepi sungai, dari
tempat kejauhan ia lihat ada tujuh orang telah menanti
kedatangannya ditepi sungai yang berpasir, ketujuh orang itu
berdandan sebagai imam semua, salah satu diantaranya
bukan lain adalah malaikat raksasa Leng Beng cu.
Tujuh pasang mata yang tajam menyambut
kedatangannya, dibalik cahaya yang tajam itu terpancarlah
rasa benci, dendam yang amat tebal.
Dengan suatu gerakan yang manis Han Siong Kie melayang
turun dihadapan ketujuh orang itu dan berhenti kurang lebih
dua tombak dihadapannya.
seorang imam tua berambut ke perak2an yang berdiri
dipaling depan segera buka suara dan menegur:
"Apakah sicu yang disebut orang sebagai malaikat
penyakitan?"
"Sedikitpun tidak salah" jawab sang pemuda sambil
mengangguk.
"Pintu adalah Kui Goan cu dari partai Khong tong, kami
dengar orang berkata bahwa sicu adalah ahli waris dari Mo
tiong ci mo. iblis diantara iblis, apakah berita ini benar?"
Han Siong Kie merasa amat terperanjat, ia tak menyangka
kalau berita tersebut begitu cepat sudah tersiar dalam dunia
persilatan-
Ketika terjadi pertarungan sengit melawan pengawal istana
Huan mo kiong,jurus serangan yang dipergunakan olehnya
berhasil diketahui asal usulnya oleh pihak lawan, dan sungguh
tak nyana baru satu hari setengah telah muncul musuh2
tangguh yang mencari gara2 dengan dirinya.

408
Ia sendiripun tak tahu sebelum gurunya Mo tiong ci mo
mengasingkan diri, perselisihan apa saja yang pernah
dilakukan olehnya dengan orang persilatan, tapi setelah ia
menerima pelajaran ilmu silat darinya itu berarti diapun harus
bertanggung jawab pula atas resiko yang harus dihadapi.
Setelah berpikir sebentar dengan suara ketus dia segera
menjawab: "Sedikltpun tidak salah, aku memang ahli waris
dari dia orang tua"
Paras muka ketujuh orang imam itu berubah hebat, rasa
benci dan dendam yang menghiasi wajah merekapun semakin
menebal.
Kui Goan cu dengan sorot mata memancarkan cahaya kilat
berseru dengan paras serius.
"Kalau memang begitu pinto akan mengajukan satu
pertanyaan lagi, pinto harap siau sicu bersedia menjawab
pertanyaanku dengan sejujurnya"
"Ajukanlah pertanyaanmu itu"
"Apakah gurumu masih hidup dikolong langit?"
"Masih ada apa?"
"Sekarang ia berada dimana?"
"Harap tootiang terangkan dahulu maksud kedatangan
kalian"
"Tak ada gunanya kami terangkan padamu, asal engkau
bersedia mengatakan dimanakah gurumu berdiam maka pinto
tanggung kami tak akan menyusahkan dirimu"
"Seandainya aku tidak bersedia menjawab apa yang
hendak kau lakukan?" ejek Han Siong Kie ketus.
Paras muka ketujuh orang imam itu kembali berubah
hebat, ditengah perasaan benci yang teriintas diatas wajah
mereka hawa amarah mulai berkobar membakar hati mereka.

409
Dengan suara beratpenuh kemarahan Kui Goan cusegera
menjawab:
"siau sicu, kami tak akan membiarkan engkau bertindak
sesuka hatimu, kalau engkau tidak bersedia menjawab maka
ia berarti engkau sudah bosan hidup dikolong langit"
"Aaah belum tentu kalian mampu mengapa-apakan aku"
ejek Han Siong Ki sambil mendengus sinis.
Malaikat raksasa Leng Beng cu yang berdiri dibelakang
imam tua itu kontan berteriak dengan suara yang keras
bagaikan guntur membelah bumi. "Belum tentu?. Huuh akan
kusuruh engkau rasakan kelihayan kami.." sambil berseru ia
segera menerjang maju kedepan sambil melepaskan satu
pukulan.
Kun Goan cu yang berada disampingnya segera
menghadang jalan pergi rekannya itu sambil berseru: "Jangan
terburu napsu."
Kemudian kepada Han Siong Kie ia menambahkan.
"siau sicu, aku anjurkan kepadamu lebih baik jawablah
dengan sejujurnya semua perkataan yang kuajukan"
"Maaf aku tak dapat memberitahukan kepadamu"
"Jadi siau sicu tetap keras kepala dan tak mau menjawab
pertanyaanku itu?"
"Apa salahnya kalau tootiang terangkan dahulu maksud
kedatanganmu itu?"
"setelah kuutarakan kelUar, apakah siau sicu dapat
memberi pertanggunganjawabnya?"
"Mungkin "
Tiba2 diatas paras muka Kun Goin cu yang penuh keriputan
terlintas rasa sedih, yang amat tebal ujarnya dengan penuh
emosi:

410
"Empat puluh tahun berselang gurumu telah
membinasakan cin siu Toojin, ketua ke sembilan belas dari
partai kami beserta tiga puluh orang anggota perguruan"
Dengan hati terperangah Han Siong Kle mundur satu
langkah kebelakang, ia tak menyangka gurunya pada empat
puluhan tahun berselang telah membinasakan ketua ke
sembilan belas dari partai Khong tongpay beserta tiga puluh
orang muridnya, ia tahu peristiwa tersebut merupakan suatu
peristiwa besar yang luar biasa sekali tanpa sadar serunya:
"Benarkah telah terjadi peristiwa semacam ini?"
"Pinto tak akan sengaja mengarang cerita bohong untuk
mencari gara2, setiap umat persilatan dikolong langit
mengetahui akan kejadian ini"
"Apakah tootiang tahu apa sebabnya hingga terjadi
peristiwa berdarah itu?"
"Dahulu suhumu gemar membunuh manusia, ia membunuh
orang bagaikan membabat rumput, apa sebabnya dia
melakukan peristiwa yang biadab itu mungkin hanya dia
seorang yang tahu"
"Jadi maksud tootiang engkau hendak mencari guruku
untuk menuntut balas atas peristiwa berdarah itu?"
"Bu liang siu hud peristiwa berdarah ini sudah dipeti es kan
selama empat puluhan tahun lebih, tentu saja sekarang harus
diselesaikan sebagaimana mestinya"
Tentu saja Han Siong Ki tidak akan mengerti apa sebabnya
gurunya Mo-tiong ci-mo, membunuh cing siu toojin beserta
ketiga puluh lima orang anggota perguruannya pada masa
silam tapi pada saat ini tentu saja ia tak bersedia
menerangkan dimanakah gurunya sebab masa hidupnya
masih tinggal sepuluh hari bahkan seluruh tenaga dalam yang
dimilikinya telah diberikan padanya membuat kakek itu jadi
loyo dan sama sekali tak bertenaga.

411
Pemuda itu merasa dia sebagai ahli warisnya sudah
menjadi kewajiban untuk menyelesaikan setiap persoalan yang
diwariskan gurunya pada dia. Maka dengan suara lantang ia
bertanya:
"Jadi maksud tootiang bagaimana caranya hendak
menyelesaikan persoalan ini?"
"Apakah siau sicu dapat mengambil keputusan mengenai
masalah tadi?"
"Aku akan menyelesaikan semua tanggung jawab dengan
segala kemampuan yang kumiliki"
"Haaahh.... Haaahhh... haaahhh bocah cilik, engkau benarbenar
tak tahu diri" seru Kui Goan cu sambil tettawa seram
"lebih baik katakan saja dimana gurumu berdiam, pinto akan
pergi mencari dirinya dan menyelesaikan sendiri persoalan ini
dengan dirinya"
"Maaf, aku tak dapat memenuhi keinginanmu"
"Bocah keparat yang tak tahu tingginya langit tebalnya
bumi, lebih baik tutup bacot anjingmu itu dan tak usah
berlagak sok di tempat ini...." bentak Malaikat rakrasa Leng
Beng-cu dengan penuh kegusaran.
Sambil membentak keras ia maju kedepan, telapak
tangannya yang lebar bagaikan kipas segera diayUn kedepan
mencengkeram tubuh Han Siong Kie, serangan ini bUkan saja
dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat,
bahkan disertai pula tenaga pukulan yang maha dahsyat.
Dengan cekatan Han Siong Kle berkelit ke samping,
tegurnya dengan suara ketus: "Aku anjurkan lebih baik
persoalan ini diterangkan dahulu sampai selesai sebelum main
kekerasan"
Tatkala menyaksikan cengkeramannya mengenai sasaran
yang kosong, malaikat raksasa Leng Beng cu semakin naik
pitam, dengan gusar bentaknya :

412
"Tutup bacot anjingmu, tooya akan beri pelajaran lebih
dahulU kepadamU sebelum pembicaraan diteruskan"
sepasang telapak dilancarkan berbareng, segulUng
hembusan angin pUyuh segera menggulUng kemUka bagaikan
amukan ombak yang menghajar tepian pantai,
kedahsyatannya benar2 sesuai dengan julukannya sebagai
malaikat raksasa.
Diam2 Han Siong Kle terkesiap juga menghadapi serangan
dahsyat itu, buru2 dia ayun telapak kanannya dan
melancarkan satu pukulan dengan tenaga sebesar tujuh
bagian.
"Blaamm.. ditengah getaran keras yang menggelegar
diangkasa, pasir dan batu beterbangan memenuhi di angkasa,
malaikat raksasa mundur delapan langkah kebelakang dengan
sempoyongan.
Paras muka semua imam yang bordiri di tepi gelanggang
sama2 berubah hebat, rasa bergidik timbul dalam hati mereka
semua, mereka tak menyangka kalau sebuah pukulan lawan
yang dilakukan dengan tangan sebelah berhasil memukul
mundur Leng Beng cu yang tersohor akan kekuatan alamnya
itu, peristiwa ini benar2 mengejutkan. Buru2 Kui Goan cu maju
ke depan dan berkata dengan suara dalam:
"Siau sicu, tenaga dalam yang engkau miliki benar2 luar
biasa sekali, tapi peristiwa berdarah ini sudah sepantasnya
kalau diselesaikan sendiri oleh gurumu.."
Sementara itu Han Siong Kle telah mengambil keputusan
dalam hatinya untuk menangani persoalan itu, dengan suara
dingin menyeramkan ia segera menjawab:
"Maaf, sudah kukatakan tadi bahwa persoalan ini tak bisa
kupenuhi"
Air muka Kui Goan cu berubah hebat, per-lahan2 ia mundur
tiga langkah kebelakang.

413
Sekali lagi malaikat raksasa Leng Beng cu membentak
keras kemudian bagaikan banteng terluka menerjang
kedepan.
Han Siong Kle berdiri tegak bagaikan sebuah bukit karang,
sepasang telapaknya berputar satu lingkaran dengan suatu
gerakan yang sangat aneh, kemudian melepaskan satu
pukulan mendorong balik tubuh malaikat raksasa, inilah
gerakan bertahan yang tercantum dalam ilmu pukulan Mo mo
ciang hoat, kesaktiannya luar biasa dengan perubahan yang
sukar diikuti dengan kata2, meskipun hanya suatu gerakan
yang sangat gampang namun tubuh lawan seketika terpental
kebelakang.
Dalam hati kecilnya kendatipun Leng Beng-cu merasa amat
terperanjat, namun ia tak sudi menelan kekalahan tersebut
dengan begitu saja, setelah mundur, ia maju kembali
kedepan, telapaknya yang besar bagaikan raksasa dengan
menciptakan bayangan telapak bagaikan bukit segera
melepaskan pukulan balasan, kedahsyatannya sukar dilukiskan
dengan kata2.
Han Siong Kie memutar telapaknya dengan kencang,
badannya tetap tegak bagaikan bukit Thay san, kendatipun
Leng Beng cu telah melepaskan serangkaian pukulan yang
mematikan, namun tetap gagal untuk menembusi pertahanan
lawan, ini mengakibatkan ia jadi penasaran dan membentak
keras tiada hentinya.
Lima orang imam yang berdiri dibelakang Kui Goan cu
rupanya sudan kehabisan sabar, sambil membentak mereka
segera terjunkan diripula kedalam gelanggang pertarungan.
Dalam sekejap mata hawa pukulan menderu2, bayangan
telapak berkelebat memenuhi angkasa bagaikan bukit.
Enam sosok bayangan manusia saling melepaskan pukulan
berantai secara kalap dan menggila, mereka berusaha
merobohkan musuhnya secepat mungkin..

414
Han Siong Kie sendiri makin bertempur ia merasa semakin
mantap hatinya, dengan jurus pertahanan yang tercantum
dalam angin pukulan Mo mo ciang hoat, kendatipun keempat
orang imam tersebut berusaha melontarkan jurus
serangannya dari sudut yang manapun, usaha mereka selalu
mengalami kegagalan total.
Kadangkala mereka berhasil menemukan titik kelemahan
yang dalam pikiran mereka pasti akan menghasilkan suatu
pukulan yang mantap. tetapi setelah pukulan dilontarkan
ternyata dengan suatu gerakan yang sangat enteng dan
seperti tak disengaja pukulan tersebut tertangkis kembali, hal
ini membuat ketujuh orang jago lihay daripartai Khong-tong
jadi kelabakan setengah mati. suatu ketika Han Siong Kie
berseru lantang:
"Totiang, ketahuilah bahwa kesabaran orang ada
batas2nya, apakah engkau hendak paksa aku untuk melukai
orang??"
Serangan yang dilancarkan ketujuh orang imam itu semakin
membabi buta, ibaratnya hujan badai mereka hamburkan
semua pukulan yang rasanya dapat mendatangkan hasil untuk
meneter dan mendesak lawan.
Diam2 Kiu Goan cu mengerutkan dahinya, ia telah
menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki ahli waris dari Mo
tiang ci mo ini sudah berhasil mencapai kesempurnaan
bagaikan gurunya, jika pertarungan itu dilanjutkan, maka
akhirnya toh pihak merekalah yang akan mengalami kerugian
besar, karena itu setelah termenung sebentar dia segera
berseru:
"Kalian semua segera mundur"
Keringat sebesar kacang kedelai telah mengucur keluar
membasahi seluruh tubuh tujuh orang imam itu. napas
mereka tersengkal2 bagaikan kerbau, mendengar perintah itu
dengan cepat mereka tarik kembali serangannya dan

415
mengundurkan diri kebelakang. Dengan paras muka amat
serius Kui Goan cu maju beberapa langkah kedepan, ujarnya:
"Siau sicu apakah engkau tetap keras kepala dan tidak
bersedia mengatakan tempat tinggal gurumu?"
"Sudah beberapa kali toh kuterangkan, permintaan kalian
itu tak mungkn bisa kupenuhi"
"Kalau memang begitu, terpaksa pinto harus berbuat kasar
kepada dirimu..."
"Silahkan"
Kiu Goan cu mengibaskan sepasang ujung bajunya, angin
pukulan yang tajam bagaikan gunting segera menghantam
tubuh Han Siong Kie.
Ku Goan cu adalah pemimpin dari Khong-tong sam tiang lo,
tenaga dalam yang dimilikinya amat sempurna bisa dapat
dibayangkan kedahsyatannya serangan yang dilancarkan
olehnya ini.
Han Siong Kie scndiri diam2 merasa kagum juga melihat
sikap imam tua yang tetap menjaga kesopanan kendatipun ia
telah berhadapan muka dengan ahli waris musuh besarnya,
Pemuda itu tak mau melukai orang sebelum mengetahui
jelas duduk perkara yang sebenarnya.
Ketika menyaksikan datangnya guntingan angin pukulan
yang tajam dengan cekatan tubuhnya berkelebat delapan
langkah kesamping guna meloloskan diri, serunya dengan
suara dalam:
"Tootiang, apakah engkau bersedia mendengarkan
penjelasanku??"
"Katakanlah " ujar Kui Goan cu sambil menarik kembali
serangannya.

416
"Aku sama sekali tidak mengerti dengan duduk persoalan
yang mendasari terjadinya peristtwa berdarah itu, sementara
tootiang sendiripun tidak bersedia menerangkan, hal ini
membuat urusannya jadi makin kabur dan membingungkan
hati..." Malaikat raksasa Leng Beng cu yang berada disamping
segera menyela dengan gusar:
"Mo tiong ci mo membunuh manusia bagaikan membabat
rumput, masih ada perkataan apa lagi yang harus diucapkan?"
Dengan sorot mata berkilat Han Siong Kie segera berpaling
kearah Leng Bengcu, katanya:
"Jadi menurut maksudmu, apa yang harus dilakukan?"
Leng Beng cu merasa amat terperanjat, ia ngeri sekali
melihat sorot mata la wan yang begitu tajam, bulu kuduknya
tanpa terasa pada bangun berdiri Kui Goan cu segera maju
kedepan dan balik bertanya:
"Lalu apa pula maksud siau sicu? apa yang hendak kau
lakukan untuk menyelesaikan persoalan ini?"
"Dewasa ini aku masih ada urusan penting yang harus
diselesaikan lebih dahulu, aku tak ada kesempatan untuk
menemani kalian lebib jauh, sepuluh hari kemudian setelah
berhasil mengetahui jelas duduk persoalan ini, setiap saat
kunantikan petunjuk dari kalian dalam dunia persilatan, cara
bagaimana kalau tootiang yang menentukan waktu dan
tempat untuk menyelesaikan persoalan ini?"
Sebelum Kui Goan cu sempat menjawab Leng Beng cu
berseru lebih dahulu. "Hmm engkau anggap bisa lolos dari sini
dangan alasan begitu gampang??" Han Siong Kie mengejek
sinis.
"Kalau aku mau pergi siapa yang mampu menghalangi
kepergianku?"
"Cobalah untuk kabur dari sini"

417
Han Siong Kie tak lagi menunda waktu terlalu lama lagi,
karena dia harus segera melaksanakan perintah gurunya
untuk adu kekuatan dengan pemilik Benteng Maut.selain itu
sebelum duduk perkara dibikin jelas ia tak tahu tindakan apa
yang harus dilakukan olehnya, maka ujarnya kemudian
dengan dingin,
"Perkataanku sudah kuutarakan cukup jelas, setiap saat
kunantikan petunjuk dari kalian maaf"
Tubuhnya meluncur kedepan dengan gerakan tubuh
cahaya kilat lintasan bayangan, didalam sekejap mata
tubuhnya sudah berada sejauh sepuluh tombak dari tempat
semula kemudian dalam beberapa enjotan tubuhnya telah
lenyap diujung jalan.
Tujuh orang jago lihay dari partai Khong tong itu hanya
bisa berdiri saling berpandangan, mereka tahu bahwa gerakan
tubuh pemuda itu terlalu cepat sehingga tak mungkin bagi
mereka untuk menyusulnya.
Dalam pada itu Han Siong Kie sendiri sambil melakukan
perjalanan cepat otaknya berputar terus tiada hentinya.
Ia berusaha menemukan alasan yang kuat untuk
menerangkan apa sebabnya partai Khong tong beserta ketiga
puluh lima orang muridnya dibunuh habis oleh gurunya
dimasa silam??.
Ditinjau dari pembicaraan tersebut, sedikit banyak pemuda
itu dapat merasa bahwa gurunya gemar sekali membunuh
manusia atau dengan perkata an lain musuh besarnya
tersebar luas di seluruh kolong langit.
Sekarang asal usulnya telah diketahui orang, berarti pula
setiap langkahnya kemungkinan besar mengundang banyak
kesulitan bagi dirinya.
Tiga hari kemudian tatkala fajar baru menyingsing ia telah
berada kurang lebih seratus li dari benteng maut ditepi pantai,

418
dibalik pepohonan bambu berdirilah sebuah bangunan mungil,
tanpa terasa Han Siong Kie menghentikan langkahnya
disitulah letak pesanggrahan Teng to siau cu tempat tinggal
Go siau Bi, ia tak akan melupakan tempat itu, sebab ketika
tubuhnya dihajar oleh pemilik benteng maut hingga tercebur
kedalam sungai ditempat itulah jiwanya tertolong.
Dengan sedih pemuda itu memandang pesanggrahan Teng
to siau cu, kenangan lama terlintas lagi dalam benaknya.
Tiba2 jeritan ngeri berkumandang datang dari arah
pesanggrahan Teng to siau cu diikuti jilatan api membubung
tinggi ke angkasa
-000d0w000-
BAB 24
HAN SIONG KIE berhenti sebentar kemudian dengan satu
loncatan lebar ia meluncur kearah pesanggrahan Teng to siau
cu. Dibawah jilatan api terlihatlah beberapa bayangan manusia
berkelebat lewat, dari dalam pesanggrahan itu menuju keluar.
Han Siong Kie segera meluncur kemuka sambil membentak
keras: "semuanya berhenti?" Beberapa sosok bayangan
manusia itu segera menghentikan gerakan tubuh mereka,
orang yang berjalan dipaling depan adalah seorang pria
setengah baya yang berwajah bersih dibelakangnya mengikuti
delapan orang pria baju hitam.
Tatkala kesembilan orang itu menyaksikan orang yang
menghadang jalan pergi mereka adalah seorang pemuda
berwajah penyakitan, suara tertawa dingin berkumandang
tiada hentinya.
Pria setengah baya itu dengan nada yang sinis segera
menegur: "Keparat cilik, apa maksudmu menghadang jalan
perginya kami?."

419
sambil menuding kearah pesanggrahan Teng to siau cu
yang sedang dimakan api Han Siong Kie menegur:
"Apakah kalian yang membunuh orang dan melepaskan api
untuk membakar pesanggrahan tersebut?"
"Sedikitpun tidak salah engkau mau apa?"
Napsu membunuh terlintas diatas wajah Han Siong Kie,
katanya kembali.
"Aku ingin tahu apa alasannya sehingga kalian melakukan
pembunuhan dan pembakaran rumah itu?"
setelah tertawa seram tiada hentinya pria setengah baya
itu menjawab dengan nada menghina:
"Bocah keparat, rupanya engkau sengaja mencari gara2
dengan kami, tahukah engkau siapakah toayamu"
"Sebutkan siapa nama mu?"
"Heehh... heeehhh... heeehhh keparat aku hendak
menerangkan lebih dahulu setelah toaya menyebutkan
namanya itu berarti saat kematian bagimu sudah tiba, kami
berasal dari perkumpulan Thian che kau"
"Apa? perkumpulan Thian che kau??"
"Sedikitpun tidak salah, engkau takut?"
Han Siong Kie terbayang kembali pemandangan sewaktu ia
hampir menemui ajalnya ditangan orang perkumpulan Thian
che-kau, napsu membunuh yang amat tebal segera berkelebat
diatas wajahnya, dengan suara menyeramkan ia berkata:
"Engkau tak usah menyebutkan namamu lagi, sebab
dengan dasar kaki tangan perkumpulan Thian che- kau sudah
lebih dari cukup bagiku untuk melimpahkan sesuatu kepada
kalian"
"Melimpahkan apa?"

420
"Kematian"
"Haahh..haahhhahh.. keparat cilik, benar engkau pentang
bacot bicara yang bukan2, ketahuilah justru karena ucapanmu
yang tidak keruan, kematian akan tiba lebiih cepat atas
dirimu" "
Perlahan2 Han Siong Kie maju tiga langkah kedepan,
sepatah demi sepatah ujarnya dengan dingin:
"Membunuh orang membakar rumah, tujuannya untuk
membabat rumput seakar2nya, sayang orang yang kalian cari
tak berada di sini, bukankah begitu???"
Paras muka pria berusia pertengahan itu berubah sangat
hebat.
"Keparat cilik, apa hubunganmu dengan budak sialan dari
perkumpulan pat gi pang tersebut??" tegurnya.
"Hmm tentang soal ini lebih baik engkau tak usah tahu"
Delapan orang pria baju hitam itu mendengus dingin, salah
satu dlantaranya dengan gusar berkata:
"Hiangcu, lebih baik kita musnahkan saja bangoat ini, buat
apa kita banyak bicara lagi ...."
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran kilat
Han Siong Kie menyapu sekejap kearah pria baju hitam iltu,
membuat pria tersebutjadi bergidik dan bulu romanya pada
bangun berdiri, sebelum ucapan nya diutarakan hingga
selesai, ia telah menelan kembali katanya.
Pria setengah baya yang dipanggil sebagai Hiang cu itu
mendengus dingin, nafsu membunuh yang amat tebal
menyelimuti seluruh wajah nya, dengan nada seram ia
berseru.
"Bajingan cilik, dengarkanlah baik2, toa-yamu adalah Hiang
cu bagian urusan luar dari perkumpulan Thian che kau yang
disebut Lauseng dengan begitu setelah mampus engkau tak

421
akan jadi setan kebingungan" Han Siong Ki mendesis penuh
penghinaan:
"Huuh bagus sekali Lau Seng engkaupun harus ingat baik2
namaku orang menyebut diriku sebagai malaikat penyakitan"
"Apa? malaikat penyakitan? "
"Sedikitpun tidak salah"
Tiba2 dari balik hutan bambu tidak jauh dari gelanggang
berkumandang datang suara seruan yang amat merdu.
"Lao hiangcu, kalian cepat mengundurkan diri dari situ dia..
dia adalah..."
Sembilan orang jago lihay dari perkumpulan Thian che kau
itu nampak terperangah dan tak tahu apa yang musti
dilakukan.
Han Siong Ki melirik sekejap kearah hutan bambu itu,
kemudian sambil berpaling kearah Lau Seng ujarnya.
"Lao hiangcu, aku melihat kamu bersembilan lebih baik
bereskan nyawa kalian sendiri daripada aku musti repot2"
"Lao hiangcu," suara merdu tadi kembali berkumandang
datang: "dia adalah ahli waris dari Mo tiong ci mo iblis
diantara iblis"
Begitu mendengar akan sebutan Mo tiong ci- mo paras
muka sembilam orang yang ada dalam gelanggang berubah
hebat, keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh
badan, Mereka tak menyangka kalau pemuda ingusan yang
menyebut diri bernama malaikat penyakitan itu ternyata bukan
lain adalah ahli waris dari Mo-tiong ci mo seorang tokoh sakti
yang angkat nama ber-sama2 pemilik benteng maut.
Bersama dengan berakhirnya suara peringatan tadi
tampaklah sesosok bayangan tubuh manusia yang berbadan
ramping melarikan diri dari balik hutam bambu.

422
Sembilan orang jago lihay dari perkumpulan Thian che kau
itu saling bertukar pandangan sekejap sebelum sempat kabur,
Han siong Ki mendengus dingin dan berseru: "Lao seng
engkau saja yang musti mampus lebih dahulu"
Telapak tangan terayun, segulung desiran angin tajam
laksana kilat meluncur kedepan.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang
memecahkan kesunyian, sebelum ingatan kedua sempat
berkelebat lewat dalam benak Lau seng, dadanya sudah
berlubang dan selembar jiwanya melayang tinggal kan raga
kasarnya.
Delapan orang pria baju kitam lainnya jadi ketakutan
setengah mati, mereka rasakan sukma serasa melayang
tinggalkan raganya, tanpa banyak bicara orang2 itu putar
badan dan kabur ter birit2.
Napsu membunuh telah membakar hati Han Siong Kie,
tentu saja ia tak akan membiarkan musuh2nya melarikan diri
dengan begitu saja, badannya meluncur kedepan dan laksana
kilat berputar membentuk setengah lingkaran busur.
Delapan orang pria baju hitam itu merasakan pandangan
matanya jadi kabur dan tahu2 segulung deruan angin pukulan
yang maha dahsyat menghantam datang, memaksa tubuh
mereka tergulung kembali ketempat semula.
"Disinilah mayat2 kalian akan dikuburkan" serentetan suara
teguran yang dingin bagaikan es bergema diangkasa.
Meyusul ucapan tersebut, gulungan angin puyuh yang
maha dahsyat bagaikan ambruknya sebuah bukit segera
menindih tubuh kedelapan orang pria baju hitam itu.
Jeritan2 ngeri yang mendirikan bulu roma bergema saling
susul menyusul, darah segar berhamburan membasahi seluruh
lantai, delapan sosok mayat roboh bergelimpangan diatas
tanah.

423
Han Siong Kie menghembus kan napas lega, sorot mata
nya dialihkan kearah pesanggrahan Tang to siau cu, meskipun
api telah padam namun bangunan tersebut sudah tinggal
puing yang berserakan, ia segera menghela napas panjang
dan berpikir:
"Kecepatan gerak tubuh Go siau Bi jauh ketinggalan jika
dibandingkan dengan kecepatan gerakku, mungkin ia masih
belum kembali kesini.."
Setelah berdiri termangu beberapa saat, akhirnya dia
gantung kesembilan sosok mayat itu diatas bambu, kemudian
dengan darah ia menulis beberapa huruf diatas sebuah batu
besar, tulisan itu berbunyi demikian:
"Membunuh orang melepaskan api adalah perbuatan dosa
yang tak dapat diampuni, kaki tangan Thian chee kau sampai
habis. Tertanda: malaikat penyakitan"
Tujuannya meninggalkan tulisan itu adalah berharap
andaikata Go siau Bi telah kembali kesitu, maka ia dapat
membaca peringatan yang ditinggalkan kepadanya itu
sehingga kewaspadaannya dipertingkatkan dan tidak sampai
terjatuh ketangan orang2 perkumpulan Thian che kau.
Sejak Go siau Bi gagal membalas dendam diwilayah Lian
huan tau dan nyaris dibunuh kalau bukan tertolong oleh orang
yang ada maksud" tentu saja orang2 dari perkumpulan Thian
che kau tak akan melepaskan dirinya dengan begitu saja.
Han Siong Kie menyapu sekejap seluruh gelanggang,
sebelum ia tinggalkan tempat itu, mendadak anak muda itu
menemukan sesosok bayangan manusia muncul pada jarak
kurang lebih delapan depa dibelakang tubuhnya, ia sangat
terperanjat dan secepat kilat ia putar tubuh kearah belakang.
Kurang lebih satu tombak dihadapannya berdirilah seorang
sastrawan berusia setengah baya yang mengenakan jubah
berwarna abu2.

424
orang itu bisa mendekati tubuhnya hingga jarak satu
tombak tanpa diketahui jejaknya, dari sini bisa diketahui
betapa dahsyat dan sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki
orang itu.
"Siapakah engkau??" tegur Han Siong Kie dengan perasaan
hati amat terperanjat. Bukannya menjawab, sastrawan berusia
setengah baya itu malahan balik bertanya:
"Apakah engkau adalah malaikat penyakitan yang belum
lama munculkan diri didalam dunia persilatan??"
"Sedikitpun tak salah "
"Benarkah engkau ahli waris dari Mo-tiong ci mo iblis
diantara iblis??"
"Saudara ada urus an apa menanyakan soal ini??"
"Sejak kapan Mo tiong ci-mo menerima engkau sebagai ahli
waris nya??"
"Apakah engkau tak merasa bahwa pertanyaan yang kau
ajukan itu keterlaluan??"
"Ehmm guru harimau murid pasti harimau, watak keras
kepalamu tak jauh berbeda dengan watak gurumu, apakah ia
berada dalam keadaan baik2??" Han Siong Kie tak segera
menjawab, diam-diam pikirnya didalam hati:
"Guruku sudah empat puluh tahun lama nya mengasingkan
diri didalam gua bawah tanah dan tersohor pada lima puluh
tahun berselang, sedangkan engkau sipelajar rudin paling2
baru berusia empat puluh tahunan, huuh.. buat apa pura2
berlagak kenal? sungguh suatu lelucon yang menggelikan
sekali." Dengan suara dingin ia segera bertanya: "Apakah
engkau kenal dengan guruku?"
"Haahh... haahh..haahh. sedikit banyak kami masih
mempunyai sedikit hubungan" sahut sastrawin setengah baya

425
itu sambil tertawa ter-bahak2. "Tolong tanya tahun ini engkau
telah berusia berapa tahun?"
"Ooooh tentang soal itu lebih baik tak usah kau tanya kan,
gurumu akan memberitahukan sendiri kepadamu"
Han Siong Kie segera tertawa dingin.
"Saudara, apakah engkau masih ada perkataan lain ang
hendak diutarakan keluar? maaf aku takpunya waktu
senggang"
"Waktu seng gang? haahh..haahh..haah... bocah, engkau
dapat bercakap cakap dengan aku, itu berarti bahwa engkau
punya rejeki yang amat besar"
"Siapakah sebenarnya dirimu??"
"Engkau tak akan tahu siapakah diriku sebab
pengalamanmu masih terlalu cetek eeei .. sampai dimanakah
kesempurnaanmu mempelajari ilmu telapak Mo mo ciang
hoat."
Diam2 Han Siong Kie merasa keheranan, mungkinkah
sastrawan setengah baya itu punya hubungan dengan
gurunya dimasa lampau? tapi hal ini rasanya tak mungkin bisa
terjadi, kalau ditinjau dari wajah nya maka paling tinggi ia
berumur empat puluh tahunan, sewaktu gurunya
mengasingkan diri mungkin ia baru dilahirkan dikolong langit,
jangan2 orang ini sedang mempermainkan dirinya??"
Dengan nada gusar bercampur mendongkol sianak muda
itu berseru kembali:
"Sebenarnya apakah tujuanmu yang sebenarnya??"
"Jawab dulu pertanyaan2 yang kuajukan dengan sejujurnya
...."
"Jika aku menolak untuk memberijawaban, engkau mau
apa??"

426
"Gurumu sendiri tidak akan berani bicara selancang dan
sekasar itu, berani benar engkau bersikap kurang ajar
kepadaku"
Hawa amarah berkobar dalam benak Han Siong Kie,
dengan suara ketus ia berseru kembali:
"Oooh... jadi engkau memang ada maksud untuk menghina
dan mempermainkan guruku?"
"Tak dapat dikatakan menghina"
"Kalau begitu selamat tinggal"
Pemuda itu enjotkan badannya dan melayang sejauh
sepuluh tombak dari tempat semula, mendadak pandangan
matanya jadi kabur dan sastrawan berusia pertengahan itu
sudah berdiri kurang lebih satu tombak dihadapan muka nya.
Han Siong Kie jadi terkejut bercamput terkesiap. ia mulai
menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki pihak lawan jauh
lebih tinggi dari kepandaian sendiri.
Kendatipun begitu, sebagai seorang pemuda yang berwatak
angkuh dan tinggi hati, sekalipun hati merasa kaget akan
tetapi di luaran ia tetap bersikap angkuh. "Hmm saudara,
sebenarnya apa maksudmu?" tegurnya sambil mendengus
dingin.
"Aku ingin berbicara tentang sesuatu dengan dirimu"
"Maaf, aku tak punya waktu senggang"
"Sekalipun engkau tak punya waktu senggang,
pembicaraan tetap harus dilangsungkan, jika aku tidak
mengijinkan engkau pergi maka sekalipun engkau bisa
terbang juga tak akan dapat lolos dari sini"
Hawa amarah berkobar makin memuncak dalam benak Han
Siong Kie, bentaknya keras2 "Aku tak sudi mendengarkan
peringatanmu." sekali lagi dia enjotkan badandan meluncur
kedepan.

427
Tapi baru saja tubuhnya mencapai setengah jalan, se-akan
tubuhnya menumbuk diatas sebuah dinding baja, yang tak
berwujud, badannya terpental kembali keatas tanah.
"Aku toh sudah bilang bahwa engkau tak nanti bisa lolos
dari sini, bagaimana??" ejek sastrawan setengah baya itu.
Han Siong Kie merasa makin terperanjat, kobaran api
amarah yang berkecamuk dalam benaknya sukar dikendalikan
lagi, sepasang telapaknya diayun kedepan dan secara
beruntun dia lepaskan sembilan jurus pukulan berantai.
setiap jurus serangan yang dipergunakan adalah jurus2
pukulan aneh yang maha sakti dan maha dahsyat, mungkin
dikolong langit dewasa ini jarang ada orang yang mampu
menghadapi serangan berantai itu.
Si sastrawan setengah baya itu silangkan telapaknya dan
dengan suatu gerakan yang sangat enteng dia punahkan ke
sembilan jurus pukulan berantai yang maha dahsyat itu
dengan nada tercengang serunya:
"Hey bocah, jurus serangan yang kau gunakan bukan saja
mirip dengan ilmu pukulan Mo mo ciang hoat bahkan lebih
mirip dengan langkah kura2 dari Leng ku siangjin" Han song
Kie tersentak kaget dan mundur tiga langkah kebelakang
dengan hati terkesiap. seratus tahun berselang Leng ku
siangjin telah mati ditengah hutan belantara bahkan jenasah
nya dialah yang menguburkan ketanah, dari mana sastrawan
setengah baya itu bisa mengenali semua gerakan pukulanny a
dengan begitu jelas?
"Akan kucoba lagi, apakab dia benar2 lihay atau tidak..."
pikir pemuda itu dalam hati.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun telapaknya berputar
melancarkan kembali serangan serangan dahsyat.

428
dengan gerakan yang cepat bagaikan sukma gentayangan
sastrawan setengah baya itu menyingkir kesamping kemudian
katanya:
"Hei bocah sungguh tak nyana engkau telah mewarisi
segenap kepandaian silat yang dia miliki, jurus Mo hwee liau -
coan atau api setan membakar ladang yang kau gunakan saat
ini sedikitpun tak ada bedanya dengan jurus serangan yang
dilakukan oleh Mo tiong ci mo sendiri dimasa lampau tapi
secara bagaimana pula engkau bisa memperoleh warisan ilmu
silat dari Leng ku sangjin?"
Han Siong Kie benar2 merasa amat terperanjat, ia tak
dapat menduga asal usul dari sastrawan setengah baya yang
berada dihadapannya, untuk beberapa saat ia cuma bisa
berdiri dengan mata terbelalak dan mulut membungkam.
Lama sekali ia baru berkata. "Bolehkah aku mengetahui
namamu?"
"Haaahhh haahhh haaahhh sudah puluhan tahun lamanya
aku tak pernah menggunakan namaku lagi, baiklah
kuberitahukan kepadamu, aku bernama Put lo sianseng (tuan
awet muda)"
"Tuan awet muda?"
"Tidak salah, apakah gurumu tidak pernah mengungkap
soal ini?"
Diam2 Han Siong Kie mengulangi kembali nama "Put li
sianseng" itu sampai beberapa kali, berapa puluh tahun tak
pernah menggunakan namanya lagi? bukankah itu berarti
bahwa ia sudah berusia amat lanjut namun memiliki wajah
yang awet muda. "oooh jadi aku harus panggil locianpwce
kepadamu?" serunya tanpa terasa.
"Hh mm panggilan itu boleh juga"
"Bolehkah aku tahu tahun ini locianpwee berusia berapa?"
"Aku? Hoohh hoohh hoohh seratus lima tahun"

429
"Berapa? seratus lima tahun"
"Sedikitpun tidak salah"
-00d000w00-
Jilid 12
TAK kuasa lagi Han Siong Kie menghembuskan napas
dingin, berita ini benar2 sukar dipercaya olehnya.
Seorang sastrawan setengah baya yang sekilas pandangan
belum mencapai empat puluh tahun, ternyata adalah seorang
jago persilatan yang telah berusia seratus tahun lebih.
Dengan serta merta timbul perasaan kagUm dan
menghormat dalam hati kecil pemuda itu, tanpa sadar secara
terus terang ia ceriterakan bagaimana dia sudah mendapatkan
warisan ilmu silat diri Leng ku siangjin kemudian bagaimana
berjumpa dengan Mo tiong ci mo yang telah wariskan tenaga
dan kepandaian silatnya kepadanya.
Selesai mendengar kisah tersebut, Put to sianseng atau
tuan awet muda menghela napas panjang, katanya:
"Aaai yaa memang kawan2 lamaku di masa lampau
sebagian besar telah reyot dimakan usia aku yang tidak
mati2pun sudah ingin cepat2 tinggalkan dunia ini Eaei bocah
engkau memang amat hok ki secara beruntun telah mewarisi
ilmu silat dari beberapa orang jago2 lihay dunia persilatan
masa depanmu benar2 amat cemerlang!”
Han Siong Kie ter-sipu2 ia cuma bisa mengucapkan kata2
merendah untuk memberi tanggapan.
Beberapa waktu kemudian terdengar Put-lo sianseng
menegur:

430
“Eei bocah apakah engkau tidak menyesal mengangkat Mo
tiong ci mo sebagai gurumu?”
"Menyesal? kenapa aku musti menyesal?"
"Engkau toh tahu musuh bebuyutan terdapat di mana2
seantero jagad?"
"Setelah aku bersedia menerima pelajaran yang diwariskan
beliau kepadaku sudah sepantasnya kalau aku bertanggung
jawab atas semua perbuatannya yang dilakukan tempo dulu
sudah menjadi kewajibanku untuk menanggulangi semua
resiko yang ada kenapa musti aku menyesal?"
“Bagus, anak muda! engkau memang bersemangat..!”
“Ada suatu persoalan hingga kini aku kurang tahu, apa aku
boleh bertanya kepada locianpwee?"
“Coba katakan dulu apa yang ingin kau tanyakan?”
“Sewaktu guruku sering kali melakukan pembunuhan dalam
dunia persilatan tempo hari apakah ia selalu membedakan
mana yang lurus dan mana yang sesat?”
Put-lo sianseng termenung dan berpikir sebentar, kemudian
menjawab :
“Ditinjau dari beberapa kejadian yang kuketahui, pihak
korban memang sangat beralasan untuk dibunuh. tapi
mecgenai soal selanjutnya aku kurang begitu tahu, sebab
korban yang mati ditangannya banyak tak terhitung
jumlahnya, mereka terdiri dari pibak kaum lurus maupun
kaum sesat, kalau tidak kejam tak mungkin orang persilatan
memberi julukan iblis diantara iblis kepadanxa.. tapi . masa ia
tidak mengatakan sesuatu kepadamu?”
Han Sioog Kie menggeleng.
"Sama sekali tidak..!”

431
"Ooh yaa, engkau toh baru tiga hari mengingat hubungan
guru dan murid dengan dia kenapa.."
“Sekarang aku sedang melaksanakan sebuah perintah dari
guruku, dan tugas itu harus diselesaikan dalam waktu sepuluh
hari!"
"Kenapa harus diselesaikan dalam sepuluh hari?”
“Sebab guruku dia orang tua hanya mempunyai waktu
selama sepuluh hari untuk hidup di kolong langit!"
“Kerapa?” tanya Put-lo sianseng dengan muka berubah
hebat.
“Ketika sedang melatih suatu jsnis ilmu silat, beliau
mengalami musibah yakni jalan api menuju neraka yang
mengakibatkan kedua belah kakinya lumpuh, setelah itu beliau
pun wariskan segenap tenaga dalamnya kepadaku, maka.."
Bicara sampai disini, ia menghela napas dan membungkam.
Put-lo sianseng pun menghela napas sedih.
"Aku ingin bertemu muka untuk terakhir kalinya dengan
gurumu, sekarang ini berada dimana?” katanya.
Sebenarnya Han Siong Kie hendak menjawab, tapi ingatan
lain dengan cepat berkelebat dalam benaknya :
“Aku tak boleh bicara, aku masih belum tahu Put-lo
sianseng adalah seorang yang dapat dipercaya atau tidak,
andaikata ucapannya hanya merupakan suatu jebakan
bukankah berabe? keadaan suhu pada saat ini sudah cacad,
lemah dan keadaannya tak jauh berbeda dengan msnusia
biasa aku harus bersikap lebih ber-hati2,"
Berpikir sampai disini diapun lantas ber kata:
"Bagaimana kalau kuhantar engkau sehabis kulaksanakan
tugasku? tempat itu sukar ditemukan!”

432
"Oooh! engkau kuatirkan keselamatan gurumu, engkau tak
percaya dengan kepribadianku? Haahh.. haahh.. haahh..
untuk mewujudkan rasa baktimu aku ingin turuti keinginanmu,
tugas apa sih yang hendak kau lakukan?”
"Mencari pemilik benteng maut dan adu kepandaian
dengan dirinya untuk memenuhi cita2nya ini guruku telah
mengasingkan diri dan berlatih tekun selama empat puluh
tahun lamanya!"
"Apa? engkau hendak adu kepandaian dengan mahluk aneh
itu? gila.. sudah kau pikir masak2 tindakanmu itu?”
"Apa? mahluk aneh kau maksudkan?" seru Han Siong Kie
dengan psrasaan agak tergerak.
"Benar dia adalah mahluk aneh dikolong langit"
"Kenapa tidak disebut saja iblis keji nomor satu dikolong
langit?" sela sang pemuda Put to sianseng menggeleng.
"Dia cuma tabiatnya dalam kenyataan sama sekali tidak
keji"
"Tindak tanduk tengkorak maut membawa dunia persilatan
mendekati jurang kehancuran, setiap orang diliputi perasaan
ngeri dan takut se akan2 menghadapi hari kiamat, darah
membanjiri permukaan bumi mayat bergelimpangan di mana2,
apakah perbuatan ini tidak termasuk perbuatan seorang iblis
keji?"
"Apa? tengkorak maut??"
"Benar lambang tunggal dari pemilik benteng maut"
"Sudah puluhan tahun lamanya aku tak pernah muncul
dalam dunia persilatan, kali inipun baru beberapa hari turun
gunung karena itu banyak persoalan yang tidak kuketahui
benarkah telah terjadi peristiwa berdarah seperti itu?"
"Betul? setiap orang persilatan tentu akan berubah muka
jika membicarakan persoalan tentang tengkorak maut"

433
"Jadi makhluk aneh itu berani menggunakan tengkorak
maut sebagai lambangnya untuk melakukan pembantaian
secara menggila? "
"Benar dan beberapa waktu belakangan ini ia telah dua kali
munculkan diri??"
"Tentang persoalan ini aku pasti akan lakukan penyelidikan
duduknya perkara jadi jelas Nah sekarang marilah kita bicara
pada pokok pembicaraan semula, apa hubunganmu dengan
pemilik dari pesanggrahan Tong to siau cu ini?"
Han Siong Kie tidak langsung menjawab, ia termenung dan
berpikir sebentar kemudian diambilnya keputusan untuk tidak
menjawab sejujurnya ia menjawab.
"Seorang sahabat karibku yang bernama Han Siong Kie
pernah menerima budi pertolongan dari Go siau Bi pemilik
pesanggrahan ini, karena sahabatku telah meninggal maka
aku mewakili sahabatku itu untuk membalas budi kebaikan ini"
"Ehmmm rasa setia kawanmu patut dipuji, tapi tahukah
engkau apa sebabnya pihak perkumpulan Thian che kau
berusaha membinasakan Go Yu Toe ketua dari perkumpulan
Pat gi pang"
"Aku dengar katanya peristiwa berdarah itu berlangsung
karena Go Yu Toe tak sudi menghadiri upacara ulang tahun
dari ketua perkumpulan Thian cbe-kau?"
"Keliru, itu cuma alasan mereka yang sengaja di buat2"
sahut Put to sianseng dengan cepat.
Han Siong Kie terperangah mendengar jawaban tersebut.
"Lalu apa sebabnya yang utama?" ia bertanya.
Put to sianseng menghela napas panjang lalu dengan suara
berat ia bertanya:
"Peristiwa itu terjadi karena sebuah benda mustika dunia
persilatan-.."

434
"Benda mustika dunia persilatan ? benda mustika apakah
itu? aku kok belum pernah mendengar?? "
"Aaaai... benda mustika itu adalah sejilid kitab pusaka ilmu
silat yang dinamakan Thian tok pit liok.
"ooooh... kitab pusaka Thian tok pit liok" ulang Han Siong
Kie dengan perasaan kaget bercampur tercengang.
"Benar, engkau pernah dengar nama kitab itu??" Han Siong
Kie mengangguk.
"Sebenarnya apa saja isi kitab pusaka itu? apakab
loocianpwee mengerti???"
"Selain ilmu silat yang maha sakti, terdapat pula ilmu
menyaru muka yang amat sempurna"
"Ooooh kalau toh ketua perkumpulan pat gi-pang memiliki
kitab pusaka selihay itu, bukankah ilmu silat yang dimilikinya
sudah mencapai puncak kesempurnaan? kenapa ia bisa
dibunuh oleh seorang tongcu dari perkumpulan Thian chekau?
bukankah kejadian ini aneh sekali?"
"Yaa kalau kalau kitab pusaka itu benar2 dimiliki olehnya
tentu saja urusan akan beres, apa lacur kitab itu justru tak
pernah dimiliki olehnya"
"Lalu berdasarkan alasan apa ketua perkumpulan Thian che
kau hendak merampas benda mustika itu dari tangannya?
"Kakeknya pernah memiliki kitab pusaka itu hanya saja
kitab itu tak pernah diwariskan kepada keturunannya atau
dengan perkataan lain ketua perkumpulan Thian che kau telah
salah taksir"
Makin mendengar kisah itu Han Siong Kie merasa semakin
keheranan- bukankah Put to sianseng sudah puluhan tahun
lamanya tak pernah muncul dalam dunia persilatan, darimana
dia bisa tahu seluk beluk duduknya persoalan ini sehingga

435
demikian jelasnya? Karena rasa ingin tahu dan keheranan dia
pun bertanya:
"Locianpwee, darimana engkau bisa tahu duduknya
persoalan ini hingga begitu jelas?" Put lo sianseng tertawa
tawa.
"Kalau dibicarakan mungkin malah membingungkan
hatimu, anggap saja kejadian ini hanya suatu kebetulan saja"
Han Siong Kie membungkam setelah orang lain tak mau
bicara, tentu saja diapun tak dapat bertanya lebih jauh, sambil
memberi hormat segera ujarnya: "Locianpwee, kalau engkau
tak ada urusan lagi, aku hendak mohon diri lebih dahulu"
"Jadi engkau tetap akan akan berangkat kebenteng maut?"
"Benar, sampai ini hari masih tinggal waktu selama delapan
hari saja, aku harus segera menyelesaikan tugasku dan
kembali untuk memberi kabar kepada guruku"
"Baik, kalau begitu berangkatlah lebih dahulu memang
sayang pesanggrahan Teng too siau cu terbakar oleh karena
kedatanganku yang agak terlambat, tapi aku merasa amat
berterima kasih kepadamu karena engkau telah mewakili aku
untuk menyingkirkan badut-badut dan manusia kurcaci itu dari
muka bumi... sebelum engkau berangkat kebenteng maut, aku
harap engkau bersedia mendengarkan nasehatku"
"Harap loocianpwee memberi nasehat"
"Lebih baik temuilah pemilik benteng maut dengan wajah
aslimu dari pada terjadi hal2 yang tak diinginkan, makhluk
aneh itu benar2 seorang manusia yang sangat aneh sekali.
"Muka asli...." dengan hati terkesiap Han Siong Kie mundur
dua langkah kebelakang.
"Benar, lepaskan topeng kulit manusia yang kau kenakan
itu dan berangkatlah dengan muka aslimu"

436
Sekujur badan Han Siong Kie bergetar keras karena
terperanjat, ia tak mengira kalau Put lo sianseng bisa
mengetahui jika ia mengenakan topeng kulit manusia untuk
menutupi wajah aslinya, ketajaman mata semacam ini benar2
mengerikan sekali sebab dia yang sudah bergaul selama
beberapa hari dengan Mo tiong ci mo pun bisa mengelabuhi
mata gurunya, tak nyana jago tua tersebut bisa menebak jitu
dalam sekali pandangan-Tanpa sadar dengan perasaan tak
puas ia menegur:
"Locianpwee, ketajaman matamu memang luar biasa
mengagumkan, tapi bagaimana caranya engkau mengetahui
.."
"Gampang sekali untuk mengetahui penyamaranmu itu,
dari nada ucapanmu aku bisa tahu kalau engkau memang
adalah seorang manusia yang angkuh dan ingin menang
sendiri tapi wajahmu kaku dan sama sekali tak berperasaan
se-akan2 orang gobiok, padahal biji matamu jeli dan lincah,
dari situlah aku lantas ambil kesimpulan kalau engkau
mengenakan topeng untuk menutupi wajah aslimu."
"Cianpwee memang lihay, aku merasa amat kagum "
akhirnya pemuda itu mengakui kelihayan lawan.
Setelah memberi hormat berangkatlah pemuda itu
meneruskan perjalanan.
Dua jam kemudian Benteng Maut yang penuh rahasia,
seram dan mengerikan itu sudah nampak dari kejauhan.
-000d0w000-
BAB 25
GULUNGAN ombak sungai kejar mengejar dan memecah
ditepian batu karang yang berserakan disana sini.

437
Diatas Seluruh tebing batu karang yang kokoh,
bertenggerlah Sebuah bangunan kuno yang antik, kokoh dan
diliputi kegelapan, itulah Benteng Maut yang disegani dan
ditakuti Setiap umat persilatan.
Dengan darah mendidih dan rasa dendam yang ber-kobar2
Han Siong Kie berdiri di tepi sungai memandang bangunan
megah di hadapannya tanpa berkedip. pemilik benteng itu
bukan lain adalah musuh besar yang telah membantai seluruh
anggota keluarganya dan ini hari ia dengan kedudukan
sebagai ahli waris dari Mo tiong Ci mo datang untuk
mengadakan adu kepandaian-
Ia telah berjanji kepada gurunya untuk tidak membalas
dendam dengan kepandaian sakti ajarannya, karena itu
terhadap masalah balas dendam ia masih mempunyai
pandangan yang samar ....
Sekarang ia sedang mempertimbangkan satu masalah,
haruskah ia jumpai pemilik benteng maut dengan wajah asli
atau wajah samaran??
Tidak akhirnya sianak muda itu mengambil keputusan, ia
bertekad untuk masuk ke dalam benteng dengan wajahnya
sebagai malaikat penyakitan, ia akan muncul dengan wajah
aslinya jika hendak membalas dendam nanti.
orang yang kehilangan sukma pernah menganjurkan
kepadanya agar menyambangi benteng maut dan
menceritakan asal usulnya, tapi kenapa??
sampai sekarang ia tak dapat menjawab pertanyaan itu,
dan barusan put to sianseng pun menganjurkan kepadanya
agar berkunjung kebenteng itu dengan wajah aslinya, lalu
kenapa ?? soal inipun ia tak dapat menjawab.
Tapi.. ia telah ambil keputusan untuk melaksanakan tugas
yang dibebankan gurunya dengan muka yang palsu.

438
Apakah ilmu jari Tong kim ci dapat menundukkan ilmu
kebal kim koan sin kang yang dimiliki lawan? hingga kini ia tak
berani meramaikan, dan apakah ilmu pukulan Mo mo ciang
hoat dapat mengalahkan jurus serangan lawan, ia sendiripun
tak tahu.
Pemuda itu berpikir, andaikata ia tak mampu mengalahkan
pihak lawan, bagaimana caranya untuk memberi jawaban
dihadapan gurunya?
Mo tiong ci-mo sudah empat puluh tahun lamanya
mengasingkan diri untuk melatih diri, jika ia kalah mampukah
orang tua itu menahan rasa sesal serta pukulan batin yang
sangat hebat itu?
Tidak. kekalahannya hanya bisa dikatakan sekali, keputusasaan
bagi gurunya, sebab rasanya mempunyai kesempatan
hidup selama sepuluh hari saja, dia akan mati dengan hati
menyesal dan kecewa..
Berpikir sampai disitu, pemuda tersebut segera mengepos
tenaga, rasa ingin menang dan harus menang timbul dalam
benaknya, ia berusaha menguasahi golakan batinnya yang ber
kobar2..
seperminum teh kemudian, per-lahan2 ia baru melangkah
keatas jembatan batu, ketika tiba didepan pintu gerbang, rasa
dendam, harapan dan ingin menang berkecamuk makin keras,
dan kali ini bertambah pula dengan rasa ngeri seram yang
amat tebal.
Put-lo sianseng selalu menyebut pemilik benteng maut
bagai makhluk aneh, makhluk aneh macam apakah dia?
Tengkorak maut berwarna merah darah yang tergantung
menyeringai diatas pintu gerbang membuat darah panas Han
Siong Kie kembali mendidih, ia teringat kembali dengan
lambang tengkorak maut yang ditinggaikan diatas dinding
perkampungan Han oleh sang pembunuh selesai melakukan
pembantaian.

439
Lambang itu menandakan kekejaman kesadisan, darah
yang mengalir mayat yang bertumpuk serta pembantaian
brutal..
Tiba2 satu ingatan lagi berkelebat dalam benaknya, ia
teringat kembali dengan janjinya bersama malaikat dingin Mo
siu Ing, jika ia berhasil menemukan kabar berita tentang
malaikat panas Kosu Ki maka dia akan menangkan seluruh
kitab pusaka tangan Buddha dan dapat melatih ilmu si mi
sinkang yang maha sakti itu kemudian membalas dendam dan
menghancurkan benteng maut.
Begitu kesengsem dengan lamunannya, hampir saja Han
Siong Kie lupa kalau ia sedang berada ditempat bahaya.
Dalam pada itu dari atas daratan ditepi sungai dari tempat
yang tersembunyi muncullah berpuluh2 pasang mata yang
mengawasi setiap gerak gerik dari Han Siong Kie dengan
pandangan tak berkedip. sorot mata mereka memancarkan
sinar kaget, heran, tercengang dan dendam..
Nun jauh dari bukit karang itu terdapat pula sepasang mata
yang sedang mengintai gerak geriknya, hanya saja sorot mata
orang itu penuh mengandung rasa kuatir dan penuh
perhatian-
Tentu saja Han Siong Kie tidak merasakan kesemuanya itu,
ia tak sadar kalau gerak geriknya dibawah pengawasan orang
lain.
Bagaikan sebuah patung area sianak muda itu berdiri kaku
didepan pintu benteng.
seperminum teh kemudian Han Siong Kie baru tarik kembali
lamunannya dan kembali dalam kenyataan. .
Pemuda itu segera menghimpun hawa murninya, seperti
apa yang dipesan oleh Mo tiong ci mo dengan suara lantang ia
bersenandung nyaring:

440
"Satu iblis muncul satu iblis lenyap. iblis diantara iblis
bertemu dengan langit sakti"
Terhadap isi dari senandung tersebut Han Siong Kie
sendiripun agak kurang paham, ia cuma menduga sebutan
"langit sakti" kemungkinan besar adalah menggantikan nama
pemilik benteng maut atau mungkin juga mempunyai maksud
tertentu, namun ia tak sudi untuk putar otak memikirkan
persoalan itu.
Setelah bersenandung satu kali dia ulangi untuk kedua
kalinya:.. tiga kali.
suara gemericingan yang amat mencekat hati bergema
memekakkan kesunyian pintu benteng maut yang misterius
per-lahan2 bergeser kearah samping dan muncullah sebuah
lubang gelap yang dalam dan sukar ditembusi dengan
pandangan mata.
Han Siong Kie merasakan jantungnya bergetar keras, ia
hendak menghadapi suatu keadaan yang sukar dibayangkan
dengan kata2
Meskipun tenaga dalamnya amat sempurna, wataknya
angkuh dan ketus tapi sekarang musuh tangguh yang harus
dihadapi olehnya adalah Tengkorak maut yang mendatangkan
kengerian serta keseraman bagi umat persilatan selama
puluhan tahun belakangan ini, hal tersebut membuat pemuda
itu tak mampu menguasahi ketegangan, kengerian serta
keseraman yang menyelimuti perasaannya.
Benteng maut dianggap sementara orang sebagai istana
kematian tempat tingal malaikat elmaut dan sekarang dia
hendak memasuki benteng iblis yang selama puluhan tahun
tak seorang umat persilatanpun berani mendekat atau
memasukinya.
Ia rasakan napasnya jadi sesak, sekujur badannya bergetar
keras dan tanpa sadar bulu kuduknya pada bangun berdiri

441
Ia segera memikirkan tujuan dari kedatangannya sekarang,
ia datang untuk menantang pemilik benteng maut sedang
orang yang hendak ditantangnya ini bukan lain adalah musuh
besar pembunuh keluarganya.
Maka sambil membusungkan dada berjalanlah sianak muda
itu memasuki pintu benteng.
Segulung angin dingin berhembus lewat dari balik lorong
yang dingin membuat ia bersin dan merinding.
Diam2 pemuda itu berpikir didalam hatinya, benarkah
pertarungannya kali ini adalah suatu tantangan terhadap
malaikat elmaut.
Dua kali Put to sianseng memperingatkan bahwa pemilik
benteng maut adalah seorang makhluk aneh, hal ini
menunjukkan bahwa Put to sianseng merupakan salah
seorang di antara beberapa orang yang mengetahui latar
belakang mengenai pemilik benteng maut tersebut.
sebelum ia berangkat gurunya Mo tiong ci mopun pernah
berpesan kepadanya:
".... engkau tak boleh melukai dirinya, pertarungan harus
diakhiri bila telah saling menutul... engkau tak boleh
menggunakan kesempatan ini untuk membalas dendam.."
Mungkinkah gurunya sudah merasa yakin bahwa ilmu jari
Tong kim-ci nya mampu mengalahkan ilmu kim kong milik
lawan?
sampai dimanakah kedahsyatan ilmu jari Tong kim ci
tersebut, sewaktu berada ditengah jalan ia telah menjajalnya
dan kenyataan membuktikan bahwa ilmu tersebut benar-benar
merupakan suatu kepandaian ampuh yang maha dahsyat.
Tapi ingatan lain berkelebat dalam benaknya, menurut
berita yang tersiar dalam dunia persilatan ilmu silat yang
dimiliki pemilik benteng maut sukar dilukiskan dengan kata2,

442
berita itu sangat mengurangi kepercayaannya pada kekuatan
sendiri
Empat puluh tahun bukan suatu jangka waktu yang
pendek, siapa tahu kalau ilmu silat yang dimiliki pemilik
benteng maut telah peroleh kemajuan yang pesat??
Lorong dibalik pintu gerbang terdiri dari lapisan batu cadas
yang telah ditumbuhi lumut hijau, hawa lembab dan suasana
yang gelap gulita menambah keseraman disitu.
Baru saja Han Siong Kie melangkahkan kakinya kedalam
pintu benteng, serentetan suara yang tua dan seram bergema
dari balik bangunan kuno tersebut. . "Hey bocah, hentikan
langkahmu ?"
Han Song Kie terkesiap dan tanpa sadar hentikan
langkahnya, ia dapat menangkap kalau ucapan tersebut
disampaikan dengan ilmu cian li coan im atau menyampaikan
suara seribu lie, suatu kepandaian ilmu menyampaikan suara
tingkat tinggi. Sementara ia masih termenung, suara itu
kembali berkumandang datang:
"Bocah cilik, nyalimu benar2 amat besar berant benar
menyaru sebagai Mo tiong ci mo untuk menipu diriku"
Dari perkataan itu tak dapat diragukan lagi bahwasanya
orang yang barusan berbicara bukan lain adalah pemilik
benteng maut pribadi.
Setelah berhasil menguasahi pergolakan hatinya, Han Siong
Kie menghimpun tenaga dalamnya kedalam pusar lalu berseru
lantang. "Apakah engkau adalah pemilik benteng ini?"
"Benar ada apa?"
Han Siong Kie seketika merasakan darah panas dalam
dadanya mendidih, sekarang ia baru yakin bahwa orang yang
sedang diajak bicara bukan lain adalah musuh besar
pembantai keluarganya.

443
Tapi bocah muda itu berusaha untuk menahan sabar,
maksud tujuan dari kedatangannya kali ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang dibebankan Mo tiong ci mo
kepadanya. Dengan suara dingin dan ketus ia segera
menegur:
"Poocu berdasarkan apa engkau menuduh aku menyaru
sebagai Mo tiong ci mo?"
"Heeehhh heeehhh heeehhh tahukah engkau akan
peraturan dari benteng ku ini?"
"Peraturan soal apa??"
"Barang siapa berani ngintip benteng maut dia akan
dijatuhi hukuman mati."
"Dari mana engkau bisa menduga aku mencuri lihat
bentengmu??"
"Mengapa engkau berani menyaru sebagai iblis diantara
iblis untuk memasuki..."
Han Siong Kie segera mendengus dingin.
"Hmm benarkah Begitu?" ejeknya.
Pemilik benteng maut tertawa seram.
"Heeehh heeehh heeeehhh bocah cilik, aku ingin tahu
darimana engkau bisa tahu akan kode rahasia yang telah
kujanjikan dengan iblis diantara iblis pada empat puluh tahun
berselang??"
"Hmm..poocu, kenapa engkau tak menduga kalau aku
datang sedang melaksanakan perintah seseorang??"
"Melaksanakan perintah siapa??"
"Perintah guruku"
"Siapakah gurumu??"
"Iblis diantara iblis."

444
"Apa? bocah cilik, kau jangan membohong, masa engkau
adalah ahli waris dari iblis diantara iblis?"
"Benar, engkau tak percaya?"
"Kalau begitu dapat utarakan maksud tujuan dari
kedatanganmu ini..."
Laksana kilat Han Siong Kie putar otaknya, ia teringat akan
anjuran dari Manusia yang kehilangan sukma, dua kali
perempuan itu anjurkan dirinya agar berkunjung kebenteng
maut serta mengutarakan asal usulnya kenapa ia anjurkan
dirinya berbuat begitu?
Andaikata ia hendak turuti anjuran tersebut, maka
sekarang juga anjuran itu bisa dilaksanakan tapi setelah
berpikir lebih jauh akhirnya dia ambil keputusan untuk tidak
berbicara.
Tentu saja ia merasa bahwa perbuatannya yang
menceriterakan asal usul sendiri dihadapan musuh besarnya
adalah suatu perbuatan yang tolol, apalagi pihak lawan adalah
iblis nomor satu dikolong langit, bagaimana akibatnya tentu
saja siapapun dapat menduga. Maka dengan suara dingin ia
berkata:
"Selama empat puluh tahun lamanya guruku tak pernah
melupakan kekalahan yang dideritanya dimasa silam, dan
sekarang aku hendak menuntut balas atas kekalahannya itu"
"Haahh...haahh..haahh... dalam suatu adu kepandaian,
siapa menang siapa kalah sudah menjadi suatu kejadian yang
jamak. apalagi kemenanganku diperoleh dengan andalkan
kepandaian yang asli, heehh haahh haahh.., ia benar2 seorang
yang berperasaan halus, bagaimana..? apakah ia tak mau
datang sendiri untuk meneruskan pertarungan tempo hari?"
"Guruku tak mungkin akan datang kemari"
"Kenapa? tanya pemilik benteng maut keheranan.

445
"Jiwanya sudah hampir melayang"
"Apa? jiwanya sudah hampir melayang?"
"Benar, untuk melampiaskan rasa dongkolnya karena
kekalahan tersebut, ia masih ada waktu selama beberapa hari
untuk menantikan jawabanku"
Suaranya yang menyeramkan kian lama kian merendah dan
memberat, seakan2 ucapan tersebut bukan muncul dari mulut
seorang manusia hidup.
Dengan nada sedih dan bertambah lirih ia berkata :
"Aku tak paham dengan maksud ucapan mu itu!"
“Guruku sedang menanti kabar dariku, empat puluh tahun
komudian ilmu silat siapakah yang jauh lebih unggul!"
"Jadi makscdmu..!”
“Aku datang mewakili dirimu untuk memenuhi janjinya
pada empat puluh tahun berselang, aku hendak adu
kepandaian dengan diri poo-cu dan mari kita buktikan
kepandaian silat siapakah yang jauh lebih lihay!"
“Oooh ! jadi engkau datang mewakili dirinya untuk
memenuhi janji tersebut?”
"Dugaanmu tepat sekali!"
“Dan engkau akan menantang aku uttuk berduel?”
“Tepat ucapanmu!"
“Haaah..haaah.,haaaah.." gelakan tertawa yang keras
bagaikan gulungan ombak di tengah samudra bergema susul
menyusul, suaranya keras, nyaring dan amat memekikkan
telinga, membuat pikiran orang jadi kalut dan hatinya kacaau.
Suara tertawa iiu penuh mengandung hinan rasa pandang
rendah dan sikap yang sombong.

446
Gelak tertawa itu kian lama kian meninggi, golakan darah
dalam dada Han Siong Kie pun ikut bergolak naik turun tiada
hentinya, ia sadar bahwa gelagat tidak menguntungkan. buru2
hawa murninya disalurkan keseluruh badan guna melawan
pengaruh suara tertawa yang tak sedap didengar itu..
Menanti gelak tertawa itu sirap, seluruh jidat dan tubuhnva
telah basah oleh air keringat, ia mulai sadar bahwa tenaga
dalam yang dimiiiki pemilik benteng maut benar2 sukar
dijajaki.
Suara dari pemilik benteng maut berkumandang kembali,
kali ini suaranya penuh mengandung rasa kaget dan terkesiap.
"Bocah cilik, sungguh tak nyana engkau sanggup menerima
gelak tertawa ombak menggulungku yang lihay, engkau
memang hebat !"
Han Siong Kie makin terkesiap, bukankah pihak lawan sama
sekali tak bergerak dari tempatnya semula? darimana ia bisa
tahu kalau isi perutnya sama sekali tidak terluka oleh
pengaruh gelak tertawa itu? apakah ia memiliki ilmu
memandang jauh yang l1bay?
Meskipuo hatinya tercekat dan jantungnya berdebar keras,
namun diluaran ia tetap bersikap tenang.
“Aku sama sekali tidak kenal dengan apa yang
dimaksudkan sebagai gelak tertawa ombak menggulung, aku
cuma heran apa sebabnya poocu tertawa tergelak?"
"Ternyata iblis diantara iblis memerintahkan seorang bocah
yang masih bau titik untuk memenuhi janjinya, ia benar-benar
bermimpi di siang hari bolong. suatu perbuatan yang
menggelikan.."
Mendengar ucapan tersebut hawa amarah segera berkobar
dalam benak Han Siong Kie. ia tertawa dtngin.
"Poocu, engkau tidak msrasa bahwa ucapanmu itu terlalu
sombong dan tekebur?”

447
"Tekebur? engkau mengatakan aku tekebur? haahh
haahh..haahh.. bocah! nyalimu yang besar sangat
mengagumkan hatiku, di samping itu memandang diatas
wajah iblis diantara iblis, engkau boleh segera tinggalkan
tempat ini, karena engkau aku bersedia melanggar
pantanganku yang telah kupegang teguh selama puluhan
tahun lamaya.”
"Tak usah, poocu tak perlu melanggar pantanganmu
sendiri!" tukas sang pemuda ketus.
“Oooh...lalu apa yang hendak kau lakukan?”
“Aku tak ingin mengabaikan perintah suhuku.”
“Jadi engkau bersikeras akan menantangku untuk berduel?”
“Itulah tujuan dari kedatanganku.”
“Heeeh heeehh heeehhh engkau benar2 tak tahu diri.”
“Tahu diri atau tidak, itu urusan pribadiku”
“Bocab cilik yang masih ingusan, engkau masih belum
pantas untuk berduel melawan Aku!”
Han Siong Kie semakin gusar, keberaniannya makin
memuncak, tiba2 hardiknya:
"Jadi.. poocu hendak mengingkari janji?"
"Mengingkari janji apa? aku tak pernah m;ngikat janji
dengan engkau?"
“Kalau memang begitu kenapa enggkau tak berani
menerima tantanganku untuk diajak berduel?”
"Menantaag untuk berduel? heeehh heeehh heeebbh kalau
iblis diantara iblis datang sendiri, mungkin saja aku bisa
mempertimbangkan kembali...."
“Aku datang mewakili guruku, apa bedanya dengan
kehadiran ia pribadi?”

448
“Tak usah banyak bicara lagi, ayoh segera tinggalkan
tempat ini ! Mumpung aku masih belum berubah pikiran, kalau
tidak ....”
“Kalau tidak kenapa?”
“Engkau akan menyesal untuk selamanya.”
Kegusaran yang berkobar dalam benak Han Siong Kie tak
dapat dikendalikan lagi. ia lupa kalau musuhnya amat lihay,
segera bentaknya dengan tegas.
“Aku tak sudi menuruti kemauanmu kau mau apa?”
"Tak mau? heh heeeehh heeehhh selama hidup baru
pertama kali ini kudengar ada orang berani berbicara sekasar
itu dengan diriku!"
"Hmm ! Siapa tahu kalau lebih dari itu” jengek Han Siong
Kie dengan bangga.
"Bocah keparat engkau benar2 tak tahu tingginya langit
dan tebalnya bumi rupanya engkau sudah bosan hidup
dikolong langit?”
"Hmm! jadi engkau tak berani menerima tantangan untuk
berduel? tak nyana pemilik benteng maut yang tersohor tak
lebih hanya seorang manusia pengecut!”
"Heehh...heehh..heeebh... bukan pengecut atau tidak yang
pokok engkau masih belum pantas untuk berduel melawan
aku!"
"Pantas atau tidak apa salahnya kalau poo-cu coba dulu?"
"Bocah keparat kalau engkau memang sudah bosan hidup
ayo masuklah kedalam, aku menantikan kedatanganmu
disini!"
Han Siong Kie mendengus dingin tanpa ragu2 ia berjalan
masuk kedalam istana tersebut.

449
Pantulaa suara langkah kakinya dalam lorong batu yaog
kosong menimbuikan suara yang menyeramkan seakan-akan
ada beberapa orang yang jalan bersama.
Setelah melewati lorong batu itu dua kerat bangunan batu
tsrbentang didepan mata, semua bangunan terbuat dari
lapisan batu karang yang gelap. bangunan itu tak ada jendela,
yang ada cuma sebuah pintu besi yang hitam dan telah
berkarat, pintu itu tertutup rapat dan tak dapat melihat apa
isinya.
Lumut hijau tumbuh dengan suburnya diatas bangunan
rumah batu itu, sarang laba2 tergantung disana sini.
Udaranya lembab dan busuk mendatangkan rasa muak
bagi siapapun yang mencium, lapisan batu diatas tanah
sebagian besar telah tertutup oleh rumput ilalang.
Walaupun waktu menunjukkan tengah hari, namun suasana
dalam benteng maut tetap gelap gulita bagaikan berada
dineraka.
Han Siong Kie merasakan jantungnya yang berdebar,
berdetak makin keras, ia tak tahu pemilik benteng maut
mengandung maksud2 tertentu terhadap dirinya. ?
sunyi.. sepi.. keheningan yang mencekam bagaikan berada
dikuburan menyelimuti seluruh benteng.
Han Siong Kie merasa dirinya seakan2 sedang memasuki
sebuah kuburan kuno yang besar dan gelap. sedikitpun tak
ada hawa manusia hidup..
Mendadak.. sesosok bayangan manusia berkelebat lewat
dihadapan mukanya.
Dengan cekatan Han Siong Kit meng hentikan gerakan
tubuhnya, dengan cepat sorot matanya dialihkan kearah orang
itu.

450
Mendadak bulu kuduknya pada bangun berdiri, dengan
badan merinding tanpa sadar ia mundur dua langkah ke
belakang, tangannya disilangkan didepan dada siap
menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
sesosok makhluk aneh yang sukar dilihat paras mukanya,
dengan rambut panjang yang terurai menutupi seluruh
kepalanya, selangkah demi selangkah maju mendekat.
Manusiakah? atau setankah makhluk aneh itu?
Jelas dia adalah manusia karena terdengar suara langkah
kakinya yang berat.
"Berhenti" bocah muda itu segera membentak keras.
Makhluk aneh itu tetap tidak menggubris, selangkah demi
selangkah ia lanjutkan perjalanannya maju kedepan.
Satu ingatan dengan cepat berkelebat daiam benak
pemuda itu,jangan2 makhluk aneh ini adalah..
Hatinya makin tegang dengan suara berat ia segera
menegur: "Engkau adalah pemilik benteng maut?."
Makhluk aneh itu tidak menjawab, ia maju kedepan dengan
langkah lambat.
Han Siong Kie mulai memghimpun segenap tenaganya
dalam telapak ia siap melancarkan serangan apabila keadaan
terlalu memaksa, sekali lagi tegurnya:
"Siapa engkau?"
Suaranya keras bagaikan guntur yang membelah bumi
ditengah hari bolong.
Terhadap bentakan atau pun teguran dari Han Siong Kie itu
makhluk aneh tersebut sama sekali tidak menggubris, kembali
badannya menerjang kedepan.
Kegusaran yang berkobar dalam dada Han Siong Kie sukar
dilukiskan dengan kata2, sepasang telapaknya laksana kilat

451
melancarkan serangan kedepan, serangan tersebut di
lancarkan dengan kecepatan bagaikan kilat.
Makhluk aneh itu segera mengegos kesamping dan
membentuk gerakan setengah lingkaran keatas permukaan
dengan gerakan yang lincah ia meloloskan diri daya serangan
tersebut.
Dari kelihaian yang dilakukan orang itu, semakin besar
membuktikan bahwa makhluk aneh itu adalah manusia yang
memiliki ilmu silat sangat lihay, tanpa sadar Han Siong Kie
melanjurkan lidahnya.
Dengan menggunakan tangannya yang kurus, makhluk
aneh itu menyingkap rambutnya yang kusut dan menutupi
wajahnya itu, sepasang biji matanya yang tajam dan
memancarkan sinar berkilauan melirik sekejap kearah Han
Siong Kie, kemudian ber kaok2 aneh.
Suaranya aneh dan menyeramkan, tidak mirip tertawa tidak
mirip pula suara menangis, membuat bulu kuduk semua orang
tanpa terasa pada bangun berdiri
Dengan tar manggu2 Han Siong Kie memandang makhluk
aneh yang tiba2 putar badan serta mengundurkan diri dari
hadapannya, dalam sekejap mata manusia aneh itu sudah
lenyap dari pandangan, ia merasakan suatu perasaan yang tak
sedap.
Terutama pandangan dari manusia aneh itu, sorot matanya
penuh memancarkan sinar dingin, seram dan menggidikkan,
membuat perasaan hatinya tak tenang.
Beberapa saat kemudian ia melanjutkan kembali
perjalanannya menuju kelorong sempit yang terbentang di
antara bangunan rumah berbatu itu.
Tujuh delapan langkah baru saja lewat dua sosok bayangan
manusia laksana kilat tiba2 menerjang keluar dari kedua belah

452
sisinya, desiran angin tajam men-deru2 dan serasa menyayat
badan.
Han Siong Kie merasa amat terperanjat, dia ayunkan
telapaknya melancarkan dua buah pukulan yang amat dahsyat
menyongsong datangnya ancaman dari kiri maupun kanan itu.
Benturan keras menggelegar diangkasa, dua sosok
bayangan manusia itu terpental dan berhenti ditengah jalan.
sekarang Han Siong Kie dapat melihat jelas wajah dari dua
sosok bayangan manusia itu, ternyata mereka adalah setan2
jelek yang bermulut lebar dan bergigi taring, begitu
menyeramkan wajahnya hingga membuat bocah muda itu seakan2
kehilangan sukma.
Semua kejadian itu berlangsung dalam sekejap mata,
setelah tertahan oleh pukulan lawan, dua sosok bayangan
manusia berwajah setan itu melancarkan tubrukan kembali
kearah depan, cakar setannya yang tajam langsung
menyerang bocah muda itu habis2an..
Han Siong Kie amat terkesiap, buru2 ia keluarkan ilmu
pukulan Mo-mo.ciang hoat untuk mempertahankan diri.
Dua orang setan jelek itu menyerang terus dengan
gerakan2 yang nekad, mereka tak ambil peduli sampai dimana
ketatnya pertahanan dari pemuda itu, terjangan demi
terjangan dilancarkan terus dengan hebatnya.
"Blamm Blamm" dua benturan nyaring menggelegar
diangkasa memecahkan kesunyian yang mencekam sekeliling
tempat itu.
Han Siong Kie merasakan tulang telapaknya amat sakit
seperti maupatah, ternyata pihak lawan memiliki tubuh yang
keras bagaikan baja, baik pukulan maupun serangannya sama
sekali gagal untuk merobohkan ke dua orang lawannya itu.
Dengan perasaan hati yang tercekat dan kaget, serta merta
ia melayang mundursejauh tiga depa ke belakang dengan

453
gerakannya yang tiba2 itu maka serangan cakar setan dari
kedua orang setan itupun mengena disasaran yang kosong.
Ingatan kedua belum sempat berkelebat lewat, kedua
orang setan jelek itu sudah saiing bertukar tempat dan sekali
lagi melancarkan terjangan maut.
Kecepatan gerakannya, keanehan dari serangannya sangat
jarang ditemui dikolong langit.
Kesalahan bukan terletak pada ketidak becusan Han Siong
Kie, andaikata kedudukannya diganti dengan seorang jago
lihay persilatan lainnya, niscaya orang itu sudah akan roboh
ditangan sepasang manusia setan itupada serangannya yang
pertama.
Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, sekali lagi
sepasang manusia setan itu melancarkan terjangan maut,
dalam keadaan terburu napsu cepat2 dia himpun tenaganya
hingga sebesar sepuluh bagian, secara terpisah didorongnya
satu kekiri yang lain ke kanan-
"Blaamm.. benturan dahsyat kembali bergeletar diangkasa,
dalam benturan itu ke empat buah cakar setan dari sepasang
setan jelek itu tertahan kurang lebih satu depa dari tubuh Han
Siong Kie oleh getaran tenaga dalamnya, kedua belah pihak
sama-sama berdiri kaku dan siapapun tidak melakukan
pergerakan lagi.
Diam2 sianak muda itu mengucurkan keringat dingin saking
terperanjatnya, ia hendak tarik kembali telapaknya untuk
mengganti jurus, tapi ia sadar jika telapaknya ditarik kembali
niscaya kedua orang setan jelek itu akan memanfaatkan
kesempatan itu se-baik2 nya untuk mencengkeram tubuhnya.
Karena itulah terpaksa ia kerahkan segenap kemampuan
yang dimilikinya untuk bertahan sedapat mungkin.

454
Sepasang setan jelek itu menerjang makin hebat daya
tekanan yang terpancar keluar berat bagaikan be ribu2 kati
baja.
Han Siong Kie mengerahkan segenap kekuatannya untuk
melawan serangan musuh di samping itu diapun mulai
mempertimbangkan situasi disekelilingnya.
suatu ketika mendadak ia temukan sesuatu, ternyata dua
orang setan jelek yang sedang melancarkan serangan
kearahnya itu bukan lain adalah setan2an yang terbuat dari
baja murni, tak aneh kalau kekuatan daya tekanannya begitu
hebat bagaikan bukit kecil.
Setelah mengetahui keadaan yang sebenarnya,
keberaniannya semakin memuncak tapi daya tekanan yang
terpancar keluar dari manusia besi itu kian lama sudah kian
bertambah hebat.
pada saat itulah gelak tertawa pemilik benteng maut
bergema datang disusul ia berseru.
"Haahh... haaahh... haaahh keparat cilik, akan kulihat
engkau bisa bertahan sampai berapa lama kali ini aku akan
memberi kesempatan kepadamu jika engkau bersedia
undurkan diri dari sini maka aku tak akan mencelakai engkau
lagi, katakan saja kepada gurumu kalau pemilik benteng maut
masih sehat walafiat seperti sedia kala"
"Terima kasih atas maksud baikmu"
"Oooh jadi engkau sudah bertekad untuk tidak keluar dari
benteng maut ini dalam keadaan hidup lagi?"
Han Siong Kie tertawa dingin tiada hentinya.
"Heehh heeehh heeehhh belum tentu begitu, sebelum
kulaksanakan tugas yang di bebankan guruku, aku tak nanti
akan mengundurkan diri dari sini"

455
"Kalau memang begitu, andaikata engkau bertemu dengan
gurumu dialam baka nanti jangan salahkan kalau aku tak
kenal kasihan"
Teringat kembali akan budi kebaikan gurunya yang telah
salurkan hawa murni miliknya kedalam tubuhnya, dan teringat
pula kalau usia gurunya sudah amat terbatas, timbul kembali
semangat yang berkobar dalam dadanya, tiba2 ia himpun
segenap kekuatan yang dimilikinya kedalam telapak, kemudian
dengan gerakan " menggetar" dari ilmu telapak Mo mo ciang
hoat ia lancarkan suatu tolakan yang amat keras.
Keampuhan dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat ditambah
pula dengan dua kali penemuan aneh yang dialami Han Siong
Kie membuat tenaga dalam yang dimilikinya saat ini telah
mencapai dua ratus tahun hasil latihan, tolakan yang
dilancarkan dengan sepenuh tenaga ini benar2 luar biasa
sekali.
-oood0wooo-
Bab 26
“BLAAAMM Blaaamm” dua ledakan keras menggoncangkan
seluruh permukaan bumi, sepasang iblis jelek yang terbuat
dari baja itu terpental kesamping, alat kontrol yang
mengendalikan kedua buah boneka itu hancur berantakan-
Ditengah percikan bunga api dan gugurnya pasir dan debu,
dua buah dinding bangunan rumah tertunduk hingga roboh
tak karuan-
Ditengah suara gemuruh yang amat keras terdengar dua
jeritan ngeri bergema memenuhi seluruh ruangan-
Han Siong Kie merasa amat terperanjat mungkinkah dibalik
ruangan batu itu terdapat jago silat yang disekap disitu??

456
sorot matanya segera dialihkan kearah dua deret bangunan
batu yang terbentang didepan mata, ia lihat pintu besi
tertutup rapat mungkinkah dibalik setiap pintu besi itu
tersekap jago persilatan? mungkinkah mereka adalah jago2
persilatan yang melakukan penyelidikan terhadap benteng
maut dan lenyap tak berbekas itu? atau mungkin mereka
terdiri dari anak buah benteng maut??
"Heehh heeehh heeehhh keparat cilik, kau memang sangat
hebat" seruan dari pemilik benteng maut bergema diangkasa,
rupanya engkau lebih unggul satu tingkat di bandingkan
dengan iblis diantara ibis dimasa lampau, tak kusangka
engkau mampu menghancurkan sepasang malaikat pelindung
benteng ku, meskipun begitu engkau masih belum....."
"Belum kenapa?" tukas sang pemuda cepat.
"Engkau masih belum pantas untuk mengajak aku berduel"
Han Siong Kie jadi mendongkol sekali, hingga menggertak gigi
rapat2.
Teriaknya dengan nada penasaran:
"Hmm kau anggap dengan andalkan beberapa patah
katamu yang tekebur serta beberapa kepingan besi
rongsokanmu itu maka aku lantas pecah nyali menyerah kalah
dan undurkan diri dari sini??"
"Haahh..haahh..haahh... undurkan diri? engkau tak
memiliki kesempatan untuk berbuat demikian lagi, rumah2
batu itu akan menjadi tempat tinggalmu untuk selamanya"
Han Siong Kie makin penasaran dalam pikirnya:
"Jangan sombong dulu, lihatlah kelihayanku akan kuobrak
abrik sarang kura2mu dan akan kulihat engkau si kura2 akan
kabur kemana..??"
sekali enjot badan ia menerjang masuk kedalam lorong
tempat yang menembusi rentetan bangunan batu itu, dalam

457
beberapa pusaran saja ia sudah berada ditengah lingkaran
bangunan tadi.
Tampaklah bangunan batu berjajar disana sini, lorong
besar kecil bersimpang siur tak menentu, meskipun ia sudah
berlarian selama seperminum teh lamanya, namun tubuhnya
masih tetap berputar2 dalam lingkungan rumah batu tadi.
Lama kelamaan pemuda itu sadar, ia pasti sudah terjebak
dalam sebuah barisan "ki bun tin" yang lihay dan ampuh.
Dalam keadaan begini, ia enjotkan badan melayang naik
keatas atap bangunan batu itu, sekilas memandang ketempat
kejauhan pemuda itu tertegun dan berdiri kaku, hati nya
terjelos.
Rupanya yang terlihat sepanjang pandangannya cuma
bangunaa batu yang ber-deret2, tembok benteng telah lenyap
bahkan suara gulungan ombak sungai pun sudah tak
kedengaran lagi.
Sadarlah pemuda itu bahwa ia terjebak
Ia tak menyangka gerakannya selama ini lari kesana kemari
sama sekali tak ada hasilnya, malahan tenaga dalamnya jauh
berkurang karena perbuatan tersebut, ia loncat turun dari atap
rumah batu dan ditemuinya ia masih berada ditempat semula.
Han Siong Kie jadi mendongkol sekali, dengan muka merah
darah karena marah ia membentak keras:
"Huhh. mentang2 seorang pemilik benteng maut, tak
tahunya cuma kura2 busuk yang andalkan kelihayan ilmu
barisan untuk melindungi keselamatan jiwanya."
"Heeehh heeehh heeehh bocah muda, tak ada gunanya
engkau mengonggong seperti anjing, bukankah suhumu iblis
diantara iblis belum sempat mewariskan kepandaian semacam
itu kepadamu? heehh heeeehhh heeehhh..."

458
Gelak tertawanya amat sombong dan takebur sekali,
membuat Han Siong Kie makin gusar bercampur mendongkol,
hampir saja dadanya meledak saking tak tahannya.
Ia sama sekali tak mengira kalau pemilik benteng maut tak
mau unjukkan diri untuk menerima tantangannya. tentu saja
kejadian ini sama sekali berada diluar dugaan iblis diantara
iblis, kalau tidak ia pasti akan memberitahukan rahasia serta
cara untuk memasuki benteng maut tersebut.
Bagaikan seekor burung elang yang terkurung kabut tebal,
Han Siong Kie menerjang kesana kemari secara membabi
buta, walau bagaimanapun juga ia berusaha ternyata
usahanya selalu gagal dan ia tak mampu meloloskan diri dari
kepungan barisan tersebut.
Tiba2 satu ingatan aneh muncul dari dasar hati kecilnya, ia
merasa bahwa benteng maut luasnya cuma beberapa puluh
tombak belaka, apa salahnya kalau ia rusak bangunan rumah
batu itu? jika bangunan tersebut ambrol bukankah barisan itu
dengan sendirinya bakal hancur berantakan?
Teringat akan sistim tersebut tenaga murninya segera
dihimpun dalam telapak lalu dengan sepenuh tenaga dibabat
kearah bangunan batu yang berada dihadapannya.
Angin pukulan men-deru2 dan dengan dahsyatnya
meluncur kedepan, tapi bagaimana hasilnya? se-akan2
menghantam udara kosong sama sekali tiada reaksi apapun
yang di temuinya.
Rasa terperanjat yang dialami Han Siong Kie kali ini sukar
dilukiskan lagi dengan kata2, barisan tersebut memang luar
biasa dan membuat orang sukar untuk menduga mana yang
nyata dan mana yang maya.
Dia menerjang maju semakin kedepan dengan tangannya
ia meraba bangunan batu itu terasa dingin dan karat
sedikitpun tidak palsu.. tapi apa sebabnya pukulan yang

459
dilancarkan dengan begitu dahsyat sama sekali tidak
mendatangkan reaksi apapun?
Untuk kedua kalinya ia himpun segenap kekuatan murninya
kedalam telapak baru saja ia bersiap sedia melancarkan
pukulan dahsyat kearah bangunan rumah batu itu. Mendadak
sebuah telapak tangan tahu2 sudah menempel diatas
bahunya.
Han Siong Kie amat terperanjat sekujur badannya gemetar
keras baru saja dia akan bergerak.
"Jangan bergerak"
Teguran dingin dan ketus yang membuat bati orang
bergeridik bergema dari arah belakang, pemuda itu kenal
suara itu sebagai suara teguran dari pemilik benteng maut.
"Apa maksudmu berbuat curang?" pemuda itu segera
menegur.
"Kau mau takluk tidak??"
"Takluk haaahhh haaahhh haahhh hanya mengandalkan
permainan setan yang sama sekali tak ada harganya itu??"
"Oooh.. jadi engkau tidak takluk??"
"Tidak"
"Bocah muda, engkau adalah manusia paling tekebur yang
pernah kujumpai selama hidupku, apa yang harus kulakukan
sehingga kau benar2 merasa takluk? tahukah engkau bahwa
menurut peraturan benteng kami barang siapa telah
memasuki benteng ku ini, dia selama hidup akan disekap
dalam rumah batu dia harus mengakui sendiri kalau hati nya
merasa takluk"
Han Siong Kie merasa agak tercengang, peraturan macam
apakah itu tanpa terasa ia bertanya:

460
"Siapa sih yang disekap dalam rumah2 batu itu? apakah
mereka adalah jago2 persilatan yang pernah menerjang
masuk kedalam benteng ini?"
"Benar tapi sekarang mereka harus disebut sebagai
manusia2 tolol yang tekebur dan tak tahu diri"
"jadi mereka telah menyatakan takluk seratus persen serta
rela disekap sepanjang masa??"
"Tentu saja"
"Tapi sayang aku tak mau takluk kepadamu"
"Hmm engkau tak dapat menentukan pilihanmu sendiri"
"Jadi engkau hendak menggunakan cara yang begins
rendah dan memalukan untuk paksa orang menyerah kalah?"
teriak Han Siong Kie dengan penuh kegusaran-
"Memaksa Hmm, terhadap aku sih tak perlu terhadap orang
persilatan macam apapun aku tak pernah menggunakan cara
memaksa"
"Lalu bagaimana penjelasanmu tentang perbuatan yang
kau lakukan pada saat ini?"
"setelah kuajukan beberapa buah pertanyaan akan kuberi
kesempatan padamu untuk bertanding secara adil"
" Kalau begitu cepatlah bertanya"
"Benarkah engkau ahli waris dari iblis diantara iblis??"
"Benar"
"Sebutkan siapa namamu?"
"Malaikat penyakitan"
"Apa? engkau bernama Malaikat penyakitan??"
"Tepat sekali ucapanmu itu"
"Aku ingin mengetahui nama aslimu"

461
Pelbagai ingatan berkelebat dalam beriak Han Siong Kie, ia
teringat kembali anjuran dari orang yang kehilangan sukma
dimana ia berkunjung kebenteng maut dan menceritakan asal
usulnya kenapa harus berbuat begitu? apakah sekarang juga
harus membeberkan asal usulnya??
Tidak sekarang bukan saatnya yang tepat sekarang sedang
melaksanakan tugas dari gurunya lain kali jika ia hendak
menuntut balas bukan saja asal usulnya akan dibeberkan
bahkan diapun akan menuntut balas dengan wajah aslinya.
setelah berpikir sampai disini iapun lantas menjawab dengan
nada dingin: "Aku tak punya selamanya aku menggunakan
malaikat penyakitan sebagai julukanku"
"Heehh... heeehhh heehhh kalau engkau tak mau
menjawab akupun tak akan memaksa, tahun ini kau berumur
berapa?"
"Aku rasa tiada kepentingan bagiku untuk memberitahukan
usiaku padamu"
"Bocah muda engkau terlalu keras kepala, sekarang
putarlah tubuhmu"
Han Siong Kie merasakan bahunya jadi kendor dan telapak
yang semula menempel diatas bahunya kini sudah dialihkan,
laksana kilat ia putar badan-
Kurang lebib satu tombak dihadapannya berdirilah seorang
manusia aneh berbaju hijau dan berkain cadar warna hijau,
telapak kanannya nampak putih mulus bagaikan pualam
sedangkan tangan kirinya hitam pekat bagaikan tinta bak.
Han Siong Kie seketika itu juga merasakan darahnya
mendidih, ia kenali Telapak itu pernah menghajar tubuhnya
sampai terluka parah, meskipun hanya sekilas pandangan
namun ia tak akan melupakan untuk selama-lamanya.
Api dendam yang membakar dadanya hampir saja
membuat pemuda itu tak dapat menguasahi diri, hampir saja

462
ia menyebut nama aslinya untuk menuntut balas tapi akhirnya
ia dapat menguasahi diri, sekarang belum tiba saatnya untuk
membalas dendam, ia harus menyelesaikan dulu tugas yang
dibebankan iblis diantara iblis kepadanya.
Jikalau ia tidak menggunakan ilmu sakti warisan dari
gurunya dan hanya andalkan jurus serangan dari Leng ku
sianjin belaka sudah jelas ilmu silatnya masih bukan tandingan
lawan-
Bergerak secara gegabah berarti mendatangkan penyesalan
yang tak terkirakan sepanjang masa, ia mengerti akan teori
tersebut, jika usahanya untuk membalas dendam menemui
kegagalan dan malahan mengakibatkan kematian bagi dirinya,
bagaimana mungkin ia bisa bertanggung jawab terhadap dua
ratus lembar jiwa keluarganya yang mati di bantai orang, serta
kematian dari susioknya Telapak naga beracun Thio Lin-.
Kematian yang menyangkut keluarga Han dan keluarga
Thio kecuali telah diketahui bahwa pembunuhannya adalah
Tengkorak maut, masih ada sebuah teka teki yang
menyelimuti peristiwa tersebut, dan teka teki itu kemungkina
besar ada sangkut pautnya dengan tengkorak maut.
Sewaktu susioknya telapak naga beracun Thio Lin bunuh
diri, ia menyatakan bahwa perbuatannya itu dilakukan karena
melaksanakan perintah perguruan, ia berpesan kepadanya
agar jangan menuntut balas, jangan mengebumikan
jenasahnya, tapi kenapa?? kenapa harus begitu? apakah
dalam permusuhan ini menyangkut soal dendam perguruan
dari generasi yang lampau..?
Yang patut disayangkan ia sama sekali tak akan tahu
perguruan dari ayahnya, kalau tidak dengan tanda terang itu
mungkin saja duduknya persoalan dapat diketahui.
Mendadak.. ia teringat kembali akan orang yang kehilangan
sukma, manusia misterius itu se-akan2 mengetahui semua

463
persoalan yang menyangkut tentang kehidupannya, bahkan
dia tahu dengan begitu jelas.
Diam2 ia pun mengambil keputusan, seandainya bisa lolos
dari benteng maut dalam keadaan selamat, maka pekerjaan
pertama yang akan dilakukan olehnya adalah mencari orang
yang kehilangan sukma untuk membongkar rahasia itu, tapi
jejak orang yang kehilangan sukma amat sukar diikuti,
kemana ia harus menemukan dirinya?? Pemuda itu merasa
murung dan risau sekali. sementara itu Pemilik benteng maut
telah berkata kembali:
"Bocah cilik, sekarang aku akan memberi kesempatan
kepadamu untuk bertanding secara adil"
"Kesempatan untuk berduel??" seru Han Siong Kie sambil
pusatkan kembali pikirannya.
"Heeehh... heeehh... heehh... engkau belum berhak untuk
mengatakan berduel, anggap saja sebagai suatu percobaan
ilmu"
"suatu percobaan ilmu??"
"Ehmm tepat sekali ucapanmu itu"
"Bagaimana caranya melakukan percobaan ilmu itu???"
"Kita saling mengadu jurus sebanyak tiga gebrakan- jika
engkau berhasil menang maka kau boleh keluar dari benteng
ini dengan bebas..."
"Andaikata kalah??"
"Engkau akan menjadi penghuni tetap dalam deretan
rumah batu ini"
Diam2 Han Siong Kie merasakan hatinya terkesiap.
"Maksudmu selamanya tiada kesempatan lagi bagiku untuk
keluar dari benteng ini?"

464
"oooh... itu sih tidak, selama disekap engkau bebas melatih
ilmu silatmu, bila engkau sudah mampu memecahkan tiga
jurus seranganku, maka pada saat itulah engkau bebas berlalu
dari benteng ini, cuma aku perlu beritahu kepadamu, selama
puluhan tahun terakhir ini belum pernah ada orang yang bisa
keluar dari benteng ini dalam keadaan hidup"
Han Siong Kie tarik nafas panjang, ia rasakan hatinya
bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri, dari ucapan
tersebut dapat diambil kesimpulan kalau tenaga dalam yang
dimiliki pihak lawan telah mencapaipada taraf yang tiada
tandingannya lagi.
"Andaikata seri??" tanya sianak muda itu beberapa saat
kemudian.
"Engkau tetap dipersilahkan berlalu dari sini dalam keadaan
hidup,"
"Andaikata kedatanganku di kemudian hari tetap ada
maksud tertentu dan memaksa engkau untuk berduel???"
Rupanya Pemilik benteng maut sama sekali tak mengira
kalau Han Siong Kie Begitu berani mengajukan pertanyaan
seperti itu, setelah terperangah beberapa saat ia berkata:
"Bocah cilik, jadi engkau akan datang lagi dengan maksud2
tertentu??"
"Aku cuma mengatakan seandainya saja, tentu saja dalam
keadaan seperti itu sering kali bisa muncul keadaan2 yang
istimewa" ujar Han Siong Kie dengan nada hambar.
"Kalau memang demikian keadaannya, maka hal itu harus
ditentukan dari maksud hatimu itu."
Han Siong Kie mengangguk, pikirnya:
"Suatu ketika aku pasti akan datang lagi kesini."
Dengan suara berat dia lantas berseru:

465
"Kalau begitu bagaimana kalau sekarang juga kita mulai
dengan pertarungan tersebut??" Pemilik benteng maut
mengangguk.
"Bocah muda, selama puluhan tahun belakangan ini baru
pertama kali ini aku mengecualikan pantanganku"
"Mengecualikan pantangan begitu??" tanya sang pemuda
dengan perasaan kurang paham.
"Ehmm benar" pemilik benteng maut mengangguk.
"Poocu telah mengecualikan pantangan apa begitu??"
"Pertama, engkau tidak bersedia menyebutkan nama
aslimu serta usiamu, dan aku tidak menuntut lebih jauh.."
"Aku toh bergelar Malaikat penyakitan dan merupakan ahli
waris dari iblis diantara iblis, apa itu tidak cukup??"
"Selain itu..."
"Apa lagi?" sela sang pemuda cepat.
"Engkau mengenakan topeng kulit manusia, tapi aku tidak
punya niat untuk melepaskan kedokmu serta melihat paras
aslimu, apakah tindakan ini bukan suatu keringanan bagimu?"
Dengan perasaan amat terperanjat HanSiong Kie mundur
tiga langkah lebar kebelakang, setelah Put lo sianseng kali ini
merupakan kedua kalinya ada orang mengetahuinya kalau dia
mengenakan topeng kulit manusia, ketajaman mata manusia
semacam ini memang benar2 mengerikan sekali.
"Hey bocah cilik sekarang lancarkanlah serangan"
terdengar pemilik benteng maut berseru dengan suara berat.
Han Siong Kie terkesiap. ia merasakan hatinya jadi tegang
sekali sebab jika ia tak sanggup melakukan perlawanan dalam
tiga jurus serangan tersebut, maka akibatnya sukar dilukiskan
dengan kata-kata.

466
Bukan saja ia akan disekap dalam ruang batu, harapannya
untuk balas dendam akan musnah dan sepuluh hari kemudian
gurunya iblis diantara iblis akan mati dengan membawa
penyesalan.
Tugas dari gurunya, dendam berdarah membuat semangat
jantannya ber-kobar2, ia himpun segenap kekuatan yang
dimilikinya kedalam sepasang telapak.
Ia akan menggunakan jurus serangan yang terampuh dan
terdahsyat dari ilmu pukulan Mo mo ciang hoat untuk
melancarkan serangan tersebut.
suasana diliputi keseraman, ketenangan membuat pemuda
itu bergidik rasanya: "Hati2 poocu menghadapi serangan ini"
teriak Han Siong Kie tiba2.
Ditengah bentakan keras ia gunakan jurus Mo ciang ciang
liong atau telapak iblis menundukan naga melepaskan pukulan
yang pertama, kedahsyatan angin serangannya benar-benar
mengerikan.
Pemilik benteng maut menyilangkan telapaknya kemudian
dengan menggunakan sebuah jurus serangan yang sangat
aneh menyapu bersih datangnya ancaman yang amat hebat
itu.
Han Siong Kie amat terperanjat, ingatan kedua belum
sempat lewat hawa panas dan dingin tahu2 bagaikan
guntingan pisau telah membabat pukulannya hingga lenyap.
bahkan sisa tenaga bagaikan tindihan bukit karang
menghantam dadanya.
Buru2 sianak muda ttu melepaskan pukulannya dan
silangkan telapak untuk membendung datangnya ancaman
tadi.
Blaamm benturan keras bergeletar di angkasa, pemuda itu
rasakan darah panas dalam dadanya bergolak keras, tak kuasa
lagi tubuhnya tergetar mundur lima langkah lebar kebelakang.

467
"Hey bocah muda, dalam gebrakan ini engkau telah kalah"
seru pemilik benteng maut dengan suara lantang.
Han Siong Kie mendengus dingin, tubuhnya menerjang
maju kedepan, dengan jurus yang lebih ampuh yakni raja iblis
menyambangi neraka, laksana kilat ia lancarkan serangan
kedua.
Jurus raja iblis menyambangi neraka merupakan salah satu
jurus terampuh diantara tiga jurus sakti ilmu pukulan Mo mo
ciang hoat, setelah dikembangkan kedahsyatannya
mengerikan hati.
"suatu serangan yang amat bagus" puji pemilik benteng
maut tanpa sadar.
Bukan mundur, ia malah maju kedepan, sepasang
telapaknya diayun menyambut datangnya ancaman tersebut.
"Duuukk"
serangan yang dilancarkan Han Siong Kie kali ini dengan
telak berhasil menghantam dada lawan, ia rasakan telapaknya
se akan2 membabat diatas sebuah dinding baja yang amat
keras, telapaknya secara lapat2 terasa sakit sekali, ini
membuat hatinya amat terperanjat.
Bukan begitu saja pada saat yang bersamaan diapun
merasakan adanya pantulan tenaga yang balik menghantam
tubuhnya dengan kecepatan bagaikan kilat begitu kerasnya
hampir saja membuat pemuda itu muntah darah segar.
Di tengah dengusan berat tubuhnya mundur empat lima
depa kebelakang dengan sempoyongan hampir saja ia roboh
terjengkang di atas permukaan tanah.
Pada waktu yang bersamaan jari tangan kanan pemilik
benteng maut tiba2 nyelonong masuk kearah jalan darah
Tiong tong hiat di atas dada pemuda itu.

468
Gerakannya cepat bagaikan bayangan, mengikuti gerakan
maju mundurnya, sang ujung jari selalu menjaga pada jarak
tiga cun.
Han Siong Kie merasakan sekujur badannya gemetar keras,
otaknya mendengung dan pandangannya berkunang2.
Terdengar pemilik benteng maut berkata dengan suara
dingin: "Dalam gebrakan kali ini, engkau kembali menderita
kalah"
Habis berkata ia tarik kembali jari tangannya dan
mengundukan diri sejauh satu tombak dari tempat semula.
Tentu saja andaikata pertarungan tersebut merupakan
suatu duel kepandaian, sejak semula Han Siong Kie telah
terkapar di atas tanah dalam keadaas tak bernyawa lagi.
-oood0wooo-
Jilid 13
DENGAN kepandaian sakti yang dimiliki pemilik benteng
maut, asal jari tangannya dikerahkan sedikit tenaga saja,
pemuda itu pasti mampus.
sebelum Han Siong Kie mengucapkan sesuatu, terdengar
pemilik benteng maut berkata kembali.
"Bocah muda, engkau adalah orang pertama yang dapat
menyarangkan pukulannya secara telak dibadanku, meskipun
engkau kalah tapi aku akan menganggap pertarungan yang
kedua ini berakhir dengan seri"
Han Siong Kie merasakan hatinya amat sedih dan sakit
bagaikan di iris2 dengan pisau belati, rasa putus asa, kecewa
muncul dari dasar hatinya. Kendatipun begitu, ia masih tetap
ngotot serunya:

469
"Menang yaa menang, kalah yaa kalah, kau tak usah pura2
berlagak baik hati kepadaku ”
"Hmm!" pemilik benteng maut mendengus dingin "sekarang
kita sampai pada jurus yang terakhir engkau masih
mempunyai kesempatan sebesar sepertiga!"
Tiba2 Han Siong Kie teringat kembali akan ilmu jari Tong
kim ci yang diyakinkan gurunya Iblis diantara iblis selama
empat puluh tahun lamanya tanpa terasa semangatnya
bangkit kembali.
Ilmu jarj Tong-kim ci adalah sejenis kepandaian yang
sangat ampuh, setiap benda yang berada dalam jarak lima
tombak jika terkena serangan itu pasti akan tembus dan
hancur.
Pikirnya dalam hati.
“Kalau aku sisipkan ilmu jari Tong-kim ci dalam seranganku
yang tak terduga olehnya kendati pun tengkorak maut
memiliki tubuh yang kebal serangan pasti ia tak akan lolos dari
serangan mautku ini.”
Beberapa saat kemudian, pikiran lain berkelebat pula dalam
benaknya:
“Tapi. . perbuatan itu bukan perbuatan dari seorang lelaki
sejati yang pantas dipuji sebagai seorang manusia dari
golongan lurus aku tak boleh menyergap orang secara
menggelap, aku harus berterus terang dan bersikep jantan”
Berpikir sampai disitu dengan nada serius ia lantas
bertanya:
“Poocu, apakah engkau andalkan ilmu Kim kong sinkang
untuk melindungi badanmu?”
“Dugaanmu tepat sekali!”

470
“Aku hendak mengeluarkan sejenis kepandaian ilmu jari
yang sangat ampuh. aku harap poocu suka bertindak hatihati”
“Haaahh haaahh haaahh, Ilmu jari apakah itu? coba
katakana!"
“Ilmu jari Tong kim ci!”
Tiba2 pemilik benteng maut merasakan sekujur badannya
gemetar keras, dengan nada terperanjat ia mengulangi:
“Apa kau bilang ? ilmu jari Tong kim ci ?”
“Tepat sekaii.”
"Haaahh haaahh hhaaahh sungeuh tak nyana empat puluh
tabun kemudian Iblis di antara iblis berhasil melatih ilmu jari
yang telah lama lenyap dari dunia persilatan itu kejadian ini
sama sekali diluar dugaanku, bagus..bagusss..bagus..bagus,
aku akan menyambut serangan ilmu jari Tong kim cimu itu"
"Kalau begitu ber hati2lah poocu"
"Tak usah kuatir seranglah"
Han Siong Kie segera mengayunkan telapak tangan
kanannya, segulung desiran angin tajam laksana kilat
meluncur kedepan dan menghajar pemilik benteng maut.
Tengkorak maut sama sekali tidak menghindar ataupun
berkelit dari serangan tersebut.
"Duukkk" benturan nyaring bergema di angkasa tubuh
pemilik benteng maut mundur satu langkah kebelakang dan
mulutnya memperdengarkan suara dengusan tertahan-
Han Siong Kie merasakan sekujur badannya dingin
bermandikan keringat, diluar dugaan ilmu jari Tong kim-ci
yang paling di andalkan ternyata tidak mempan untuk
merobohkan lawannya.

471
Lama... lama sekali.. pemilik benteng maut baru tertawa ter
bahak2 "Haahh haahhh haahhh bocah muda, kali ini anggap
engkau yang menang"
"Tapi... tapi poocu toh tidak menghindar ataupun
melancarkan serangan balasan?" seru Han Siong Kie agak
sangsi.
"Memang benar aku tidak menghindar atau membalas, tapi
serangan jarimu itu hampir saja membuyarkan tenaga sakti
pelindung tubuhku, dalam kolong langit dewasa ini kecuali
engkau seorang, mungkin tiada orang lain yang mampu
melakukan hal seperti ini, oleh sebab itulah engkau ku anggap
menang"
Han Siong Kie merasa sedih sekali, tentu saja keadaan
seperti itu tak bisa dikatakan sebagai suatu kemenangan,
bagaimana caranya ia ceritakan kejadian ini kepada gurunya..
Walaupun begitu, diam2 pemuda itu masih bersyukur
karena pihak lawan hanya akan beradu tiga gebrakan belaka,
dan di dalam pertarungan tersebut dialah yang berada di
pihak pemenang, dus berarti dia mempunyai kesempatan
untuk keluar dari benteng itu, jika ia bisa lolos dari benteng itu
berarti pula dia masih mempunyai kesempatan untuk
menuntut balas.
Pada saat itulah.. tiba-tiba pintu besi sebelah kanan
memperdengarkan suara gemerincingan yang amat nyaring,
suara ramai yang muncul dari sustu tempat ibarat neraka ini
kedengaran seram sekali, sebelum pemuda itu berbuat
sesuatu. kembali berkumandang suara gelak tertawa yang
mendirikan bulu roma.
Dengan hati terkesiap Han Siong Kie memandang kearah
pintu besi yang telah berkarat itu. dia ingin tahu manusia
macam apakah yang telah memperdengarkan gelak tertawa
seram itu.

472
Dalam pada itu, pemilik benteng maut telah berpaling
kearah pintu besi itu kemudian mengancam dengan suara
berat :
"Hati2 kalau sampai kupunahkan seluruh ilmu silatmu!"
Gelak tertawa itu sama sekali tidak mereda, kurang lebih
sepeminum teh kemudian orang itu baru berhenti tertawa dan
berseru :
"Hey bocah muda, ditinjau dari nada suaramu aku yakin
kalau usiamu belum melampaui dua puluh tahun. sungguh tak
nyana pemilik benteng maut yang gagah perkasa telah
mengaku kalah kepadamu, haahh haahh haahh peristiwa ini
benar2 merupakan berita aneh yang belum pernah kujumpai
selama puluhan tahun belakangan ini!"
Han Siong Kie tegurnya dengan cepat. "Siapa engkau?"
Sebelum orang yang berada diruangan batu itu sempat
menjawab pemilik benteng maut sudah tertawa dingin tiada
hentinya sambil berseru:
"Heee heehh heeehhh orang sbe Ko engkau telah
melanggar psraturan benteng kami yang melarang setiap
penghuni ditempat ini mengajak bicara dengan orang asing
ilmu silatmu harus dipunahkan sama sekali”
Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Han
Siong Kie pikirnya:
"Oooh rupanya orang yang ditawan ini sbe Ko tapi
peraturan macam apa itu? masa cuma bicara sepatah dua
patah kata dengan orang asing ilmu silatnya ia lantas
dipunahkan? peraturan ini terlalu semena2 bukankah orang
persilatan lebih baik dibunuh daripada dihina? peraturan ini
sungguh teramat keji..."
Sementara itu terdengarlah orang yang berada dalam
ruang batu itu telah berseru dengan suara keras:

473
"Tengkorak maut aku Ko Sun Ki sudah delapan belas tahun
lamanya dikurung di tempat ini masa.."
Sekujur badan Han Siong Kie bergetar keras setelah
mendengar nama orang itu bagaikan kena listrik secara
beruntun ia mundur tiga langkah kebelakang.
"Ko su Ki.... Ko su Ki "serunya berulang kali "engkau adalah
malaikat hawa panas Ko su Ki??"
"Haahhh... haaahhh... haaahh tebakanmu tepat sekali hey
bocah cilik, tebakanmu sangat tepat, aku memang salah satu
diantara sepasang malaikat panas dingin yang disebut orang
malaikat panas Ko su Ki sungguh tak nyana orang persilatan
masih mengenal nama serta julukanku ini"
Tanpa sadar Han Siong Kie teringat kembali akan
perbuatan2 kejam yang dilakukan malaikat dingin Mo siu Ing
selama ini karena suaminya lenyap tak berbekas ia telah
limpahkan semua kemarahannya pada umat persilatan, setiap
tahun ia harus membantai seratus orang jago persilatan untuk
melampiaskan amarah dan dendamnya itu.
Disamping kesemuanya itu, pemuda tersebutpun teringat
kembali akan janjinya dengan Malaikat hawa dingin Mo siu
Ing, andaikata ia dapat mencari tahu jejak dari Malaikat hawa
panas Kosu Ki, maka dia akan menangkan sarung tangan
pusaka Hud jiu poo pit yang sebelah lain-
Tak nyana apa yang semula dianggap sebagai suatu
pekerjaan yang sangat berat, kini berhasil didapatkan dengan
gampang, ternyata malaikat hawa panas Ko su Ki disekap
dalam istana maut.
Saking emosi dan terpengaruh oleh keadaan, sekujur badan
pemuda itu gemetar keras, ia tak tahu benarkah sarung
tangan Hud jin Poo pit yang sebelah kiri masih berada dalam
sakunya..

474
Tak tahan lagi ia berseru dengan suara keras: "Ko
cianpwee, istrimu.."
"Tutup mulut" mendadak pemilik Benteng Maut membentak
keras, suaranya amat dahsyat bagaikan guntur yang
membelah bumi ditengah hari bolong membuat seluruhruangan
bergetar keras dan pantulan suaranya memekikkan
telinga.
"Kraaakk..! kraaakk..!" bunyi gemurutukan yang nyaring
bergema tiada hentinya dari dalam ruangan batu itu tak
terdengar suara dari Ko Su Ki lagi, jelas ada orang lain telah
menggerakkan alat rahasia yang terpasang dalam ruang batu
itu sehingga menggeserkan kedudukan malaikat hawa panas
kearah sebelah lain.
Menyaksikan keadaan tersebut, dengan cepat Han Siong
Kie putar badan, kemudian serunya kepada pemilik benreng
maut :
"Poocu, apa yang telah kau lakukan terhadap dirinya?”
Pemilik benteng maut tertawa seram tiada hentinya.
"Heehh..heehh..heehh . bocah muda, perbuatanmu itu
sama artinya sedang menggali liang kubur buat diri sendiri!"
“Poocu. apa masudmu mengucapkan kata2 seperti itu?”
tegur Han Siong Kie dengan hati bergetar keras.
“Engkau telah kehilangan hakmu untuk tinggalkan benteng
ini dalam keadaan selamat”
“Kenapa musti begitu?”
“Sebab rahasia benteng kami selamanya tidak diijinkan
untuk bocor kedalam dunia persilatan”
Hawa amarah segera berkobar dalam dada Han Siong Kie
membuat paras mukanya berubah jadi merah padam, ia
mendengus dingin.

475
"Hmmm! apa yang hendak poocu lakukan terbadap diriku?"
tantangnya kemudian.
“Akan kumusnahkan segenap ilmu silat yang kau miliki dan
selama hidup disekap dalam istana ini.”
Sorot mata penuh kemarahan dan kebengisan terpancar
keluar dari balik mata Han Siong Kie andaikata pihak lawan
benar2 akan memusnahkan ilmu silat yang dimilikinya maka ia
bersiap sedia untuk melakukan perlawanen hingga titik darah
penghabisan.
00000dOw00000
BAB 27
DENGAN langkah yang tegap dan sikap yang gagah, sianak
muda itu maju kedepan beberapa langkah, serunya dengan
penuh kegemasan-
"Jadi poocu telah mengambil keputusan untuk menghadapi
diriku dengan cara tersebut??"
"Hmm setiap perkataan yang kuucapkan keluar berat
laksana bukit karang, selamanya aku tak akan merubah
perkataan yang telah diucapkan keluar"
"Kalau begitu akupun akan beritahu kepada mu, jangan
mimpi perbuatanmu itu dapat terlaksana"
"Heeeh heehh heeehhh" pemilik benteng maut tertawa
seram tiada hentinya "buat aku tengkorak maut, tak ada
perbuatan yang tak mungkin bisa kukerjakan"
Han Siong Kie menggertak giginya kencang2, segenap
tenaga dalam yang dimilikinya dihimpun menjadi satu dan siap
untuk melakukan pertarungan terakhir yang akan menentukan
mati hidupnya ....

476
"Bocah muda, engkau masih coba akan melewati?? "
jengek pemilik benteng maut sambil mendengus dingin.
"Tepat sekali selama hayat dikandung badan aku akan
melakukan perlawanan yang gigih hingga titik darah
penghabisan-"
"Kau anggap masih ada kesempatan bagimu untuk
melakukan kesemuanya itu ?"
"Aku tak sudi mandah dibunuh dan dijagai orang tanpa
melakukan perlawanan"
"Kalau memang engkau merasa punya kemampuan, apa
salahnya kalau mencobanya lebih dahulu??"
Begitu ucapan terakhir meluncur keluar dari mulutnya,
Pemilik Benteng maut segera menggosokkan sepasang
telapaknya satu dengan yang lain, kemudian didorong kearah
depansegumpal
angin pukulan yang sangat tajam dan aneh
segera meluncur keluar dengan dahsyatnya.
Han Siong Kie tak berani bertindak gegabah menghadapi
serangan musuh yang begitu dahsyat, tatkala pihak lawan
melepaskan pukulan mautnya, diapun segara ayunkan
sepasang telapaknya kearah depan-.
Gulungan angin pukulan yang tajam dengan cepat
meluncur kearah depan, namun sewaktu bertemu dengan
gulungan angin aneh yang enteng seakan2 tiada benda itu
ternyata ibarat saiju bertemu dengan api, setelah lenyap tak
berbekas..
Si anak muda itu jadi amat terperanjat hingga merasa
sukma melayang tinggalkan raganya, dari serangan telapak ia
segera merubah ilmu jari sakti Tong kim ci untuk menghajar
mundur serangan lawan-.

477
siapa tahu tenaga murninya sama sekali tak dapat
dihimpun kembali, pemuda itu rasakan badannya lumpuh
total.
Sementara itu dari balik sepasang telapak Pemilik benteng
maut yang didorong keluar, gulungan angin serangan yang
aneh masih meluncur keluar tiada hentinya.
Rasa kaget dan terkesiap yang dirasakan Han Siong Kie
saat itu benar2 sukar dilukiskan dengan kata2, dalam hati
kecilnya ia mengeluh:
"Habis sudah riwayatku .... entah ilmu aneh apa yang
digunakan pihak lawan?? kenapa tenaga murniku tak dapat
dihimpun kembali??"
Tapi sianak muda itu tak mau menyerah kalah dengan
begitu saja, sekali dua kali secara beruntun ia telah mencoba
sampai delapan kali banyaknya, akan tetapi hawa murninya
masih tetap buyar dan sama sekali tidak dapat dihimpun
kembali... Akhirnya dengan lunglai dan putus asa ia turunkan
telapaknya kebawah.
Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia merasa
pernah menjumpai ilmu sakti yang sangat aneh itu, belum
lama berselang ia pernah mengalami nasib sama seperti hari
ini dengan cepat berputar ia berpikir keras.
Akhirnya pemuda itu ingat, ketika berada diwilayah Liao
hian tan pusat markas besar perkumpulan Thian che kau,
ketua muda dari perkumpulan itu pernah menggunakan pula
ilmu silat yang sangat aneh itu, membuat dia dalam waktu
singkat mengalami kemacetan dalam pengerahan tenaga
dalam, tapi itu hanya berlangsung sebentar saja untuk
kemudian hawa murninya pulih kembali seperti sedia kala.
Waktu itu tenaga dalam yang dimilikinya hanya separuh
dari apa yang dimiliki saat ini, dari sini dapat diketahui bahwa
pengetahuan ketua muda perkumpulan Thian che- kau
terhadap ilmu aneh tersebut masih cetek sekali, sedang

478
pemilik benteng maut benar2 telah menguasahi segenap
keampuhan ilmu tadi.
Tapi kenapa ketua muda perkumpulan Thian che kau bisa
menggunakan pula kepandaian aneh itu.? jangan2 antara
perkumpulannya dengan Benteng maut terikat hubungan yang
erat? Kenangan lain yang memilukan hati, dengan cepat
menyelinap kembali dalam benaknya..
Ibunya siang-go cantik ong cui Ing telah menerima sebuah
pukulan dahsyatnya sebelum ia mendapat celaka, namun
perempuan itu sama sekali tidak menderita luka apapun jua,
jangan2 ilmu yang dipergunakan olehnya adalah ilmu Kim
kong sinkang dari pemilik benteng maut?
Ditinjau dari kedua tanda tersebut dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa perkumpulan Thian che kau mempunyai
ikatan hubungan yang erat dengan pemilik benteng maut.
Berpikir sampai disini dengan penuh emosi ia berseru:
"Apa hubungan benteng maut dengan perkumpulan Thian
che kau?"
"Apa?? perkumpulan Thian che kau" seru pemilik benteng
maut tercengang.
"Benar perkumpulan paling besar dikolong langit dan daya
pengaruhnya melampaui perkumpulan serta partai2 lainnya"
"Belum pernah aku dengar yang dinamakan perkumpulan
Thian che kau itu"
Han Siong Kie terperangah mendengar jawaban tersebut
tapi dengan cepat la tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeahh..heehh..heehh... bocah cilik dan kaum wanitapun
kenal apa yang dinamakan perkumpulan Thian che kau, masa
engkau sebagai pimpinan persilatan sama sekali tak kenal
nama itu, omong kosong ucapan yang cuma bisa membohongi
anak kecil"

479
"Omong kosong..? HHmm aku bukan seorang manusia
yang suka omong kosong, bocab muda kau anggap dengan
mengada-ada pembicaraan maka engkau dapat meloloskan
diri dengan menggunakan kesempatan itu? HHmm ... kalau
engkau punya jalan pikiran semacam itu, maka terus terang
kukatakan kepadamu, pikiran semacam itu hanya suatu
impian disiang hari"
Pemilik benteng maut segera rentangkan sepasang
telapaknya, jari tengah kiri dan kanannya di sentil kearah
muka, dua desiran tajam laksana kilat meluncur kearah depan.
Dalam keadaan hawa murni yang sama sekali buyar, Han
Siong Kie sama sekali tak mempunyai kemampuan untuk
menangkis ataupun menghindarkan diri dari datangnya anca
tersebut, ia rasakan badannya jadi kaku dan enam buah jalan
darahnya tahu2 sudah tertotok semua hingga segenap hawa
murninya buyar sama sekali.
Ditengah gelak tertawa yang membetot sukma, pemilik
benteng maut enjotkan badan berlalu dari situ, dalam sekejap
mata bayangan tubuhnya sudah lenyap tak berbekas.
Han Siong Kie segera merasakan tubuhnya seakan2
terjerumus kedalam sebuah jurang yang tiada tara dalamnya,
sukma serasa melayang tinggalkan raganya, ia merasa tubuh
kasar itu sudah bukan menjadi miliknya lagi, ia merasa hatinya
tercekam dalam suasana yang berat.. ia merasakan pukulan
batin yang keras..
Dalam suatu sentilan jari yang sangat ringan, Pemilik
benteng maut telah membuyarkan tenaga dalam hasil latihan
selama dua ratus tahun yang dimiliki olehnya..
Pemuda itu menjublak dengan mata terbelalak lebar,
badannya mulai sempoyongan bagaikan orang mabuk.
Setelah tenaga dalamnya punah berarti semua harapan,
budi, dendam, cinta dan segala perasaan hatinya ikut lenyap
tak berbekas.

480
Dua titik air mata tanpa terasa menetes keluar membasahi
pipinya.. Lama.. lama sekali, ia baru berseru dengan nada
serak:
"Tengkorak maut, hari kiamat bagimu tak akan terlalu
jauh.. suatu saat pasti akan tiba saat sialmu itu.."
Pemuda itu temukan suaranya begitu lirih dan lemah,
paling banter hanya bisa berkumandang sampai sepuluh
tombak jauhnya dari tempat semula.
Pada saat itulah.. dari belakang tubuhnya berkumandang
suara aneh yang mendirikan bulu roma, dengan kaku Han
Siong Kie berpaling kebelakang, makhluk aneh setengah
manusia setengah setan yang berambut panjang dan pernah
ditemui sewaktu masuk kedalam benteng tadi tahu2 telah
berdiri tiga langkah dihadapan mukanya.
Sorot matanya yang begitu dingin, menyeramkan dan
membuat orang selama hidup tak dapat melupakannya
kembali itu terpancar keluar lewat sela2 rambut dan menatap
wajahnya tanpa berkedip.
Tanpa terasa pemuda itu kembali merasakan hatinya
bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri, sorot mata
yang terpancar keluar dari balik mata makhtuk aneh itu, sama
sekali tiada pancaran hawa manusia barang sedikltpunjua.
Setelah menatap Han Siong Kie beberapa saat lamanya,
mahluk aneh itu putar badan dan berjalan kearah ruang batu
disisinya diruang malaikat hawa panas Ko Su Ki mula-mula
disekap.
Ia membuka rantai besi didepan pintu, membuka pintu baja
yang berat kemudian menggape kearah Han Siong Kie dan
menuding kearah dalam ruangan batu itu..
Tentu saja Han Song Kie mengerti apa yang dimaksudkan
makhluk aneh itu, ia akan dijadikan tawanan dalam benteng
maut dan selamanya tinggal disana.

481
Api kegusaran dan rasa dendam seketika berkobar dalam
dadanya, ia tak menyangka kalau akhirnya dia bakal musnah
ditangan musuh besar pembunuh keluarganya, dia ingin sekali
membinasakan makhluk aneh itu kemudian musnahkan ruang
batu dan akhirnya mencari tengkorak maut dan beradu jiwa
dengan dirinya.
Namun sianak muda itu mengerti apa yang dibayangkan
olehnya itu tak mungkin bisa dilaksanakan untuk selamanya
sebab tenaga dalam yang ia miliki sama sekali telah punah.
Untuk kedua kalinya Makhluk aneh itu memberi tanda
kepadanya, agar Han Siong Kie masuk kedalam ruangan.
Pemuda itu menggertak gigi kencang2, sorot matanya
memancarlan api kegusaran dan rasa penasaran, sekujur
badannya gemetar sangat keras.
Dengan perasaan putus asa ia menengadah memandang
langit yang berwarna abu2, gumamnya seorang diri:
"Sungguh tak nyana aku bakal musnah dalam keadaan
begini, dendam berdarah belum sempat kutuntut balas
perintah guruku belum sempat kulaksanakan, sekalipun mati
aku tak bakal mati dengan mata terpejam."
Belum habis dia bergumam, tubuhnya telah maju dengan
sempoyongan, lengannya terasa jadi kencang dan sepasang
kakinya sudah terangkat tinggalkan permukaan, bagaikan
anak ayam disambar elang, tahu2 badannya sudah diangkat
makhluk aneh itu dan dilemparkan kedalam ruang batu itu.
"Blaaamm.. badannya mencium tanah keras2, sekujur
badannya terasa amat sakit bagaikan tulangnya sudah patah
semua begitu terhempas keatas tanah pemuda itu sama sekali
tak dapat berkutik lagi.
"Kraakk Kraakk " pintu baja tertutup rapat kemudian
dikunci dari luar.

482
seketika itu juga suasana dalam ruangan itu jadi gelap
gulita, begitu gelapnya hingga susah untuk melihat kelima jari
tangan sendiri, hawa lembab yang dingin dan menyayat badan
menyelimuti seluruh ruangan membuat badan jadi sakit
bagaikan ditusuk2 jarum.
Dengan tenang dan sama sekali tak berkutik ia berbaring
diatas papan batu yang dingin dan keras, benaknya serasa
kosong melompong tiada ingatan apapun juga.
Dalam waktu singkat, ia tak mempunyai pikiran lagi,
ingatan apapun tak tersisa dalam benaknya, pemuda itu
merasakan dirinya seolah2 sudah mati . Waktu telah
kehilangan arti dan manfaatnya dalam ruang baja yang gelap
itu.
Ketika matanya sudah biasa dengan kegelapan dan ia
sudah dapat membedakan setiap benda yang ada
disekelilingnya, kesadaran perlahan2 pulih kembali seperti
sedia kala, pertama-tama ia saksikan lebar ruang batu itu tiga
tombak. empat penjuru merupakan dinding batu yang keras
kecuali itu tiada sesuatu apapun yang tertinggal disana.
Hal ini membuktikan bahwa malaikat hawa panas Ko su Ki
telah dipindahkan ketempat lain, bagaimanakah nasibnya
sukar di duga dan sekarang ia telah menggantikan tempat
kedudukannya itu serta menjadi penghuni tetap dalam ruang
batu itu.
Malaikat hawa panas Ko su Ki sudah di sekap selama
delapan belas tahun lamanya disana tapi tenaga dalamnya
sama sekali belum punah, ia masih ada harapan untuk bisa
meloloskan diri dari tempat terkutuk ini sedang dia sendiri?
setengah dari harapan yang mereka milikipun tak ada,
kehidupannya akan berakhir disana.
Pemuda itu bangkit dan duduk bersandar disisi dinding
teringat kembali kenangan masa lampau hatinya terasa amat
sakit bagaikan di iris2.

483
Dendam berdarah atas kematian dua ratus jiwa anggota
keluarganya tak mungkin bisa dituntut balas untuk selamanya.
Keluarga paman gurunya telapak naga beracun Thio Lin
ikut musnah dari muka bumi dan mereka hanya akan merana
dan penasaran dialam baka.
sepuluh hari kemudian jika gurunya Mo tiong ci mo tidak
dijumpai kemunculannya sesaat sebelum meninggal ia mesti
sedih gusar dan penasaran, pukulan batin yang diterimanya
waktu itu pasti sulit dilukiskan dalam kata2, cita2 serta
harapannya yang terkandung sejak empat puluh tahun
berselang akan musnah bagaikan kabut ditempa sinar
matahari dan pasti akan mati tak tenang.
Budi kebaikan yang dilimpahkan orang yang kehilangan
sukma dan orang yang ada maksud selama hidup tak mungkin
bisa dibalas.
Adik angkatnya Tonghong Hwei selama ini menganggap dia
sudah mati bahkan mendirikan tugu untuk memperingati
kematiannya tak lama kemudian dia pasti akan bunuh diri
untuk menyusul dirinya, meskipun aku tak membunuh Pak-jin
tapi Pak jin mati lantaran aku..
Hampir saja pemuda itu otaknya jadi sinting, dosa karena
tidak berbakti, tidak setia kawan- tidak setia pada perguruan,
semuanya menimpa dirinya. Kematian, belum tentu bisa
membebaskan semuanya itu dari dalam benaknya. Ia merasa
hatinya tersayat, terluka, dan akhirnya mengucurkan darah.
"Apa yang harus kulakukan untuk mengatasi semua
kesulitan ini? ingatan tersebut hampir merampas seluruh
perhatian serta pikirannya.
Apakah dia harus hidup lebih jauh dalam keadaan yang
lemah dan sama sekali tak berguna? apakah dia harus
menerima keadaan tersebut hingga akhir hidupnya?

484
Mungkinkah dia harus menyelesaikan sendiri kehidupannya
yang penuh kegagalan serta kekecewaan itu?
Ia sama sekali tidak mempunyai pikiran untuk berusaha
meloloskan diri dari situ, sebab segenap tenaga dalam yang
dimilikinya telah musnah, sekalipun masih utuh, untuk
meloloskan diri dari cengkeraman Pemilik benteng maut boleh
dibilang ibaratnya bermimpi disiang hari bolong.
Cukup andalkan barisan rumah batu yang aneh dan sakti,
tipis sudah harapannya untuk melarikan diri.
Rasa putus asa, bagaikan sebilah pisau tajam yang
menyayat hatinya. Rasa ingin mati, kian lama kian tebal
menyelimuti benaknya.
Mendadak... jari tangannya menyentuh suatu benda, serta
merta ia ambil benda tadi dan diperiksanya dengan seksama.
Ternyata benda itu adalah sebuah bungkusan kain kecil,
ketika diangkat terasa berat sekali, dengan cepat ia buka kain
tadi.
Apa yang terlihat?? ternyata isi bungkusan itu adalah
sebuah telapak tangan yang terbuat dari tembaga.
Ledakan rasa girang tak terbendung lagi, gumamnya
seorang diri: "Hud jiu Poo pit. Kitab pusaka tangan Buddha...
kitab pusaka..."
Tak dapat diragukan lagi, benda itu pasti sudah tertinggal
tatkala malaikat hawa panas Ko su Ki dipindah dari tempat itu.
Jika sepasang sarung tangan itu digabungkan menjadi satu,
maka dia akan berhasil mempelajari ilmu sakti see mi sinkang,
bila ilmu sakti itu sudah diyakinkan olehnya maka ia tak usah
jeri terhadap keampuhan Tengkorak maut lagi.
Tapi.. ketika ia teringat kembali bahwa tenaga dalam yang
dimilikinya telah musnah dan harapannya untuk meloloskan

485
diri telah punah, bagaikan kepalanya diguyur air dingin, ia
berdiri terbelalak dan tak mampu berbuat sesuatu apapun-
Apa gunanya kitab pusaka tangan Buddha jika ia tak dapat
melatihnya? benda itu ibaratnya barang yang tak berguna..
"Criing" tangannya jadi kendor dan benda mustika yang
diincar setiap umat persilatan itu terlepas dari cekalannya dan
jatuh kembali keatas tanah. seluruh ingatan dan pikirannya
kembali tersita untuk memikirkan soal kematian-
Ia tak sudi hidup dalam keadaan cacad dan tak bertenaga,
pemuda itu merasa lebih baik mati daripada menanggung
derita dan kekecewaan-. sementara ia sedang putus harapan
dan siap untuk bunuh diri
"criing criing" sentilan jari yang menyentuh permukaan
pintu baja berkumandang tiada hentinya.
Han Siong Kie sama sekali tak mendongak ia segan untuk
melakukan segala sesuatunya.
"Malaikat penyakitan, malaikat penyakitan" serentetan
suara perempuan yang pernah di kenal olehnya
berkumandang disisi telinga.
Sekujur tubuh Han sing Kie bergetar keras siapakah
perempuan itu? mengapa ia muncul dalam benteng maut, dari
mana ia tahu kalau dirinya disekap disitu? "Malaikat
penyakitan " untuk kedua kalinya suara panggilan itu
berkumandang. Han Siong Kie segera mendekati pintu baja itu
dan tak tahan lagi dia bertanya. "Siapakah engkau?"
"Aku? engkau tak perlu tahu dulu, aku ingin tanya apakah
engkau benar2 adalah malaikat penyakitan ahli waris dari Mo
tiong ci mo?"
"Benar"
"Apakah engkau masih ingat dengan seorang gadis yang
pernah kau tolong dari tangan empat pengawal baju hijau dari

486
istana Huan mo kiong?" Han song Kie termenung dan berpikir
sebentar lalu menjawab:
"Akulah gadis yang kau maksudkan itu"
"Engkau??"
"Betul, aku adakah istri yang ditinggalkan"
"Ooooh jadi nona adalah gadis yang menyebut diri sebagai
istri yang ditinggalkan? sekarang aku ingat sudah"
Setelah berhenti sebentar, dengan rasa sangsi ia bertanya
kembali:
"Kenapa nona bisa sampai disini ? dan darimana pula
engkau tahu kalau aku disekap ditempat ini??"
"ooooh... soal itu engkau tak usah tahu"
"Apa nona adalah anggota benteng ini ??"
"Sudah kukatakan tadi, lebih baik tak perlu banyak
bertanya, pernahkah engkau mendengar cerita tentang
seorang sahabat yang membalas jasa atas budi yang pernah
diterima olehnya???"
"Ada apa ? apakah nona..."
Sebelum pemuda itu sempat menyelesaikan kata2nya,
gadis itu telah menanggapi:
"Dugaanmu tepat sekali, aku memang hendak membalas
jasa baik yang pernah kuterima dari tanganmu, sekarang aku
hendak tolong engkau untuk keluar dari benteng ini."
Sekujur badan Han Siong Kie gemetar keras hampir saja ia
tidak percaya dengan telinga sendiri serunya dengan suara
gemetar: "Nona hendak menolong aku lolos dari benteng ini"
"Betul tunggulah sebentar disitu aku segera akan muncul
dalam ruangan batu itu" Begitu mengucapkan kata2 tersebut
suaranya seketika lenyap tak berbekas.

487
Han Siong Kie merasakan hatinya bergejolak keras hampir
saja tak dapat menahan pergolakan emosi yang luar biasa itu,
gumamnya seorang diri:
"suatu pertemuan aneh benar2 kejadian ini merupakan
suatu pengalaman aneh membuat orang bingung dan sama
sekali tak habis mengerti" sesudah berpikir beberapa saat
lamanya diam2 ia berpikir lebih jauh:
"Aaah tidak betul gadis yang menyebut dirinya sebagai istri
yang ditinggalkan ini pastilah anggota benteng maut ini, kalau
tidak dengan tenaga dalam yang dimilikinya tak mungkin ia
bisa pergi kesana kemari dalam benteng tersebut dengan
leluasa tapi apakah hubungannya dengan tengkorak maut,
kalau toh dia anggota istana maut, kenapa tenaga dalam yang
dimilikinya begitu biasa? bikin kepala jadi pusing."
"Kraaakrk kraaakkk "sebuah dinding batu per lahan2
bergeser kesamping dan muncullah sebuah pintu kecil.
Han Siong Kie rasakan jantungnya berdebar keras dengan
pandangan tajam dia awasi terus pintu kecil itu.
sesosok bayangan tubuh yang ramping dan mulus per
lahan2 muncul dalam ruangan itu, dia bukan lain adalab "Istri
yang ditinggalkan"
Mendadak pelbagai pikiran dan ingatan berkecamuk dalam
benak sianak muda itu pikirnya.
"Dewasa ini tenaga dalam yang kumiliki sama sekali telah
buyar, sekalipun aku berhasil ditolong oleh " istri yang
ditinggalkan" hingga lolos dari benteng maut tapi tugas yang
dibebankan guruku belum terlaksana dengan muka apa aku
harus berjumpa dengan guruku Mo tiong ci mo? disamping itu
musuh bebuyutan yang punya dendam dengan aku terlalu
banyak. sekalipun muncul dengan muka asliku atau dengan
wajah malaikat penyakitan orang lain sudah pasti tak akan
lepaskan diriku, kenapa aku musti menerima uluran tangannya

488
sehingga berhutang budi kepada gadis yang bernama istri
yang di tinggalkan ini??
Berpikir sampai disini dengan nada dingin ia lantas berkata:
"Apakah nona hendak tolong aku untuk keluar dari benteng
ini?"
"Benar, dengan menempuh bahaya aku melakukan hal ini,
maksudku tidak lain adalah guna membalas budi atas
pertolongan yang pernah engkau berikan padaku"
"Maksud baik nona biarlah kuterima dalam hati saja, nona
tak usah menempuh bahaya ini demi diriku"
Istri yang ditinggalkan tertegun mendengar jawaban
tersebut, dengan nada tercengang bercampur tak habis
mengerti ia berseru:
"Jadi engkau rela mengorbankan dirimu untuk dikubur
dalam benteng ini??"
"segenap tenaga dalam yang kumiliki telah punah,
keadaanku tidak jauh berbeda dengan seorang manusia
cacad, apa arti hidup bagiku??"
"Ooooh tentang soal itu terus terang kuberitahukan
kepadamu, tenaga dalam yang kau miliki masih utuh, hanya
jalan darahmu tertotok mengakibatkan urat dan nadi mu jadi
kacau balau, oleh sebab itulah hawa murnimu tak dapat
dihimpun kembali"
setelah mendengar keterangan tersebut, timbullah harapan
untuk hidup dalam hati kecilnya, rasa putus asa yang semula
menyelimuti hatinya kini tersapu lenyap dari benaknya,
dengan penuh emosi ia berseru: "Sungguhkah apa yang nona
ucapkan itu??"
"Aku rasa tiada kepentingan apa2 bagiku untuk
membohongi dirimu"

489
"Lalu kepandaian apakah yang telah digunakan oleh pemilik
benteng maut untuk melukai diriku ??"
"Suatu kepandaian rahasia yang tak pernah diwariskan
kepada siapa2 dari Benteng Maut"
"Nona dapat memunahkannya?"
"Tentu saja dapat" sahut gadis itu sambil mengangguk
"tapi aku tak dapat membebaskan jalan darahmu itu, sebab
untuk melepaskan engkau dari sini aku telah menempuh suatu
jalan yang amat berbahaya, jika aku bebaskan pula jalan
darahmu yang tertotok itu berarti kematian yang tak bisa
ditawar lagi bagiku, sebab itulah peraturan dari benteng maut
ini"
"jadi nona adalah anggota benteng maut? " tegur Han
Siong Kie dengan suara dalam.
"Benar, ucapanmu itu sama sekali tak keliru"
"Apa hubunganmu dengan pemilik benteng maut ini??"
"Maaf untuk sementara waktu aku tak dapat
memberitahukan soal ini kepadamu"
"Tapi aku harus mengetahuinya lebih dahulu"
Rasa serba salah dan keberatan terlintas diatas wajah istri
yang ditinggalkan, setelah ragu2 beberapa saat lamanya, ia
tetap gelengkan kepalanya berulang kali. "Aku tak dapat
beritahukan rahasia ini kepadamu" katanya. Melihat keputusan
gadis itu, Han Siong Kie segera berpikir dalam hati:
"Kalau ditinjau dari sikapmu itu, sudah pasti ia mempunyai
hubungan yang luar biasa dengan Tengkorak maut, sebaliknya
antara aku dengan Tengkorak maut terikat oleh dendam
sedalam lautan, darimana aku boleh menerima budinya ?
tapi...Aaaai kalau aku tetap berdiam disini mana mungkin
dendamku bisa terbalas?"

490
Harapan untuk pulihkan kembali kekuatan tubuh yang
dimilikinya mendorong sianak muda itu untuk cepat2
tinggalkan benteng yang mirip neraka ini.
Dalam keluarga bakti kepada gurunya... serta masalah lain
yang pelik kembali berkecamuk dalam benak pemuda itu,
akhirnya tak tahan lagi ia bertanya:
"Siapakah orang2 dalam persilatan yang sanggup
membebaskan aku dari pengaruh totokan ini?"
"Sulit untuk dikatakan? dunia persilatan amat luas, banyak
keanehan yang terlingkup didalamnya, soal ini harus dilihat
dari rejekimu sendiri, kalau ada jodoh aku rasa gampang
untuk temukan manusia seperti itu, sebaliknya kalau tidak
berjodoh...apa mau dikata lagi?"
Dengan mulut membungkam Han Siong Kie mengangguk.
pikirnya didalam hati:
"Guruku Mo tiong ci mo sangat hapal dengan ilmu silat
yang dimiliki Tengkorak maut, mungkin ia bisa bebaskan
pengaruh totokan ini, selain itu bukankah masih ada orang
yang kehilangan sukma, serta Put to sianseng beberapa orang
jago misterius yang berkepandaian lihay? siapa tahu.."
Terdengar gadis itu berkata lebih jauh:
"Setelah engkau keluar dari benteng ini, aku harap engkau
bersedia merahasiakan apa yang pernah kau saksikan dalam
benteng ini sehingga tidak sampai bocor kedalam dunia
persilatan?"
"Tentang soal ini aku bisa memenuhinya, tapi sebelum itu
akupun hendak mengutarakan dua hal lebih dahulu"
"Katakanlah cepat"
"Pertama aku punya janji dengan malaikat hawa dingin Mo
siu In untuk mencarikan jejak suaminya yakni malaikat hawa

491
panas Ko su Ki untuk mencegah malaikat hawa dingin
melakukan pembantaian lagi.
terhadap orang persilatan terpaksa aku harus bocorkan
jejak suaminya itu kepada perempuan tersebut"
"Tentang soal itu sih boleh saja, jika malaikat hawa dingin
berani mencari gara2 kemari itu berarti dalam benteng kami
ini akan bertambah dengan seorang penghuni lagi"
"Kedua jika tenaga dalamku telah pulih kembali maka aku
akan menyatroni kembali benteng maut ini.."
"Apa engkau akan datang lagi?"
"Betul"
"Kenapa?"
"Untuk membalas dendam"
"Oooh engkau punya dendam dengan poocu benteng ini?"
"Benar, dendamku lebih dalam dari pada samudra, jikalau
nona menyesal untuk melepaskanku pergi dari sini sekarang
juga engkau masih sempat menarik kembali tawaranmu itu"
Paras muka gadis yang bernama istri yang ditingalkan itu
berubah hebat, akhirnya dengan sedih ia berkata:
"Baik, engkau boleh terhitung sebagai seorang pendekar
jujur yang jarang ditemui dalam dunia persilatan, hari ini
kulepaskan dirimu karena ingin membalas budi pertolongan
yang pernah kau berikan kepadaku sedangkan mengenai
rencanamu untuk menuntut balas dalam benteng maut ini, hal
itu boleh dianggap masalah lain"
"Dan nona tak akan menyesal dengan perbuatanmu itu?"
"Tiada alasan menyesal bagiku untuk perbuatan yang telah
kulakukan dengan penuh kesadaran."

492
"Kalau begitu kuucapkan banyak terima kasih lebih dahulu
atas bantuanmu itu"
"Engkau tak usah berterima kasih kepadaku, kita satu
bayar satu, budi diantara kita sama sekali telah terhapus, dan
sekarang kitapun harus segera berangkat"
"Bagaimana caranya kita keluar dari sint?"
Tiba2 gadis itu melancarkan sebuah totokan kilat keatas
tubuh Han Siong Kie..
sianak muda itu seketika merasakan badannya merasa
gemetar keras, sebelum ingatan kedua sempat berkelebat
dalam benaknya, ia sudah roboh terkapar diatas tanah.
Ketika ia sadar kembali dari pingsannya, terasa angin
dingin berhembus lewat menggidikkan badan- suara gulungan
ombak terdengar kembali dengan jelas, ketika ia buka
matanya tampaklah bintang bertaburan diangkasa, dinding
benteng yang hitam pekat berdiri mentereng dihadapannva,
ternyata ia sudah berada diluar benteng maut.
"Saudara, sekarang engkau boleh segera tinggalkan tempat
ini Nah, inilah benda milikmu yang ketinggalan, baik2lah kalau
menyimpannya.”
Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, sebuah buntalan
terjatuh disisinya sedang gadis itu sudah lenyap dari
pandangan.
Han Siong Kie bangkit berdiri, dalam hati ia merasa
bersyukur karena isi buntalan itu adalah sebagian dari Hud jiu
Poopit yang diidamkan setiap umat persilatan, semula benda
itu merupakan benda milik malaikat hawa panas yang
tinggalkan disana, tapi gadis istri yang ditinggalkan mengira
sebagai miliknya, kini benda itu dibawa keluar dan diserahkan
kembali kepadanya.

493
Bukankah itu berarti bahwa benda mustika itu berjodoh
dengan dirinya?? andaikata masih ketinggalan dalam benteng
maut, bukankah semua harapannya ikut lenyap?
setelah menyimpan buntalan itu baik2, pemuda itu melirik
sekejap kearah Benteng maut yang bercokol bagaikan iblis
raksasa itu, kemudian putar badan dan berlalu dari sini.
setelah tenaga dalamnya punah, keadaan Han Siong Kie
tidak jauh berbeda dengan manusia biasa, selangkah demi
selangkah berjalan tinggalkan benteng itu.
Ia merasa dirinya seperti baru sadar dari suatu impian
buruk, dalam sehari belaka dari seorang jago persilatan yang
ampuh telah berubah jadi manusia biasa yang lemah tak
bertenaga.
Dan satu hal yang mimpipun tak pernah disangka olehnya,
ia telah berjumpa kembali dengan Tonghong Hui yang
dirindukan olehnya selama ini...
Jika Tonghong Hui tahu kalau malaikat penyakitan yang
telah ditolongnya olehnya bukan lain adalah engkoh Kie yang
dianggap sudah mati dibunuh oleh orang2 perkumpulan Thian
che kau, serta ia bersumpah hendak balaskan dendam sakit
hatinya itu, mungkin ia bisa mengerahkan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk bebaskan sianak muda itu
dari pengaruh totokan.
Sedangkan Han Siong Kie sendiri, andaikata ia tahu kalau
"istri yang ditinggaikan" adalah adik angkatnya Tonghong Hui,
mungkin iapan akan membuka rahasianya hingga apa yang
kemudian terjadipun bisa dibayangkan setiap orang.
Sayang, Takdir telah menentukan lain, sepasang merpati
itupun harus melewatkan kesempatan baik itu dengan Begitu
saja. .
Dengan susah payah Han Siong Kie menyeberangi
jembatan batu dan tiba ditepi pantai berpasir, seCara lapat2 ia

494
merasa se akan2 melihat adik angkatnya Tonghong Hui
sedang duduk diatas batu cadas dimana mereka berjumpa
untuk pertama kalinya, rasa sedih menyelimuti seluruh wajah
pemuda ini.
Dengan langkah yang ling lung ia naik ke atas daratan dan
per-lahan2 meneruskan perjalanannya lewat jalan raya.
Ingatan pertama yang berkelebat dalam benaknya saat ini
adalah bagaimana caranya tiba ditempat tinggal gurunya
dengan gerak badan paling cepat dia harus tiba disitu sebelum
sepuluh hari lewat karena gurunya pernah berkata bahwa ia
masih ada pesan lain yang hendak disampaikan.
sementara itu dari tempat2 tersembunyi tidak jauh dari
jalan raya berpuluh2 pasang mata dengan sorot mata penuh
rasa kejut dan tercengang sedang mengamati gerak gerik dari
Han Siong Kie..
Dengan mata kepala sendiri mereka saksikan pemuda itu
masuk kedalam benteng dan sekarang mereka saksikan pula
ia muncul dari dalam benteng dalam keadaan selamat.
Meskipun dari langkah kaki Han Siong Kie yang berat dan
lambat menimbulkan perasaan heran dan tak habis mengerti
dalam hati kecil mereka, namun siapapun tak berani mencabut
kumis harimau secara gegabah kelihatannya dan
kedahsyatannya Malaikat Penyakitan sudah amat tersohor
dikolong langit:
-00d000w00-
BAB 28
SECARA diam2 mereka terus menguntit dibelakangnya,
jauh dibelakang dan sangat hati2 sekali hingga sedikitpun tak
menimbulkan suara, mereka takut jejaknya ketahuan oleh
pemuda lihay itu.

495
Tentu saja mimpipun ia tak mengira kalau Malaikat
penyakitan yang mereka takuti dan segani, kini sudah
merupakan seekor harimau ompong. segenap ilmu silatnya
punah tak berbekas.
sebaliknya Han Siong Kie sendiripun tak menyangka kalau
ia dikuntit dan diawasi gerak geriknya oleh para jago silat.
Dengan cepat berita itu disiarkan oleh para jago persilatan
yang berjaga disekitar benteng Maut kesegala penjuru dunia
dengan cara yang paling cepat.
Malaikat penyakitan, ahli waris dari Mo-tiong ci-mo setelah
masuk kedalam benteng maut ternyata telah muncul kembali
dari benteng itu dalam keadaan selamat.
Begitu kabar itu tersiar dikolong langit sebagian besar
orang persilatan segera menganggap pemilik benteng maut
atau yang dikenal sebagai Tengkorak maut,pastilah hasil
penyaruan dari Mo tiong ci mo, sebab pada empat puluh
tahun berselang, Tengkorak maut dan iblis diantara iblis tak
pernah munculkan diripada saat yang bersamaan.
Dengan tersiarnya kabar itu, maka Han Siong Kie menjadi
sasaran dari perhatian segenap umat persilatan. terutama
sekali mereka2 yang pernah merasakan kelihayan dan
menderita kerugian ditangan Tengkorak maut serta iblis
diantara iblis..
Fajar telah menyingsing .... sang surya memancarkan
cahaya ke emas2an dari ufuk sebelah timur.
Han Siong Kie merasa lapar, dahaga bercampur penat . . .
perjalanan yang ditempuh semalam suntuk hanya berhasil
melampaui jarak sejauh enam puluh li, ia mempunyai tujuan
untuk menuju kota yang terdekat, makan hingga kenyang
kemudian membeli kuda untuk melanjutkan perjalanan.
Sebuah hutan lebat terbentang di depan mata, nun jauh
diseberang hutan ia temukan sebuah dusun kecil penemuan

496
itu membuat semangatnya bangkit kembali, ia segera
percepat langkahnya menuju dusun tersebut.
Tiba2 desiran ujung baju tersampok angin berkumandang
datang dari arah depan.
Han Siong Kie terkesiap. serentak ia menghentikan langkah
kakinya dan berpaling ke arah mana berasalnya suara itu.
Tiga sosok manusia meluncur datang dari depan dan
secepat kilat mengepung sianak muda itu dalam posisi segi
tiga.
Diikuti...sreet sreeet desiran tajam bergema tiada hentinya
beb erapa puluh sosok bayangan manusia muncul dari arah
empat arah delapan penjuru, diantara mereka terdapat aneka
ragam manusia, dari padri, imam sampai kaum pengemis dari
kay-pang jumlahnya diantara seratus orang..
Han Siong Kie merasa amat terkejut menghadapi
pemunculan jago yang Begitu banyaknya, ia sadar bahwa
orang2 itu muncul untuk mencari gara2 dengan dirinya,
padahal tenaga dalam yang ia miliki telah punah, bukankah itu
berarti hanya jalan kematian yang bakal diterima olehnya?
Dalam keadaan Begitu, Han Siong Kie tidak dapat berbuat
lain kecuali mengawasi tiga orang jago yang berada
disekelilingnya.
orang pertama adalah seorang imam tua yang rambut
maupun alisnya telah putih, sekilas memandang ia segera
kenali imam tua tersebut sebagai Kui Goan cu, ketua Tiangloo
dari partai Khong tong yang pernah cari tahu jejak gurunya, ia
tercekat dan jantungnya berdebar keras.
orang kedua adalah seorang padri tua bermuka merah,
sedangkan orang ketiga adalah seorang nenek tua bermuka
jelek. berwajah keriput dan membawa tongkat kuning
berwarna ke emas2an.

497
Enam buah sorot mata yang tajam, laksana kilat menatap
wajah Han Siong Kie tanpa berkedip.
setelah hening beberapa saat lamanya, per-tama2 Kui Goan
cu dari partai Khong tong yang buka suara lebih dahulu
tegurnya: "siau sicu, kembali kita berjumpa muka"
Han Siong Kie tahu bahwa ia tak dapat lolos dari kepungan
lagi, sambil bulatkan tekad ia balas menegur dengan suara
dingin, "Ada urusan apa kalian datang mencari aku?"
"Bu liang siu hud" seru Kui Goan cu sambil rangkap
sepasang telapaknya "sebelum kita berbicara marilah aku
perkenalkan dahulu dua orang jago ini, yang satu ini adalah
Seng Gong taysu dari gereja siau lim si, sedang yang itu
adalah Kim ciang popo dari gunung Yan san selain itu hadir
pula umat persilatan dari pelbagai penjuru, adapun kehadiran
kami semua adalah mengandung satu tujuan"
"Apa tujuan kalian?"
"Kami sangat berharap dapat mengetahui jejak dari
gurumu Mo tiong ci mo"
Mendengar ucapan tersebut, diam2 Han sioag Kie
mengeluh dalam hatinya.
"Habis sudah riwayatku ini hari, pasti aku akan menemui
ajalnya ditempat ini."
Manusia apabila jiwanya terancam oleh bahaya maut, ia
sudah putus asa kadangkala malah akan pasrah dan jauh lebih
tenang sikapnya dari pada siapapun.
Demikian juga keadaan Han Siong Kie pada saat itu,
bukannya jeri atau pecah nyali dia malahan berseru dengan
nada angkuh:
"Kalau aku tidak bersedia menjawab kalian mau apa?"
Paras muka tiga orang jago lihay itu seketika berubah hebat.

498
Seng Gong taysu dari gereja siau lim si segera mendengus
dingin.
"Hmm aku rasa siau sicu tak dapat ambil keputusan dengan
seenak hatinya sendiri"
Kim ciang popo dari gunung Yao sanpun menepuk tongkat
emasnya berulang kali, kemudian sambil menatap pemuda itu
dengan pandangan tajam hardiknya.
"Hey bocah muda, aku harap engkau bersedia menjawab
beberapa buah pertanyaanku secara jujur"
Han Siong Kie menyapu wajah Kim ciang po dengan
pandangan dingin kemudian katanya.
"Aku bisa menjawab dengan sejujurnya asal pertanyaan
yang kau ajukan pantas kujawab dengan jujur?"
"Hmm aku ingin tahu apakah Me tiong ci mo adalah hasil
penyamaran dari pemilik benteng maut yang disebut
Tengkorak maut"
Mendapat pertanyaan tersebut, Han Siong Kie malah
terperanjat dibuatnya. "Darimana engkau bisa berkata
demikiam?" serunya.
"Bukankah engkau adalah ahli waris dari iblis diantara
iblis??"
"Tentu saja aku toh tak pernah menyangkal akan
kebenaran tersebut?"
"Dan engkau .... bukankah baru saja keluar dari Benteng
maut??"
satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Han
Siong Kie, ia tahu tindakannya memasuki benteng maut serta
lolosnya dia dalam keadaan selamat pasti sudah diawasi oleh
kawanan persilatan, sehingga dalam waktu singkat Begitu
banyak umat persilatan yang telah berkumpul disana.

499
Dengan nada gamblang ia segera mengangguk tanda
membenarkan-"Benar, aku memang baru saja keluar dari
benteng maut itu"
"Kenapa engkau bisa keluar dari benteng tersebut dalam
keadaan selamat?" desak Kim ciang popo lebih jauh.
"Aku rasa persoalan ini sama sekali tak ada sangkut
pautnya dengan dirimu, jadi aku harap lebih baik engkau
tutup mulut saja"
Paras muka Kim ciang popo yang jelek seketika berubah
sangat hebat, rambutnya yang telah beruban bergetar keras,
serunya lagi dengan nada menyeramkan-"sebenarnya lblis
diantara iblis adalah penyaruan dari Tengkorak maut atau
bukan?"
"Berdasarkan alasan apa engkau ajukan pertanyaan yang
ngawur seperti itu?"
"Berdasarkan kedudukanmu serta tingkah lakumu yang
dapat keluar masuk Istana maut secara bebas"
Meskipun tenaga dalam yang dimilikinya telah punah,
kecongkakan dan kejumawaan dalam sikap Han Siong Kie
sama sekali tidak berkurang, kontan ia tertawa dingin tiada
hentinya. "Heehh heehh heehh.. apakah engkau tidak merasa
terlalu brutal ucapanmu itu?"
"ooh.. jadi engkau tidak bersedia untuk bicara?"
"Jangan paksa aku untuk bicara kalau kau ingin tahu
dudukperkara yang sebenarnya kenapa tidak berkunjung
sendiri kedalam Istana maut untuk melakukan penyelidikan?"
Ucapan yang kasar dan sangat mengena di hati itu seketika
membuat paras muka tiga orang jago persilatan itu berubah
hebat.
Beberapa waktu kemudian seng Gong taysu dari gereja
siau lim si berseru kembali:

500
"Kami akan berkunjung sendiri kesana untuk melenyapkan
bibit bencana bagi umat persilatan, segenap umat Bu- lim
akan bersatu padu untuk menghancurkan benteng maut dari
muka bumi, tapi bagi siau sicu sendiri aku rasa lebih baik
bicara terus terang saja sebab kalau tidak.."
"Kalau tidak kenapa?"
"segenap umat persilatan yang hadir dalam gelanggang
hari ini mungkin tak akan melepaskan siau sicu dengan begitu
saja"
"Termasuk taysu sendiri?"
"omintohud mau tak mau terpaksa aku harus ikut serta
dalam pergerakan ini"
Dalam hati timbullah keinginnan bagi Han Siong Kie untuk
menerangkan bahwa Tengkorak maut bukanlah hasil
penyaruan dari Mo tiong ci mo, tapi sebelum ia sempat
berbicara, Kim ciang popo telah tak sabar lagi dan segera
membentak keras. "Bocah keparat, ayoh bicara"
Mendengar bentakan itu, Han Siong Kie merasa gusar
sekali, ia tahu seratus orang jago persilatan yang berkumpul
disana waktu itu, semuanya merupakan lawan2 dari
Tengkorak maut ataupun iblis diantara lblis. bicara atau tidak
baginya sama saja tak ada artinya, maka dengan ketus pula
dia menjawab "Aku tak mau bicara engkau mau apa?"
sejak lama Kim ciang popo, yang beradat keras sudah ada
keinginan untuk mencoba kelihayan Malaikat penyakitan yang
dikatakan sangat lihay itu, toya emasnya segera direntangkan
didepan dada lalu berseru:
"Bocah dungu, engkau anggap dengan andalkan beberapa
ilmu silat sesatmu itu maka engkau sudah dapat malang
melintang dikolong langit tanpa tandingan?"
Han Siong Kie sadar jika lawannya turun tangan maka dia
pasti tak akan lolos dari cengkeraman mautnya tapi bagi

501
sianak muda itu tak ada jalan lain kecuali menerima kematian
tersebut dengan pasrah.
Rasa sedih murung dan kesal berkecamuk dalam benaknya,
ia tak menyangka setelah nyaris mati dalam benteng maut
akhirnya toh harus menerima kematian ditangan para jago
persilatan-
Sambil menggertak gigi segera serunya:
"Engkau tak usah mengancam, aku tak terbiasa dengan
gertak sambal macam itu"
"Anak iblis sialan mulutmu benar2 sangat tajam akan
kujajal dirimu lebih dahulu" bentak Kim ciang popo dengan
penuh kegusaran.
Cahaya emas berkelebat lewat, toya emas itu secepat kilat
meluncur kearah depan.
suasana dalam gelanggang seketika diliputi ketegangan,
semua orang ingin tahu apa yang terjadi setelah nenek toya
emas melepaskan serangan gencarnya.
Ditengah jeritan yang amat nyaring tubuh Han Siong Kie
tersapu telak dan mencelat keangkasa, darah segar muncrat
keluar dari bibirnya.
Tiga orang jago yang ada ditengah gelanggang kontan jadi
tertegun dibuatnya.
Para jago yang ada disekeliling gelanggangpun
memperdengarkan jeritan kaget bercampur nada heran.
"Blammm..." badan Han Siong Kie terlempar sejauh tiga
tombak dari tempat semula dan roboh tak berkutik lagi diatas
tanah.
Meskipun tenaga dalam masih dimiliki olehnya, tapi karena
urat2 penting dalam tubuhnya ditotok oleh pemilik benteng
maut maka hawa murni yang dimilikinya tak dapat dihimpun
menjadi satu, kendatipun Begitu berkat tenaga dalam sebesar

502
dua ratus tahun hasil latihan yang masih terkandung di dalam
tubuhnya, ia selamat dari luka yang lebih parah akibat
hantaman toya tersebut.
Peristiwa itu sama sekali berada diluar dugaan setiap
orang, malaikat penyakitan yang dua hari berselang masih
malang melintang tanpa tandingan dikolong langit, ternyata
pada saat ini tak mampu menghadapi sebuah serangan dari
Kim ciang popo.
"Apa yang sebenarnya telah terjadi?" per-tama2 Seng Gong
taysu menegur lebih dulu dengan muka tercengang dan
perasaan tidak habis mengerti.
Dengan perasaan bimbang dan ragu Kui Goan cu dari
partai Khong tong ikut gelengkan kepalanya.
"Aku sendiripun tak dapat menjelaskan persoalan itu, sebab
ketika untuk pertama kalinya aku berjumpa dengan bocah itu,
jelas kuketahui bahwa ia memiliki ilmu silat yang sangat lihay."
"Hei hidung kerbau, engkau yakin tak salah melihat?" tegur
Kim ciang oopo dengan marah.
sebutan " Hidung kerbau" itu dirasakan tajam dan pedas
dalam hati Kui Goan cu, merah padam selembar wajahnya,
dengan terbata2 ia lalu menjawab: "Bukankah ia telah
mengakui sendiri akan hal itu??"
"Tapi kenyataan membuktikan kalau ia sama sekali tidak
berkepandaian silat, bagaimana penjelasanmu tentang soal
ini??"
Dalam pada itu dengan sempoyongan perlahan2 Han Siong
Kie bangkit berdiri dari atas tanah, para jago yang hadir dalam
gelanggang kembali dibuat gempar oleh kejadian tersebut.
Sambil mengenyitkan alisnya yang tebal, Seng Gong taysu
segera berkata:

503
"Kalau dikatakan ia sama sekali tak berilmu silat, hantaman
toya tadi sudah cukup untuk mematahkan tulang
punggungnya, tapi.. kenapa ia tidak mampus?" Kim ciang
popo termenung beberapa saat lamany a, kemudian
menjawab:
"Perduli bagaimanapun juga, duduk persoalan yang
sebenarnya hanya bisa kita ketahui dari mulutnya sendiri"
Ia enjotkan badan dan melayang kehadapan Han Siong Kie.
Pada waktu itu pemuda she Han tersebut berdiri dengan
sempoyongan, sekujur badannya terasa amat sakit, tenaganya
ludas dan untuk berbicarapun tak kuat lagi, dengan
pandangan sayu ia balas menatap wajah lawannya.
Mendadak.. Kim ciaog popo melihat sesuatu diatas tanah,
ia temukan sebuah benda hitam menggeletak ditanah, ketika
diambil ternyata benda itu adalah sebuah sarung tangan
terbuat dari tembaga, diatas punggung dan telapak sarung
tangan itu penuh terukir tulisan2 yang lembut.
Dengan hati berdebar perempuan itu, mengawasi lebih
seksama lagi, tiba2 ia menjerit kaget:
"Aaaah kitab pusaka Hud jiu Poo pit"
Rupanya sewaktu tubuh Han Siong Kie terhantam oleh toya
tadi dan mencelat keudara, tanpa disadari olehnya kitab
pusaka tangan Buddha itu sudah terjatuh keatas tanah.
Betapa terperanjatnya sianak muda itu setelah mendengar
seruan itu, tapi jiwanya pada saat ini terancam bahaya, tentu
saja tidak sempat baginya lagi memikirkan benda itu lagi,
maka melirikpun ia tidak.
Kui Goan cu dari partai Khong tong serta seng Gong taysu
dari gereja siau lim si memiliki ketajaman pendengaran yang
luar biasa, kedua oraog itu menerjang kedepan ketika
dilihatnya benda yang berada dalam genggaman Kim ciang
popo ternyata bukan lain adalah kitab pusaka Hud jiu Poopit

504
yang sudah tersohor namanya didalam dunia persilatan sejak
seratus tahun berselang, mereka sama2 berdiri terperangah
dibuatnya.
Baik Kui Goan cu maupun Seng Gong taysu sama2
merupakan orangZ beribadah yang beriman tinggi namun
setelah menjumpai benda mestika yang tak ternilai harganya
itu tak urung mereka unjukan pula rasa tamak dan napsU
serakahnya.
Tiba2 antara gerombolan jara jago yang hadir disisi
gelanggang terdengar seseorang dengan suara yang aneh dan
berseru:
"Kitab pusaka telapak Buddha dari mana anak iblis ini bisa
dapatkan benda mustika itu??"
Begitu teriakan tersebut keluar dari mulutnya seketika itu
juga suasana jadi gempar dan para jago persilatan yang
berada disekeliling gelanggang sama2 menerjang kedepan
bagaikan gulungan air bah.
Buru2 Kim ciang popo masukan kitab pusaka telapak
Buddha itu kedalam sakunya kemudian enjotkan badannya
dan melayang keluar gelanggang dalam dua tiga kali loncatan
saja tubuhnya sudah berada tiga puluh tombak jauhnya dari
tempat semula.
Ditengah suara bentakan dan hiruk pikuk yang amat
memekikkan telinga, semua jago persilatan yang berada
disekeliling tempat itu sama2 mengerahkan segenap
kekuatannya untuk melakukan pengejaran.
Gerakan tubuh Kim ciang popo cepat bagaikan sambaran
kilat, dengan kepandaian silat yang dimilikinya untuk
meloloskan diri bukaniah suatu pekerjaan yang terlalu sulit,
tapi ketika untuk ketiga kalinya ia melayang keudara,
mendadak segulung angin pukulan yang amat dahsyat dan
santar menerjang kearah badannya dan memaksa perempuan
itu mau tak mau harus meluncur kembali keatas tanah.

505
seorang kakek tua yang cebol dan gemuk bagaikan ibis,
ibarat sukma yang melayang saja tahu2 sudah munculkan diri
dihadapannya.
Begitu melihat siapa yang munculkan diri, diam2 Kim- ciang
Popo tarik napas dingin, dengan hati terkesiap segera
tegurnya:
"Tee heng sian Dewa berjalan dalam tanah apa maksudmu
datang kemari?"
orang yang barusan munculkan diri itu bukan lain adalah "
Tee heng sian" Dewa berjalan dalam tanah Tok Kun yang
dikenal sebagai manusia paling sulit dilayani, jarang ada orang
yang mengetahui akan asal usulnya, tiada orang pula yang
mengetahui sampai dimanakah kelihayan tenaga dalam yang
dimilikinya.
sementara itu dewa berjalan dalam tanah telah tertawa
cekikikan sambil berkata:
"Hiihhh hiiihhh hiiiihhh Oei Cio Kiok siapa yang melihat ia
mendapat bagian, masa engkau hendak mengangkangi benda
mustika itu untuk kepentinganmu seorang diri?"
Dalam waktu yang amat singkat itulah semua jago
persilatan yang mengejar dari belakang telah tiba disana dan
mereka segera membentuk lingkaran kepngan yang berlapislapis.
-00d000w00-
Jilid 14
KARENA kemunculan harta mustika tadi, perhatian semua
orang ditujukan kearah sarung tangan Hud jiu poo pit itu, dan
Han Siong Kie untuk sementara waktu terlupakan.

506
Nenek bertoya emas Oei Ciu Kiok yang jalan perginya
dihadang, hatinya merasa mendongkol bercamcur gusar,
sambil menggertak gigi dan melototkan matanya bulat2 ia
berseru:
"Dewa berjalan dalam tanah, apakah engkau hendak
merampas barang milik orang lain? terus terang kuberitahukan
kepadamu, aku oei ciu Kiok bukanlah lampu lentera yang
kehabisan minyak, orang lain mungkin jeri kepadamu, tapi aku
nenek tua sama sekali tidak memperdulikan akan soal itul"
Dewa berjalan dalam tanah menggerakkan badannya yang
gemuk dan cebol hingga maju beberapa depa kedepan, sambil
picingkan matanya jadi kecil ia menjawab:
"Ooooh tidak berani aku tidak berpikiran begitu, cuma
kedatangan kita orang2 persilatan pada saat ini toh
dikarenakan satu tujuan? tidak sepantasnya kalau engkau lupa
kawan dan pergi dengan begitu saja"
suara bisikan dan kegaduhan menyelimuti seluruh
gelanggang, berpuluh2 pasang mata yang memancarkan
keserakahan sama2 ditujukan kearah kitab pusaka Hud ji Poo
pit yang berada dalam saku nenek bertoya emas, semua
orang mengilar dan ingin mendapatkannya.
Rupanya nenek bertoya emas mengetahui akan kekuatan
sendiri, ia sadar asal manusia cebol itu turut campur dalam
perebutan ini, maka semua perhitungannya akan meleset,
rasa benci dan dendam segera menyelimuti hatinya, sambil
silangkan toyanya didepan dada ia berseru:
"Cebol sialan, aku nenek tua mohon beberapa petunjuk
ilmu silat darimu"
"ooooh ..... jangan salah paham, aku bukan datang kesini
untuk ajak engkau berkelahi" sahut Dewa berjalan dalam
tanah sambil mengebaskan ujung bajunya, "seorang pria
sejati tak akan berkelahi dengan kaUm wanita sekalipun
menang juga tak bisa dibanggakan."

507
"Kentut busuk"
Cahaya ke emas2an berkelebat lewat, toya emas itu
bagaikan beribu2 ekor ular emas secepat kilat meluncur
kedepan dan menghantam sekujur badan Dewa berjalan
dalam tanah.
Merasakan datangnya ancaman tersebut, Dewa berjalan
dalam tanah segera menggerakan tubuhnya dan meloloskan
diri dari kurungan bayangan toya lawan ia menghardik:
"Tahan-. "
Cahaya emas jadi lenyap tahu2 ujung toya emas tersebut
sudah kena dicengkeram oleh Dewa berjalan dalam tanah.
Demontrasi kepadaian yang amat luar biasa ini seketika
membuat para jago persilatsn yang berada disisi gelanggang
jadi amat terkesiap dan berubah wajah mereka, sama sekali
tak mengira kalau ilmu silat yang di miliki Dewa berjalan
dalam tanah begitu lihaynya sehingga dalam sekali gebrakan
saja toya emas lawannya berhasil digenggam.
Paras muka Nenek bertoya emas yang pada dasarnya
sudah jelek, kini berubah makin jelek lagi. sorot mata penuh
kebencian dan perasaan dendam memancarkan keluar dari
mata nenek tua, rambutnya yang telah beruban pada bangkit
berdiri bagaikan landak.
Tiba2 Dewa berjalan dalam tanah mengendorkan
cekalannya, Nenek bertoya emas segera mundur tiga langkah
kebelakang.
Kenyataan dengan jelas membuktikan bahwa suatu
persekongkolan untuk menghadapi ahli waris dari iblis
diantama iblis, kini sudah berubah jadi suatu perebutan benda
mustika yang melibatkan setiap umat persilatan dari segala
penjuru kolong langit.

508
Dengan sorot mata yang tajam Dewa berjalan dalam tanah
menyapu sekejap wajah semua jago yang hadir disana,
kemudian tertawa terbahak2.
"Haahh haahh..haahh.. tujuan dari kehadiran rekan
persilatan semua pada saat ini adalah untuk menghadapi
anakan iblis tersebut, kemudian mencari tahu jejak dari iblis
tua serta membalas dendam berdarah dari masing2
perguruan, oleh karena itu kita tak boleh merobah tujuan kita
hanya disebabkan karena kemunculan benda pusaka yang
sama sekali tak terduga ini"
semua orang anggukkan kepalanya tanda menyetujuinya
namun sorot mata yang memancarkan kerakusan masih belum
tergeser dari tubuh nenek bertoya emas.
Setelah berhenti sebentar Dewa berjalan dalam tanah
melanjutkan kembali kata2nya:
"Dewasa ini kita harus bereskan dahulu persoalan kita yang
terpenting, sedangkan mengenai pusaka yang muncul secara
tak terduga ini Hiiihhh biiihhh hilihhh setiap orang yang hadir
disini berhak untuk memperoleh bagian, penyelesaian boleh
kita lakukan belakangan saja cuma ..."
Bicara sampai disini ia lantas berpaling kearah Nenek
bertoya emas dan menambahkan-
"oei ciu Kiok. sekali lagi kuperingatkan kepadamu jikalau
engkau hendak mengangkangi benda mustika tersebut
seorang diri maka orang pertama yang akan dicari oleh iblis
diantara iblis atau Tengkorak maut adalah engkau, percayakah
engkau bahwa dengan kekuatanmu kamu bisa lolos dari
bencana itu?"
Ucapan yang tajam dan tepat itu segera mengena dihati
Nenek bertoya emas, membuat bulu kuduknya tanpa terasa
pada bangun berdiri, ia gelagapan dan tak mampu
mengucapkan sepatah katapunTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
509
Dipihak lain.. setelah berdiri termangu2 beberapa saat
lamanya, Han Siong Kie tersadar kembali dari lamunannya,
sambil menahan rasa sakit yang tak terkirakan selangkah demi
selangkah ia berjalan menuju keujung hutan,
mempertahankan kehidupan adalah suatu tindakan yang
jamak sebagai umat manusia, pemuda itu sadar bahwa
jiwanya pada hari itu terancam bahaya, tapi sepenuh tenaga
ia berusaha untuk mencoba selamatkan jiwanya dari ancaman
tersebut.
Terdengar Dewa berjalan dalam tanah berkata kembali:
"sekarang lebih baik saudara sekalian menangkap bocah
muda itu lebih dahulu. janganlah biarkan dia lolos dari tempat
ini, siapa tahu kalau bocah muda itu sengaja menggunakan
siasat untuk menipu kira dengan pura2 tak berkepandaian,
karena melihat jumlah kita yang terlalu banyak dan sadar
kalau tak mampu melakukan perlawanan, kita tidak boleh
termakan oleh tipu muslihatnya itu..."
Kobaran semangat tersebut segera membangkitkan kembali
semangat para jago untuk menangkap Han Siong Kie, tapi
sebelum sempat berbuat sesuatu, mendadak .... Nenek
bertoya emas dengan suara yang keras dan nyaring bagaikan
geledek berseru:
"Bagus... bagus sekali... manusia cebol berani benar
engkau gunakan ilmu mencopet untuk mencuri benda mustika
Hud jiu Poo pit dari sakuku, ayoh cepat serahkan kembali
kepadaku"
Begitu bentakan tersebut diutarakan keluar, sorot mata
semua orangpun tanpa sadar sama2 dialihkan keatas badan
Dewa berjalan dalam tanah.
Paras muka Dewa berjalan dalam tanah sama sekali tak
berubah, deagan nada dingin ia menjawab:

510
"Heemmm hheeemmm engkau tak usah ribut2 terus untuk
sementara waktu biarlah benda mustika aku yang simpan
lebih dahulu".
Rasa benci dan dendam Nenek bertoya emas terhadap
Dewa berjalan dalam tanah sudah mendarah daging, ia kontan
mendengus dingin.
"Hmm engkau tak usah berlagak sok. perkataan semacam
itu hanya bisa membohongi bocah berumur tiga tahun, kalau
aku nenek tua tidak percaya dengan pribadimu lantas
bagaimana??"
Ucapan ini seketika membungkamkan mulut Dewa berjalan
dalam tanah, dari malu ia jadi gusar dan segera teriaknya:
"Anggap saja aku telah merampasnya dari tanganmu
engkau mau apa?"
suasana dalam gelanggang kontan berubah jadi hening
sunyi dan sedikiteun tak kedengaran apa2, semua orang tahu
sampai dimana kelihayan ilmu silat yang dimiliki Dewa berjalan
dalam tanah, oleh karena itu tak seorang pun ingin turun
tangan lebih dahulu kendatipun begitu tak seorang
manusiapun yang tinggalkan gelanggang.
Kesunyian yang mencekam seluruh jagad mendatangkan
napsu membunuh yang berlapis2 dalam benak setiap orang.
Dalam pada itu, Han Siong Kie dengan tubuh sempoyongan
telah berjalan, kurang lebih seratus tombak dari tempat
semula..
Mendadak bayangan manusia berkelebat lewat, tujuh orang
imam dan lima orang padri tahu2 menghadang jalan perginya.
Ketujuh orang imam tersebut adalab rombongan jago lihay
partai Khong-tong yang dipimpin oleh Kui Goan cu, sedangkan
lima orang padri adalah Seng Gong taysu dari gereja siau limsi
serta empat orang hweesio muda lain yang bertubuh kekar.
Dengan paras muka membesi Kui Goan cu menegur:

511
"Siau sicu, aku harap engkau bersedia menjawab dengan
sejujurnya, benarkah gurumu adalah penyaruan dari
Tengkorak maut.?"
"Hmm aku tak dapat menjawab pertanyaanmu itu" sahut
Han Siong Kie dengan suara lemah.
"Pinto datang kemari karena sedang melakukan perintah
guruku,jika siau sicu tak bersedia menjawab pertanyaanku ini,
bagaimana kalau kuundang kedatangan sicu keatas gunung
Khong tong untuk menemui guruku??"
Walaupun sudah putus asa dan tak mempunyai kekuatan
untuk melawan, keangkuhan dan kejumawaan Han Siong Kie
masih menguasahi benaknya, ia menggeleng dengan ketus:
"Aku tidak mau"
"Kui Goan too heng" sela Seng Gong taysu dari samping "
lebih baik biar pinceng bawa dulu sicu ini pulang ke gunung
Siong san, bila urusan kami telah selesai barulah kami undang
kehadiran para wakil dari pelbagai perguruan untuk
menyelesaikan persoalan ini, entah bagaimanakah pendapat
kalian?"
Malaikat bertenaga raksasa Leng Beng cu yang beradat
keras dan berangasan tak dapat menahan sabar lagi, terutama
ia pernah mengalami kerugian besar ditangan Han Siong Kie,
dengan suara keras segera bentaknya:
" Kenapa musti ribut terus? ayoh, kita bekuk dulu bangsat
cilik ini"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, telapak yang
besar bagaikan kipas langsung dibabat kearah dada si anak
muda itu.
Ia tak tahu kalau kepandaian silat Han Siong Kie telah
punah, dalam serangannya itu ia gunakan tenaga sebesar dua
belas bagian, sebelum serangan tiba angin pukulan sudah

512
cukup membuat pemuda itu sempoyongan, agaknva Han song
Kie bakal mampus terhajar oleh serangan dahsyat itu..
Disaat yang kritis dan amat mencekam perasaan itulah..
tiba2 jeritan ngeri berkumandang memecahkan kesunyiantubuh
malaikat raksasa Leng Beng cu yang tinggi besar
mencelat keudara, kemudian roboh terkapar diatas tanah.
Darah kental.. perlahan2 meleleh keluar dari batok kepala
bagian belakang.
Enam imam dan lima padri lainnya yang menyaksikan
peristiwa itu, sama2 merasa tercekat hatinya dan tanpa terasa
bulu kuduk pada bangun berdiri.
Dengan sempoyongan Han sing Kie mundur beberapa
langkah kebelakang, "Blaam" ia roboh keatas tanah dan jatuh
tak sadarkan diri
Sementara itu enam imam dari partai Khong-tong dan lima
padri dari gereja siau lim si masih memandang kearah mayat
malaikat raksasa Leng Beng cu dengan pandangan terkesiap.
mata mereka terbelalak dan mulut mereka melongo,
sementara badannya gemetar keras, rupanya diatas batok
kepala imam raksasa itu tertancap selembar daun yang tipis.
Membunuh orang dengan sambitan daun, kepandaian
ampuh semacam itu jarang sekali ditemui dalam kolong langit.
sesosok bayangan manusia laksana menyambar kilat
berkelebat lewat dari sisi badan lima padri enam imam
tersebut, semua orang merasa terperanjat, diantaranya Kui
Goancu dan seng Goan taysu yang merupakan jago lihay kelas
satu dalam dunia persilatann, ternyata tak sempat melihat
jelas paras muka bayangan tersebut, bukan begitu saja,
mereka pun tak tahu apakah orang itu seorang pria atau
wanita. Malaikat penyakitan yang menggeletak di atas tanah,
kini lenyap tak berbekas.

513
Melukai orang, menyelamatkan orang rupanya dilakukan
oleh seorang yang sama dan dalam waktu yang bersamaan,
tapi siapakah orang lihay itu?
Bentakan keras, benturan nyaring berkumandang datang
dari samping gelanggang.
Tidak jauh dari tempat kejadian itu, beberapa ratus orang
jago persilatan sedang melangsungkan suatu pertarungan
yang paling seru dan paling dahsyat untuk memperebutkan
kitab pusaka Hud jiu Poo pit.
sekali lagi seng Gong taysu menyapu sekejap mayat Leng
Beng cu yang terkapar diatas tanah, kemudian dengan badan
ngeri ujarnya kepada Kui Goan-cu: "Too heng, mungkinkah
perbuatan ini dilakukan oleh Iblis diantara iblis."
sebelum padri dari gereja siau lim si itu menyelesaikan
kata2nya imam tua itu cepat- cepat menukas:
"Apabila kenyataan sesuai dengan berita yang tersiar dalam
persilatan dan Tengkorak maut bukan lain adalah penyaruan
dari iblis diantara iblis, itu berarti persoalan ini sudah
mencapai keadaan yang paling serius dan kritis, pinto harus
segera pulang ke gunung untuk minta petunjuk ketua kami"
seng Gong taysu mengangguk:
"Betul, akupun mempunyai maksud untuk berbuat
demikian."
Begitulah, salah satu diantara enam orang imam tersebut
segera membopong jenasah dari Leng Beng-cu, kemudian
tanpa membuang waktu lagi mereka segera berangkat untuk
kembali kegunung Khong tong guna memberi laporan kepada
ketua mereka.
Dipihak lain, pertarungan sengit untuk memperebutkan
kitab pusaka Hud jiu Poo pit masib berlangsung dengan
serunya, semua pihak mengerahkan segala kemampuan yang
dimilikinya untuk merampas benda mestika ttu dari tangan

514
orang lain, belum selang seperminum teh, sudah belasan
orang jago lihay persilatan yang menemui ajalnya ditempat
tersebut..
-oood0wooo-
BAB 29
SEMENTARA itu, dipihak lain ketika Han Siong Kie sadar
kembali dari pingsannya, ia temukan tubuhnya berbaring di
tengah sebuah hutan belantara yang gelap hingga sinar
matahari tak mampu menembus sampai kebawah.
Rasa sakit bagaikan di tusuk dengan jarum membuat
pemuda itu tak dapat dikuasahi lagi mendengus berat. "Nak,
engkau telah sadar?"
Teguran itu dirasakan Han Siong Kie amat mengetuk
perasaan hatinya. dari suara itu pula dia segera mengetahui
siapakah yang telah menolong jiwanya dari ancaman maut.
"Kau..kau.. adalah orang yang kehilangan sukma? bisiknya
dengan suara gemetar.
"Benar"
"Kau.. untuk sekian kalinya telah menolong aku, budi
kebaikan sebesar ini tak akan kulupakan untuk selamanya"
"Nak,jangan pikir yang bukan2 sekarang makanlah dahulu
obat ini,pengaruh obat tersebut akan mengurangi penderitaan
dalam tubuh.."
Baru saja Han Siong Kie akan menyatakan rasa terima
kasihnya, sebutir obat dengan cepat telah meluncur masuk
kedalam mulutnya dan tertelan kedalam perut.
Beberapa saat kemudian rasa nyeri dan sakit dalam
tubuhnya semakin berkurang, buru2 ia merangkak bangun
dan duduk diatas tanah, sepasang matanya terbelalak lebar2,

515
namun suasana disekitar situ sunyi senyap tak terlihat sesosok
bayangan manusia pun, ia tak tahu dimanakah orang yang
kehilangan sukma menyembunyikan diri.
"Cianpwe, kenapa engkau tidak unjukkan diri untuk
berjumpa dengan diriku?" ujarnya dengan perasaan tulus .
"sekarang masih belum tiba waktunya"
"Dari mana cianpwae bisa tahu kalau aku ...."
"Untuk sementara waktu engkau tak usah bertanya soal itu
lebih dahulu, bukankah engkau telah masuk dalam benteng
maut??"
"Benar aku telah berkunjung kedalam benteng tersebut"
"Dan engkau sudah bertemu dengan pemilik benteng
maut?. "
"sudah dia adalah seorang manusia berkain cadar dimuka
yang amat misterius, bertemu atau tidak sama sekali tak ada
bedanya"
"Sudah kau ceritakan tentang asal usulmu?"
"Tidak. aku belum menceritakan apa2 kepadanya"
Mendengar jawaban tersebut orang yang kehilangan sukma
menghela napas panjang. "Aaaai .. nak mengapa engkau tidak
turuti perkataanku?"
"Sebab aku masih belum mengerti apa sebabnya cianpwee
suruh aku berbuat begitu" jawab Han Siong Kie dengan
perasaan minta maaf.
"Aaai.. nak engkau sudah salah, kini berbuat kesalahan
yang jauh lebih besar, aku suruh engkau berbuat begitu tentu
saja dengan disertai maksud-maksud tertentu, sedangkan
mengenai apa sebabnya untuk sementara waktu aku tak dapat
beritahu padamu, bukannya aku berlagak sok rahasia, dalam

516
kenyataan aku tak dapat beritahukan persoalan ini langsung
dengan mulutku sendiri aaai .. sekarang..."
Han Siong Kie merasa tak habis mengerti terhadap ucapan
orang yang kehilangan sukma ia tak paham apa sebabnya
perempuan itu tak dapat beritahukan persoalan itu kepadanya
dengan mulut sendiri? suatu teka-teki yang membingungkan
hatinya. Terdengar orang yang kehilangan sukma berkata
kembali.
"Nak. kalau toh engkau tak mau berbuat seperti apa yang
kupesankan kepadamu, mengapa engkau mengunjungi
benteng maut dan bisa lolos dalam keadaan selamat?"
"Aku sedang melakukan tugas yang dibebankan guruku"
"Jadi engkau benar2 sudah angkat iblis diantara iblis
sebagai gurumu?"
"Perkataan cianpwee sedikitpun tak salah"
"Boleh aku tahu kisahnya hingga engkau berjumpa dengan
iblis diantara iblis serta angkat sebagai gurumu?"
Han Siong Kie mengangguk secara gamblang dan tidak
merahasiakan sesuatu apapun ia menceritakan semua
kejadian yang dialaminya selama ini.
Selesai mendengar kisah tersebut dengan penuh emosi
orang yang kehilangan sukma berseru:
"Kau maksudkan seorang gadis yang menyebut diri sebagai
istri yang ditinggalkan telah selamatkan engkau dari dalam
benteng"
"Benar, ia bersedia menolong aku karena akupun pernah
selamatkan selembar jiwanya"
"Sungguh tak nyana dia.." mendadak orang yang
kehilangan sukma teringat akan sesuatu dan perkataan yang
belum sempat di selesaikanpun terpotong ditengah jalanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
517
"Ciancwee kenal gadis yang bernama istri yang ditinggalkan
itu?" tanya Han Siong Kie cepat dengan perasaan tercengang.
"oooh... tidak... tidak aku tidak kenal, saat ini tenaga dalam
yang kau miliki masih belum dapat dihimpun kembali" buruburu
orang yang kehilangan sukma mengalihkan pokok
pembicaraan ke soal lain.
Dengan penuh panasaran dan rasa jengkel Han Siong Kie
mendengus dingin-
"Hmm Benar, tenaga dalamku tak dapat dihimpun kembali,
menurut gadis yang bernama Istri yang ditinggalkan, asal
jalan darahku yang tertotok bisa dibebaskan maka tenaga
dalamku masih tetap utuh seperti sedia kala"
"Maksudmu???"
"Mungkin dalam dunia persilatan tak ada orang lagi yang
bisa bebaskan jalan darahku yang tertotok dengan kepandaian
khusus benteng maut itu."
orang yang kehilangan sukma termenung dan berpikir
beberapa saat lamanya, kemudian dengan nada yang sedih ia
menjawab:
"Ucapanmu memang tidak keliru, dikolong langit dewasa ini
memang jarang sekali ada orang yang mampu membebaskaa
totokan jalan darah yang dilakukan secara khusus itu."
"Apakah cianpwee dapat membebaskan pengaruh totokan
tersebut?" tanya sang pemuda dengan penuh harapan.
"Aku?"
"Aku hanya menduga begitu, sebab dengan tenaga dalam
yang cianpwee miliki kemungkinan besar..."
"Dugaanmu tepat sekali, aku memang dapat membebaskan
totokan tersebut"

518
Mendengar jawaban tersebut Han Siong Kiejadi amat
terperanjat dan merasakan jantungnya berdebar keras, ia
dapat merasakan bahwa perkataan yang diucapkan oleh orang
yang kehilangan sukma diutarakan dengan perasaan hati
tertekan, tak tahan lagi dia berseru:
"Cianpwee....kau..."
"Aku tak apa2 nak. aku akan bebaskan jalan darahmu yang
tertotok" ujar orang yang kehilangan sukma lagi dengan suara
lebih tenang dan datar.
Han Siong Kie merasa amat terharu sekali hingga seluruh
badannya gemetar keras, ia tak menyangka kalau orang yang
kehilangan sukma menyanggupi untuk bebaskan jalan
darahnya yang tertotok. setelah jalan darah itu bebas maka
tenaga dalam yang dimilikinya akan pulih kembali seperti sedia
kala dan pertama2 dia akan mengunjungi suhunya lebih
dahulu meskipun kedatangannya akan mendatangkan
kekecewaan bagi gurunya tapi keadaan jadi jauh lebih baik
dari pada sama sekali tak dapat berjumpa dengan dirinya.
Kedua dia akan merampas kembali sarung tangan Hud jiu
Poo pitnya dan mengunjungi malaikat hawa dingin sehingga
sepasang benda mustika itu dapat bersatu kembali dan..
Belum habis dia berpikir suara dari orang yang kehilangan
sukma telah berkumandang: "Nak, aku ada satu pertanyaan
hendak kuajukan kepadamu"
"Katakanlah yang hendak kau tanyakan?"
"Kau... kau... apakah engkau sangat membenci ibumu?"
Han Siong Kie tak menyangka kalau pihak lawan akan
mengajukan pertanyaan tersebut, mendengar pertanyaan itu
bagaikan di pagut ular berbisa sekujur tubuhnya bergetar
keras.

519
Ucapan terakhir dari paman gurunya Telapak naga beracun
Thio Lin sesaat sebelum meninggal dunia kembali
berkumandang dalam sisi telinganya:
"...aku pernah membawa engkau untuk menemui ibumu,
tapi ia hendak membinasakan kita berdua secara keji."
Selain itu, iapun teringat kembali dengan adegan ketika
ibunya Siang Go cantik ong cui Ing turun tangan secara keji
terhadap dirinya, ketika ia berada diwilayah Lian huan tan
pusat kekuasaan perkumpulan Thian che kau.
Makin diingat perasaan hatinya makin sakit bagaikan di
iris2, dengan penuh penderitaan ia mendengus berat. "Aku...
aku tak punya ibu" sahutnya kemudian.
"Kebencianmu kepadanya sudah mencapai ketingkat itu??"
tanya orang yang kehilangan sukma lebih jauh.
Han Siong Kie menggigit bibirnya kencang2. "Aku tak mau
mengungkap soal dirinya lagi."
"Tapi dikolong langit toh tak ada orang tua yang tidak
menyayangi putra kandung sendiri???"
"Benar, bagi orang lain mungkin saja perkataan itu benar...
tapi bagi diriku tidak"
"siapa tahu kalau ia mempunyai kesulitan yang memaksa
dirinya terpaksa harus berbuat begitu??"
"Kesulitan? haaahh haaahh haaah"
Dengan kalap dan penuh ledakan perasaan emosi, Han
Siong Kie tertawa keras, diantara gelak tertawanya penuh
mengandUng rasa sedih, gusar, saklt hati serta perasaan lain
yang mengacaukan pikirannya, ia benci kepada ibunya yang
berhati kejam bagaikan seekor ular beracun itu
"Nak, cinta kasih orang tua terhadap anaknya tiada
berbeda dikolong langit, suatu ketika engkau akan paham

520
dengan sendirinya" nasehat orang yang kehilangan sukma
lebih jauh.
"Hmm sekarangpun aku sudah mengerti" jawab pemuda itu
penuh kebencian.
Melihat kekerasaa hati pemuda itu, orang yang kehilangan
sukma menghela nafas panjang.
"Aaaai nak, suatu hari engkau akan merasa menyesal atas
Cara berpikir serta pandangan yang kau kemukakan pada saat
ini"
Han Siong Kie tercengang dan tidak habis berpikir terhadap
ketepatan orang yang kehilangan sukma menebak latar
belakangnya, siapakah orang itu? kenapa ia bisa tahu akan
asal usulnya dengan begitu tepat? kenapa ia begitu menaruh
perhatian terhadap dirinya?
Dari pertolongan yang diberikan perempuan ini setiap kali
ia sedang mengalami kesulitan atau mara bahaya, hal ini
sudah jelas membuktikan bahwa pertolongan itu bukan
diberikan secara kebetulan saja, se-akan2 ia selalu mengikuti
kemanapun dia pergi, kenapa ia berbuat demikian??
suatu teka teki yang tak terjawab? sejak kemunculan orang
yang ada maksud hingga saat ini, teka-teki tersebut selalu
membelenggu perasaan hatinya. Berpikir sampai disitu tak
tahan lagi ia bertanya: "sekali lagi aku mohon bertanya,
siapakah name cianpwee??"
"Nak, waktunya belum tiba, lebih baik janganiah kau
tanyakan lebih dahulu tentang soal itu"
"Agaknya cianpwee merasa paham sekali dengan semua
asal usulku..?"
"Betul, dan mungkln apa yang kuketahui jauh melebihi apa
yang kau bayangkan sekarang"

521
satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Han
Siong Kie, jangan2 orang yang kehilangan sukma adalah
sanak keluarga sendiri atau saudara saperguruan dari
ayahnya, sebab perguruan dari ayahnya hingga saat ini masih
merupakan teka teki besar, andaikata ia berhasil mendapat
keterangan dari mulut perempuan ini mengenai sebab
musabab bunuh dirinya sang paman guru Telapak naga
beracun Thio Lin, siapa tahu kalau ia bakal memperoleh
tanda2 yang bakal menguntungkan penyelidikannya? Berpikir
sampai disitu, dengan nada menyelidik ia segera bertanya:
"Cianpwee, ada satu persoalan yang sampai kini tidak
kupahami, aku harap apa yang membingungkan hatiku itu
dapat kuketahui dari keterangan cianpwee, apakah engkau
bersedia untuk menjawab?"
"Apa yang ingin kau tanyakan? coba utarakan lebih dahulu"
"Mengenai perguruan dari ayahku"
"ooooh tentang soal itu" orang yang kehilangan sukma
sangsi sebentar "kali ini engkau bakal kecewa lagi sebab aku
masih belum dapat memberitahukan soal ini kepadamu."
Mendengar jawaban tersebut Han Siong Kie dibuat apa
boleh buat oleh kemisteriusan orang yang kehilangan sukma
hatinya terjelos dan ia segera berseru: "Kalau begitu
anggaplah aku telah banyak bertanya"
orang yang kehilangan sukma sama sekali tidak gusar oleh
sindiran tersebut, beberapa saat kemudian ia berkata: "Nak,
sekarang engkau boleh bangkit berdiri"
Han Siong Kie menurut dan bangkit berdiri
"Jangan bergerak, jangan berpaling kebelakang" kembali
orang yang kehilangan sukma berkata.
Han Siong Kie merasakan hatinya jadi amat tegang,
jantungnya terasa berdebar keras, ia tahu orang yang

522
kehilangan sukma akan membebaskan jalan darahnya yang
tertotok.
Desiran angin tajam menggulung, tiba2 dari tempat yang
tak jauh dari sana "Duukk duuk duuk secara beruntun
bersarang di atas beberapa jalan darah penting sianak muda
itu, sekujur badannya gemetar keras, dan ia merasakan hawa
murni yang mulai bergerak dalam tubuhnya, dengan cepat
pemuda itu coba menyalurkan hawa murninya, ia merasakan
tenaga dalamnya dapat dihimpun kembali dengan cepatnya.
Rasa girang yang menyelimuti hati pemuda itu sulit
dilukiskan dengan kata2, ia segera berteriak:
"Aku berhasil pulihkan kembali tenaga dalamku aku segar
kembali..."
"Benar anakku, meskipun tenaga dalammu telah pulih
seperti sedia kala, namun akibat hantaman toya emas tadi
luka dalam yang kau derita cukup parah, sekarang semedilah
dahulu dan salurkan hawa murninu mengelilingi seluruh badan
sebanyak sepuluh kali dengan pengerahan tenaga itu maka
daya kerja obat yang kau telan tadi akan menunjukkan kasiat
yang lebih besar."
Han Siong Kie menurut dan segera pejamkan matanya
rapat2 berdiri ditempat itu juga dia salurkan hawa murninya
mengelilingi seluruh badan sebanyak sepuluh kali setelah itu
dia rasakan badannya jadi segar bugar kembali dan rasa sakit
yang semula menyelimuti badannya kini sudah lenyap tak
berbekas.
"Nak" rintihan lirih berkumandang datang dari balik hutan
belantara.
Tenaga murni yang dimiliki Han Siong Kie saat itu telah
pulih kembali seperti sedia kala, rintihan yang bagaimana
lirihnya tak mungkin bisa mengelabuhi pendengarannya, ia
terperangah mendengar suara aneh tersebut.

523
"Cianpwee kee . . kenapa engkau.." ia segera menegur
"Sambutlah bends ini"
Sebuah bungkusan berwarna putih tiba2 meluncur ke
arahnya.
Dengan cepat Han Siong Kie terima benda itu dan
diperiksanya dengan seksama, seketika itu juga sekujur
badannya gemetar keras dengan bulu kuduk pa da bangun
berdiri matanya terbelalak lebar bagaikan disambar geledek di
siang hari belong dengan jantung berdebar keras secara
beruntun ia mundur lima langkah ke belakang keringat dingin
mengucur keluas membasahi seluruh badannya.
Ternyata benda yang dilemparkan orang yang kehilangan
sukma barusan bukan lain adalah sebuah telapak tangan
manusia yang ditebas sebatas pergelangan, darah masih
mengalir dari bekas kutungan tersebut, jelas telapak tangan
itu ditebas belum lama berselang atau mungkin disaat ia
mendengar suara rintihan lirih tadi.
Dengan badan gemetar keras karena terkesiap bercampur
kaget Han Siong Kie berdiri menjublak tanpa sanggup
mengucapkan sepatah katapun lama... lama sekali ia baru
berseru: "cianpwee kau... kau..."
"Nak engkau tak usah kaget, akulah yang telah menebas
kutung telapak tangan sendiri"
Han Siong Kie mundur dengan sempoyongan, hampir saja
ia tak sanggup berdiri tegak dengan amat terperanjat ia
menegur: "Kenapa cianpweee.... kenapa engkau berbuat
begitu??"
orang yang kehilangan sukma menghela napas panjang,
suaranya agak gemetar.
"Nak baik2lah simpan telapak tanganku itu, dikala engkau
berkunjung kembali kedalam benteng maut dan bertemu
dengan pemilik benteng maut, seandainya ia bertanya

524
siapakah yang telah bebaskan jalan darahmu yang tertotok
maka serahkanlah potongan telapak ini kepadanya"
Han Siong Kie merasakan telinganya mendengung keras
dan pandangan matanya jadi gelap. hampir saja roboh tak
sadarkan diri
"Cianpwee jadi engkau telah mengutungi telapak tanganmu
karena telah membebaskan jalan darahku yang tertotok?"
jeritnya dengan suara amat serak.
"Betul tapi engkau tak usah sedih ataupun memikirkan
persoalan itu didalam hati"
Air mata jatuh berlinang membasahi seluruh wajah Han
Siong Kie, ternyata orang yang kehilangan sukma mengutungi
telapak tangan sendiri karena ia telah bebaskan jalan
darahnya yang tertotok tapi apa sebabnya ia berbuat
demikian? Bukan saja berulang kali ia telah berutang budi
kepadanya, sekarang iapun berutang budi yang jauh lebih
besar dari pada budi2 lainnya sebab orang itu telah
mengorbankan lengannya untuk selamatkan jiwanya,
bagaimana mungkin budi sebesar ini dapat dibalas?? saking
terharunya pemuda itu menangis terisak. serunya dengan
suara ter-bata2: "cianpwee kau... kau... kenapa kau berbuat
demikian untukku?? kenapa??"
"Dikemudian hari engkau akan mengerti dengan sendirinya
kenapa aku rela berkorban demi dirimu"
"Kalau sejak permulaan tadi aku sudah tahu begini, aku
lebih rela tak punya kepandaian silat daripada harus
mengorbankan telapak tangan cianpwee"
"Nak masih banyak pekerjaan dan tugas yang harus kau
kerjakan, dalam keadaan begini engkau tak boleh kehilangan
ilmu silat sebab hal itu sangat penting bagimu untuk
menyelesaikan semua pekerjaan tersebut"

525
"Kendatipun begitu tiada alasan bagi cianpwee untuk
berkorban sebesar ini demi diri ku"
"Siapa bilang tak beralasan? alasan tentu ada dan
dikemudian hari engkau akan paham sendiri apa sebenarnya
alasan itu"
"Tapi bagaimana mungkin aku bisa hidup tenteram akibat
peristiwa ini?"
"Aku toh sudah suruh engkau tak usah pikirkan kejadian ini
didalam hati?" sela orang yang kehilangan sukma dengan
cepat, Han Siong Kie menghela napas panjang.
"Aaai budi yang cianpwee lepaskan kepadaku ibaratnya
sang surya di angkasa bagaimana mungkin aku dapat
membalas budi kebaikan sebesar ini"
"Nak. kejadian ini toh sudah berlalu kenapa musti engkau
pikirkan terus?, sekarang ini kita masih berada didaerah
pertempuran, sementara pertarungan seru masih terus
berlangsung dengan hebatnya"
"Pertarungan sengit?? siapa yang sedang bertempur?"
tanya sang pemuda keheranan:
"orang2 persilatan yang datang kemari karena
kehadiranmu"
"Lalu apa sebabnya mereka saling bertempur sendiri?"
"Mereka sedang memperebutkan kitab pusaka Hud jiu Poo
pit yang terjatuh dari sakumu."
"oooh" Han Siong Kie berseru tertahan, perasaan hatinya
merasa bergetar kertas. Kitab pusaka Hud jiu Poo pit sangat
mempengaruhi rencana pembalasan dendamnya, tapi kini
manusia2 tamak sedang memperebutkan benda miliknya itu
secara memalukan sekali, tanpa terasa darah panas bergelora
dalam benak pemuda ini.

526
sementara dia masih melamun, tiba2 terdengar orang yang
kehilangan sukma berkata:
"Nak. aku hendak pergi dari sini, ada sebuah permintaan
aku harap bagaimanapun juga harus kau sanggupi, apakah
engkau bersedia??"
" Harap cianpwee katakan keluar, aku bersumpah pasti
akan melaksanakannya"
"Kunjungilah Benteng maut sekali lagi, Ceritakanlah asal
usulmu yang sebenarnya"
Tercekat hati Han Siong Kie mendengar permintaan itu,
pikirnya didalam hati:
"Baiklah kusanggupi saja permintaan ini, tapi terlebih
dahulu aku harus berhasil merampas kembali kitab pusaka
Hud jiu Poo pit kemudian berangkat kebukit Kou lou san untuk
menjumpai Malaikat hawa dingin dan memberitahukan jejak
malaikat hawa panas, setelah sepasang sarung tangan itu
berhasil aku memepelajari ilmu sakti sie mi sinkang akan
kukunjungi kembali benteng maut. Berpikir sampai disini ia
lantas menjawab: "Aku turuti permintaan cianpwee"
"Apakah sekarang juga engkau akan berangkat kesitu?"
Pemuda itu menggeleng.
"Aku masih ada dua persoalan penting yang harus
diselesaikan lebih dahulu, kemudian baru kukunjungi kembali
benteng maut"
"Baiklah kalau begitu, tapi ingat, engkau harus ceritakan
asal usulmu yang sebenarnya, selain itu asal usulmu hanya
boleh kau ceritakan kepada pemilik benteng maut seorang,
janganlah sampai ada orang kedua yang mengetahui rahasia
ini"
Walaupun dalam hati kecilnya sangsi dan bercampur
curiga, namun diluaran ia menyahut juga:

527
"Akan kuingat selalu di dalam hati"
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, buru2
melanjutkan kembali kata2nya.
" Cianpwee, belum lama berselang ketika berada dalam
sebuah rumah penginapan, aku telah bertemu dengan
seorang cianpwee yang menyebut diri sebagai ong Popo, ia
berhasil menemukan racun cabul Jit bi san yang
mempengaruhi seorang gadis, apakah cianpwee itu adalah..."
"Dugaanmu tidak keliru, orang itu memang aku"
satu ingatan kembali berkelebat dalam benak Han Siong
Kie, segera pikirnya:
”Jangan2 paras muka itu adalah paras muka yang asli dari
orang yang kehilangan sukma??"
sementara itu perempuan tersebut telah berkata kembali.
"Nak, apakah engkau telah melaksanakan perkataanku dan
berbuat.."
"Maaf cianpwee, ketika kutemukan bahwa racun yang
mengeram dalam tubuh nona Go siau Bi telah punah, maka
aku tidak melakukan petunjuk dari cianpwee"
"Apa?? engkau tidak melakukan seperti apa yang
kuucapkan?."
orang yang kehilangan sukma termenung beberapa saat
lamanya, kemudian ia menghela napas sedih.
"Aaaai .. perhitungan manusia toh akhirnya tak dapat
menangkan perhitungan takdir."
Terperangahlah sianak muda itu mendengar keluhan
tersebut, dengan nada tercengang ia berseru:
"cianpwee, apa yang kau katakan??"

528
"oooh...tidak....tidak apa-apa, Nak Aku tak dapat berdiam
terlalu lama disini, selamat tinggal"
Han Siong Kie berdiri membungkam ditempat semula seakan2
baru sadar dari suatu mimpi yang aneh, sesaat
kemudian ia baru enjotkan badan dan meluncur kearah luar
hutan.
Beberapa saat kemudian hutan belantara sudah
ditinggalkan dan suara bentakan keras dan bentrokan senjata
mana lapat2 mulai terdengar dari kejauhan-
Pemuda itu segera mempercepat gerakan badannya
meluncur kearah gelanggang, sementara itu pertarungan
diantara para jago persilatan masih berlangsung dengan
sengitnya, korban yang terluka dan mati terkapar dimana2..
Pada saat itu Nenek bertoya emas sambil memegang
toyanya sedang berdiri disisi kalangan.
seorang kakek tua bermuka lebar bertelinga besar sedang
terlibat dalam suatu pertarungan yang amat seru melawan
Dewa yang berjalan dalam tanah.
Kedua belah pihak sama2 merupakan jago lihay dunia
persilatan, pertarungan yang sedang berlangsung waktu itu
benar2 seru sekali hingga membuat orang jadi tertegun dan
berdiri menjublak.
Desiran angin puyuh disertai gulungan pasir dan debu
beterbangan diseluruh angkasa, begitu tajam serangan2 yang
mereka lancarkan sehingga membuat para jago yang
mengikuti jalannya pertarungan darijarak lima tombakpun
merasakan tajamnya desiran angin pukulan tersebut.
Tiba2.. Nenek bertoya emas menghentakkan toyanya
keatas tanah, kemudian terjunkan diri kedalam gelanggang
pertarungan, bersama sama dengan kakek bermuka lebar
bertelinga besar ia mengerubuti Dewa berjalan dalam tanah
habis2anTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
529
Berbicara tentang ilmu silat, kepandaian yang dimiliki Dewa
berjalan dalam tanah seimbang dengan kepandaian kakek
bermuka lebar bertelinga besar itu,jika dibandingkan dengan
kepandaian Kim ciang Popo atau nenek bertoya emas maka
kepandaian mereka setingkat lebih tinggi, bila satu lawan satu
tentu saja keadaan seimbang, tapi setelah main kerubut maka
situasi dalam gelanggang pertarungan pun kembali mengalami
perubahan besar.
Nenek bertoya emas sangat benci kepada Dewa berjalan
dalam tanah setelah menyergap dari samping, semua
serangan yang dilepaskan olehnya merupakan serangan2 keji
yang luar biasa dahsyatnya.
Dalam waktu singkat Dewa berjalan dalam tanah terdesak
pada posisi dibawah angin.
Tiga puluh gebrakan kemudian, Dewa berjalan dalam tanah
telah terancam oleh bahaya, ia mulai terdesak hebat dan tak
mampu membela diri, setiap saat kemungkinan besar jiwanya
terancam.
Pada saat itulah Nenek bertoya emas dengan nada
mengejek segera menyindir:
"Hei orang cebol katanya kamu lihay? kenapa tak becus
begitu...?? kalau engkau bersedia serahkan kitab pusaka Hud
jiu Poo pit itu kepadaku, maka urusan diantara kita mudah
dirundingkan"
"oei Ciu Kiok" seru Dewa berjalan dalam tanah dengan
nafas tersengkal2 " engkau benar2 tak tahu malu, hutang ini
dikemudian hari pasti akan kutagih sendiri kepadamu"
"Huuhh... cebol, pentang dulu matamu lebar2 dan coba
lihat dulu, apakah engkau mampu untuk meloloskan diri dari
kurungan kami. ..???"
"Hmm siapa bilang tak mampu???"
"Kalau begitu, lihat saja bagaimana hasilnya nanti."

530
Dalampada itu, kakek tua bermuka lebar bertelinga besar
sekaligus telah melancarkan dua puluh empat buah serangan
berantai yang memaksa Dewa berjalan dalam tanah sekali lagi
terdesak mundur berulang kali.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah, Nenek
bertoya emas segera membentak keras, toya emasnya
membentuk selapis tembok emas yang amat rapat
menyumbat mati jalan mundur Dewa berjalan dalam tanah
Dalam keadaan demikian, asal Dewa berjalan dalam tanah
mundur dua langsah lagi kebelakang, niscaya tubuhnya akan
menumbuk diatas dinding emas tersebut.
Tiba2 suara benturan keras yang amat memekikan telinga
berkumandang, dari tengah udara bayangan manusia saling
berpisah satu sama lainnya dan cahaya emaspun seketika
lenyap tak berbekas dari pandangan..
Perawakan badan Dewa berjalan dalam tanah yang
dasarnya sudah gemuk lagi cebol kini telah menggembang
hingga bulat bagaikan sebuah bola udara.
sementara nenek bertoya emas dan kakek bermuka lebar
bertelinga besar berdiri kurang lebih satu tombak
dihadapannya dengan muka terkesiap bercampur ngeri.
Dari antara jago lihay yang hadir dalam gelanggang, segera
terdengarlah ada orang yang menjerit kaget:
"Aaah ilmu sakti Tee tan-kang"
Ilmu sakti Dewa berjalan dalam tanah yang tak pernah
digunakan selamanya. sekonyong2..
Sesosok bayangan manusia bagaikan burung elang
menyambar turun ketengah gelanggang dengan kecepatan
bagaikan sambaran petir.
"Malaikat panyakitan. "
"Mala ikat penyakitan. "

531
Jeritan2 kaget berkumandang diantara para jago persilatan,
sasaran utama mereka yang hampir saja terlupakan ini
ternyata muncul kembali ditengah gelanggang dalam kondisi
segar, peristiwa ini benar2 berada diluar dugaan setiap orang.
-00d000w00-
BAB 30
ADA SATU hal yang tidak dimengerti oleh para jago
persilatan, bukankah Malaikat penyakitan sudah kena dihajar
oleh hantaman toya emas Kim ciang Popo sehingga luka
parah? kenapa saat ini dia bisa munculkan diri dengan
gorakan tubuh yang begitu cepat hingga menggidikkan hati?
Tentu saja, diantara para jago persilatan itu Kim ciang Popo
lah yang merasa paling terperanjat dan bergidik.
Ketika musuh besar saling berjumpa muka, sorot mata
kedua belah pihak sama2 berubah jadi merah berapi2.
Begitu mencapai permukaan tanah, dengan sorot mata
yang tajam laksana kilat Han Siong Kie menatap wajah Kim
ciang Popo tanpa berkedip. membuat nenek itu jadi merinding
dan bulu kuduknya tanpa terasa pada bangun berdiri
Benarkah iblis kecil bermuka penyakitan yang berada
dihadapannya sama sekali tak becus dalam ilmu silat seperti
apa yang dialaminya belum lama berselang? atau mungkin ia
sengaja sedang ber-pura2 berbuat begitu untuk mengibuli
pandangan orang banyak terhadap dirinya??
Dalam pada itu Dewa berjalan dalam tanah telah tarik
kembali ilmu sakti Tee tan kangnya, sambil picingkan matanya
mengawasi ahli waris dari iblis diantara iblis itu dalam hati
kecilnya diam2 ia mengambil pertimbangan, haruskah
tinggalkan tempat ini? atau..

532
Suasana ditengah gelanggang seketika berubah jadi sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun
setelah lama sekali menatap wajah Nenek bertoya emas
tanpa berkedip. dengan suara dingin ia menegur: "Bawa
kemari"
"Apanya yang bawa kemari??" seru nenek bertoya emas
pura2 tak mengerti.
" Nenek siluman, engkau tak usah berlagak pilon
dihadapanku, ayoh bawa kemari".
seruan 'nenek siluman' yang bernada tak sedap didengar
itu kontan membuat paras muka nenek bertoya emas yang
pada dasarnya sudah jelek makin nampak jelek barupada kali
ini ada orang berani memaki kejelekannya tepat dihadapan
mukanya.
Begitu marah dan geramnya nenak tua itu sehingga sambil
tertawa seram ia berseru:
"Bocah bangsat kemplangan toya ku tadi tidak berhasil
mengirim engkau pulang ke rumah nenekmu sekarang.."
Belum habis ia berkata secepat sambaran petir Han song
Kie telah meluncur kedepan dan tahu2 sudah kembali
ketempat semula, dalam genggamannya kini telah bertambah
dengan sejenis benda dan benda itu bukan lain adalah toya
emas senjata andalan dari nenek bertoya emas tersebut.
Ditengah jeritan kaget yang berkumandang memecahkan
kesunyian dengan hati terperanjat dia pecah nyali secara
beruntun nenek bertoya emas mundur tiga langkah lebar ke
belakang.
Demontrasi kepandaian sakti yang dilakukan Han Siong Kie
ini dengan cepat membuat gempar seluruh gelanggang, paras
muka semua jago persilatan yang hadir disitu sama2 berubah
hebat, diam2 hati mereka terasa amat tercekat.

533
sekali lagi dengan suara yang dingin dan amat ketus Han
Siong Kie menegur: "sebetulnya engkau mau serahkan
kepadaku atau tidak??"
Bagaimanapun juga nenek bertoya emas adalah seorang
jago persilatan yang sudah lama tersohor akan kelihayannya
dikolong langit, sudah tentu ia tak mau menelan penghinaan
tersebut dengan begitu saja, dengan muka merah membara
karena gusar ia membentak keras: "Bocah bangsat, rupanya
engkau pingin mampus???"
sepasang telapak disilangkan satu sama lainnya, kemudian
badannya menerjang ke depan sambil melancarkan serangan.
Han Siong Kie masih teringat terus dengan dendam sebuah
pukulan toyanya, melihat datangnya serangan tersebut, ia
segera mendengus dingin.
"Hmm sebuah pukulan toya dibalas dengan sebuah pukulan
toya, itu baru dinamakan adil"
Cahaya emas berkelebat lewat, diiringi jeritan kesakitan
yang mengerikan, sambil muntah darah segar tubuh Nenek
bertoya emas mencelat sejauh tiga tombak dari tempat
semula.
Jeritan kaget bergema diseluruh kalangan, setiap jago
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri
Dengan tenaga dalam yang dimiliki Kim ciang popo,
ternyata ia tak mampu menahan sebuah seranganpun dari
musuhnya, kepandaian ampuh semacam ini benar2 membuat
hati orang terkesiap. mungkin dalam gelanggang saat ini tak
seorang manusiapun yang merupakan tandingannya .
Dengan sorot mata memancarkan kebengisan selangkah
demi selangkah Han Siong Kie berjalan menghampiri nenek
bertoya emas yang terkapar diatas tanah, langkah kakinya
yang berbunyi gemirisik menimbulkan napsu membunuh yang

534
makin lama semakin tebal, begitu tegang suasananya
membuat setiap ortang terpukau dan berdiri menjublak.
Dengan sekuat tenaga Nenek bertoya emas berusaha untuk
meronta bangun dari atas tanah tapi baru bangkit setengah
jalan dengan lemas ia roboh kembali diatas tanah, hal ini
menunjukkan bahwa luka dalam yang di derita olehnya cukup
parah.
suasana dalam gelanggang tercekat dalam keseraman dan
kengerian, hawa nafsu membunuh menyelimuti seluruh udara
membuat jantung semua orang berdebar keras.
Tiba2 Dewa berjalan dalam tanah yang gemuk dan cebol
itu meloncat maju kedepan dengan suara keras ia berteriak:
"Hei bocah muda benda yang kau inginkan berada
ditanganku."
sambil berkata dia ambil keluar sarung tangan Hud jiu Poo
pit itu kemudian di acungkan keudara setelah itu buru2 benda
itu dimasukan kedalam sakunya.
Dengan cepat Han song Kie putar badan, toya emas yang
berada dalam gengamannya dibuang keatas tanah.
TindakanDewa berjalan dalam tanah yang ksatria dan
jantan ini mendapatpujian dari setiap jago yang hadir
digelanggang, sebab dengan perbuatannya itu dia tidak
kehilangan jiwa jantan seorang jago persilatan, sebab justru
dengan perbuatannya itu maka dengan selembar jiwa dari
nenek bertoya emas berhasil diselamatkan.
Dengan berlangsungnya peristiwa ini, dengan cepat
memandang pula tujuan semula dari kehadiran jago persilatan
ditempat itu.
Mula pertama tampaklah kakek bermuka lebar bertelinga
besar itu menggeserkan tubuhnya kesisi Dewa berjalan dalam
tanah, diikuti semua jago persilatan yang berada disekeliling
tempat itupun berbareng maju satu tombak kedepan, dengan

535
begitu gelanggangpun semakin diperciut hingga empat
tombak belaka luasnya. suatu pertempuran sengit rupanya
segera akan berlangsung..
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran kilat,
Han Siong Kie menyapu sekejap seluruh gelanggang,
kemudian dengan nada dingin tegurnya kepada dua orang
yang berada dihadapannya:
"siapakah kalian berdua ??"
"Aku adalah Dewa berjalan dalam tanah, bocah muda
engkau pernah mendengar nama ku?" Han Siong Kie
menggeleng.
"Belum pernah kudengar nama itu" katanya, sorot matanya
segera dialihkan kearah kakek bermuka lebar bertelinga besar
tadi.
sebelum buka suara orang itu sudah memperkenalkan diri
lebih dahulu: "Aku adalah Heng sang Pedagang pejalan kaki
Ku It Hui..."
"Hmm baru pertama kali ini kudengar nama mu itu"
Mendengar ejekan tersebut baik Dewa berjalan dalam
tanah maupun Pedagang perjalan kaki Ku It Hui sama2
tertawa dingin tiada hentinya.
sekali lagi Han Siong Kie maju beberapa langkah kedepan
sambil menatap wajah Dewa berjalan dalam tanah tajam2
serunya:
"Benda itu toh berada ditanganmu ayoh cepat serahkan
keluar" Dewa berjalan dalam tanah tertawa seram:
"Heeehh...heehhh...heehhh... bocah muda, kenapa tidak
kau tanyakan dulu kepada semua sahabat yang hadir dalam
gelanggang pada saat ini, apakah mereka setuju kalau
kuserahkan kembali benda itu kepadamu atau tidak??"

536
Han Siong Kie segera naik darah, dengan muka merah
membara ia mendengus dingin. "Hmm? sebenarnya engkau
mau serahkan kembali benda itu kepadaku atau tidak??"
"Bukannya tak mau, cuma aku tak dapat berbuat demikian"
"Heeebh... heeehh heeehhh kalau memang begitu, jangan
salahkan kalau aku tak akan berlaku sungkan2 lagi terhadap
dirimu"
Begitu ucapan terakhir diutarakan keluar sepasang
telapaknya disertai tenaga dalam yang luar biasa dahsyatnya
langsung membacok badan Dewa berjalan dalam tanah.
Menyaksikan datangnya ancaman tersebut, hampir pada
saat yang bersamaan Dewa berjalan dalam tanah serta
Pedagang pejalan kaki Ku It Hui melancarkan serangan secara
berbareng untuk menyambut datangnya ancaman tersebut.
"Blammm" bentrokan dahsyat yang amat memekikan
telinga berkumandang di seluruh angkasa, Dewa berjalan
dalam tanah serta Pedagang berjalan kaki Ku It Hui samasama
tergentar hingga mencelat sejauh satu tombak dari
tempat semula itupun badan mereka masih sempoyongan
tiada hentinya.
Han Siong Kie tak sudi memberi kesempatan lebih jauh
kepada musuhnya untuk berganti napas tubuhnya sekali lagi
menerjang kedepan telapak kirinya menghajar tubuh
Pedagang berjalan kaki Ku It Hui sedangkan tangan kanannya
dengan lima jari dipentangkan bagaikan kuku garuda langsung
mencengkeram Dewa berjalan dalam tanah.
Dalam satu jurus terbagi menjadi dua gerakan yang secara
terpisah mengancam dua orang jago lihay dari dunia
persilatan bukan saja pukulan yang dilepaskan berat bagaikan
tindihan sebuah bukit karang, cengkeramanpun cepat lakana
kilat.

537
Pedagang pejalan kaki Ku It Hui segera melayang delapan
depa dari permukaan tanah, ia melepaskan sebuah serangan
balasan yang tidak kalah hebatnya..
sedangkan Dewa berjalan dalam tanah menghindar
kesamping dengan suatu gerakan yang cekatan ia meloloskan
diri dari sambaran kilat tersebut..
Hampir pada saat yang bersamaan, delapan buah pedang
pusaka disertai delapan buah desiran angin tajam menyergap
tubuh Han Siong Kie dari arah belakang.
Dengan sigap Han Siong Kie meluncur ke udara dan
melepaskan diri dari ancaman angin pukulan serta desiran
pedang lawan, ketika dia berpaling kebelakang maka
terlihatlah orang yang menyergap tubuhnya dengan serangan
delapan bilah pedang tadi ternyata bukan lain adalah delapan
orang pria setengah baya yang memakai jubah warna biru.
Dengan pandangan mata yang tajam pemuda itu menyapu
sekejap wajah kedelapan orang jago pedang baju biru
tersebut, lalu dengan suara adem tegurnya: "siapakah kalian
berdelapan? sebutkan dahulu siapa nama kamu semua.."
"Kami adalah delapan pendekar pedang dari kota Tiong
ciu"jawab salah seorang diantara delapan jago pedang itu
dengan suara ketus dan dingin.
"Apa maksud kalian datang kemari?"
"Tujuan kedatangan semua umat persilatan yang
berkumpul dalam gelanggang saat ini adalah sama yakni
menuntut balas serta menagih hutang2 lama dari Mo tiong cimo."
Han Siong Kie terperangah dibuatnya, dari sini jelas sudah
memperlihatkan bahwa musuh besar dari gurunya tersebar
dikolong langit yang diketahui olehnya adalah jago2 dari partai
Khong tong, gereja siau lim si serta Thian lam pay ditambah

538
pula jago2 persilatan yang hadir dalam gelanggang dewasa
ini...
Itu berarti dalam perjalanannya dikemudian hari ia telah
memikul suatu tanggung jawab yang sangat berat pembalasan
dendam pasti akan ditemuinya selama ini tapi dendam sakit
hati apakah yang terikat diantara mereka? dia sendiripun tak
tahu.
Berpikir sampai disitu diam2 dia ambil keputusan untuk
merampas kembali kitab pusaka Hud jiu poo-pit lebih dahulu
kemudian pulang ketempat tinggal gurunya untuk memberi
laporan sebab batas waktu sepuluh hari sudah bakal habis, ia
tak ingin gurunya mati dengan membawa penyesalan hingga
gurunya mati tak pejamkan mata. setelah ambil keputusan
dihati, dengan suara dingin segera katanya lantang:
"Pada waktu ini aku tak punya banyak waktu luang,
dikemudian hari kalian pasti akan memperoleh penyelesaian
yang adil dari persengketaan ini."
"Malaikat penyakitan, omong kosong tak ada gunanya, kau
anggap dengan mengucapkan kata2 tersebut maka urusan
dapat diselesaikan dengan begitu saja??"
"Lalu apa yang kalian kehendaki??"
"Katakanlah tempat persembunyian dari iblis diantara iblis"
"Andaikata aku tak mau bicara???"
Paras muka delapan pendekar pedang dari kota Tiong- ciu
berubah hebat, pemimpin mereka segera berseru dengan
nada kasar:
"Hmm aku rasa engkau tak mungkin bisa membungkam
terus menerus"
"Huuhh... dengan andalkan kalian beberapa orang hendak
paksa aku untuk bicara?, jangan mimpi disiang hari bolong"

539
Dihina dan dimaki dengan kata kata yang begitu
memandang rendah terhadap mereka, delapan pendekar
pedang dari kota Tiong ciu tak mampu menahan hawa
amarahnya lagi, ditengah bentakan keras delapan bilah
pedang dengan menciptakan selapis cahaya tajam yang
berkilauan langsung mengurung badan Han Siong Kie, hawa
pedang mendesir dan memancar keempat penjuru membuat
para jago yang berada lima tombak disekitar tempat itupun
ikut merasakan desiran angin tajam tadi.
Dikolong langit tidak terlalu banyak manusia yang mampu
menghadapi serangan gabungan dari delapan pendekar
pedang itu sekalipun belum sampai tarap tiada tandingan
namun jarang sekali ada jago yang berani beradu kepandaian
dengan mereka berdelapan sekaligus.
Menyaksikan datangnya ancaman yang begitu dahsyat,
diam2 Han Siong Kie merasa amat tercekat hatinya, sepasang
telapak diayun berulang kali dan sekaligus melancarkan lima
buah serangan berantai.
Kelima buah pukulan yang dilepaskan itu cepat sekali
hingga se-akan2 merupakan suatu penggabungan satu jurus
serangan belaka, bukan begitu saja bahkan tenaga murni
yang disertakan dalam serangan tersebut merupakan tenaga
hasil latihan selama dua ratus tahun yang maha dahsyat, bisa
dibayangkan betapa dahsyat dan ngerinya serangan maut itu.
Dikala para jago persilatan yang hadir ditempat itu masih
dibikin bingung dan tercengang oleh situasi yang mengerikan
itu
"Bluumm .." suatu ledakan dahsyat yang sangat
memekikkan telinga bergelegar diangkasa, jeritan ngeri
berkumandang saling susul menyusul, tiga sosok bayangan
manusia mencelat ketengah udara dan lima kilatan cahaya
tajam menggaris ditengah angkasa.

540
Suasana jadi gaduh dan kacau balau, bayangan manusia
terpencar kesana kemari diantara delapan pendekar pedang
dari Tiong- ciu, lima orang jago diantaranya kehilangan
senjata, sedang tiga orang lainnya terpental sejauh dua
tombak lebih dari tempat semula.
Paras muka mereka semua pucat pias bagaikan mayat,
tubuh mereka gemetar keras dan untuk beberapa saat
lamanya tak seorangpun diantara mereka yang buka suara
ataupun meugucapkan sepatah kata.
Berhasil dengan serangannya yang pertama, Han Siong Kie
tak mau buang tempo lebih jauh, secepat sambaran kilat ia
menerjang kearah Dewa berjalan dalam tanah.
Pedagang pejalan kaki Ku It Hui yang berada disampingnya
tanpa mengucapkan sepatah katapun tiba2 melancarkan
sebuah pukulan yang mengerikan.
Han Siong Kie tak menduga kalau Pedagang pejalan kaki
Ku It Hui bisa menyergap dari sisi gelanggang, waktu tidak
mengijinkan baginya untuk berpikir panjang, berada ditengah
udara tubuhnya segera berputar kearah mana berasalnya
serangan itu, sepasang telapak didorong kedepan menyambut
datangnya ancaman tersebut.
"Blaamm.." benturan nyaring kembali bergelegar
diangkasa, Pedagang pejalan kaki Ku It Hui menjerit
kesakitan, badannya mencelat sejauh empat tombak dari
tempat semula dan terkapar diantara kerumunan para jago
lainnya.
Dewa berjalan dalam tanah mengerti kalau gelagat tidak
menguntungkan baginya, dalam detik terakhir itulah ia himpun
tenaga sakti Tee tan kang miliknya, sekujur badan jadi
bergelembung bagaikan bola angin.
Han Siong Kie yang menyaksikan keadaan aneh tersebut
jadi tertegun untuk beberapa saat lamanya.

541
Dewa berjalan dalam tanah menggeram aneh sepasang
telapaknya didorong keluar.
"Blaaammm " suatu ledakan hebat dahsyat meluncur
kedepan langsung menghantam tubuh Han Siong Kie.
Sianak muda itu amat terperanjat, sepasang telapaknya
segera didorong kedepan untuk menyambut datangnya
ancaman itu, ketika dua jenis tenaga bertemu satu sama
lainnya segera terjadi suatu ledakan dahsyat yang
memekikkan telinga kedua belah pihak sama tergentar
mundur satu langkah kebelakang sementara sisa2 tenaga
benturan itu bagaikan gulungan ombak segera memancar
keempat penjuru.
Pada waktu itulah hujan senjata rahasia yang amat rapat
bagaikan hujan gerimis tersebar diseluruh angkasa
mengurung sekujur badan Han Siong Kie.
Pemuda itu membentak keras, sepasang telapak didorong
kedepan secara beruntun, gelombang hawa murni selapis
demi selapis memancar keluar dan mementalkan senjata2
rahasia yang mengancam kearahnya itu, tapi senjata rahasia
tersebut berhamburan tiada hentinya bagaikan hujan gerimis,
membuat siapapun yang memandang jadi terkesiap dan
bergidik rasanya.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah delapan
pendekar prdang dari kota Tiongciu mengundurkan diri dari
gelanggang demikian juga dengan Dewa berjalan dalam
tanah serta Pedagang pejalan kaki Ku It Hui kedua jago lihay
ttu cepat2 mundur kebelakang.
Diantara senjata rahasia yang berhamburan diangkasa
terdapat pula jarum2 halus yang sangat beracun, serangan
lembut seperti itu terang tak mungkin ditangkis dengan
pukulan telapak, untuk beberapa saat Han Siong Kie dibikin
kalang kabut dan kelabakan tiada hentinya, kejadian ini

542
dengan cepat memancing timbulnya hawa napsu membunuh
dalam hatinya.
Sepasang telapak berputar membentuk lingkaran, senjata
rahasia yang berhamburan segera terpental keempat penjuru,
kemudian sepuluh jari tangannya tiba2 dibentangkan lebar2.
sepuluh gulung desiran angin tajam, secepat sambaran
kilat memancarkan keluar..
Ilmu jari Tong kim ci adalah sejenis ilmu sentilan yang luar
biasa dahsyatnya, emas dalam jarak lima tombak pun akan
berlubang jika termakan oleh serangan tersebut.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema saling susul
menyusul, begitu seramnya hingga menggidikkan hati semua
orang.
seluruh jari berkelebat kesana kemari tiada hentinya, setiap
penjuru dijelajahi secara merata dan tak ada yang kelewatan.
Jeritan ngeri berkumandang saling susul menyusul, seluruh
hutan belantara itu tercekam dalam suasana yang betul2
mengerikan, se-akan2 dunia persilatan sedang menghadari
hari kiamat.
Hujan senjata rahasia segera terhenti, sementara jeritan
ngeri makin lama semakin banyak dan makin melengking..
Diatas permukaan tanah tertambah dengan mayat2 yang
bergelimpangan disana sini, kurang lebih lima puluh sosok
mayat terkapar di atas tanah dalam keadaan yang
mengerikan, dada atau batok kepala mereka berlubang, darah
kental mengucur keluar tiada hentinya.
Pembantaian yang keji seperti ini, boleh dibilang jauh lebih
mengerikan danjauh lebih menyeramkan daripada tindak
tanduk Mo tiong ci mo dimasa lampau.
Semua jago persilatan yang hadir digelanggang tercekat
semua dibuatnya, paras muka mereka pucat pias bagaikan

543
mayat dan sukma seraya melayang tinggalkan raganya karena
ketakutan.
Bau amis darah.. kebrutalan... kekejian menyelimuti seluruh
gelanggang.
-oood0wooo-
Jilid 15
MENDADAK... seorang kakek cebol berbadan gemuk
munculkan diri dari barisan para jago, setibanya ditengah
gelanggang ia merogoh kedalam sakunya dan ambil ke luar
sebuah benda, setelah diletakkan diatas tanah sambil tertawa
seram katanya:
Inilah sarung tangan Hud jiu Poo pit, aku Dewa berjalan
dalam tanah tidak ingin mencicipi harta kekayaan ini, sekarang
benda ini kuserahkan kembali kepada rekan2 persilatan
semua.
Habis berkata ia enjotkan badandan buru-buru tinggalkan
tempat celaka itu.
sarung tangan tembaga hitam memancarkan Cahaya yang
menyilaukan mata, semua sorot mata para jago dengan
pandangan serakah ditujukkan keatas benda tersebut.
Siapapun ingin mendapatkan benda mustika yang
diidamkan oleh setiap orang itu, siapapun ingin memilikinya,
tindakan dari Dewa berjalan dalam tanah benar2 berada diluar
dugaan setiap jago yang hadir digelanggang.
Han Siong Kie malahan dibuat terperangah oleh sikap
lawannya, ia tak mengira kalau Dewa berialan dalam tanah
secara suka rela bersedia serahkan benda mustika itu
kepadanya, mungkin juga manusia cebol itu sudah mengerti
andaikata ia tidak serahkan benda itu maka sulitlah baginya

544
untuk meloloskan diri dari sana, selain itu mungkin diapun
sudah dibuat ngeri oleh pemilik benda itu..
Sementara masih berpikir, pemuda she Han itu siap maju
kedepan untuk memungut sarung tangan Hud jiu Poo pit itu..
Segulung desiran angin yang sangat aneh menggulung
lewat dan mendorong sarung tangan Hud jiu Poo pit segera
menggelinding sejauh dua tombak dari tempat semula, di ikuti
seorang kakek tua berjubah hitam dan bermuka merah
bagaikan darah tampil ditengah gelanggang.
Han Siong Kie merasa amat terkesiap, dengan cepat ia
berpaling kebelakang, ketika sepasang mata saling bertemu
pemuda itu merasakan hatinya tercekat, dari pancaran mata
kakek baju hitam itu ia dapat merasakan hawa sesat yang
membikin hati orang jadi bergidik.
Suasana jadi gaduh dan rata2 para jago persilatan yang
hadir disana sama2 menunjukkan paras muka ngeri
bercampur takut.
"siapakah engkau? tegur Han Siong Kie dengan nada
dingin.
Kakek tua berjubah hitam itu mengerutkan wajahnya, lalu
dengan seram ia menjawab: "Aku adalah Dewa racun Yu
Hoat"
Dewa racun Yu Hoat tersohor karena ilmu racunnya yang
sangat lihay dan tiada tandingan dikolong langit. setiap orang
persilatan yang mendengar namanya pasti akan berubah
wajah dan ketakutan, tak nyana iblis tua tersebut telah
munculkan diri di tempat itu.
Han Siong Kie berpengalamau cetek dan tak kenal banyak
jago persilatan, tentu saja ia tak tahu siapakah manusia yang
menyebut diri sebagai Dawa racun Yu Hoat ini, ia segera
mendengus dingin.

545
"Apa maksudmu datang kemari ?" tegur Han Siong Kie.
Dewa racun Yu Hoat tertawa seram tiada hentinya.
"Heehhh..heehhh..heehhh . Malaikat penyakitan aku telah
tertarik sekali dengan sarung tangan tembaga milikmu itu, aku
harap engkau bersedia menghadiahkan kepadaku"
"Hmm engkau jangan mimpi disiang hari bolong" teriak Han
Siong Kie dengan nada menghina
Pada waktu itu dua sosok bayangan manusia laksana kilat
menerjang kedepan dan menyambar sarung tangan mustika
Hud jiu Poo pit yang berada kurang lebih dua tombak jauhnya
itu.
"Cari mampus" hardik Dewa racun Yu Hoat dengan geram,
telapaknya langsung di ayun kedepan membabat tubuh kedua
orang itu.
Ditengah jeritan ngeri yang menyayatkan hati dua sosok
bayangan manusia itu mencelat kebelakang dan roboh
terkapar diatas tanah, setelah berkelejit sebentar mereka tak
berkutik lagi, darah hitam mengalir keluar dari ketujuh lubang
inderanya.
Diam2 Han Siong Kie merasa bergidik juga menghadapi
kelihayan musuhnya yang amat luar biasa itu, ia tak mengira
kalau kekejian racun Dewa racun Yu Hoat sudah mencapai
taraf yang tak terkirakan-
Dewa racun Yu Hoat sendiri sama sekali tidak memandang
sekejappun kearah dua sosok mayat yang mati akibat
keracunan itu, sekali lagi dengan nada menyeramkan ia
berseru: "Malaikat penyakitan, apakah engkau bersedia
hadiahkan benda itu kepadaku?"
Han Siong Kie mendengus dingin.
"Hmm kalau engkaupunya kepandaian, silahkan ambil
sendiri dari atas tanah"

546
Air muka Dewa racun Yu Hoat berubah sangat hebat, ia
menggerakkan tubuhnya dan meluncur dua tombak kedepan,
baru saja ia hendak ambil benda itu...
Mendadak tanpa angin tanpa puyuh sarung tangan mustika
Hud jiu Poo-pit tersebut melayang sendiri ketengah udara.
Ia menjerit kaget dan segera mengikuti ke arah mana
sarung tangan itu meluncur, ternyata Malaikat penyakitan
dengan tenangnya sedang memegang sarung tangan mustika
tadi.
Kiranya pada saat yang terakhir Han Siong Kie telah
menggunakan unsur "mengisap" dari ilmu telapak Mo-mo
ciang hoat untuk mengisap pusaka Hud jiu Poo pit itu
sehingga melayang kearahnya.
Kepandaian mengisap benda yang didemonstrasikan sianak
muda itu seketika mencengangkan hati para jago yang hadir
dalam gelanggang.
Mungkin kejadian ini merupakan kejadian yang pertama
bagi Dewa racun Yu Hoat dimana ia jatuh kecundang ditangan
orang, paras muka yang semula sudah pucat karena gusar kini
berubah jadi kehijau2an, sepasang matanya memancarkan
dua gulung cahaya yang menggidikkan hati.
"Bocah keparat" geramnya dengan penuh kemarahan, "
engkau sendiri yang sudah ogah hidup, jangan salahkan kalau
aku bertindak keji kepadamu"
"ooh.. kalau memang lihay, silahkan mencoba sendiri untuk
merampas benda tersebut dari tanganku"
Han Siong Kie masukkan sarung tangan mustika Hud jiu
Poo pit itu kedalam sakunya kemudian himpun tenaga dan
bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan yang tak
diinginkan, perasaan hatinya kaku dan tawar sementara hati
kecilnya kebat kebit, sebab ia tahu bahwa ilmu racun yang
dimiliki pihak lawan amat dahsyat dan tak mungkin bisa

547
dilawan dengan andalkan tenaga dalam belaka. Dalam pada
itu Dewa racun Yu Hoat maju selangkah kedepan.
Suasana dalam gelanggang tercekam dalam ketegangan,
setiap orang merasakan hatinya kebat kebit tak karuan-
Seorang makhluk racun tua yang sudah tersohor akan
kelihayannya akan berhadapan dengan seorang ahli waris iblis
sakti yang pernah menggetarkan kolong langit.
Berpuluh2 pasang mata tidak sakejappun beralih dari
tengah gelanggang, mereka ingin tahu siapakah yang bakal
menang diantara kedua orang itu.
Han Siong Kie putar otak tiada hentinya, ia menganggap
siapa menyerang lebih dulu dialah yang menang posisi,
mendadak serangan telapak ditangan dan serangan jari
tangan kanan dilancarkan secara berbareng....
Ditengah gulungan angin pukulan yang maha dahsyat
terselip desingan totokan jari yang tajam dan luar biasa.
Dewa racun Yu Hoat tertawa dingin, secepat kilat tubuhnya
menyingkir lima depa kesamping, setelah menghindarkan diri
dari gempuran yang maha dahsyat itu, disaat sang badan
berkelebat lewat sepasang telapaknya diluncurkan kedepan
secara berbareng, kecepatannya luar biasa sekali.
Baru saja Han Siong Kie merasakan serangan jari dan
telapaknya mengena disasaran yang kosong, segumpal angin
pukulan berbau amis telah meluncur tiba.
Ia tahu bahwa angin pukulan tersebut mengandung sari
racun yang amat jahat, barang siapa terkena pasti akan mati,
tapi untuk meloloskan diri dari ancaman tanpa tersentuh oleh
pukulan itu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
Dalam keadaan gelisah cepat2 jalan darahnya ditutup,
sepasang telapakpun mendadak melepaskan pukulan.

548
"Bluumm" dentuman keras bergelepar diudara, Dewa racun
Yu Hoat tergetar mundur lima langkah kebelakang dengan
sempoyongan-
Han Siong Kie sendiri merasakan kepalanya nanar dan agak
berkurang, kulit badan diluar pakaiannya terasa panas
bercampur gatal, ia tahu bahwa tubuhnya sudah terkena
racun keji, dalam terkesiapnya hawa napsu membunuh
menyelimuti wajahnya, sepasang telapak diayun berbareng
dan sepuluh desiran angin pukulan segera meluncur kedepan.
Dewa racun Yu Hoat amat terperanjat setelah mengetahut
angin pukulan beracun yang berhasil menyapu tubuh lawan,
ternyata sama sekali tidak dirasakan oleh musuhnya,
mungkinkah Mala ikat penyakitan telah berhasil melatih
tubuhnya sehingga kebal terhadap serangan pukulan beracun-
.
Disaat pikiran tersebut masih berkelebat dalam benaknya,
desiran angin totokan telah meluncur datang dengan
hebatnya, jika terkena serangan tersebut niscaya tubuhnya
akan berlubang dan mampus.
Dalam keadaan terkesiap bercampur gelisah, dewa racun
itu tidak ambil perduli soal gengsi lagi, cepat2 ia jatuhkan diri
ke atas tanah dan bergelinding sejauh delapan depa lebih dari
tempat semula...
Jeritan ngeri kembali berkumandang tiada hentinya,
delapan orang jago persilatan yang berdiri disekitar tempat
kejadian tersambar oleh serangan tersebut dan segera roboh
terkapar diatas tanah.
Dewa racun Yu Hoat sendiri saking terkejutnya keringat
dingin sampai mengucur keluar tiada hentinya, ia tahu
berdiam terus ditempat itu tak akan menguntungkan dirinya,
dengan cepat ia enjotkan badan dan melarikan diri terbirit2.
Han Siong Kie sendiripun menyadari bahwa persoalan
penting yang dibebankan di atas pundaknya masih banyak

549
yang belum terselesaikan, ia tak ingin buang waktu lebih jauh,
setelah menyapu sekejap kearah para jago yang hadir
ditempat itu, dengan langkah lebar ia segera berlalu dari
gelanggang tersebut.
semua jago lihay baik dari golongan hitam maupun dari
golongan putih tak ada yang berani tampil kedepan untuk
menghadang jalan perginya, mereka semua membungkam
dalam seribu bahasa.
Desiran angin menembusi angkasa bergema dari kejauhan,
beberapa sosok bayangan manusia tiba2 dengan kecepatan
bagaikan kilat meluncur masuk kedalam gelanggang.
Dengan cepat Han Siong Kie menghentikan langkah
kakinya, begitu tahu siapa yang datang ia merasa amat girang
dan hampir saja menyapa, tapi dengan cepat ia teringat
kembali dengan penyaruannya pada waktu itu, ucapan yarg
hampar meluncur keluar segera tertelan kembali kedalam
perut.
Orang yang barusan datang bukan lain adalah saudara
angkatnya yakni Lam kay pengemis dari selatan,
dibelakangnya mengikuti pula empat orang pengemis berusia
lima puluh tahunan yang semuanya membawa sebuah toya
penggebuk anjing.
Pengemis dari selatan dan Padri dari utara, adalah jago2
lihay yang amat tersohor namanya dikolong langit pada waktu
itu, kecuali beberapa orang gembong iblis jarang sekali ada
orang yang mampu menandingi dirinya, kemunculan jago tua
ini segera merubah suasana dalam gelanggang itu.
Berada dibadapan orang banyak. tentu saja Han Siong Kie
tak dapat membongkar rahasia sendiri, ia segera maju
selangkah kedepan dan memberi hormat. "Locianpwee, tolong
tanya ada urusan apa engkau datang mencari aku?" tanyanya.
sikap yang sopan dari Han Siong Kie seketika membnat
para jago terperangah dibuatnya, mungkinkah nama besar

550
pengemis selatan telah menggetarkan hati Malaikat
penyakitan sehingga ia bersikap begitu menghormat.
Tentu saja termasuk pengemis dari selatan sendiripun tak
tahu apa sebabnya musuh mereka bersikap hormat.
Dengan sorot mata yang sangat tajam pengemis dari
selatan mengawasi wajah Han Siong Kie beberapa saat
lamanya, kemudian ia menegur:
"Engkau yang bernama Malaikat penyakitan??"
"Betul, itulah aku"
"Dan engkau adalah ahli waris dari Mo tiong-ci mo iblis
diantara iblis??"
"Dugaanmu tak keliru"
"Engkau baru saja keluar dari dalam benteng maut??"
"Benar"
"Benarkah tengkorak maut bukan lain adalah iblis diantara
iblis?"
"Keliru besar pendapatmu itu"
"Keliru besar?"
"Benar, keliru besar sekali"
"Baik" kata Pengemis dari selatan kemudian setelah
termenung sebentar, "aku tak mau ambil perduli apakah berita
itu benar atau tidak- aku pengemis tua hanya ingin
mengajukan satu pertanyaan kepadamu.."
"Katakanlah, apa yang ingin kau tanyakan?"
"Sekarang gurumu ada dimana?"
Diam2 Han Siong Kie terkejut, tentu saja tak dapat
menerangkan dimanakah gurunya berada, setelah berpikir
sebentar ia balik bertanya . . "Ada urusan apa locianpwee
mencari guruku?"

551
"Empat puluh tahun berselang guru iblismu itu telah
membantai seorang ketua cabang, tiga orang hiangcu, dua
belas orang kepala regu dan lima puluh orang murid
perkumpulan kay-pang kami dari kantor cabang sam siang, ini
hari kami datang kemari untuk menagih hutang berdarah itu?"
Han Siong Kie jadi kelabakan dibuatnya, untuk beberapa
saat lamanya ia tak tahu bagaimana musti menjawab.
Empat orang pengemis tua dibelakang pengemis dari
selatan dengan nyata menunjukkan perasaan sedih bercampur
gusar.
Pelbagai ingatan berkelebat dalam benak Han Siong Kie, ia
berusaha mencari akal untuk mengatasi masalah pelik yang
memusingkan kepalanya ini.
-oood0wooo-
BAB 31
SETELAH termenung beberapa saat lamanya, pemuda itu
berpikir dalam hatinya, menurut perkataan gurunya orang2
yang dibunuh adalah mereka2 yang pantas dibinasakan,
sedang menurut keterangan yang pernah diberikan put lo
sianseng, seorang jago kawakan dari persilatan, gurunya tak
pernah membunuh orang tanpa sebab.
Bagi dia sendiri, boleh dibilang tak sepotong keteranganpun
yang diketahui olehnya mengenai dendam permusuhan yang
terikat selama puluhan tahun belakangan ini, tapi sebagai ahli
waris dari gurunya sudah menjadi kewajiban babinya untuk
memikul tanggung jawab itu.
Apa yang harus ia terangkan kepada engkoh tuanya ini ?
Dalam pada itu pengemis dari selatan dengan muka
memancarkan kegusaran telah menegur kembali dengan suara
berat:

552
"Bocah keparat, sudah kau pertimbangkan masak2
persoalan ini??"
"sepuluh hari kemudian, bagaimana kalau aku berkunjung
sendiri kemarkas besar locianpwee untuk memberikan
keterangan?"
"Itu sih tak perlu, aku hanya ingin tahu jejak dari gurumu"
"Tapi aku tak mungkin bisa menerangkan soal ini kepada
locianpwee"
"Bocah keparat, janganlah banyak main akal muslihat di
hadapanku, bicaralah terus terang kemudian masing2
menempuh jalannya sendiri"
"Andaikata aku tidak bersedia untuk menjawab, apa yang
hendak locianpwee lakukan?"
Empat orang pengemis tua dibelakang pengemis dari
selatan segera mendengus dingin, dari sikap mereka jelas
menunjukkan bahwa beberapa orang jago itu siap untuk
melancarkan serangan-
Pengemis dari selatan sebera menengadah dan tertawa terbahak2.
"Haaah haaahh haaahhh bocah muda, engkau tak dapat
ambil keputusan dengan seenaknya sendiri"
"Jadi locianpwee ada maksud untuk turun tangan??"
"Andaikata engkau tidak bersedia untuk bicara terus
terang, apakah aku pengemis tua harus pulang dengan tangan
hampa?"
Diam2 Han Siong Kie mengerutkan dahinya setelah
mendengar perkataan itu, dalam kenyataan ia sungkan untuk
turun tangan dan bertarung melawan kakak angkatnya sendiri,
lagipula bertempur dengan kekerasan belum tentu dapat
menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi.

553
Untuk meloloskan diri tentu saja sangat mudah sekali
baginya, perbuatan itu dapat dilakukan ibarat membalik
telapak sendiri, sebab termasuk pengemis dari selatan sendiri,
seorang manusiapun yang dapat mengejar jalan perginya.
"Hmm, tentu saja tak sudi pergi dengan cara begitu, sebab
demi nama besarnya dan nama besar gurunya ia tak boleh
berbuat begitu, kalau mau pergi maka dia harus pergi secara
gagah dan terang2an-"
Rupanya empat orang pengemis tua dibelakang pengemis
dari selatan sudah tak sabar menahan diri lagi, mereka
silangkan tongkat penggebuk anjingnya didepan dada,
kemudian salah satu diantaranya berseru:
"Tiangloo, buat apa engkau banyak bicara dan bersilat lidah
terus dengan bangsat itu?"
Dengan pandangan yang dingin dan menyeramkan, Han
Siong Kie menyapu sekejap empat orang pengemis tua itu,
mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Menyaksikan tingkah laku anak buahnya, buru2 pengemis
dari selatan goyangkan tangannya mencegah mereka turun
tangan, serunya:
"Jangan bertindak gegabah kalian masih bukan
tandingannya..." kemudian sambil berpaling kearaa Han Siong
Kie sambungnya lebih lanjut:
"Bocah muda, aku pengemis tua paling segan untuk
mengulur waktu lebih baik bertindaklah lebih terus terang dan
terbuka "
Baru saja Han Siong Kie hendak menjawab. tiba2...
Pada saat itulah dari tempat kejauhan berkumandang
datang suara pekikan setan yang amat membetot hati, suara
itu begitu nyaring dan melengking diangkasa membuat semua
jago persilatan yang hadir dalam kalangan sama2 merasakan
bulu kuduknya pada bangun berdiri

554
Bersamaan dengan makin mendekatnya pekikan setan yang
tajam dan memekikkan telinga itu, sesosok bayangan merah
meluncur dari tengah udara dan jatuh ketengah gelanggang.
Benda itu bukan lain adalah sebuah tengkorak kepala yang
penuh berlepotan darah, dengan angker dan seramnya benda
tersebut bercokol digelanggang.
"Tengkorak maut" tak kuasa lagi Han Siong Kie menjerit
lengking dengan nada terperanjat.
Pemilik benteng maut bisa muncul secara tiba2 ditempat
tersebut, peristiwa ini benar2 berada di luar dugaan setiap
orang.
Pengemis dari selatan dan keempat orang pengemis tua itu
dengan hati terkesiap dan badan merinding, ber sama2
mundur satu tombak lebih kebelakang.
suasana dalam gelanggang seketika berubah jadi sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun, begitu sunyinya
hingga jarum yang jatuh ketanahpun dapat kedengaran-
Maut..kematian serta hawa seram yang menggidikkan
mencekam seluruh angkasa, menekan perasaan setiap jago
yang hadir di situ.
Paras muka semua jago persilatan yang hadir disana sama2
berubah jadi pucat keabu2an, badan serta tulang mereka
terasa kaku dan tak bertenaga, tak seorangpun berani
bergeser barang setengah langkahpun dari tempat semula,
jangan dikata melarikan diri, untuk bergerak majupun tak
berani, se-akan2 mereka beranggapan bahwa elmaut akan
menjemput nyawa mereka jika mereka berani maju.
Dalam pada itu Nenek bertoya emas yang sedang
bersemedi telah menyelesaikan latihannya, luka yang diderita
sudah separuh bagian sembuh, sambil bangkit berdiri ia
pungut senjata toyanya yang tergeletak diatas tanah.

555
Tapi tiba2 sorot matanya bertemu dengan tengkorak darah
yang menggeletak ditengah gelanggang, nampaknya nenek itu
merasa amat terperanjat, dengan sempoyongan tubuhnya
roboh kembali keatas tanah dan sedikitpun tak berkutik.
Han Siong Kie sendiri dengan pandangan yang tajam dan
sama sekali tak berkedip menatap tengkorak berwarna merah
itu, pelbagai ingatan dan perasaam berkecamuk dalam
benaknya...
Kenapa Pemilik benteng maut munculkan diri secara tiba2?
apakah ia sudah tahu kalau jalan darahnya yang tertotok telah
dibebaskan orang?
orang yang kehilangan sukma minta kepadanya untuk
berkunjung kembali kebenteng maut dan menceritakan asal
usulnya, rahasia apakah yang terkandung dibalik peristiwa itu?
Kalau Pemilik benteng maut menanyakan urusan tentang
dibebaskannya jalan darah yang tertotok, apakah dia harus
mengeluarkan kutungan telapak tangan dari 0rang yang
kehilangan sukma?
Kenapa orang yang kehilangan sukma mengutungi telapak
tangan sendiri?
Ingatan tersebut berkecamuk tiada hentinya dalam benak
sianak muda itu, Kian lama darah panas dalam dadanya kian
mendidih, dendam berdarah ditambah rasa dendam karena
orang yang kehilangan sukma harus mengutungi telapak
tangan sendiri, membuat pemuda itu ingin melampiaskan
semua perasaannya ke atas tubuh Pemilik benteng maut.
Dalam waktu singkat, suasana disekitar gelanggang jadi beku
dan membeku.
Suasana sepi, hening dan tak terdengar sedikit sUarapUn,
begitu sunyinya se-akan2 berada disuatu tanah pekuburan
yang luas.

556
Jago persilatan yang berkumpul di empat penjuru tak ada
yang berkutik ataupun menunjukkan sesuatu reaksi apapun,
mereka punya perasaan seakan2 sedang menunggu
keputusan hukuman.
Tulang tengkorak yang penuh berlepotan darah ditambah
mayat2 yang sejak semula telah bergelimpangan diatas tanah,
menambah seramnya suasana disekeliling tempat itu.
Lama kelamaan.. akhirnya Han Siong Kie tak kuasa
menahan diri, ia berteriak dengan geram:
"Tengkorak maut, kenapa belum juga munculkan diri?"
Teriakan tersebut kembali menggetarkan hati setiap jago
persilatan yang hadir disekeliling gelanggang, mungkinkah
Tengkorak maut betul2 bukan hasil penyaruan dari iblis
diantara iblis? sebab kalau tidak ahli waris dari iblis diantara
iblis yakni Malaikat penyakitan tak mungkin akan menantang
gembong iblis itu untuk beradu kepandaian. Kenapa Malaikat
penyakitan berani menantang Tengkorak maut untuk adu
kepandaian?
Tentu saja kecuali Han Siong Kie pribadi, tak seorangpun
yang mengetahui alasannya.
Dalam pandangan sebagian besar orang persilatan,
Tengkorak maut bukan saja mendatangkan rasa seram dan
ngeri, diapun membawa kemisteriusan yang membingungkan
hati, selama puluhan tahun belakangan ini belum pernah ada
orang yang menyaksikan paras muka aslinya.
sekarang, kecuali rasa kaget dan terkesiap mencekam
perasaan hati setiap jago yang hadir disitu, merekapun
merasa keheranan dan ingin tahu duduk perkara sebenarnya.
Begitu suara bentakan diri Han Siong Kie berkumandang
diudara, pekikan setan itu segera berhenti berggema, semua
orang merasakan pandangan matanya jadi kabur dantahu2
ditengah gelangang telah bertambah dengan sesosok

557
bayangan manusia berjubah hijau, bertopi hijau dan
berpakaian cadar warna hijau pula. "Aaah.. Pemilik benteng
maut" para jago sama2 berbisik dalam hatinya.
Han Siong Kie sendiri dengan mata melotot besar bagaikan
gundu menatap gembong iblis tersebut tanpa berkedip.
Suasana ditengah gelangggang makin sunyi dan tebang,
apalagi setelah Tengkorak maut munculkan diri.
Sementara itu Tengkorak maut sendiri dengan seram dan
angkernya berdiri dihadapan Han Siong Kie, ia membungkam
dalam seribu bahasa.
Pengamis dari selatan beserta kempat orang pengemis tua
disisinya tanpa disadari telah mundur kebelakang dan
mendekatt tepi kalangan dimana para jago berkumpul.
Dengan begitu ditengah gelanggang pada saat ini
tinggalkan Han Siong Kie dan Tengkorak maut itu saja yang
berdiri saling berhadap2an.
Han Siong Kie menggertak gigi menahan rasa benci dalam
hatinya, dengan suara lantang ia menegur:
"Poocu, engkau ada urusan apa datang kemari?"
Tengkorak maut sama sekali tidak menjawab pertanyaan
sianak muda itu, dengan suara dalam ia berseru lantang:
"Hari ini sengaja aku berbuat murah hati, semua orang
yang hadir disekitar gelanggang segera enyah dari sini"
Suara itu tidak begitu keras, tapi semuajugo persilatan
yang hadir disekitar gelanggang, baik dekat maupun jauh
sama2 merasakan telinganya jadi amat sakit.
se akan2 mendapat pengampunan, tanpa membuang
waktu barang sedikitpun juga, para jago sama2 putar badan
dan kabur dari tempat celaka itu dalam sekejap mata, semua
orang sudah berlalu tak berbekas.

558
Hanya seorang jago yang tidak berlalu dari situ, orang itu
bukan adalah ketua para tiang loo dari perkumpulan Kay
pang, pengemis dari selatan adanya.
Tindakan dari pengemis tua ini sama sekali diluar dugaan
Han Siong Kie, membuat sianak muda itu tercengang,
bukankah kakak angkatnya dengan jelas mengetahui kalau
kepandaian silat bukan tandingan Tengkorak maut ? bahkan
belum lama berselang hampir saja jiwanya melayang ditangan
gembong iblis itu, sekarang kenapa ia tidak pergi? maksud
tujuan apa yang terkandung dalam hatinya? Tanpa berpaling
kembali Tengkorak maut berseru:
"Hey pengemis tua yang tak tahu diri, rupanya engkau
sudah bosan hidup dikolong langit?"
Pengemis dari selatan tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeeeh heeeehh heeeehhh poocu, apakah engkau hendak
turun tangan terhadapapku pengemis tua?"
"Tentu saja, seandainya engkau masih juga tak tahu diri "
"Bagaimana sih baru bisa dikatakan tahu diri?"
"Sekarang sudah tak sempat lagi, engkau telah ditakdirkan
untuk mampus ditanganku"
"Poocu apakah engkau sudah lupa dengan janjimu
terhadap sutay cou perkumpulan kami Song Tiat koay?"
"Heeeehh heehhh heeehhh pengemis busuk, lebih baik
jangan bermain setan dihadapanku "
Mendengar jawaban tersebut, tiba2 Pengemis dari selatan
membentak keras:
"Bangsat kurang ajar, berani benar engkau menyaru
sebagai tengkorak maut untuk meracuni dunia persilatan-"
Han Siong Kie sangat terperanjat mendengar seruan itu.

559
"Tengkorak maut ini adalah tengkeorak maut gadungan?"
pikirnya dihati,
“berdasarkan alasan apa engkoh tua mengatakan
Tengkorak maut ini adalah tengkorak maut gadungan?"
setelah termenung sebentar, sianak muda itu berpikir lebih
jauh:
"Aaah benar, persoalannya pasti terletak pada kata2 yang
tercantum dalam janji antara sutay cou perkumpulannya Song
Tiat koay dengan pemilik benteng maut dan Tengkorak maut
yang hadir didepan mata pada saat ini sama sekali tak tahu
akan persoalan itu"
Sementara ia masih termenung, bayangan hijau berkelebat
lewat didepan matanya, dengan suatu jangkauan buas tahu2
Tengkorak maut itu sudah berdiri kurang lebih beberapa
tombak dihadapan Pengemis dari selatan.
Menyaksikan datangnya terjangan tersebut, tanpa sadar
pengemis dari selatan merasakan badannya merinding dan
bulu kuduknya pada bangun berdiri, dengan cepat ia mundur
beberapa langkah kebelakang.
Han Siong Kie tak ingin menyaksikan engkoh tuanya
terancam bahaya, buru2 ia enjotkan badan dan ikut meluncur
kedepan, dengan suatu gerakan yang manis ia rebut posisi
disamping Tengkorak maut tersebut.
Dengan suara yang dingin menyeramkan Tengkorak maut
mendengus dingin, serunya:
"Hei pengemis tua, engkau hendak selesaikan dirimu
sendiri ataukah aku yang harus turun tangan untukmu?"
Pengemis dari selatan kembali mundur selangkah
kebelakang, hardiknya lantang:
"Tengkorak maut engkau telah membunuh anak murid
perkumpulan kami dalam kuil Bu hoo ditepi pantai pek swi tan,

560
kemudian membinasakan pula pangcu kami yang baru dikuil
sian kong bio."
"Tutup mulut, aku mau tanya kepadamu, engkau hendak
turun tangan sendiri ataukah aku yang harus turun tangan
bagimu??"
Pengemis dari selatan tertawa seram tiada hentinya.
"Heeehhh heeeehh hheeehh Tengkorak maut, hari kiamatmu
telah tiba"
Tengkorak maut mendengus penuh kegusaran, sepasang
telapaknya diayun keatas dan telapaknya segera didorong ke
arah luar.
Han Siong Kie merasakan hatinya tercekat, ia dapat
membuktikan sekarang kalau Tengkorak maut yang hadir
dihadapannya saat ini adalah Tengkorak maut gadungan, tapi
berdasarkan apakah engkoh tuanya menuduh kalau tengkorak
maut yang sedang dihadapinya saat ini adalah Tengkorak
maut gadungan?
"Aah benar" pikir pemuda itu kemudian "pastilah bangsat
tua ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang dia ajukan tadi"
Rupanya semaktu Tengkorak maut memutar telapak
tangannnya kearah depan itulah Han Siong Kie dapat melihat
bahwa sepasang telapak musuhnya ini walaupun satu hitam
yang lain putih namun sedikitpun tidak bercahaya, sebaliknya
dia masih ingat pemilik benteng maut yang asli mempunyai
telapak kiri yang hitam pekat dan bercahaya tajam, sedangkan
telapak kanan berwarna putih bagaikan pualam.
Pengemis dari selatan mengalihkan sorot matanya kearah
luar dan menyapu kesana kemari dengan hati gelisah, rupanya
ia sedang menunggu datangnya bala bantuan-
Tiba2 Han Siong Kie membentak keras: "..Hey harap.
tunggu sebentar"

561
"Bocah keparat, engkau tak usah gelisah lebih dahulu" seru
Tengkorak maut tanpa berpaling barang sedikitpun jua, "aku
akan mengantar keberangkatan pengemis tua ini lebilh
dahulu.. "
Sambil berkata sepasang telapaknya digetarkan keras2.
Pengemis dari selatan ayunkan telapaknya, tiba2 ia
temukan kalau tenaga dalam yang dimilikinya tak dapat
dihimpun kembali, kejadian ini amat mengejutkan hatinya
membuat pengemis itu merasakan sukmanya serasa melayang
tinggalkan raganya, dengan muka berubah jadi hijau membesi
ia mundur tiga langkah kebelakang.
Tengkorak maut berpekik nyaring, sepasang telapak ditarik
dan didorong kearah depan, dua gulung angin pukulan yang
amat panas dengan cepat menggulung kearah depan...
Paras muka Pengemis dari selatan berubah pucat pias, ia
tak bisa bergerak kecuali menunggu saat kematian bagi diri
sendiri
Disaat yang amat kritis dan amat berbahaya itulah
mendadak dari arah samping menggulung lewat segulung
angin pukulan yang maha dahsyat, begitu kerasnya pukulan
itu membuat badan pengemis dari selatan terpental sejauh
satu tombak lebih dari tempat semula dengan nyaris ia
berhasil lolos dari gempuran Tengkorak maut yang maha
dahsyat dan mengerikan itu.
Orang yang barusan melancarkan serangan bukan lain
adalah Malaikat penyakitan ahli waris dari iblis diantara iblis.
Perbuatan malaikat penyakitan melancarkan serangan
untuk menyelamatkan jiwanya ini, dengan cepat membuat
pengemis dari selatan jadi tertegun dan tidak habis mengerti.
Dipihak lain dengan penuh kegusaran Tengkorak maut
berpaling kearah Han Siong Kie lalun bentaknya:

562
"Malaikat penyakitan, kalau engkau pingin mampus
janganlah bertindak terlalu terburu nafsu"
Dari ucapan ini Han Siong Kie semakin dapat tarik
kesimpulan kalau tengkorak maut yang sedang dihadapinya
saat ini bukanlah Tengkorak maut yang asli, tapi pemuda itu
belum merasa yakin seratus prosen, ia ada maksud untuk
mencoba sekali lagi sebelum ambil keputusan.
Sambil tertawa dingin segera serunya kembali:
"Tengkorak maut kemarin malam pukulanmu telah kutukar
dengan sebuah totokan jari, secara beruntung kita bisa
bertarung dalam keaadaan seimbang, beranikah engkau
sambut tiga buah totokan jariku lagi??"
Mendengar seruan tersebut, Tengkorak maut tergetar
mundur tiga langkah lebar kebelakang, mukanya tertegun dan
tak tahu apa yang musti dijawabi
Apa yang diucapkan Han Siong Kie barusan tidak lebih
hanya pembicaraan kosong belaka, tujuannya adalah untuk
menyelidiki apakah pihak lawan benar-benar Tengkorak maut
yang asli atau bukan, dari sikap yang diperlihatkan pihak
lawan, Han Siong Kie pun dapat memastikan kalau pihak
lawan adalah Tengkorak Maut gadungan-Tak kuasa lagi ia
tertawa ter-bahak2, serunya:
"Haah..haahh..haahh.. saudara, kepandaianmu untuk
menyaru sebagai Pemilik benteng maut masih selisih jauh
sekali"
Napsu membunuh yang tebal seketika memencarkan keluar
dari balik lubang mata di atas kain cadar Tengkorak maut,
sambil menyeringai seram ia berseru: "Bocah keparat, ini hari
saat kematianmu sudah tiba"
Sepasang telapak direntangkan kesamping dan pukulan
dahsyatpun segera siap dilepaskan-..

563
Han Siong Kie tak berani memandang rendah pihak
lawannya, dengan cepat ia himpun segenap kekuatan yang
dimilikinya untuk bersiap sedia menghadapi gempuran lawan.
Pada saat telapak tangannya sedang diangkat ketengah
udara itulah, mendadak Tengkorak maut berkelebat kearah
depan, sepasang telapaknya bukan menyerang kearah si anak
muda itu sebaliknya malah menyerang Pengemis dari selatan
yang berada disamping.
Tindakan ini sama sekali berada diluar dugaan Han Siong
Kie, untuk menolong sudah tak sempat lagi, ia hanya bisa
berdiri menjublak sambil memandang dengan mulut melongo.
Pengemis dari selatan sendiripun tak pernah menduga
kalau pihak lawan bakal menggunakan akal selicik itu,
sementara ia masih terperangah, angin pukulan telah
menerjang tiba dengan hebatnya.
Ditengah dengusan ngeri karena kesakitan, tubuhnya
terpental sejauh satu tombak lebih dari tempat semula,
untung tenaga dalam yang dimilikinya cukup sempurna
sehingga pukulan tersebut tidak sampai merenggut jiwanya.
Setelah roboh terkapar diatis tanah, dengan cepat ia loncat
bangun, titik darah kental mengalir keluar dengan derasnya
dari ujung bibir menodai jenggotnya yang berwarna putih.
Han Siong Kie benar2 dibuat sangat gusar sekali, tangan
kanannya diayun kedepan melepaskan sebuah totokan jari
dengan ilmu Tong kim ci yang dilatih dan diselidiki selama
hampir empat puluh tahun lamanya oleh iblis diantara iblis itu.
Lima gulung desiran angin tajam disertai desingan yang
amat memekikan telinga, secepat sambaran kilat menerjang
kedepan-
Begitu merasakan keanehan dibalik desiran angin tajam itu,
buru2 tengkorak maut menghindar kesamting namun gerakan
itu agak terlambat satu tindak.

564
Segulung desiran angin tajam langsung menghajar
lengannya sehingga berlobang, dengan sempoyongan
tubuhnya tergetar mundur tiga langkah kebelakang. jubahnya
basah oleh darah segar.
Dengan cepat gembong iblis itu menutup jalan darahnya
dan menghentikan aliran darah, sambil tertawa seram
serunya:
"Bocah keparat, engkau jangan terkebur lebih dahulu,
lihatlah aku akan cabut jiwa anjingmu"
Sembari berkata sepasang telapaknya disentak keluar
melepaskan pukulan2 gencar.
sewaktu masih berada dalam benteng mautt tempo hari,
dalam gerakan serangan semacam inilah Han Siong Kie
kehilangan tenaganya, sekarang setelah menyaksikan pihak
lawan menggunakan pula kepandaian seperti itu ia jadi amat
terperanjat.
Hawa murninya dengan cepat dikerahkan menembusi
seluruh bagian badan namun ia merasa jalan darahnya seakan
akan tersumbat oleh sesuatu benda hingga tenaga dalamnya
sama sekali tak dapat dikerahkan lagi.
Rasa terperanjat yang dialaminya kali ini benar-benar luar
biasa sekali dan sukar dilukiskan dengan kata-kata, ia tak
mengira kalau kepandaian silat yang dimiliki Tengkorak maut
gadungan telah mencapai tingkat yang begitu tinggi, bahkan
aliran kepandaian Tengkorak maut yang asli ...
Dalam cemas bercampur mendongkol, sekali lagi ia himpun
segenap kekuatan yang di milikinya, kali ini ia berhasil
menembusi jalan darahnya yang tersumbat dan hawa murni
pun segera menghimpun jadi satu.
"Syukur aku dapat menghimpun kembali tenagaku" pikirnya
didalam hati, " rupanya tenaga dalam yang dimiliki Tengkorak

565
maut gadungan masih selisih jauh sekali kalau dibandingkan
dengan kepandaian dari Tengkorak maut yang asli.."
Han Siong Kie mengenakan topeng kulit manusia diatas
wajahnya, hal ini membuat paras mukanya tetap kaku dan
sama sekali tidak mengalami perubahan, begitu Tengkorak
maut gadunganpun tak dapat menyelidiki perubahan sikapnya
sehabis mengeluarkan kepandaian aneh itu..
Untuk beberapa saat lamammya ia jadi terperangah,
gembong iblis itu tak dapat menebak apakah kepandaiannya
telah mendatangkan hasil atau tidak..
Dikala ia masih terperangah itulah Han Siong Kie berhasil
menghimpun kembali seluruh kekuatan tubuhnya, bila ia
lancarkan serangan kilat dalam keadaan begini, niscaya sianak
muda itu bakal mati atau paling sedikit terluka parah.
setelah tertegun beberapa saat lamanya, Tengkorak maut
menggetarkan sepasang telapaknya kearah depan. dua gulung
angin pukulan berhawa panas dan hawa dingin dengan
dahsyatnya meluncur kedepan.
Han Siong Kie segera silangkan telapaknya dan menyambut
datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras...
"Blaamm" ditengah benturan yang amat dahsyat, kedua
belah pihak sama2 terdorong mundur sejauh satu langkah
lebar kearah belakang.
Tengkorak maut menb entak keras, ia menerjang maju
kedepan, secara beruntun iblis itu melancarkan delapan jurus
serangan dahsyat yang semuanya menggunakan jurus2 yang
aneh dan tenaga pukulan yang mengerikan hati..
Dibawah desakan dan serangan gencar pihak musuh, Han
Siong Kie ketitir hebat sehingga harus mundur delapan
langkah dari tempat semula.
Begitu delapan jurus serangan itu sudah berlalu, Han Siong
Kie tak mau berdiam diri belaka, ia segera mengembangkun

566
jurus2 serangan dari ilmu telapak Mo mo cianghoat untuk
melancarkan serangan balasan- suatu pertarungan yang amat
seru dan ramai pun segera berlangsung dengan hebatnya.
Dalam sekejap mata suara bentakan keras berkumandang
memecahkan kesunyian, deruan angin pukulan menggulung
diempat penjuru membuat pasir dan debu beterbangan
diangkasa..
Seperminum teh kemudian, Han Siong Kie mulai terdesak
dibawah angin, ia ketitir hebat.
Meskipun ia telah mengembangkan permainan ilmu jari
Tong kim ci yang diyakininya, tapi pihak lawanpun telah
mengadakan persiapan babkan kepandaian silat yang
dipergunakan kian lama kian bertambah hebat hingga
memaksa sianak muda itu sama sekali tak dapat berkutik.
Dua puluh jurus kembali sudah lewat, keringat dingin mulai
mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Han Siong Kie, ia
mulai terjerumus dalam posisi yang sangat berbahaya.
Pengemis dari selatan yang berada disisi kalangan
meskipun pernah menerima budi pertolongan dari Han Siong
Kie, namun dalam keadaan begini ia sama sekali tak
bertenaga untuk memberi pertolongan, pengemis tua itu
hanya dapat mengikuti jalannya pertempuran dengan hati
amat gelisah.
Kini, Han Siong Kie sudah didesak hingga terpaksa harus
mengubah taktik penyerangannya jadi posisi bertahan,
kemudian ia sudah kerahkan segenap kesaktian jurus Mo-mo
ciang hoat dalam bagian bertahan, namun ia masih tetap
gagal untuk menutup rapat seluruh pertahanan tubuhnya
secara sempurna.
Pemuda itu dapat menyadari bahwa tenaga dalam yang
dimiliki Tengkorak maut ternyata jauh lebih tinggi satu kali
lipat jika dibandingkan dengan Malaikat berhawa dingin Mo siu
Ing.

567
Ditengah suatu bentakan keras, tiba2 terdengar seseorang
mendengus berat.
Han Siong Kie kena dihajar dadanya secara telak hingga
tubuhnya mundur delapan depa kebelakang, hampir saja ia
muntahkan darah segar.
Tengkorak maut bersuit nyaring, sekali lagi tubuhnya
menerjang maju kedepan, segulung angin pukulan yang maha
dahsyat ibarat tindihan sebuah bukit Tay-san langsung
menggulung kearah tubuhnya dengan amat hebat dan
dahsyat.
Han Siong Kie menggigit bibir kencang2, dia himpun
segenap kekuataa yang dimilikinya untuk menangkis
datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.
Benturan dahsyat yang amat memekikan telinga bergelegar
ditengah udara, Han Siong Kie sambil memuntahkan darah
segar segera roboh tarkapar keatas tanah.
Tengkorak maut tertawa seram, dengan suatu sambaran
kilat yang amat dahsyat ia cengkeram kearah pinggang Han
Siong Kie, rupanya tujuan dari penyerangan itu bukan lain
adalah untuk merebut kitab pusaka Hud jiu Poo pit itu.
Mendadak....serentetan bentakan nyaring berkumandang
datang dari kejauhan-"Tengkorak maut engkau berani melukai
orang?"
Segulung desiran angin tajam yang amat aneh tahu2
meluncur kedepan dan menyapu kesekeliling gelanggang.
Han Siong Kie seketika itu juga merasakan pinggangnya
jadi kencang dan kitab pusaka Hud jiu Poo pit itupun sudah
berpindah tangan dari sakunya kedalam genggaman
Tengkorak maut.
Pada saat yang bersamaan pula Tengkorak maut meluncur
kebelakang dan mundur sejauh beberapa tombak dari tempat
semula.

568
Gulungan angin aneh itu tidak berhenti sampai disitu saja,
tubuh Han Siong Kie kena digulung sejauh satu tombak lebih
dari tempat semula, tak tahan sianak muda itu kembali
muntahkan darah segar dari ujung bibirnya.
Dalampada itu ditengah gelanggang telah bertambah
dengan seorang dara muda yang berwajah sangat cantik.
Terdengar pengemis dari selatan dengan napas ter-engah2
berseru nyaring:
"Nona, kedatanganmu terlambat satu tindak, dimanakah
kakekmu? kenapa tidak kelihatan?"
Dengan perasaan minta maaf gadis cantik itu melirik
sekejap kearah pengemis dari selatan, kemudian jawabnya:
"Karena ada urusan yang sangat penting, kakekku tak
dapat datang sendiri kemari, karena itu beliau memerintahkan
siau titli untuk mewakili dirinya datang kesini"
Bicara sampai disitu, gadis cantik itu kembali putar
telapaknya satu lingkaran dengan gerakan yang sangat aneh,
segulung angin berpusing yang sangat aneh segera menerjang
kearah Tengkorak maut.
Menyaksikan datangnya ancaman itu, gembong iblis
tersebut dengan cepat menyingkir kesamping, setelah melotot
sekejap kearah gadis cantik itu dengan pandangan penuh
kebencian, ia mendengarkan suara pekikan panjang yang
menyeramkan, sekali enjot badan sambil menyambar kepala
tengkorak berwarna merah derah itu secepat kilat ia kabur
dari tempat itu.
Gerakan tubuhnya benar2 cepat sekali sehingga sukar
dilukiskan dengan kata2.
Sambil menggigit bibir Han Siong Kie bangkit berdiri dari
atas tanah, tetapi setelah menyaksikan keadaan disekitarnya
ia nampak terperangah dan sama sekali tidak mengucapkan
sepatah katapun.

569
Ternyata gadis muda yang baru saja menyelamatkan
jiwanya bukan lain adalah Go Siau Bi yang pernah ditolong
olehnya dan hampir saja menikah dengan dirinya atas
praksasa dari orang yang kehilangan sukma.
Ia tahu sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang
dimiliki Go siau Bi, sungguh tak disangka olehnya hanya
terpisah selama beberapa hari saja ternyata ia telah berubah
jadi seorang yang lain . Lalu siapakah kakeknya?
Kenapa Tengkorak maut melarikan diri setelah bertemu
dengan gadis cantik ini?
Pemuda itu sadar, andai kata GO Siau Bi tidak datang tepat
pada saatnya, Tengkorak maut gadungan tak nanti akan
melepaskan dirinya dengan begitu saja, bahkan Pengemis dari
selatanpun akan mengalami nasib yang sama pula.
Karena itu dari temgat kejauhan ia segera menjura kearah
Go siau Bi sambil berseru: "Nona, kuucapkan banyak terima
kasih atas bantuan yang kau berikan kepadaku."
Go siau Bi tertawa tawa.
"Siauhiap tak usah berterima kasih kepadaku, sebab
akupun pernah menerima budi kebaikan darimu"
Tentu saja gadis cantik ini mimpipun tidak menyangka
kalau pemuda berwajah penyakitan yang berada
dihadapannya sekarang, bukan lain adalah pujaan hatinya
"Manusia berwajah dingin Han Siong Kie" adanya, tapi sianak
muda itu mengetahui dengan cepat bahwa ia telah berhutang
budi kepada dara tersebut. sekali lagi Go siau Bi berkata
dengan lembut:
"Luka yang sauhiap derita cukup parah, terimalah obat
penyembuh dari kakek yang amat mujarab ini agar engkau
cepat sehat kembali ...."
Han Siong Kie tertawa angkuh, dengan nada amat dingin ia
menukas perkataan lawannya: "Maksud baik nona biarlah

570
kuterima di dalam hati saja, luka sekecil ini masih bukan suatu
persoalan bagiku"
Go Siau Bi tidak banyak bicara lagi, ia segera berpaling
kearah pengemis dari selatan sambil berseru:
"Locianpwee, siau li ingin mohon diri lebih dahulu"
Seraya berkata ia memberi hormat, kemudian kepada Han
Siong Kie dia berseru pula. "Selamat tinggal"
Sekali enjot badan tubuhnya segera melesat dari sana dan
lenyap dibalik pepohonan, kecepatan gerakan tubuhnya begitu
luar biasa sehingga tak kalah hebatnya dengan Tengkorak
maut gadungan.
Memandang hingga bayangan punggungnya lenyap dari
pandangan, diam2 Han Siong Kie merasakan hatinya kesal,
tanpa sadar ia menghela napas panjang.
Sementara itu sepeninggal Go siau Bi, pengemis dari
selatan kembali berpaling ke arah Han Siong Kie sambil
berkata:
"Hey bocah muda, jembatan tetap jembatan, jalan raya
tetap jalan raya, meskipun
engkau telah melepaskan budi pertolongan kepadaku yang
tak akan kulupakan untuk selamanya, tapi aku masih letap
akan menagih hutang piutang antara gurumu dengan
perkumpulan kami di masa yang silam !"
Has Siong Kie tidak langsung menjawab, sebaliknya hanya
berpikir dalam hatinya:
“..Kalau aku sampai unjukkan paras asliku dalam keadaan
demikian tak mungkin engkoh tuaku akan mengesampingkan
urusan perkumpulan karena hubungannya dengan aku sudah
tentu akupun tak dapat berdiam diri belaka terhadap urusan
dari suhu. Sekarang persoalan yang paling penting adalah apa
sebabnya suhu melakukan pembantaian dimasa silam ?

571
perbuatan itu dilakukan karena desakan dari kemauan sendiri
ataukah karena ada alasan tertentu ?"
Setelah berpikir lebih jauh, ia merasa persoalan ini baru
dapat dibikin jelas seandainya telah bertemu dengan gurunya
nanti apalagi usia gurunya tinggal beberapa hari saja. niscaya
hutang piutang itu akhirnya akan jatuh keatas pundaknya.
Berpikir sampai disitu, ia merasa lebih baik untuk
menyimpan rabasia ini untuk sementara wsktu, sembari
menjura katanya:
“Locianpwee, bagaimana kalau kita tetap dengan
pembicaraan semula, selewatnya hari ini aku pasti akan
berkunjung sendiri ke perkumpulan anda untuk memberi
pertanggungan jawab?”
"Engkau akan datang sendiri untuk memberikan
pertanggungan jawab?" tegur Pengemis dari selatan dangan
alis mata melentik.
"Ucapanmu tepat sekali!"
“Siapa yang berhutang dialah yang harus membayar,
sekalipun murid barus menanggung hasil perbuatan dari
gurunya, tapi bagaimanapun juga,. .”
“Tentang soal ini dikemudian hari aku pasti akan memberi
penjelasan yaig seterang2 nya.”
“Baik. kita tentukan begitu saja, untuk kali ini aku bersedia
untuk msmpercayai perkataanmu.”
Dalam hati kecil Han Siong Kie terdapat banyak masalah
rumit yang mencurigakan hatinya, namun dalam keadaan
demikian ia merasa tak leluasa buka mulut, setelah termenung
dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian sambil
keraskan kepala la berkata:

572
"Locianpwee, kalau kita kesampingkan masalah dendam
atau sakit hati antara perguruan, apakah engkau bersedia
untuk menjawab beberapa buah pertanyaanku?"
Pengemis dari selatan termenung dan berpikir sebentar,
kemudian jawabnya: "coba katakanlah"
"Kedatangan locianpwee pada saat ini adalah khusus untuk
mencari satroni dengan diriku, ataukah karena Tengkorak
gadungan tersebut?"
"Bocah muda, aku pengemis tua mendapat laporan dari
anak buahku tentang kehadiran-mu disini, karena itu maksud
tujuan dari kedatanganku adalah untuk mencari engkau"
"Apakah locianpwee tahu kalau tengkorak maut gadungan
bakal munculkan diri?"
"Tidak, peristiwa ini sama sekali diluar dugaanku "
-ooodowooo-
BAB 32
"KALAU peristiwa ini memang sama sekali berada diluar
dugaanmu, apa sebabnya ketika locianpwee sedang diancam
oleh Tengkorak maut gadungan tadi, aku lihat se-akan2
engkau sedang menantikan kedatangan seseorang?" desak
Han Siong Kie lebih jauh.
"Bocah muda, ketajaman matamu benar2 luar biasa sekali,
aku pengemis tua memang sedang menantikan kemunculan
seseorang?"
"Siapakah orang itu??"
"Put-lo sianseng."
"Apa? Put lo sianseng...?" tanya Han Siong Kie dengan
perasaan bergetar keras.

573
"Perkataanmu tak keliru, apakah engkau pernah
mendengar dari jago persilatan ini."
"Dua hari berselang, secara kebetulan aku pernah
berjumpa satu kali dengan dirinya..."
"Oooh kiranya begitu"
"Locianpwee" ujar Han Siong Kie lagi setelah termenung
beberapa saat lamanya. "Darimana engkau bisa mengatakan
jika tengkorak maut tersebut adalah tengkorak maut
gadungan?"
"Tentang soal ini..suatu kali aku pengemis tua serta
sahabat karibku padri dari utara hampir saja menemui ajalnya
ditangan iblis tersebut, kemudian susiokku Seng tat koay tiba2
munculkan diri dan membuat ia jadi kaget hingga kabur,
waktu itu aku sudah curiga kalau dia adalah manusia
gadungan, sebab kalau pemilik benteng maut pribadi yang
kami hadapi, tak mungkin dia bakalan kabur sebelum
bertempur, setelah peristswa itu paman guruku berkunjung
sendiri kebenteng maut untuk bikin terang duduknya
persoalan, dan dari perkataanku tadi yang sengaja kuutarakan
keluar ternyata bangsat itu memperlihatkan asalnya..".
Tiba2 Han Siong Kie teringat kembali akan song Tiat-koay
sewaktu ia menanyakan soal Tengkorak maut kepadanya
tempo hari, ia tertawa tergelak sambil berlalu, katanya selama
ini dia tak akan munculkan diri kembali dalam dunia persilatan
dan keadaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwasanya
pengemis itu sudah menderita kerugian besar didalam
benteng maut, tentu saja perkataan semacam ini tidak sampai
diutarakan keluar pada saat ini.
Pokok pembicaraanpun segera dialihkan kemasalah lain,
katanya.
"Mengapa Tengkorak maut gadungan melarikan diri terbirit2
setelah kemunculan nona Go siau Bi tadi ?"

574
"Mungkin ia agak jeri terhadap nama besar kakeknya"
"Siapa sih kakeknya?"
"Put-loo sianseng"
"Oooh kiranya begitu.."
Sekarang Han Siong Kie baru tahu apa sebabnya dalam
beberapa hari yang amat singkat Go siau Bi telah berubah jadi
seseorang yang lain, bahkan tenaga dalamnya peroleh
kemajuan yang sangat pesat, tak tahunya dia adalah cucu
perempuan dari Put loo sianseng, manusia sakti dari dunia
persilatan-
Sementara sianak muda itu masih termenung, pengemis
dari selatan telah bertanya kembali:
"Bocah muda, apakah engkau masih ada pertanyaan lain
yang hendak kau ajukan kepadaku?" "
sebenarnya Han Siong Kie hendak minta bantuan dari
engkoh tuanya tni untuk menurunkan perintah kepada anak
buahnya dan bantu dia untuk menemukan jejak Tonghong
Hui, tapi setelah teringat bahwa saat itu dia muncul dengan
muka lain dan tak mungkin baginya untuk buka suara,
terpaksa ia cuma berkata:
"Terima kasih banyak atas petunjuk dari locianpwee,
selamat berpisah dan sampai jumpa lagi dilain waktu"
"Jangan lupa, ada pengemis tua selalu menantikan kabar
berita dari kalian guru dan murid" seru Pengemis dari selatan
menegaskan.
"Aku tak akan mengingkari janji, beberapa hari kemudian
aku pasti sudah berkunjung kemarkas besar kalian"
Selesai berkata, ia enjotkan badan meluncur keluar dari
hutan dan melayang kearah jalan raya.

575
Sekarang perasaan hatinya bertambah berat, ia merasa se
akan2 telah memikul beberapa beban yang lebih berat lagi.
Musuh besar gurunya tersebar dimana-mana
bagaimanakah caranya untuk menyelesaikan semua pertikaian
itu dikemudian hari??
Manusia macam apakah Tengkorak maut gadungan itu?
kenapa ia hendak mencatut dari nama Tengkorak maut?
dengan kedudukan dan kepandaian silat yang dimiliki Pemilik
Benteng maut, apa sebabnya ia hanya berpeluk tangan belaka
tanpa ada maksud untuk membikin terang duduknya
persoalan? apa lagi aliran ilmu silat yang mereka miliki
rupanya berasal dari satu sumber yang sama ....
Setelah kemunculan tengkorak maut gadungan, lalu musuh
besar pembunuh keluarganya adalah Tengkorak maut yang
asli ataukah tengkorak maut gadungan??
Kitab pusaka Hud jin Poo pit sudah dirampas oleh
Tengkorak maut gadungan untuk merebutnya kembali jelas
merupakan suatu pekerjaan yang amat sulit..
Teringat akan kitab pusaka hud jiu Poo pit itu, perasaan
hatinya jadi murung bercampur sedih, sebab andaikata pusaka
itu tak dapat direbut kembali maka ia tak akan berhasil
melatih kepandaian silat yang lihay, itu berarti pula semua
harapannya akan musnah bagaikan asap yang menguap,
karena baik terhadap Tengkorak maut asli maupun terhadap
Tengkorak maut gadungan, ia masih bukan tandingannya
semua. Makin berpikir ia merasa makin murung, dan kacau
pikirannya.
Akhirnya ia ambil keputusan untuk segera kembali dulu
untuk menjumpai gurunya, dalam hati ia berdoa dan berharap
agar dalam beberapa hari belakangan ini gurunya tidak
sampai mengalami kejadian yang sama sekali diluar dugaan.
Siang malam tak hentinya ia melakukan perjalanan cepat,
ketika fajar baru menyingsing menjelang hari ketiga, akhirnya

576
sampailah pemuda itu ditengah hutan dimana Iblis diantara
iblis berdiam.
Batu besar yang menyumbat mulut gua itu masih tetap
berada ditempat semula, sedikit banyak pemuda itu merasa
hatinya agak lega...
Tapi ingatan lain kembali berkelebat dalam benaknya
membuat ia jadi ragu2 untuk mendorong batu besar itu
kesamping, sebab perjalanannya kebenteng maut kali ini
hanya membawa kekecewaan belaka, gurunya sudah empat
puluh tahun berlatih diri hingga badannya cacad dan jiwanya
terancam maut akibat tenaga dalamnya telah disalurkan
kedalam tubuhnya, apa yang diharapkan hanya mendengar
hasil laporan dari mulutnya, apakah ia tega membuat orang
tua itu merasa kecewa ? membuat dia menyesal untuk
selamanya?
Keringat dingin mulai mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya, jantung mulai berdebar dengan kerasnya, ia tak
dapat ambil keputusan bagaimana caranya untuk mengatasi
persoalan ini?
sesudah termangu-mangu beberapa saat lamanya, pemuda
itupun mantapkan hati dan segera menggeser hatu cadas
tersebut dan masuk keruang bawah tanah.
"Siapa?" teguran yang lirih, lemah dan sama sekali tak
bertenaga berkumandang dari balik ruang gua.
Han Siong Kie meras akan hatinya jadi kecut dan sedih
sekali, buru2 jawabnya: "Suhu, tecu telah kembali"
Sambil menjawab pemuda itu melanjutkan kembali
perjalanannya masuk kedalam ruangan, ia lihat gurunya Iblis
diantara iblis sedang bersandar diatas dinding gua dengan
badan yang lemas tak bertenaga, sepasang matanya yang
sayu dan tak bersinar terbelalak lebar2, pancaran mukanya
penuh mengandung perasaan pengharapan.

577
Han Siong Kie segera memburu maju kedepan dan
jatuhkan diri berlutut dihadapan gurunya.
"Nak, bagaimana dengan hasil perjalananmu kali ini?" tanya
iblis diantara iblis dengan suara lemah.
Han Siong Kiem merasakan jantungnya berdebar keras dan
perasaan hatinya tercekat. "suhu.."
Otot2 hijau pada menonjol keluar dari atas wajah iblis
diantara iblis, ia segera mencengkeram bahu Han Siong Kie
dan menggoncangkannya keras2 sambil berseru: "Bagaimana
hasilnya? ayoh cepat jawab"
"Seperti apa yang suhu titahkan, tecu telah masuk kedalam
benteng maut dan menantang Tengkorak maut untuk
berduel."
"Cepat katakan bagaimana akhir pertarungan itu? ilmu jari
Tong kim ci ilmu Tong kim-ci bagaimana hasilnya??"
"Ketika tecu mengeluarkan ilmu jari Tong kim ci, tubuh
pihak lawan segera bergetar keras dan mendengus berat,
rupanya ia sudah menderita luka."
"Haaah haaahh hhaaahhh ia terluka ? coba ulangi sekali
lagi "
"Ia sudah terluka, cuma ...."
"Cukup anakku cukup, ia sudah terluka haaahh haaahhh
hhaaaahhhh"
sambil tertawa keras bagaikan orang kalap Mo tiong ci mo
iblis diantara iblis bersandar kembali keatas dinding gua, paras
mukanya kian lama kian berubah hebat.
Kata2 selanjutnya tak mampu diutarakan keluar oleh Han
Siong Kie, ia tak tega menyaksikan kakek tua itu mati dengan
menanggung kecewa, dalam keadaan begini ia harus
membohongi dirinya dan pemuda itupun tidak melanjutlan
kembali kata2nya.

578
"Benar suhu" sahutnya dengan kaku.
"Dan.. pemilik benteng maut telah terluka oleh totokan ilmu
jari Tong kim ci ku..."
Napas iblis diantara iblis mulai memburu dengan cepatnya,
kabut putih mulai menyelimuti biji matanya.
Menyaksikan keadaan itu Han Siong Kie jadi amat
terperanjat, tak tertahan lagi ia menjerit keras: "suhu. suhu..
kau..."
"Aku..aku.. aku merasa sangat puas" gumam iblis diantara
iblis bagaikan orang mengigau.
Kepalanya miring kesamping, matanya tertutup rapat dan
kakek tua yang pernah menggetarkan sungai telaga ini
menghembuskan napasnya yang penghabisan-
Han Siong Kie tak dapat menahan rasa pedihnya lagi, ia
menangis ter sedu2, meskipun hubungan mereka sebagai
guru dan murid belum berlangsung lama, tapi apa yang
dilimpahkan iblis diantara lbiis kepadanya sudah cukup untuk
membekali masa hidup selanjutnya..
Lama... lama sekali ia baru berhenti menangis, sambil
berlutut dan menyembah layon gurunya ia berbisik:
"Oooh suhu, tecu telah membohongi engkau orang tua,
harap engkau suka memafkan kesalahanku ini, tapi tecu
berjanji, suatu hari tecu pasti akan benar2 mengalahkan
pemilik benteng maut untuk menghibur arwah suhu dialam
baka" Selesai berdoa pemuda itu bangkit berdiri.
Mendadak.. ia temukan disamping jenasah gurunya
tergeletak sejilid kitab kecil di atas kitab kecil itu terletak
sebuah tanda pengenal sebesar setengah telapak yang terbuat
dari perak, karena sinar yang gemeriapan dengan perasaan
keheranan pemuda itu segera pungut benda itu dari tanah.

579
Pada permukaan tanda pengenal itu terukiriah seraut wajah
setan yang bermuka bengis, tapi karena aus dimakan waktu
pinggiran serta garis ukiran muka setan itu sudah banyak yang
samar dan rusak.
Ketika ia membalik tanda pengenal itu ke permukaan yang
lain, tiba2 saja serentetan cahaya yang amat menyilaukan
mata memancar keempat penjuru dan menerangi seluruh
bagian dari ruangan itu.
Han Siong Kie merasa amat terperanjat ketika diamati lebih
seksama maka ditemuilah di tengah permukaan tanda
pengenal terpancang sebutir mutiara sebesar buah
kelengkeng, disekitar mutiara terukir beberapa huruf yang
berbunyi: "Tanda pengenal mutiara setan bengis benda
mestika dari istana"
Dengan perasaan tak habis mengerti Han Siong Kie
gelengkan kepalanya berulang kali, tanda pengenal mutiara
setan bengis sudah pasti adalah nama dari tanda pengenal itu,
tapi apa maksud dari kata yang berbunyi benda mustika dari
istana, istana apa yang dimaksudkan .... ? istana kaisar ?
istana raja muda... Kenapa suhunya menyimpan benda seperti
ini?
Dengan perasaan keheranan ia ambil kitab kecil itu dan
dibaca, pada halaman pertama terteralah huruf yang
berbunyi: "Kitab Catatan budi dan dendam dari Mo mo
Cungcu"
Han Siong Kie merasakan jantungnya berdebar keras, kitab
tersebut sudah pasti tercantum rahasia hidup dari gurunya, ia
numpuk benda itu bersamaan dengan tanda pengenal mutiara
setan bengis, itu berarti gurunya mengandung maksud yang
sangat dalam, ia sebagai ahli warisnya sudah menjadi
kewajiban untuk memikul semua resiko dan tanggung jawab
atas budi dan dendam suhunya selama masih hidup dan
sekarang benda tersebut di letakkan disitu, itu berarti gurunya
memang sengaja meninggalkannya untuk dia lihat..

580
Berpikir sampai disitu, pemuda itu mulai membalikkan
lembaran berikutnya, terbaca olehnya kitab itu penuh
berisikan tulisan2 kecil yang rumit dan rapat, warna merah
yang menyiarkan bau amis tersiar keluar dari balik kitab itu,
sebagai seorang pemuda yang cerdik, Han Siong Kie segera
dapat menduga kalau tulisan itu tentulah ditulis oleh gurunya
belum lama berselang dengan menggunakan darah badannya.
Ternyata apa yang diduga sedikitpun tak salah, terbaca
olehnya tulisan itu berbunyi demikian.
"Tulisan ini ditujukan buat muridku.
Gurumu bukan lain adalah kaisar Tee kun angkatan ketiga
belas dari istana Huan mo kiong yang berada diwilayah Thian
lam ....."
Han Siong Kie merasakan jantungnya berdebar sangat
keras, ia tak mengira kalau suhunya bukan lain adalah kaisar
Tee kun angkatan ketiga belas dari istana Huan mo kiong, tak
aneh kalau para pengawal istana Huan mo kiong segera kenali
perguruannya dan menanyakan jejak dari gurunya setelah
mengenali permainan ilmu telapaknya ....."
-00d000w00-
Jilid 16
KEMBALI pemuda itu melanjutkan pembacaannya atas
surat tersebut.
"Empat puluh lima tahun berselang, aku masuk kedaratan
Tionggoan tapi karena menderita kalah ditangan Pemilik
benteng maut, maka aku tak pernah kembali lagi kewilayah
Thian-lam, oleh sebab itu dengan surat ini kuperintahkan
kepadamu untuk meneruskan jabatanku sebagai kaisar Tee
kun angkatan ke empat belas dari istana Huan mo kiong.."

581
Han Siong Kie merasakan sekujur badannya gemetar keras
karena emosi yang sukar dilukiskan, suhu memerintahkan
dirinya untuk meneruskan jabatannya sebagai kaisar istana
Huan mo kiong, tapi.. belum lama berselang dari mulut para
pengawal istana baju hijau ia sempat mendengar kalau istana
Huan mo kiong telah mempunyai seorang ketua baru, dan
rombongan pengawal itu sedang melaksanakan perintah dari
kaisarnya untuk masuk daratan Tionggoan mencari hawa
perawan gadis persilatan, dari sini dapatlah diduga bahwa
selama puluhan tahun gurunya tak pernah kembali kewilayah
Thian-lam, disitu telah terjadi banyak perubahan besar ....
Setelah berpikir sebentar, ia membaca lagi isi surat itu:
"Apa yang barusan kukatakan merupakan suatu perintah
yang tak boleh dibantah, tanda pengenal mutiara setan bengis
merupakan tanda kekuasaan dari perguruan, dan benda itu
hanya dimiliki oleh seorang ketua perguruan belaka.”
Kembali Han Siong Kie merasakan hatinya terperangah,
kalau toh untuk memimpin perguruan diwilayah Thian lam itu
seorang ketua harus memiliki tanda pengenal mutiara setan
bengis, lalu dengan tanda pengenal apakah kaisar Tee Kun
yang berkuasa diistana huan mo kiong pada saat ini naik
tahta?
Dengan penuh kebingungan ia gelengkan kepalanya
berulang kali, kemudian lanjutkan kembali membaca isi surat
itu.
"Tanda pengeral mutiara setan bengis merupakan tanda
pengenal yang diwariskan cousu perguruan kami, barang
siapa yang jadi anggota perguruan Thian lam harus berlutut
bila bertemu dengan benda ini, barang siapa berani
membangkang perintah ini berarti ia hendak melenyapkan
perguruan dan menghina cousu, orang itu harus dihukum mati
."

582
Membaca sampai disini tak kuasa lagi Han Siong Kie
menelan air ludahnya, ia membaca lebih jauh:
"Mutiara dibalik permukaan tanda pengenal ini merupakan
mutiara yang amat tersohor dinegeri Persia, keistimewaannya
jika disaluri hawa murni maka pantulan cahaya yang
memancarkan keluar akan melumpuhkan kesadaran otak
pihak lawan, tapi berhubung selama ini aku selalu
mengandalkan kekuatanku untuk menghadapi lawan, maka
keampuhan tersebut belum pernah kucoba.."
Dari perkataan ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa lblis
diantara iblis adalah seorang manusia yang jujur dan pandekar
sejati.
Tanpa sadar rasa hormat dan kagum Han Siong Kie
terhadap gurunya semakin menebal satu tingkat.
Terbaca olehnya kata2 selanjutnya berbunyi demikian.
"Ingatlah baik2. dalam perguruan kita terdapat sejenis ilmu
sesat yang bernama Tui bun kang, jika pukulan itu dilepaskan
maka settap korban yang berada didaerab seluas lima lombak
pasti akan mati konyol tanpa bisa ditolong. Tapi berhubung
kepandaian ini barus dilatih dari gabungan hawa murni yang
dilatih sendiri dengan sari perawan seratus orang gadis muda
yang pernah belajar ilmu silatdan kekejian dari ilmu ini luar
biasa sekali, maka cousu angkatan kedelapan telah
menurunkan perintah untuk melarang setiap anggota
perguruan untuk mempelajari kepandaiao ini, siapa berani
melanggar harus mati,
Tulisan darah dari :Tong Ceng
Setelah membaca surat itu, Han Sion gKie baru mengerti
apa maksud dan tujuan para pengawal istana Huan mo kiong
dikirim ke daratan Tionggoan untuk menangkap gadis2
perawaD yang belajar silat.

583
Sebagai seorang ahli waris dari perguruan Thian-lam yang
diperintahkan gurunya untuk meneruskan kedudukannya
sebagai kaisar istana Huan mo-kiong sudah tentu Han Siong
Kie tak ingin menyaksikan perbuatan yang melanggar
peraturan perguruan itu di lakukan terus. selama itu pemuda
itupun sadar andaikata kepandaian sesat semacam ini berhasil
dilatih hingga sempurna niscaya banyak orang persilatan yang
akan menemui ajalnya ditangan mereka.
Berpikir sampai disitu, sianak muda itu segera membatin
kembali.
“Aku harus mengerahkan segenap kemampuan yang
kumiliki untuk mencegah perbuatan yang tak kenal peri
kemanusiaan ini berlangsung hingga ber-larut2, selain itu aku
pun hendak menyelidiki dengan andalkan apakah kaisar yang
sekarang menjabat kcdudukan sebagai seorang ciangbunjin.”
Dengan penuh rasa hormat berlututlah pemuda itu
dihadapan jenasah gurunya. setelah menyembah dengan rasa
sedih ia berbisik :
"Tecu bersumpah akan melaksanakan pesan terakbir dari
suhu untuk membangun kembali perguruan Thian-lam dan
membasmi kanm durjana dari tubuh perguruan!"
Maka ia berikan tubuh suhunya iblis di antara iblis tepat
ditengah ruangan, pikirnya lagi.
"Liang tanah ini merupakan tempat yang paling pantas
untuk mengubur jenasah suhu, bila mulut gua kututup
kemudian kudirikan batu nisan, bukankah urusan sudah
beres..?"
Setelah ambil keputusan dalam hati kecilnya, ia periksa
kembali sekeliling liang tanah itu dengan seksama, setelah
yakin kalau disitu tak ada benda yang berharga lagi, ia tatap
raut wajah gurunya untuk terakhir kalinya, tak kuasa air mata
jatuh berlinang membasahi seluruh wajahnya.

584
Beberapa waktu kemudian Han Siong Kie menyimpan tanda
pengenal mutiara setan bengis itu kedalam sakunya,
kemudian membuka kembali kitab catatan budi dan dendam
dari Mo mo cungcu.
Pada halaman pertama berisikan catatan mengenai riwayat
hidupnya serta semua perbuatan yang pernah dilakukan
selama hidupnya.
Setelah memeriksa halaman pertama, tanpa terasa sorot
mata yang tajam melotot keluar dari balik mata si anak muda
itu, sekarang ia tak usah kuatir menghadapi orang-orang yang
datang mencari balas dengan dirinya tapi terutama sekali
terhadap engkoh tuanya pengemis dari selatan, sekarang ia
dapat memberi pertanggungan jawab yang sebenarnya.
Apa yang diucapkan gurunya sama sekali tidak salah,
semua orang yang dibunuh olehnya semasa masih hidup
merupakan orang2 yang memang patut dibunuh, sebab
mereka punya cukup alasan yang kuat untuk menerima
kematiannya.
Selain itu pemuda itupan merasakan susahnya untuk
membedakan mana yang benar, mana yang salah bagi umat
persilatan, sebab dengan tingkah laku dari gurunya yang
menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran, ternyata diberi
julukan sebagai Iblis diantara iblis, tindakan ini benar2 sangat
tidak adil.
Setelah termenung beberapa waktu lamanya, pemuda itu
baru merangkak keluar dari dalam liang dan menutup mulut
gua tersebut dengan sebuah batu cadas yang amat besar,
kemudian dengan ilmu jarinya ia mengukir beberapa huruf
diatas batu besar itu.
“Disinilah Mo mo cuncu Tong Ceng kaisar angkatan ketiga
belas dari istana Huan mo kiong dimakamkan”
Dibawah ukiran tersebut tercantum pula beberapa huruf
yang berbunyi: "Didirikan oleh tecu Han Siong Kie"

585
Selesai mengukir tulisan tersebut, pemuda itu mengamati
kembali tulisan tersebut beberapa saat kemudian baruputar
badan siap meninggalkan tempat itu.
Tiba2 desiran angin tajam menyambar lewat dari kejauhan,
tiga sosok bayangan manusia dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat meluncur masuk kedalam hutan.
Diam2 Han Siong Kie merasa amat terperanjat, perlahan2
ia putar badan dan alihkan sorot matanya kearah mana
berasalnya suara itu, tapi begitu meugetahui siapa yang telah
datang, darah panas dalam dadanya kontan mendidih, hawa
napsu membunuh yang sangat tebalpun menyelimuti seluruh
wajahnya.
Ternyata orang yang barusan datang itu bukan lain adalah
sau kaucu dari perkumpulan Thian Che kau serta dua orang
kakak berbaju kuning..
Ia tatap kembali salah seorang diantara dua kakek baju
kuning yang bermata tunggal itu bernama Koan thian san atau
Malaikat pangaet langit Ci Chong, sebab ketika ia tertangkap
dan hendak dijatuhkan hukuman mati tempo hari, orang ini
bertindak sebagai salah seorang pengawas pelaksana
hukuman diantara empat orang lainnya.
Dengan sorot mata yang tajam Han Siong Kie menyapu
sekejap wajah tiga orong itu, kemudian pandangannya yang
dingin dan ketus berhenti diatas wajah ketua muda dari
perkumpulan Thian Che kau.
Dalam pada itu ketiga orang tersebut telah alihkan pula
sorot matanya keatas batu nisan tersebut, sementara paras
mukanya seketika berubab hebat, orang2 itu nampak begitu
terkesiap dan kaget.
"Han Siong Kie... Han Siong Kie... Han Siong Kie." gumam
ketua muda perkumpulan Thian che-kau tiada hentinya.

586
Tiba2 ia mundur satu langkah lebar kebelakang, sambil
menuding kearah sianak muda itu serunya lebih jauh:
"Engkau adalah Malaikat penyakitan, ahli waris dari iblis
diantara iblis??"
"Tebakanmu sangat tepat"
"Dan engkau juga bernama Han Siong Kie?"
"Ada apa??"
"Kenapa engkau punya nama marga yang sama dengan
Manusia berwajah dingin??"
Han Siong Kie tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeeh heeehh heeeehh kalau namaku sama dengan nama
dari manusia berwajah dingin, lantas engkau mau apa??"
Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau sudah terbiasa
angkuh dan sombong, mendengar perkataan itu air mukanya
kontan berubah jadi dingin menyeramkan, tegurnya: "Tahukah
engkau tempat apakah ini? "
"Hutan belantara yang jauh dari keramaian kau anggap
tempat apakah ini?"
"Hmm lima puluh li disekitar markas besar perkumpulan
kami merupakan daerah terlarang, umat persilatan dari
manapUn juga tidak diperkenankan menginjakkan kakinya
ditempat ini secara sembarangan... mengerti? "
Dengan penuh penghinaan Han Siong Kie mendengus
dingin. "Hmm seandainya aku berkeliaran disini, kalian mau
apa?"
"Mau apa?? Huuh.. nyawamu akan kami renggut"
"Haahh..haahh. haahh.. anjing cilik, engkau benar2 seorang
manusia yang tak tahu diri, kematian sih sudah berada
diambang pintu namun masih belum merasa"

587
Makian sebagai "anjing cilik" itu sangat menggusarkan hati
sau kaucu dari perkumpulan Thian chee kau, paras mukanya
berubah hebat dan hawa napsu membunuhpun seketika
berkobar menyelimuti seluruh wajahnya.
Dua orang pelindung hukum baju kuning itupun keihatan
sangat gusar, air muka mereka berubah hebat.
"Heehh... heehh heehh... malaikat penyakitan" seru sau
kaucu dari perkumpulan Thian chee kau, sambil tertawa
seram," aku akan bikin mampus dirimu lebih dahulu sebelum
menggali kuburan ini"
Han Siong Kie naik pitam, hawa amarah yang berkobar
dalam dadanya hampir saja sukar dikendalikan lagi, sinar
matanya berapi2 dan mukanya menyeringai bengis, dengan
suara berat ia berseru:
"Kalau engkau berani merusak atau mengganggu kuburan
guruku, maka aku orang she Han akan basmi semua anggota
perkumpulan Thian che kau secara keji"
Mendengar ancaman yang sangat mengerikan dan
mendirikan bulu roma itu sau kaucu dari perkumpulan Thian
che kau serta dua orang kakek baju kuning itu nampak amat
terkesiap hingga sekujur badannya gemetar keras, ancaman
yang diutarakan oleh ahli waris iblis diantara iblis tak dapat di
anggap sebagai satu gertak sambal belaka.
Tanpa sadar Han Siong Kie teringat kembali akan peristiwa
yang berlangsung belum lama berselang. ketika ia ditangkap
oleh ibunya yang kejam bagaikan ular dalam wilayah Liau
huan tau serta dijebloskan kedalam penjara batu, pada saat
itu ia pernah dihajar oleh sau kancu ini hingga muntah darah
segar, andaikata ia tidak menggunakan ilmu Ku si tay hoat
untuk pura2 mati kemudian mendapat bantuan pula dari
orang yang kehilangan sukma serta putrinya niscaya ia sudah
mati secara mengerikan.

588
Benci, rasa benci yang berlipat ganda menyelimuti seluruh
perasaan hatinya.
Ayahnya telah mati dibunuh, keluarganya telah musnah
dibantai orang, dan ibunya kawin lagi.
Ibunya telah kawin kembali dengan Thian che kaucu,
bahkan hendak membinasakan pula dirinya, sementara ketua
muda yang berada dihadapannya menyebut ibunya say sianggo
atau siang go cantik ong cui Ing sebagai ibunya pula, itu
berarti pemuda itu adalah anak jadahnya.
"Aku harus bunuh bangsat anak jadah ini" teriak Han Siong
Kie dalam hati kecilnya, ia benci kepada ibunya, benci pula
kepada saudara seibu lain ayah ini.
Perlahan2 ia maju kedepan, sambil menggigit bibir
teriaknya keras2. "Bangsat cilik, akan kubunuh dirimu"
Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau itu terperangah,
kemudian sambil tertawa seram sahutnya:
"Malaikat penyakitan,perkataan semacam ini lebih baik
katakanlah sesudah berada di alam baka nanti"
Han Siong Kie mendengus dingin, per-lahan2 ia
menggerakkan tangannya dan melepaskan topeng kulit
manusia yang menutupi wajahnya..
"Manusia bermuka dingin" tiga orang jago persilatan itu
sama2 menjerit kaget.
Paras muka Malaikat pengamat langit ci Chong berkerut
kencang, matanya yang tunggal memancarkan sinar penuh
rasa kaget dan terkesiap. ketika melaksanakan hukumam mati
tempo dulu ia, bertindak sebagai pengawas, dan kini
kenyataan membuktikan bahwa Manusia bermuka dingin
masih hidup, tentu saja orang itu jadi terkesiap dan kaget luar
biasa.
"Engkau belum mampus..?" teriaknya tanpa sadar.

589
"Perkataanmu tak salah, aku memang belum mati"
Secara beruntun ketua muda dari perkumpulan Thian che
kau itu mundur tiga langkah lebat kebelakang, dengan rasa
kaget yang tak terkirakan ia ikut menegur: "Sebenarnya
engkau manusia atau setan?"
"Haaaah haaahh haaahh bangsat cilik, engkau tak pernah
menyangka bukan? aku adalah manusia"
Ketua muda perkumpulan Thian che kau berusaha keras
untuk menekan pergolakan hatinya, kemudian ia berseru:
"Manusia bermuka dingin, engkau masih tetap ingin jadi
setan??"
Hawa napsu membunuh yang amat tebal menyelimuti
seluruh wajah Han Siong Kie sepatah demi sepatah serunya:
"Anjing cilik, dalam satu jurus aku hendak cabut jiwa
anjingmu"
Malaikat penyakitan, ahli waris dari iblis diantara iblis
ternyata adalah penyaruan dari manusia bermuka dingin Han
Siong Kie, peristiwa ini benar2 suatu kejadian yang sama
sekali tak terduga dan mimpipun tak pernah disangka oleh
setiap orang.
Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau mendengus
penuh kegusaran, baru saja dia akan menerjang maju
kedepan...
Tiba2 Han Siong Kie bertindak jauh lebih cepat lagi, ia
menggeserkan kakinya dan mendekati pihak lawan.
Suasana ditengah gelanggang seketika itu juga berubah
jadi sangat tegang, hawa napsu membunuh menyelimtti
seluruh udara.
Malaikat pengamat langit ci Chong, salah satu diantara dua
pelindung hukum berbaju kuning dengan cepat berkelebat

590
kearah depan dan menghadang tepat dihadapan sau
kaucunya.
Han Siong Kie mendengus dingin, ia berjalan maju terus
hingga pada jarak delapan depa dari lawannya baru berhenti,
dengan suara dingin bagaikan saiju ia berseru: "Hmm engkau
hendak berangkat selangkah lebih duluan??"
Empat pelindung hukum berbaju kuning merupakan tokoh2
sakti yang tingkatannya dalam perkumpulan Thian che kau,
sedikit dibawah kedudukan ketua, ilmu silat yang mereka
miliki termasuk dalam taraf yang amat sempurna sekali.
Malaikat pengamat langit ci Chong adalah salah satu
diantara empat pelindung hukum, tenaga dalam yang ia miliki
tentu saja termasuk luar biasa, mendengar perkataan itu dia
segera membentak:
"Manusia bermuka dingin, aku kurang seksama dalam
memeriksa keadaanmu setelah menjalankan hukuman tempo
hari hingga engkau berhasil meloloskan diri, kini aku akan
bunuh dirimu untuk menebus kesalahanku dimasa silam"
Begitu ucapan terakhir diutarakan keluar, sepasang
telapaknya laksana sambaran petir dan gulungan ombak
dahsyat ditengah samudra menghantam kearah depan.
Han Siong Kie sendiri begitu mengetahui kalau pihak lawan
bukan lain adalah algejo dariperkumpulan Thian che kau,
hawa napsu membunuh yang menyelimuti wajahnya semakin
tebal, sepasang telapaknya dengan menghimpun segenap
kekuatan yang dimilikinya langsung melepaskan satu pukulan
dahsyat kedepan, dengan andalkan hawa murni sebesar dua
ratus tahun hasil latihan, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya
serangan yang dilepaskan dengan sepenuh tenaga itu.
"Blaamm .." ditengah benturan keras yang amat
memekikkan telinga, tubuh malaikat pengamat langit ci Cho
mencelat sejauh tiga tombak lebih dari tempat semula dan
roboh terkapar diiatas tanah.

591
Dalam satu gebrakan Han Siong Kie berhasil membinasakan
seorang jago silat kelas satu dalam dunia persilatan, kelihayan
ilmu silatnya benar2 mengerikan sekali.
sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau serta pelindung
hukum baju kuning lainnya jadi ketakutan setengah mati
setelah menyaksikan kejadian itu, mereka rasakan sukma
serasa melayang tinggalkan raganya, keringat dingin
mengucur keluar membasahi seluruh tubuh.
Han Siong Kie mendengus dingin, dengan sorot mata
memancarkan napsu membunuh ia tatap wajah sau-kaucu
dari perkumpulan Thian che kau itu tanpa berkedip.
Ditatap sedemikian rupa oleh lawannya, ketua muda dari
perkumpulan Thian che kau merasakan seluruh tubuhnya
bergetar keras, paras mukanya kontan berubah jadi pucat ke
hijau2an.
Pelindung hukum baju kuning lainnya tak mau berpeluk
tangan dengan begitu saja, sambil membentak keras tiba2 ia
lancarkan sebuah pukulan kearah depan-Dalam serangan
tersebut, ia telah mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya.
Han Siong Kie dengan cekatan menyingkir ke samping,
sepasang telapaknya disilangkan kedepan mengunci
datangnya ancaman tersebut.
Pada saat yang bersamaan pula sau kaucu dari
perkumpulan Thian che kau menggosok sepasang telapaknya
kemudian secepat kilat, di dorong kemuka.
segulung angin pukulan lembut meluncur kedepan, Han
Siong Kie kontan merasakan sebagian dari tenaga pukulan
yang dilancarkan keluar lenyap tak berbekas, hal ini membuat
hatinya amat terperanjat...
-000d0w000-

592
BAB 33
"BLUUMMM . " benturan keras yang amat memekikkan
telinga berkumandang memecahkan kesunyian, ia serta
pelindung hukum baju kuning itu masing2 tergetar mundur
satu langkah kebelakang.
Terhadap kepandaian aneh yang dapat membuyarkan
tenaga dalam milik orang itu, Han Siong Kie sama sekali tidak
merasa asing, pertama kali dan mengalami keampuhan dari
ilmu tersebut sewaktu berada diwilayah Lian huan tau, tapi
hanya sebentar saja tenaga dalam yang lenyap pulih kembali
seperti sedia kala.
Kedua kalinya pemilik benteng maut yang menggunakan
ilmu aneh tersebut, waktu itu tenaga dalamnya telah
memperoleh kemajuan pesat, tapi segenap kemampuannya
sama sekali lenyap tak ketolongan.
Ketiga kalinya, Tengkorak maut gadungan yang
menggunakan kepandaian tersebut, membuat tenaga
dalamnya tak bisa dihimpun kembali tapi gejala itupun hanya
berlangsung sebentar.
Sekarang untuk keempat kalinya dilakukan oleh sau- kaucu
dari perkumpulan Thian che kau ini, berada dalam keadaan
tak siap ia hanya merasakan hawa murninya sedikit buyar.
Dari sini dapatlah dibuktikan kalau tenaga dalam yang
dimiliki ketua muda perkumpulan Thian che kau itu masih
belum cukup untuk mempengaruhi dirinya, dan ia sendiri tentu
saja jauh berbeda kalau dibandingkan dengan keadaannya
tempo hari.
Andaikata tiada rintangan dari ketua muda perkumpulan
Thian che kau, mungkin pelindung hukum baju kuning itu tak
akan mampu menahan serangan Han Siong Kie yang
dilancarkan dengan sepenuh tenaga itu.

593
Sesudah mundur kebelakang, Han Siong Kie menggetarkan
telapak kananaya berulang kali,angin pukulan yang berlapislapis
meluncur kearah depan, dengan angin tajam menyapu
kearah tubuh ketua muda perkumpulan Thian che kau dengan
hebatnya sementara tangan kiri dengan kelima jari yang
terpentang lebar melepaskan totokan jari Tong kim ci yang
dahsyat untuk mendesak pelindung hukum baju kuning.
"Blaaam... blaaamm. ." terjadi benturan keras secara
beruntun, dengan sepenuh tenaga ketua muda perkumpulan
Thian che kau menangkis serangan itu, namun ia gagal untuk
menahan kedahsyatan lawan sehingga badannya tergetar
mundur beberapa langkah kebelakang.
Pelindung hukum baju kuning sendiri, di bawah desakan
totokan jari maut dari pemuda itu, terpaksa harus berkelit
kesana menghindar kemari dengan repotnya, ia berusaha
keras untuk meloloskan diri dari ancaman bahaya maut
tersebut.
Ketika ketua muda perkumpulan Thian che kau berhasil
didesak mundur itulah, tiba-tiba Han Siong Kie menarik
kembali telapaknya dan pusatkan segenap kemampuan yang
ia miliki untuk bereskan pelindung hukum baju kuning itu lebih
dahulu.
Pemuda itu tahu asal pelindung hukum baja kuning berhasil
disingkirkan dari muka bumi, maka dia akan jauh lebih mudah
untuk membereskan diri ketua muda dari perkumpulan Thian
che kau.
Dibawah serangan gencar yang dahsyat dan cepat
bagaikan sambaran kilat itu, pelindung hukum baju kuning tak
dapat menghindarkan diri dari ancaman maut lagi. SUatu
jeritan ngeri yang menyayat hati segera memecahkan
kesunyian.

594
sambil muntah darah segar, pelindung hukum baju kuning
itu roboh terkapar keatas tanah dan selamanya tak pernah
bangun lagi.
Sau kaucu dari perkumpulan Thian che kau merasakan
hatinya bergidik, sukma serasa melayang tinggalkan raganya,
ia putar badan dan siap kabur dari situ.
Han Siong Kie tertawa dingin, sekali enjot badan tahu2 ia
sudah manghadang didepan tubuh lawannya.
Dengan wajah ketakutan, kaget bercampur ngeri, kaucu
muda dari perkumpulan Thian che kau itu mundur tiga
langkah ke belakang, serunya dengan suara gemetar:
"Manusia bermuka dingin, apa yang ingin kau lakukan atas
diriku??"
"Apa lagi,..? Heehh heehhh, tentu saja menjagal engkau
bajingan terkutuk"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, secara beruntun
ia lancarkan tiga buah serangan maut kearah lawannya
dengan jurus2 ampuh dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat.
Dengan sempoyongan kaucu muda dari perkumpulan Thian
che kau itu mundur delapan langkah kebelakang, ia sama
sekali sudah kehilangan kemampuannya untuk melakukan
perlawanan.
Hawa napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti
seluruh wajah Han Siong Kie, sikap dan mimik wajahnya pada
waktu itu sangat mengerikan dan cukup menggidikkan hati
siapapun yang memandang.
Dengan suara yang dingin, sadis dan menyeramkan
serunya lantang:
"Bocah keparat dalam satu jurus berikut ini, aku akan suruh
engkau menggeletak di atas tanah dalam keadaan tak
bernyawa"

595
Sementara itu kaucu muda dari perkumpulan Thian che kau
itu sudah tcrdesak sehingga apa boleh buat lagi kecuali adu
jiwa, timbullah kenekadan dalam hatinya, sambil membentak
nyaring ia terjang kemuka dengan amat garang.
Bagaikan sukma yang gentayangan, sekali berkelebat Han
Siong Kie sudah menghindarkan diri dari terjangan itu,
hardiknya: "Kena"
Sekujur badan kaucu muda dari perkumpulan Thian che
kau itu bergetar keras, pergelangan kanannya kena
dicengkeram dengan telak membuat semua kekuatan dalam
tubuhnya lenyap tak berbekas, sementara sebuah telapak
yang lain tahu2 sudah menempel di atas ubun2nya.
"Habis sudah riwayatku" bisik pemuda itu dengan sedih,
sepasang matanya dipejamkan rapat2.
Telapak tangan Han Siong Kie yang menempel diatas
ubun2 lawan boleh dibilang sudah menguasahi penuh mati
hidup musuhnya, sebab asalkan hawa murni disalurkan keluar,
niscaya batok kepala lawan bakal hancur berantakan dan isi
benak akan berhamburan di mana2.
"Bocah keparat" hardiknya, " ayoh jawab, apa hubungan
antara perkumpulan Thian che kau dengan benteng maut?"
Sepasang mata kaucu muda dari perkumpulan Thian che
kau yang sudah terpejam rapat kembali melotot, dengan sorot
mata benci berCampur kaget ia awasi Han Siong Kie tanpa
berkedip, beberapa saat kemudian baru tegurnya: "Apa yang
kau katakan??"
"Apa hubungannya antara perkumpulan Thian che kau
dengan benteng maut??"
"Darimana engkau bisa menuduh begitu?"
"Hmm tenaga dalam yang kau miliki persis seperti aliran
tenaga dalam dari pemilik benteng maut"

596
"Segala macam ilmu silat yang ada dikolong langit
sumbernya tetap satu, kenapa engkau musti terCengang
melihat kesamaan itu?" bantah kaucu muda itu dengan cepat.
"Jadi kalau begitu, perkumpulan Thian-che kau sama sekali
tak ada hubungannya dengan benteng maut??"
"Maaf, aku tak dapat menjawab pertanyaanmu itu" seru
kaucu muda tersebut dengan tegas.
"Ehmmm...bagus...bagus sekali" teriak Han Siong Kiepenuh
kegusaran yang meluap2, "Sekarang pejamkan matamu, dan
nantikanlah kematian yang paling nyaman bagimu"
Disaat yang kritis dan berbahaya itulah, mendadak dari
kejauhan berkumandang datang suara bentakan keras, disusul
seorang berseru lantang:
"Han Siong Kie, engkau tak boleh melukai dirinya"
Han Siong Kie merasa amat terperanjat mendengar
perkataan itu, dengan cepat ia tarik kembali serangannya
sambil berpaling kearah mana berasalnya suara itu.
seorang gadis berkain cadar hitam berdiri tegak kurang
lebih satu tombak di hadapannya, dan perempuan itu telah
dikenal baik olehnya. Tanpa sadar lagi Pemuda she Han itu
berseru kaget: "oooh... orang yang ada maksud"
"Sedikitpun tidak salah" gadis misterius yang muncul tepat
pada saatnya untuk mencegah Han Siong Kie turun tangan
keji atas diri kaucu muda dari perkumpulan Thian che kau itu,
bukan lain adalah orang yang ada maksud.
"Nona, baik2kah engkau selama ini?" sapa sang pemuda.
"Terima kasih atas perhatianmu, aku berada dalam
keadaan sehat walafiat selama ini"
"Apa yang barusan nona katakan??"
"Engkau tak boleh membinasakan dirinya."

597
"Kenapa?? kenapa aku tak boleh membunuh dirinya?"
"Kalau orang itu kau bunuh, maka sepanjang masa engkau
akan menderita penyesalan yang tak terhingga."
Perkataan yang sama sekali tak ada ujung pangkalnya itu
sangat membingungkan hati siapapun juga yang mendengar,
termasuk juga diri Han Siong Kie. Untuk beberapa saat
lamanya pemuda itu berdiri terperangah, pikirnya dihati.
"Aneh benar kenapa aku bakal merasakan penyesalan yang
tak terhingga jika kubunuh kaucu muda dari perkumpulan
Thian che kau ini? apa maksudnya?"
setelah berpikir sebentar, seakan2 ia telah memahami akan
sesuatu, segera ujarnya: "Maksud nona...ibunya adalah..."
"Tutup mulut" orang yang ada maksud segera menukas
ucapan Han Siong Kie yang belum sempat diselesaikan.
Kaucu muda dari perkumpulan Thian che kau pun berdiri
termangu karena keheranan, ia tak mengerti kenapa orang
yang ada maksud muncul tepat pada saatnya dan
menyelamatkan jiwanya dari ancaman maut??
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, dengan nada
tercengang Han Siong Kie segera berseru.
"Nona, bersediakah engkau jelaskan perkataanmu itu
dengan lebih terang lagi?"
"Lepaskanlah orang itu " pinta orang yang ada maksud
dengan nada sedih.
"Kenapa? kenapa aku harus lepaskan dirinya?"
"Janganlah banyak bertanya, lepaskan dia dari sini dalam
keadaan hidup2"
"Tentang soal ini... mungkin aku tak dapat memenuhi
harapanmu"
"Jadi engkau bersikeras akan bunuh pemuda itu?"

598
"Benar bagaimanapun juga dia harus ku bunuh" "
"Kalau memeng begitu, sebelum kau bunuh dirinya terlebih
dahulu menangkan dulu aku"
Han Siong Kie semakin terperangah.
"Jadi...jadi nona bersedia turun tangan melawan aku hanya
disebabkan ingin melimdungi keselamatan jiwanya belaka?"
"Perkataanmu tidak salah, aku memang bermaksud
demikian."
"Aku tak dapat berbuat sekurang ajar itu terhadap diri
nona, apalagi nona dan ibu nona sudah terialu banyak
melimpahkan budi kebaikan kepada diriku"
"Ucapan semacam itu lebih baik tak usah diutarakan lagi,
pokoknya kalau engkau hendak membinasakan dirinya maka
teriebih dahulu robohkan dulu aku, kemudian setelah aku tak
dapat berkutik lagi, engkau boleh bebas melakukan segala
apapun secara bebas"
Han Siong Kie jadi amat terkesiap, dengan nada menyelidik
ia berkata lagi:
"Kalau aku hendak membinasakan dirinya, maka hal itu
bisa kulakukan dengan gampang sekali ibarat membalik
telapak sendiri, asal hawa murni kulontarkan keluar maka..."
"Han Siong Kie" ancam orang yang ada maksud," kalau
engkau benar-benar berani turun tangan, maka salah satu
diantara kira berdua tak akan dapat keluar dari sini dalam
keadaan hidup."
"Aaah benarkah persoalan ini telah berubah jadi begitu
serius?"
"Aku telah membentangkan semua persoalan kepadamu,
aku harap engkau jangan paksakan sesuatu perpecahan
diantara kita berdua. "

599
Han Siong Kie adalah seorang pemuda yang angkuh,
selama hidup ia belum pernah tundukkan kepala kepada
siapapun, tapi terhadap orang yang ada maksud ia nampak
agak ragu2 Sebenarnya pemuda itu dapat selesaikan
persoalan tersebut dengan gampang, asal ia bunuh kaucu
muda dari perkumpulan Thian che kau itu lebih dahulu
kemudian baru memberi penjelasan kepada orang yang ada
maksud, urusan akan beres dengan sendirinya.
Tapi sekarang, dengan tegas orang yang ada maksud telah
kemukakan ancamannya, andaikata ia berkeras kepala untuk
melaksanakan juga pembunuhan itu, maka akibatnya pasti
mengerikan sekali dan sukar dilukiskan dengan kata2.
Tiba2... pemuda itu berhasil menemukan suatu
kemungkinan dalam peristiwa ini, jangan2 orang yang ada
maksud telah jatuh cinta kepada kaucu muda dari
perkumpulan Thian che kau ini?
Diantara mereka bertiga, Kaucu muda dari perkumpulan
Thian che kau itulah yang paling merasa keheranan dan tak
habis mengerti, ia menganggap jiwanya pasti melayang
ditangan musuh, siapa tahu tiba2 muncul seorang perempuan
berkerudung yang bernama orang yang ada maksud dan
berusaha keras untuk melindungi jiwanya, siapakah gadis itu?
sementara ia masih terpengah, terdengar orang yang ada
maksud kembali berkata: "Lepaskan dia"
Perkataan itu menyerupai suatu perintah, membuat orang
tak bisa berkata lain kecuali lepas tangan.
Akhirnya Han Siong Kie mengalah dan kendorkan
tangannya dan mundur beberapa langkah kebelakang.
Se-akan2 baru saja lolos dari kematian, dengan peluh
dingin membasahi badannya, Kaucu muda dari perkumpulan
Thian che kau itu mundur kebelakang, lalu sambil menjura
kepada orang yang ada maksud ujarnya lirih:

600
"Yu siu Kun mengucapkan banyak terima kasih atas budi
pertolongan yang telah nona berikan kepadaku"
Mendengar nama tersebUt, satu ingatan segera berkelebat
dalam benak Han Siong Kie pikirnya lagi.
"Bangsat muda itu bernama Yu siu Kun, kalau begitu ketua
perkumpulan Thian che kau sudah pasti she Yu pula..."
Sementara itu orang yang ada maksud telah ulapkan
tanganya sambil berkata: "Yu sau kaucu, anda tak usah
berterima kasih kepadaku, cepatlah pergi dari sini"
"Bolehkah aku tahu siapakah nama nona ?"
"Orang yang ada maksud "
"Namamu..."
"Engkau tak usah pikirkan peristiwa yang telah terjadi pada
saat ini didalam hati, Nah cepatlah berlalu"
Per-lahan2 Yu sau Kun putar badan, setelah melotot
sekejap kearah Han Siong Kie dengan penuh kebencian
serunya :
"Hei manusia bermuka dingin, selama gunung menghijau,
air tetap mengalir... kita sampai jumpa lain waktu"
Han Siong Kie mendengus dengan nada menghina, hawa
napsU membUnuh menyelimuti seluruh wajahnya, dengan
seram ia menyahut:
"Yu sau Kun akupun akan memperingatkan dirimu, kalau
engkau berani mengganggu kuburan dari mendiang guruku
ini, maka perkumpulan Thian che kau akan kubasmi dari muka
bumi"
Yu sau Kun mendengus dingin. "Manusia barwajah dingin,
engkau tak usah tekebur, lihat saja bagaimana akhirnya nanti"
teriaknya penuh kebencian.

601
Habis berkata dia segera enjotkan badan dan berlalu dari
situ, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap
dari pandangan.
Menanti Yu sau Kun sudah jauh tinggalkan tempat itu,
orang yang ada maksud baru berjalan kedepan kuburan itu,
tangannya bergerak cepat menghapus tulisan diatas batu
nisan tersebut.
Han Siong Tie merasa amat terperanjat cepat2 ia maju
kedepan dengan maksud menghalangi, serunya dengan nada
terperanjat: "Nona, apa yang kau lakukan ?"
"Aku hendak menghapus namamu dari atas batu nisan itu"
"Kenapa? "
"Apa engkau sudah lupa kalau Manusia bermuka dingin Han
Siong Kie sudah mati, diatas bukit sebelah sana masih berdiri
kuburanmu, sekarang kedudukanmu adalah Malaikat
penyakitan, ahli waris dari iblis diantara iblis"
Han Siong Kie tersenyum.
"Buat seorang pria sejati, menentang maut tak akan
mundur, kenapa aku musti berbuat main sembunyi macam
cucu kura2 saja"
"Kedudukanmu saat ini ibarat api dan air dengan pihak
perkumpulan Thian che kau, apa lagi saat ini engkau telah
musnahkan pula dua orang pelindung hukum baju kuning dari
perkumpulannya, sudah pasti mereka tak akan berpeluk
tangan belaka, bagaimanakah akibatnya aku rasa engkau
tentu sudah tahu ...."
"Apa yang musti aku takuti?" seru sang pemuda dengan
angkuh.
"Jago2 lihay yang tergabung dalam perkumpulan Thian che
kau sangat banyak sukar dihitung, kekuasaan mereka amat
meluas dan memimpin bampir seluruh perkumpulan besar

602
atau kecil yang ada dalam dunia persilatan, apa lagi tenaga
murni yang dimiliki kaucu mereka luar biasa dahsyatnya..".
"Aku merasa amat berterima kasih atas maksud baik dari
nona, tetapi aku tak sudi melakukan perbuatan yang main
sembunyi terus macam cucu kura2"
"Ibuku toh pernah memberikan selembar kulit manusia
kepadamu agar engkau bisa merubah wajah aslimu,
sebetulnya ada di balik semuanya terkandung pula maksud
yang mendalam sekali"
"Apakah aku boleh tahu maksud yang sebenarnya?" tanya
sang pemuda dengan perasaan tertarik. .
Dengan nada tawar orang yang ada maksud gelengkan
kepalanya berulang kali.
"Lain waktu engkau akan mengetahui dengan sendirinya
semua persoalan tersebut, pokoknya ibuku ada maksud2
tertentu yang menguntungkan bagimu"
Han Siong Kie merasa amat tidak sabar untuk menantikan
jawaban yang terkandung dibalik gerak gerik orang yang ada
maksud serta ibunya yang serba misterius itu, tetapi diapun
tak dapat berbuat apa2 kecuali menunggu dan menunggu
terus, akhirnya sambil menuding ke arah batu nisan didepan
kuburan itu ujarnya:
"Seorang murid mendirikan batu nisan bagi gurunya, masa
sang murid itu tak dapat meninggalkan nama aslinya??"
"Mengapa engkau tidak dirikan saja batu nisan tersebut
dikemudan hari??"
"Aku tidak ingin merusak batu nisan tersebut"
"Apakah engkau bisa menjamin kalau orang2 dari
perkumpulan Thian che kau tak akan mengganggu jenasah
dari gurumu, apa lagi daerah disekitar tempat ini merupakan
daerah terlarang bagi perkumpulannya?"

603
Hawa nafsu membunuh yang sangat tebal memancar
keluar dari balik sorot mata pemuda itu, dengan suara
mendalam katanya:
"Aku telah memperingatkan lebih dahulu kepada mereka,
andaikata ada orang berani mengganggu atau membongkar
kuburan dari guruku, maka mayat akan bergelimpangan
diseluruh wilayah Lian huan-tau, aku akan bantai seluruh isi
keluarga mereka sehingga seorangpun tak ada yang bisa
hidup lagi dengan tenang"
"Engkau hendak membantai seluruh anggota perkumpulan
Thian che kau dengan andalkan kekuatanmu seorang diri?"
tanya orang yang ada maksud.
"Benar, dan apabila nona tidak percaya silahkan saja
menunggu sampai tanggal mainnya"
Untuk beberapa saat lamanya orang yang ada maksud
termenung dan berpikir keras, kemudian ia berkata lagi:
"Ibu merasa amat menyesal sekali atas perbuatan dan
tingkah lakumu pada akhir2 ini"
"Akupun menyesal karena harus membuat hati ibumu jadi
sedih"
Dengan putus asa orang yang ada maksud meluruskan
tangannya kebawah, lalu mundur selangkah kebelakang,
serunya kembali:
"Jadi engkau bersikeras akan tetap mempertahankan
namamu itu?"
"Benar, dan maaf sekali atas kekerasan kepalaku ini, aku
harap kalian ibu dan anak tidak sampai tersinggung karena
persoalan ini"
Orang yang ada maksud kembali termenung beberapa saat
lamanya, kemudian dia alihkan pokok pembicaraan kesoal lain,
tanyanya:

604
"Apakah gurumu Iblis diantara iblis benar2 adalah ketua
dari istana Huan-mo kiong diwilayah Thian lam?".
"Aku rasa tiada hal lain yang perlu dicurigakan lagi,
memang guruku masih sempat meninggalkan benda tanda
bukti kepadaku"
"Oooh.. jadi kalau begitu engkau sudah menjadi ahli waris
dari istana Huan mo kiong tersebut??"
"Benar"
Tiba2 orang yang ada maksud mengalihkan sorot matanya
mengawasi sekejap sekeliling tempat itu, rupanya ia sedang
menyelidiki apakah disekitar tempat itu tak ada orang yang
bersembunyi atau tidak. setelah yakin kalau ditrmpat itu tak
ada orangnya, dengan suara yang amat lirih dia baru
bertanya:
"Benarkah engkau telah kehilangan sebuah benda mustika
dari dunia persilatan?"
Han Siong Kie mengangguk.
"Benar, aku telah kehilangan sebuah benda mustika yang
tak ternilai harganya, dari mana nona bisa mengetahui akan
hal ini?"
"Bukan aku saja yang mengetahui akan peristiwa ini, orang
lainpun ada pula yang sudah tahu"
"Meskipun untuk sementara waktu telah berpindah tangan,
tapi aku bersumpah untuk mendapatkannya kembali" ujar
pemuda itu dengan nada tegas.
"Tetapi ilmu silat yang kau miliki masih bukan tandingan
kepandaian musuh"
"Nona maksudkan ilmu silat siapa..?"
"Tentu saja tengkorak maut gadungan itu"
"Aah belum tentu aku kalah dari dia"

605
"Tapi dalam kenyataan engkau toh masih belum mampu
untuk menandingi kedahsyatan ilmu silatnya?"
"Lain dulu lain sekarang, kalau dulu kalah masa untuk
selamanya aku selalu kalah terus?"
"Jadi sekarang engkau sudah mempunyai keyakinan untuk
menangkan dirinya?"
"Mungkin begitu"
"Sungguhkah ucapanmu itu?" orang yang ada maksud
berusaha untuk menegaskan.
"Selama aku tak pernah bicara bohong, apa lagi
menganggap pembicaraan sebagai suatu gurauan belaka"
sahut sang pemuda dengan paras muka serius.
Pada saat itulah...tiba2 dari kejauhan berkumandang
datang suara ujung baju tersampok angin, sesosok bayangan
manusia dengan gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat
meluncur kurang lebih sepuluh tombak dihadapannya, begitu
cepat gerakan tubuh orang itu sehingga andaikata seseorang
tidak memiliki tenaga dalam setaraf dengan Han Siong Kie
serta orang yang ada maksud pada saat ini, mungkin sulit
untuk mengetahuinya. Buru2 orang yang ada maksud berkata:
"Aku harus segera pergi dari sini, selamat tinggal"
Bersamaan dengan selesainya perkataan itu, dia segera
enjotkan badan dan lenyap dibalik pepohonan.
Satu ingatan dengan cepat berkelebit dalam benak Han
Siong Kie, diam2 ia berpikir:
"Siapakah bayangan manusia yang barusan berkelebat
lewat itu? kenapa orang yang ada maksud berlalu dari sini
secara tergopoh2...??"
Pemuda itu tak mau banyak berpikir lagi, dengan suatu
gerakan yang tak kalah cepatnya ia berkelebat menuju kearah
mana bayangan manusia tadi melenyapkan diri, tujuannya

606
adalah berharap dengan kesempatan itu ia berhasil
mendapatkan tanda2 yang menunjukkan akan asal usul dari
orang yang ada maksud serta ibunya, dengan begitu pelbagai
persoalan yang mencurigakan dirinya selama inipun dapat
terpecahkan.
Dari pembicaraan yang barusan berlangsung,jelas
perkataan yang hendak diutarakan kepadanya oleh orang
yang ada maksud belum sampai selesai, dia masih banyak
perkataan yang hendak dibicarakan dengan dirinya, tapi justru
karena kemunculan bayangan manusia yang amat mendadak.
membuat gadis itu buru2 meninggalkan dirinya, itu berarti
dibalik kesemuanya itu masih terkandung hal yang sangat
mencurigakan.
Dengan sepenuh tenaga Hansioog Kie mengerahkan gerak
tubuh cahaya kilat lintasan bayangan untuk mengejar
bayangan manusia tadi, kecepatan gerak tubuhnya pada saat
ini sukar dilukiskan dengan kata2.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba diujung hutan
dan menginjak disebuah tanah lapang yang amat luas, kurang
lebih puluhan tombak dihadapannya tampaklah sesosok
bayangan manusia sedang bergerak dengan cepatnya,
bayangan itu langsing menuju kearah sebuah bukit disebelah
kiri
Tatkala Han Siong Kie telah berhasil mendekati lawannya
sehingga kurang lebih dua puluh tombak dibelakangnya, ia
mulai memperlambat larinya dan tetap mempertahankan
jaraknya dengan orang itu, dalam keadaan demikian sulitlah
bagi kedua belah pihak untuk mengetahui jelas keadaan
indentitas dari lawannya.
Bayangan punggung orang itu sama sekali tidak terlalu
asing baginya, tapi untuk beberapa saat lamanya Han Siong
Kie tak dapat menebak siapa kah orang itu. Seperminum teh
kemudian, mereka sudah da dua puluh li jauhnya dari tempat
semula.

607
Sebuah bukit kecil muncul didepan mata, sianak muda itu
mulai curiga bercampur tak habis mengerti, sebab dia lihat
bayangan manusia yang agaknya pernah dikenal olehnya itu
ternyata sedang bergerak menuju kearah bukit dimana
kuburan palsunya berada.
Rupanya bayangan manusia yang bergerak didepan itu
sama sekali tidak menduga kalau secara diam2 perjalanannya
sedang dikuntit orang, tanpa ragu2 dia langsung meluncur
naik keatas bukit.
Sungguh aneh, ternyata orang tadi benar2 hentikan
gerakan tubuhnya tepat didepan kuburan palsu dari Han Siong
Kie.
Kurang lebih sepuluh tombak dari kuburannya, sianak
muda itu menghentikan gerakan tubuhnya dan
menyembunyikan diri di belakang sebuah batu cadas yang
besar.
Tiba2 bayangan manusia yang ternyata adalah seorang
gadis itu berpaling, sorot matanya yang tajam menyapu
sekejap kearah tempat persembunyian dari Han Siong Kie,
kemudian ia memperdengarkan suara tertawa dingin yang
amat ketus.
Kembali Han Siong Kie terperangah, pikirnya:
"Mungkinkah dia sudah tahu kalau perjalanannya sedang
diikuti orang...? kalau memang begitu, kenapa ia tidak
menegur?"
Sekarang pemuda itu dapat melihat dengan tegas, rupanya
gadis itu bukan lain adalah Go siau Bi.
Dengan ter mangu2 dan rasa tercengang si anak muda itu
mengawasi gerak gerik dari Go siau Bi, dia ingin lihat apa yang
hendak dilakukan oleh gadis tersebut dihadapan kuburan
palsunya.

608
Lama sekali Go siau Bi berdiri termangu-mangu didepan
kuburan tersebut, tiba tiba ia ayun telapaknya dan
melancarkan sebuah babatan kilat keatas kuburan tersebut.
Gerakan tubuhnya ini sangat mengejutkan hati Han Siong
Kie, tetapi ia tiada maksud untuk menghalangi perbuatannya
itu, sebab bagaimanapun juga kuburan itu adalah sebuah
kuburan kosong.
Hanya saja ia tak dapat menebak. apa maksud dan tujuan
Go siau Bi membongkar kuburannya itu?
Baru saja angin pukulan yang dilancarkan Go siau Bi hampir
mengena diatas batu nisan kuburan itu, tiba2 suatu bentakan
nyaring berkumandang datang dari sisi tubuhnya. "Tahan
jangan bertindak sembarangan.."
Go siau Bi agak terperanjat, Ia segera tarik kembali
serangannya dan mundur lima depa kebelakang.
Dari belakang kuburan kosong, per-lahan2 muncullah
seorang gadis muda yang sangat cantik bagaikan bidadari.
Han Siong Kie merasakan jantungnya berdebar keras
setelah bertemu dengan dara tersebut, sebab dia masih kenal
gadis cantik itu sebagai "Istri yang ditinggaikan" yang pernah
melepaskan dirinya dari dalam benteng maut.
Sementara itu Go siau Bi nampak tercengang menyaksikan
kemunculan dara ayu itu, dengan keheranan dia menegur:
"Nona, siapa kah engkau?"
"Sebutkan dahulu siapa kah namamu?" nona cantik itu
balas menegur.
"Aku bernama Go siau Bi"
"Engkau adalah Go siau Bi?"
"Benar, ada apa?"
"Mengapa engkau hendak merusak kuburan ini?"

609
Teguran yang disertai sikap tak mau tahu keadaan orang
lain itu sangat menggusarkan hati Go siau Bi dengan alis mata
berkenyit dia balas menegur: "Lalu siapa kah namamu?"
"Nona panggil saja aku sebagai Istri yang ditinggaikan"
"Istri yang ditinggaikan ?"
"Benar. "
"Istri yang ditinggaikan, engkau adalab seorang janda?"
Paras muka Istri yang ditinggaikan berubah hebat,
tegurnya dengan perasaan tak senang hati:
"Nona, aku harap sedikitlah tahu sopan kalau berbicara...."
Go siau Bitertawa dingin.
"Engkau sendiri toh yang menyebut dirimu sebagai Istri
yang ditinggalkan, masa aku telah salah bicara?"
Istri yang ditinggaikan tidak menggubris perkataan itu lagi,
setelah termenung sebentar kembali ia menegur:
"Aku harap engkau bersedia menjelaskan kepadaku, apa
sebabnya engkau hendak membongkar kuburan ini??"
"Aku senang berbuat begini, engkau mau apa??"
"Senang berbuat begitu? haaahh haaahh haaaahh apakah
orang yang berada dalam kuburan ini pernah terikat dendam
atau sakit hati dengan dirimu?"
"Tepat sekali tebakanmu itu dan dia mempunyai ikatan
dendam atau sakit hati dengan dirimu?"
"Dia? siapa yang kau maksud kan dia? "
"Manusia bermuka dingin Han Siong Kie"
Go siau Bi menengadah dan tertawa semakin keras, begitu
kerasnya sehingga membelah kesunyian yang mencekam
disekeliling tempat itu.

610
Han Siong Kie yang bersembunyi disamping kuburanpun
jadi tertegun dibuatnya, sepasang matanya terbelalak lebar
sementara mulutnya melongo, ia tak habis mengerti dibuatnya
oleh keadaan yang tertera dihadapan matanya.
-ooodwooo-
BAB 34
ISTRI YANG ditinggaikan melototkan sepasang matanya
bulat2, ia menghardik: "Apa yang perlu kau tertawakan?"
Go siau Bi tarik kembali tertawanya, kemudian dengan
wajah serius menjawab:
"Engkau tak perlu tahu kenapa aku tertawa, sebab aku
ingin tertawa maka tiada orang yang bisa menghalangi niatku
itu"
"Tapi aku justru bersikeras melarang engkau tertawa disini"
"Huuh... dengan andalkan apa engkau berani melarang aku
tertawa disini?"
"Berdasarkan perbuatanmu yang hendak membongkar
kuburan ini, sudah cukup alasan bagiku untuk membinasakan
engkau"
"Omong kosong jangan berlagak sok dihadapanku, apalagi
main gertak sambal yang sama sekali tak ada gunanya"
"Oooh... jadi engkau tak percaya? mari akan kubuktikan
kebenaran dari ucapanku itu."
Dengan suatu gerakan tubuh yang sangat cepat Istri yang
ditinggalkan melayang kedepan kuburan dan berdiri saling
berhadapan dengan Go Siau Bi, kemudian tanpa banyak bicara
sepasang telapaknya didorong kedepan melancarkan sebuah
pukulan dengan suatu jurus serangan yang aneh dan ganas.

611
Sekali lagi Han Siong Kie dibikin terperangah oleh
kehebatan serangan tersebut, tempo dulu ia pernah
menyelamatkan jiwa Istri yang ditinggaikan karena ia tak
mampu melayani keroyokan empat orang pengawai baju hijau
dari istana Huan mo kiong, tapi kenyataan yang tertera
didepan mata pada saat ini menunjukkan bahwa ilmu siiatnya
amat dahsyat, itu berarti tenaga dalamnya telah memperoleh
kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa waktu yang
amat singkat.
Go siau Bi mendengus dingin, tubuhnya melesat kesamping
menghindarkan diri dari sergapan musuh yang amat dahsyat
itu, sambil putar badan diapun balas melancarkan tiga buah
jurus serangan secara berantai...
Dengan cepat istri yang ditinggalkan kena terbendung oleh
pukulan itu, membuat dia mau tak mau terpaksa harus
mundur tiga langkah kebelakang.
Dalam waktu singkat pertarungan yang amat sengitpun
berlangsung, dua orang gadis itu saling serang menyerang
dengan gencar membuat pasir dan debu beterbangan di
seluruh angkasa.
Kedua belah pihak sama2 merupakan jago lihay, ilmu silat
yang digunakanpun merupakan jurus2 ampuh yang luar biasa.
Hal ini membuat Han Siong Kie yang mengikuti jalannya
pertarungan dari tempat persembuyiannya diam2 menjulurkan
lidahnya.
Dalam waktu singkat kedua belah pihak telah saling
menyerang sebanyak beberapa ratus gebrakan lebih, namun
kekuatan mereka tetap seimbang, siapapun tak dapat
menangkan pertarungan tersebut dengan mudah.
Ditengah bentakan nyaring, mendadak Go siau Bi mundur
kebelakang, telapak tangannya berputar kian kemari
melancarkan jurus serangan yang kian lama kian bertambah

612
aneh, segulung demi segulung anginpukulan yang aneh
menyapu kedepan membuat suasana jadi mengerikan sekali.
Ditengah hembusan angin berputar yang sangat aneh itu,
Istri yang ditinggalkan sama sekali tak mampu
mengembangkan jurus serangannya, tanpa sadar dia berseru:
"Oooh...ilmu pukulan angin berpusing, engkau adalah..."
sebelum ucapannya selesai diutarakan tiba2.. Duuk"
sebuah pukulan dengan telak bersarang diatas tubuh Istri
yang ditinggalkan membuat ia mundur dengan sempoyongan.
Dalam serangannya itu Go siau Bi telah mengerahkan
tenaganya sebesar sepuluh bagian, dengan telak pukulan tadi
menghantam dada lawan, kalau jago lihay biasa yang
termakan pukulan itu niscaya isi perutnya akan goncang dan
tulang dadanya pada retak, tapi Istri yang ditinggalkan hanya
tergetar mundur belaka, ia sama sekali tidak mengeluh
kesakitan.
Untuk sesaat Go siau Bi jadi tertegun, ia sama sekali tidak
menyangka kalau pihak lawan mempunyai tenaga dalam
sesempurna itu..
Sementara dia masib tertegun itulah, Istri yang ditinggalkan
telah manfaatkan kesempatan itu se-baik2nya, telapak diayun
kedepan secepat sambaran kilat, arah yang ditujupun
merupakan tempat kematian yang sangat berbahaya.
Go siau Bi jadi kelabakan dibuatnya menghadapi serangan
balasan yang luar biasa itu, tapi untung ia cukup cekatan,
dengan cepat ujung kakinya menjejak tanah dan secepat kilat
menghindar kearah samping.
Sayang gerakan tubuhnya masih tetap terlambat setengah
langkah, bahu kanannya tersapu telak oleh pukulan lawan...
Rasa sakit yang luar biasa serasa sampai didalam tulang
sumsum, tak tahan lagi gadis itu merintih kesakitan, dengan
sempoyongan tubihnya mundur delapan depa ke belakang.

613
Kejadian itu sama sekali tidak mengherankan diri Han Siong
Kie, dia tahu istri yang ditinggalkan berasal dari benteng maut,
itu berarti diapun memiliki ilmu kebal yang tak mampu
dihantam maupun dibacok. dengan sendirinya serangan diri
Go siau Bi pun tak mungkin dapat melukai tubuhnya.
Tapi. ..mengapa Go siau Bi hendak menghancurkan
kuburan kosongnya itu??
Dan apa sebabnya Istri yang ditinggalkan mati2an
melindungi kuburan tersebut ? bahkan sejak permulaan ia
sudah menyembunyikan diri dibelakang kuburan? Untuk
beberapa saat lamanya pemuda itu hanya bisa berdiri tertegun
sambil putar otak.
Kedua belah pihak sama2 pernah melepaskan budi
kebaikan dan budi pertolongan kepadanya, apa kah dia harus
munculkan diri untuk melerai pertarungan itu?
Dalam pada itu, setelah serangannya berhasil melukai
tubuh lawan, istri yang ditinggalkan sama sekali tidak
melanjutkan serangannya, dengan nada dingin ia menegur:
"Ilmu pukulan angin berpusing merupakan kepandaian silat
tunggal dari Put-lo sianseng, apa hubungan nona Go dengan
diri Put loo sianseng??"
Mengetahui pihak lawan kenal dengan asal usul ilmu
silatnya, Go siau Bi merasa hatinya terperanjat, buru2
jawabnya. "Dia adalah kakekku"
"Oooooh... rupanya nona adalah cucu perempuan dari Put
loo sianseng...maaf " Go siau Bi tak mau tunjukkan
kelemahannya, dia segera menegur: "Apakah engkau adalah
anak murid dari benteng maut??"
Sekarang gantian istri yang ditinggalkan yang berdiri
terperangah, namun ia tidak menjawab sebaliknya alihkan
pokok pembicaraan kesoal lain.

614
"Benarkah nona Go mempunyai ikatan dendam atau sakit
hati dengan diri Han Siong Kie??"
"Sama sekali tak ada"
"Lalu apa sebabnya engkau hendak membongkar
kuburannya?? apa kah engkau bersedia memberi
keterangan??"
"Tentang soal ini....jadi engkau pingin tahu?"
Rupanya Istri yang ditinggalkan sudah biasa mengumbar
watak ingin menangnya, mendengar pertanyaan itu paras
mukanya seketika berubah hebat. "...Masa aku tak boleh
tanya?" tegurnya.
Se-akan2 telah menyadari akan sesuatu, Go siau Bi maju
beberapa langkah kedepan, sahutnya dengan suara
mendalam:
"Oooh...rupanya engkau adalah istri yang ditinggalkan dari
Han Siong Kie??" Dengan sedih Istri yang ditinggalkan
mengangguk. "Benar apa yang kau ucapkan sama sekali tidak
keliru"
Han song Kie yang bersembunyi disamping kuburan tadi
melongo dan duduk terperangah, suatu kejadian yang sangat
ajaib baginya dia sama sekali tidak kenal dengan nona cantik
itu, tapi nona itu mengakui sebagai istri yang ditinggalkan,
kejadian semacam ini benar2 merupakan suatu peristiwa aneh
yang tak pernah diduga sebelumnya.
Tentu saja ia sama sekali tak pernah menduga kalau Istri
yang ditinggalkan yang berada dihadapannya saat ini adalah
adik angkatnya Tonghong-Hui yang dirindukan setiap hari.
Paras muka Go siau Bi nampak berubah hebat, dengan
nada gemetar ia menegur lagi: "Oooh... jadi ia sudah
menikah?"

615
Dari pembicaraan lawan, istri yang ditinggalkan dapat
menangkap apa yang dimaksudkan orang itu, dengan nada
dingin ia balik bertanya: "Nona Go, apa kah engkau sangat
mencintai dirinya??"
Merah jengah selembar wajah Go siau Bi, ia tidak
menyangkal ...pun tidak mengakui.. Melihat nona itu
membungkam, Istri yang ditinggalkan bertanya lebih jauh:
"Jadi nona telah mengakuinya??"
"Tidak" sahut Go siau Bi tiba2 dengan nada setengah
menjerit, "Aku sangat benci pada dirinya"
Han Siong Kie yang bersembunyi ditempat kegelapan jadi
gelengkan kepalanya sambil angkat bahu, terhadap diri Go
siau Bi boleh dibilang tak pernah timbul ingatan atau perasaan
untuk mencintai, bahkan terhadap semua perempuan yang
pernah dijumpaipun ia tak pernah punya perasaan tersebut,
sebab ia pernah bersumpah akan membenci kaum wanita
untuk selama-lamanya.
Rupanya jawaban dari Go siau Bi itu sangat
mencengangkan hati Istri yang ditinggalkan, ia berkata:
"Oleh karena engkau benci dia maka engkau hendak
merusak kuburannya, apakah engkau tak merasa bahwa
perbuatanmu itu keterlaluan."
Go siau Bi menggigit bibirnya:
"Aku tahu kuburan ini adalah kuburannya tapi apakah
engkau yakin kalau dia benar2 berada dalam kuburan ini??"
Ucapan ini sangat mengejutkan hati Istri yang ditinggalkan,
dengan wajah terkesiap dia mundur satu langkah kebelakang.
"Apakah maksud perkataanmu itu?"
"Apakah engkau merasa seyakin2nya kalau Han Siong Kie
benar2 sudah mati??"

616
"Tentu saja" Istri yang ditinggalkan mengangguk dengan
tegas.
"Engkau saksikan dengan mata kepala sendiri??"
"Aku sendirilah vang membuat batu nisan didepan kuburan
ini"
Han Siong Kie yang bersembunyi dibelakang batu lebih2
terperangah dibuatnya, dia sampai berdiri ter heran2. Menurut
apa yang diketahui batu nisan dan kuburan itu dibangun oleh
adik angkatnya Tonghong-Hui, bahkan dia pula yang telah
mencantumkan namanya diatas batu nisan tersebut untuk
memperingati dirinya... sekarang istri yang ditinggalkan
mengakui kalau dialah yang mendirikan kuburan itu, lalu apa
maksudnya? sementara sianak muda itu masih termenung, Go
siau Bi telah tertawa dingin
"Heehh. heehh..heehh.. diatas batu nisan itu tertera nama
dari dua orang, masa engkau juga yang mengebumikan
jenasah dari pengemis cilik Tonghong Hui?"
Istri yang ditinggalkan termenung beberapa saat lamanya,
tiba2 ia berkata: "Akulah Tonghong-Hui"
Hampir saja Han Siong Kie menjerit kaget menghadapi
kenyataan tersebut, dia tak menyangka kalau Istri yang
ditinggalkan mengaku dirinya sebagai Tonghong-Hui, suatu
kejadian yang cukup membuat orang tertawa karena gelinya.
Mungkinkah dia tidak tahu kalau Tonghong-Hui adalah
seorang pria, bahkan dia adalah seorang pengemis cilik?
apakah nona ini menyangka Tonghong-Hui adalah seorang
gadis seperti dirinya??
Tak tahan lagi Go siau Bi tertawa cekikikan karena gelinya,
sambil menuding ke arah lawan dia berseru:
"Hiiihh hiiiih hiiiihhh engkau adalah Tonghong Hui?
pengemis cilik??"

617
"Betul"
"Engkau tidak bohong? masa tampang seperti kau bisa jadi
seorang pengemis cilik??"
"Aku sama sekali tidak bohong, akulah pengemis cilik
Tonghong Hui"
"Kalau begitu, engkau adalah manusia atau setan??"
"Tentu saja aku adalah seorang manusia "
"Kalau toh seorang manusia, kenapa semua ucapan yang
kau utarakan lebih mirip omongan setan??"
Dengan amat sedih Istri yang ditinggalkan menghela nafas
panjang, ujarnya lebih jauh:
"Aaai berhubung engkau mencintai dirinya dan dia telah
tiada dikolong langit, maka aku bersedia memberitahukan
rahasia hatiku kepadamu, tujuanku mendirikan batu nisan ini
adalah sebagai perlambang bahwasanya aku hendak balaskan
dendam baginya, kemudian aku akan bunuh diri dan minta
dikubur dalam satu liang yang sama bersama-sama dirinya "
Han Siong Kie yang mencuri dengar pembicaraan tersebut
dari tempat persembunyiannya mulai merasa gusar, hawa
amarahnya per lahan2 menyelimuti seluruh benaknya, ia tak
menyangka kalau istri yang ditinggalkan bisa mengungkapkan
kata2 yang begitu menarik hati tanpa tahu rasa malu, apakah
ia tidak jengah mengarang cerita bohong yang begitu indah
untuk menipu orang??
Tiba2 Go siau Bi tertawa keras, suaranya begitu nyaring
sehingga membelah kesunyian yang mencekam sekeliling
tempat itu.
Kontan istri yang ditinggalkan melototkan matanya bulat2,
dengan suara keras dia menghardik:
"Nona, aku harap engkau bersedia tahu diri dan jagalah
kesopanan dengan se-baik2nya"

618
-000d0w000-
Jilid 17
GO SIAU BI tetap tertawa tergelak, ujarnya dengan suara
tajam:
"Istri yang ditinggalkan ...nona Tonghong-Hui .. aku tak
tahu bagaimana musti memanggil dirimu, tapi yang jelas
perkataanmu itu memang sangat menarik hati, mungkin
manusia yang terdiri dari batu karang pun akan ikut
mengucurkan air mata setelah mendengar perkataanmu itu,
cinta sejati yang tak takut berkorban seperti ini boleh dibilang
suatu cinta suci yang jarang dijumpai dikolong langit"
"Engkau anggap aku sedang bohong? mengarang cerita
kosong yang sebenarnya sama sekali tak ada?"
"oooh...engkau tak perlu salah paham, aku hanya ingin
bertanya benarkah nona adalah pengemis cilik? sesuaikah
julukan tersebut bagi diri nona? aku hanya menginginkan
jawaban yang tegas dan benar"
"Oooh ! maksudmu, engkau inginkan suatu bukti??"
”Benar, aku memang mengharapkan suatu bukti yang
nyata yang membuktikan bahwa apa yang kau katakan sama
sekali tidak bohong atau hanya suatu isapan jempol belaka.”
"Baik! aku tak akan mengecewakan hatimu, akan kuberikan
bukti yang nyata untuk mu!"
Berbicara sampai disini, per-lahan2 Istri yang ditinggalkan
putar badan dan menyeka mukanya dengan tangan, kemudian
mengawut awutkan pula rambutnya vang indah, setelah itu
dia baru putar badanrya kembali

619
Hampir saja Go Siau Bi menjerit tertahan, untuk beberapa
saat lamanya dia berdiri dengan mata terbelalak mulut
melongo seorang pengemis cilik yang dekil dan berambut
awut2an benar2 telah berdiri dihadapan matanya, hanya saja
pakaian yang dikenakan sama sekali tidak berubah.
Han Siong Kie yang bersembunyi dibelakang batu besar
jauh lebih terperanjat lagi se-akan2 disambar geledek disiang
hari bolong hampir saja sianak muda itu jatuh tak sadarkan
diri.
Sekarang ia benar2 telab membuktikan kalau Istri yscg
ditinggalkan, sebetulnya bukan lain adalah adik angkatnya
sendiri. Pengemis cilik Tonghong Hui yang selama ini
dirindukan siang maupun malam.
Ia sama sekali tak menduga kalau Tong-hong Hui yang
disayang dan dicintai, ternyata bukan lain adalah seorang
gadis cantik.
Sekujur badannya terasa jadi kejang, dengan lemas tak
bertenaga ia bersandar dialas batu, pandangan matanya jadi
gelap dan otaknya jadi gelap di otaknya terasa kosong
meiompong...
Kenyataan membuktikan kalau Tonghong Hui adalah
seorang gadis yang amat cantik bahkan begitu mencintai
dirinya sehingga dia bersedia mengorbankan jiwa raganya
untuk tetap berada disisinya, sedang ia sendiri sama sekali
tidak merasakan akan hal itu.
Pengalaman dan kejadian yang pernah dialaminya dimasa
lampau, satu demi satu berkelebat kembali kedalam
benaknya, ia teringat kembali ketika untuk peitama kali nya
dia terjun kedalam dunia persilatan, ia bagaimana dirobohkan
oleh kupu2 warna warni Li In Hiang dari perkumpulan
Thian che-kau dengan mudah, kemudian bagaimana ia
ditolong Tonghong Hui dari dalam tandunya, angkat saudara
diatas batu cadas kemudian saling berjanji untuk tidak

620
meninggalkan saudaranya walau berada dalam keadaan
apapun juga, dari sini dengan jelas memperlihatkan kalau ia
sudah mempunyai rencana yang matang tentang hal ini.
Setelah itu mereka berpisah, dia lenyap tak berbekas,
untuk mencari jejaknya ia masuk kedalam wilayah Lian huan
tau, dimana hampir saja jiwanya melayang.
Lalu dia mendirikan kuburan dan batu nisan didepao
kuburan kosongnya, ia bersumpah akan mengurbankan diri
untuk menemani dirinya dalam liang kubur,
Han Siong Kie merasakan hatinya kalut dan bingung tak
karuan, selama hidup ia paling benci dengan kaum wanita,
tapi terhadap diri Tonghong Hui. ia tak tahu musti
mengatakan benci atau cinta.
Andaikata tempo hari dia tidak menyaru sebagai malaikat
penyakitan, ketika Tong hong Hui dikerubuti oleh empat orang
pengawal hijau dari istana Huan mo kiong mereka sudah
dapat berjumpa kembali tapi waktu itu ternyata kedua belah
pihak tidak saling mengenal..
Pemuda itu sangsi.. jangan2 apa yang dilihat dan didengar
saat itu hanya suatu impian belaka., tapi kenyataan
membuktikan bahwa kesemuanya itu bukan impian!
Dalam pada itu, Tonghong Hui telah melepaskan rambut
palsu serta topeng kulit manusia dari atas wajahnya, ia
menegur:
"Bagaimana nona? sekarang tentunya engkau sudah
percaya bukan kalau aku adalah pengemis cilik Tonghong
Hui?"
Go Siau bi mencibirkan bibirnya. "Hmm! aku masih tetap
tidak percaya.."
"Kenapa?"

621
"Aku ingin membongkar kuburan ini untuk membutikan
apakah perkataan yang kau ucapkan benar2 tidak bohong!"
Paras muka Tonghong Hui berubah hebat dengan nada
gusar bercampur mendongkol ia menegur :
"Nona, sebenarnya apa maksudmu?"
"Aku hanya ingin membuktikan, apakah dalam liang kubur
ini benar2 dipendam kerangka seseorang"
Rupanya Tonghong-Hui dibuat sangsi oleh perkataan yang
amat tegas itu, lama.. lama sekali ia termenung, kemudian
baru bergumam seorang diri dengan sUara lirih:
"Tidak mungkin.. tidak mungkin kalau kuburan ini kosong,
akulah yang telah mengebumikan jenasahnya disini, aku yang
masukkan sendiri jenasahnya.."
Dari sikap lawannya yang amat yakin dan ber-sungguh2,
Go siau Bi tahu kalau gadis itu sama sekali tidak bohong,
dengan muka serius dia segera bertanya: "Nona Tonghong,
engkau tidak salah mengubur orang lain?"
"Tidak mengkin salah, yakin se yakin2nya, bahwa dialah
yang telah kukubur disini"
"Aaah.. masa dikolong langit bisa terdapat dua orang
manusia berwajah sama dengan Han siong Kie? Aku tak
percaya kalau dikolong langit bakal ada dua orang manusia
yang sama."
"Apa...?" engkau telah bertemu dengan seorang Han siong
Kie lagi? jangan bergurau nona Go hal itu tak mungkin bisa
terjadi" seru Tonghong-Hui dengan wajah terperangah.
"Tak mungkin salah, Aku tahu dia adalah Han siong Kie dan
sekarang telah berubah namanya menjadi Malaikat
penyakitan. "
Dalam pada itu, Han siong Kie sendiri ibaratnya orang yang
baru saja terserang penyakit berat, dengan lemas roboh

622
terkapar diatas tanah, meskipun begitu ucapan mereka secara
lapat2 masih sempat menerobos masuk kedalam telinganya.
sekarang ia baru menduga, mungkin apa yang dibicarakan
dengan orang yang ada maksud tadi telah terdengar oleh Go
sia uBi, tapi... mengapa dia bersikeras akan membongkar
kuburan itu??"
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, terakhir
pemuda itu berpikir:
"Aaah sekarang aku tahu, pastilah diapun menaruh hati
kepadaku, dan mengira aku sengaja menyaru jadi orang lain
untuk membohongi dirinya, kalau begitu ia tentu sudah
menaruh perasaan salah paham atas diriku" sementara itu di
gelanggang Tonghong Hui sedang berseru kaget:
"siapa? Malaikat penyakitan? aku pernah bertemu dengan
dirinya tapi masa dia adalah Han siong Kie??"
"Jadi engkau tidak percaya?? engkau saja dapat merubah
dirimu jadi pengemis cilik, masa dia tak dapat merubah diri
jadi malaikat penyakitan??"
"Maksudmu...ia .telah menyaru diri untuk mengelabuhi
pandangan orang banyak?"
"siapa tahu?"
Sekujur badan Tonghong Hui gemetar keras, bibirnya
bergetar keras lalu gumamnya seorang diri:
"Tak mungkin, hal ini tak mungkin bisa terjadi, dia sudah
mati akulah yang telah menguburkan jenasahnya disini,
dengan tanganku sendiri kututup liang kubur ini"
"Nona Tonghong" ujar Go Siau Bi dengan nada dingin,
"inginkah engkau membuktikan dengan mata kepala sendiri,
kalau apa yang kau kuucapkan sedikitpun tidak bohong?"
"Apa?? engkau akan membongkar kuburan ini.. hanya
untuk membuktikan bahwa ucapanmu tidak bohong? Gila

623
jangan anggap perbuatan semacam itu sebagai suatu
permainan"
"Oooh jangan kuatir, aku rasa tak perlu kita bongkar
kuburan itu untuk mencari bukti aku punya cara lain yang
lebih mudah untuk membuktikan kebenaran dari perkataanku
tadi"
"Lalu.. bagaimana caramu untuk membuktikan kebenaran
dari perkataanmu tadi?" tanya Tonghong Hui dengan perasaan
ingin tahu.
Go Siau Bi tertawa misterius, tiba2 dengan paras muka
sedih bercampur murung ia berpaling kearah tempat
persembunyian dari Han Siong Kie, serunya dengan suara
lantang: "Han siauhiap, bersediakah engkau untuk munculkan
diri?"
Bagaikan baru saja sadar dari suatu impian, dengan tubuh
kaku Han Siong Kie bangkit berdiri lalu berjalan keluar dari
tempat persembunyiannya.
Tonghong Hui menjerit lengking, dengan tubuh
sempoyongan dia mundur kebelakang hampir saja ia tak
percaya kalau apa yang dilihat dengan mata kepala sendiri
adalah suatu kenyataan, seseorang yang dikubur olehnya
ternyata telah hidup kembali.
Dia pejamkan matanya rapat2, gadis itu tak punya
keberanian untuk membuka matanya kembali dan
memandang kenyataan yang terbentang didepan mata. .
Dalam anggapannya apa yang telah terjadi hanyalah suatu
impian yang aneh, dia takut setelah sadar dari impian maka
yang dia hadapi hanyalah penderitaan dan siksaan.
Han siong Kie sendiripun berdiri kaku ditempat semula
tanpa berkutik barang sedikitpun juga .
Kedua belah pihak berdiri kaku dalam jarak sepuluh
tombak. suatu jarak yang sangat dekat bagi pandangan jago

624
lihay, karena raut wajah kedua belah pihak dalam terlihat
dengan amat jelas.
Paras muka Tonghong Hui berubah jadi pucat pias
bakaikan mayat, badannya gemetar keras, dengan lirih dia
berbisik:
"Tidak...tidak mungkin, semuanya bukan kenyataan.. aku
tidak percaya.."
Go siau Bi menghela napas panjang.
"Aaaii. nona Tonghong, bersediakah kalau kau untuk
mendengarkan suatu kisah cerita??"
Tonghong Hui mengangguk, sepasang matanya masih
terpejam rapat, sedangkan tubuhnya gemetar tiada hentinya.
Go siau Bi tarik napas panjang2 dengan sedih ia mulai
bercerita:
"Dalam dunia persilatan terdapat seorang jago yang sangat
lihay, suatu ketika nasibnya kurang mujur sehingga tertangkap
oleh pihak lawan, ia dijebloskan kedalam penjara untuk
menantikan saat hukuman matinya tiba, setiap orang yang
berada dalam penjara tersebut hanya bisa keluar dari penjara
apabila tubuhnya telah berubah jadi mayat, tapi untung jago
lihay itu memiliki ilmu Ku si tay hoat yang dapat berpura-pura
mati, demikianlah dibawah bantuan orang lain akhirnya dia
pura2 mati dan digotong keluar dari penjara itu untuk dikubur
secara massal, tiga hari kemudian ia telah bangkit kembali."
"Orang yang kau ceritakan adalah dirinya?" seru Tonghong
Hui sambil membentangkan matanya lebar2.
"Benar"
"Darimana engkau bisa tahu semua kejadian tersebut
dengan begitu jelas?"

625
"Seorang gadis berkerudung telah memberitahukan cerita
tersebut kepadaku ketika rahasianya berhasil kuketahui, dia
menyebut dirinya sebagai orang yang ada maksud"
Sekarang Tonghong Hui baru tahu duduknya persoalan,
bagaikan baru sadar dari impian, ia merasa jengkel dan
mendongkol karena dirinya tertipu, tapi setelah berpikir
sejenak kembali gadis itu gelengkan kepalanya berulang kali.
"Aku tak bisa menyalahkan dirinya, ia toh tidak tahu kalau aku
adalah..."
"Dia tidak tahu soal apa?" sela Go siau Bi dengan alis mata
berkernyit. Tiba2 Tonghong Hui menjerit lengking:
"Engkoh Kie" Dengan cepat ia lalu kedepan menghampiri
sianak muda itu.
Gadis itu ingin memeluk kekasih hatinya, tetapi pemuda itu
hanya berdiri dengan wajah kaku, hal ini membuat dara
tersebut terperangah dan batalkan maksudnya.
Sekarang dia baru teringat, kalau kakak angkatnya Han
siong Kie paling membenci kaum wanita.. hatinya terasa sakit
bagaikan di iris2, air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.
Lama kelamaan.. akhirnya ia tak dapat menahan diri lagi
dan berseru keras:
"Engkoh Kie, ketika kita angkat saudara tempo hari,
bukankah engkau pernah berjanji tak akan tinggaikan diriku
walau berada dalam keadaan apapun, masih ingatkah engkau
dengan janjimu itu?"
Paras muka Han siong Kie perlahan2 pulih kembali seperti
sedia kala, dengan penuh emosi dia mengangguk, "Aku masih
ingat, adik Hui"
"Engkau masih memanggil aku sebagai Hui te (adik Hui)?"
bisik Tonghong Hui.

626
Han siong Kie terperangah, dengan suara ter-bata2 ia
menjawab:
"Soal ini soal ini., aku rasa kurang begitu tepat untuk
diucapkan, buat apa.."
"Tidak kalau sebutan tidak benar maka pembicaraanpun tak
dapat berjalan dengan lancar.."
"Kita toh saudara angkat, buat apa engkau musti
persoalkan sebutan belaka?"
"Tapi tapi.. aku toh seorang gadis bukan lelaki..." sela sang
dara cepat.
"Aku tahu, engkau adalah searong gadis seorang gadis
yang berwajah cantik"
"Engkau benci kepadaku?" Bisik Tonghong Hui agak ragu.
"Kenapa aku mesti benci dirimu?"
"Engkau pernah berkata kalau engkau paling benci
terhadap kaum wanita dikolong langit"
"Tidak Engkau.... engkau terkecuali"
Dengan ujung bajunya Tonghong Hui menyeka air mata
yang membasahi wajahnya, senyum manis tersungging
diujung bibirnya, sepasang biji matanya yang besar menatap
wajah Han siong Kie tanpa berkedip. dengan suara yang
lembut ia berkata:
"Engkoh Kie, engkau tak akan membenci diriku bukan?"
"Aku tidak punya alasan untuk membenci kau"
"Kalau begitu engkau cinta padaku?"
Han siong Kie terkesiap. jantungnya berdebar keras, suatu
perasaan aneh yang belum pernah dialami sebelumnya
menyelimuti seluruh benak dan perasaannya, hal itu membuat
paras mukanya terasa jadi panas dan berubah jadi merah

627
padam. setelah tertegun beberapa saat lamanya ia baru
menjawab:
"Benar, aku cinta padamu aku mencintai dirimu bagaikan
mencintai saudara kandungku sendiri"
Senyum manis yang semula menghiasi ujung bibir
Tonghong Hui seketika lenyap tak berbekas, dengan sedih
bisiknya:
"Engkoh Kie, aku merasa se-olah2 sedang mendapat satu
impian yang aneh dan berliku-liku..."
"Benar kejadian yang kita alami ibarat awan diangkasa,
gampang berubah menurut keadaan disekelilingnya"
"Engkau senang karena aku adalah seorang gadis?"
"Tentang soal ini.. tentu saja bagiku tiada perbedaannya
antara pria dan wanita"
Dipihak lain, Go siau Bi berdiri tertegun, semua impian
indah dan lamunan manis yang semula menyelimuti benaknya
kini telah musnah tak berbekas, semua keindahan berubah
jadi kesedihan, kesengsaraan dan tekanan batin, ketika ia
mengetahui kalau orang yang dicintai ternyata sudah
mempunyai pilihan hati, dara itu merasa makin pedih.
Ia pernah melelehkan air mata karena kematiannya,
merasa hatinya hancur remuk karena kepergiannya, tapi
sekarang... kenyataan membuktikan bahwa dia belum mati,
tapi ia tak berhasil mendapatkan dirinya.
Dengan sedih, murung, kecewa dan putus asa, gadis itu
putar badan, diam2 berlalu dari sana tanpa mengucapkan
sepatah katapun..
setelah jauh tinggalkan tempat yang menyedihkan hati,
gadis itu baru teringat akan tujuan kedatangannya kesana, ia
hendak balaskan dendam bagi kematian ayahnya.. rasa
dendam sakit hati melenyapkan rasa sedih dan kecewa yang

628
semula menyelimuti hatinya, gadis itu langsung bergerak
menuju kearah Lian huan tau,pusat kekuatan dari
perkumpulan Thian che kau.
Dalam pada itu, Tonghong-Hui dengan sorot mata penuh
permohonan sedang awasi wajah kekasihnya, kemudian
berkata:
"Engkoh Kie, dapatkah engkau merubah panggilanmu
terhadap aku.."
Han siong Kie termenung dengan alis mata berkernyit, lama
sekali dia baru menjawab:
"Aku akan menyebut kau Hui moay"
sebutan adik Hui atau Hui-moay itu sangat menyejukkan
hati Tonghong Hui, senyuman kini kembali tersungging di
ujung bibirnya, ia mengira untuk selamanya tak akan
berjumpa kembali dengan Han siong Kie kekasih hatinya, tapi
kenyataan berkata lain, saat ini ia telah mendengar
kekasihnya memanggil "Hui moay " kepadanya.
Han siong Kie sendiri hanya bisa ter-mangu2 sambil
memandang gadis itu, tiba2 ia teringat kembali akan asal usul
dari dara manis itu, tanpa sadar sekujur badannya gemetar
keras, dengan suara berat ia segera menegur: "Adik Hui,
engkau adalah anggota benteng maut?"
Paras muka Tonghong Hui berubah hebat, tak sangka
olehnya dalam keadaan begitu ia dapat mengajukan
pertanyaan semacam itu, dengan gugup dia mengangguk.
"Benar, aa.. Apa salahnya?"
secara tiba2 satu ingatan berkelebat pula dalam hati
Tonghong Hui, paras mukanya ikut berubah hebat, dengan
hati bergidik dia mundur selangkah ke belakang kemudian
menegur:
"Engkoh Kie, kenapa engkau musti menanyakan persoalan
itu?"

629
"Aku harus tahu... bagaimanapun juga aku harus
mengetahuinya.. Hui moay jawablah sejujurnya.."
"Engkau ingin tahu?"
"Benar"
Tonghong Hui tertunduk dengan wajah sedih, siksaan batin
yang hebat menyelimuti seluruh perasaannya, sambil
menggigit bibir ia menjawab: "Dia adalah ayahku"
"Apa. ? Pemilik benteng maut adalah ayahmu??"
Sekujur badan Han siong Kie gemetar keras, kemudian
kejang2, kenyataan tersebut terlalu kejam.. terlalu sadis.. ia
tak mengira kalau adik angkatnya yang disayang dan di cintai
ternyata bukan lain adalah putri dari musuh besarnya... anak
gadis dari pembunuh besar yang telah membantai selurub
keluarga dan isi kampungnya..
Haruslah dia putus hubungan dengan gadis ini tidak
mungkin Atau dia harus lepaskan niatnya untuk membalas
dendam?? hal ini semakin tak mungkin terjadi Diluar dugaan,
Tonghong Hui yang dicintai ternyata adalah putri dari
Tengkorak maut yang dianggap sebagai datuk iblis pembawa
maut bagi dunia persilatan, suatu kejadian yang mimpipun tak
pernah diduga olehnya
Untuk beberapa saat lamanya Han siong Kie berdiri
mematung, ia merasa tubuhnya seolah-olah terjerumus
kedalam gua saiju yang sangat dingin, membuat sekujur
badannya gemetar keras.
Paras muka Tonghong Hui pun ikut berubah-ubah menuruti
perubahan sikap dari sang pemuda, ia tahu apa yang sedang
dipikirkan engkoh Kienya pada saat ini, dahulu ia tak berani
berpikir sampai kesitu, dan sekarang apa yang tak berani
dipikirkan akhirnya toh berubah jadi kenyataan.
Dendam.... dendam macam apakah itu? gadis tersebut
sama sekali tidak tahu.

630
Musuh besar dari ayahnya, tengkorak maut pemilik benteng
maut tak terhitung jumlahnya, ia tak pernah memperbolehkan
orang lain untuk mencampuri urusannya. Ia merasa hatinya
hancur, dia benci atas nasib jelek yang menimpa dirinya.
Cinta. membuat dia terjerumus kelembah kehancuran,
kenyataan membuat hatinya remuk redam.
seandainya Han siong Kie benar2 telah mati, maka cinta
yang bersemi dalam hatinya akan berakhir mengikuti kematian
yang menimpa dirinya, tapi ia tidak mati, suatu kejadian yang
diluar dugaan membuat si anak muda itu tetap hidup dikolong
langit, kejadian ini mendatangkan rasa kaget dan gembira
baginya, tapi kemudian...yang diterima dan dirasakan
hanyalah penderitaan yang tiada berakhir.
Dengan watak yang keras dan dingin, tak mungkin ia bisa
membatalkan niatnya untuk membalas dendam, dan orang
yang hendak di tuntut balas bukan lain adalah ayahnya
sendiri. Bagaimana akhirnya gadis itu tak berani berpikir lebih
jauh.
setelah pelbagai perasaan dan pikiran berkecamuk dalam
benaknya, akhirnya gadis itu mengambil keputusan yang
tegas: Ia tertawa sedih, lalu berkata:
"Engkoh Kie, bukankah engkau pernah berkata kepadaku,
bahwa antara engkau dengan ayahku terikat oleh dendam
berdarah sebesar lautan?"
"Benar" dengan kaku Han siong Kie mengangguk.
"Dendam berdarah yang bagaimanakah itu?"
sorot mata penuh kebencian dan perasaan dendam
memancarkan keluar dari balik mata Han siong Kie sambil
menggigit bibir ia menjawab: "Dia telah membunuh ayahku,
membantai seluruh isi perkampunganku.."
Tonghong Hui mundur dengan sempoyongan, sambil
berusaha menahan pergolakan emosi dia bertanya:

631
"Dan engkau akan membalas dendam?"
-000dewi000-
BAB 35
DENGAN penuh kepedihan Han siong Kie mengangguk.
"Adik Hui, meskipun kalau dibicarakan maka kejadian ini
terasa kelewat kejam.. kelewat sadis, tetapi mau tak mau aku
harus berbuat begitu, Benteng maut akan hancur seperti
perkampunganku, darah segarr akan berceceran menodai
seluruh lantai benteng tersebut"
Pucat pias seluruh wajah Tonghong-Hui, tak tahan lagi air
mata jatuh bercucuran membasahi pipinya.
"Engkoh Kie, seharusnya kita tak usah bertemu.. tak usah
berkenalan.."
"Tapi ternyata kita sudah bertemu dan telah berkenalan,
bahkan engkau telah angkat saudara dengan aku"
"Engkoh Kie, aku tahu persoalan ini tak mungkin bisa
diselesaikan secara baik2, tak mungkin persoalan bisa beres
seperti apa yang kita inginkan, aku... aku..."
"Apa yang kau kehendaki??"
"Menggunakan kesempatan ini, aku hendak
memberitahukan sesuatu kepadamu."
"Apa yang hendak kau sampaikan kepadaku"
Air mata yang membasahi wajah Tonghong Hui semakin
deras mengalir turun, dengan nada pedih ia berbisik.
"Sejak pertama kali kita berjumpa, aku telah....aku telah...."
Han siong Kie bukan seorang manusia yang bodoh, ia tahu
apa yang hendak dikatakan gadis tersebut dan diapun tahu

632
perkataan itu tak pernah diduga sebelumnya, walaupun begitu
ia tetap bertanya:
"Engkau telah apa?"
"Aku telah jatuh cinta kepadamu"
Han siong Kie terperanjat, jantungnya berdebar keras
setelah mendengar perkataan itu, apa yang diduga ternyata
sedikitpun tak salah.
Ketika ucapan itu diutarakan keluar, Tonghong Hui
tertunduk dengan wajah jengah, tapi sebentar kemudian ia
sudah menengadah kembali, sepasang matanya terbelalak
lebar, dengan suatu perasaan yang sangat aneh dia awasi
wajah Han siong Kie tanpa berkedip.
sianak muda itu sendiri merasakan hatinya bingung dan
pikirannya kalut, hampir saja ia tak berani saling beradu
pandangan dengan gadis itu.
Tiba2 Tonghong Hui tertawa, tertawanya amat rawan dan
menyedihkan hati, dengan suara lirih ia berkata:
"Engkoh Kie, engkau tak akan pandang rendah diriku
bukan? sebab apa yang kuucapkan barusan merupakan
kesempatan terakhir bagiku untuk mengungkapkan perasaan
hati yang sudah lama terpendam dalam hati kecilku.."
"Terakhir ? kenapa terakhir?" satu alamat jelek berkelebat
dalam benak Han siong Kie.
"Engkoh Kie" sahut gadis itu lirih. ”rasanya kitapun tak usah
saling menutupi rahasia hati kita berdua, engkau tentunya
dapat membayangkan bukan apa yang akan kita alami pada
akhirnya?"
Dengan perasaan hati yang sedih dan menderita Han Siong
Kie tundukkan kepala nya rendahi, ia sama sekali tidak
berbicara karena tak tahu apa yang harut dikatakan.

633
Tonghong Hui sendiri, se-akan2 sudah kehilangan rasa
malunya lagi, kembali ia berkata.
”Engkoh Kie, bersediakah engkau menjawab sebuah
pertanyaanku deogan sejujurnya? jawaban yang muncul dari
dasar lubuk hati mu?”
"Katakanlah adik Hui!" Han Siong Kie angkat kepala dan
menatap gadis itu tajam-tajam.
Sambil membereskan rambutnya yang terurai tak karuan,
Tonghong Hui bertanya. ”Engkoh Kie, apakah engkau cinta
padaku?”
Han Siong Kie terperanjat, dengan hati tercekat dia mundur
dua langkah lebar kebelakang, mulutnya ternganga dan untuk
beberapa saat lamanya ia tak sanggup mengucapkan sepatah
katapun.
Pemuda itu baru tahu kalau dia adalah seorang gadis pada
setengah jam berselang, kalau dikatakan ia cintai gadis
tersebut maka jiwaban itu sangat bertentangan dengan
perasaan hatinya, kalau dikatakan tidak cinta, sebagai saudara
angkatnya tentu saja ia tak dapat berkata demikian.
Ia pernah membenci semua perempuan yang ada dikolong
langit, tapi perasaannya dengan Tonghong Hui ternyata jauh
berbeda.
Sejak ia mendirikan batu nisan didepan kuburan kosongnya
serta kesediannya berkorban demi cinta, pemuda itu sudah
tahu betapa cinta dan sayangnya gadis itu terhadap dirinya.
Manusia bukanlah malaikat, apalagi Han Siong Kie
merupakan seorang manusia yang terdiri dari darah dan
daging, tentu saja hatinya gampang terbunuh oleh perasaan
itu
Tonghong Hui merasakan hatinya amat sakit ketika
dilihatnya lama sekali Han Siong Kie tidak menjawab, sambil
menggigit bibir ujarnya kembali

634
”Engkoh Kie. aku tidak memaksa engkau untuk
mengatakan engkau cinta padaku. asal kutetap mencintai
dirimu, itu sudah... sudah lebih dari cukup bagiku!”
"Adik Hui aku cinta padamu!" akhirnya Han Siong Kie
berseru lirih ..lirih sekali suaranya sehingga hanya gadis itu
saja yang mendengar.
Rasa girang terlintas diatas Wajah Tong-hong Hui, tapi
hanya sebentar saja dia sudah menjadi sedih kembali.
”Engkoh Kie, aku tahu engkau berkata begitu karena
engkau kasihan kepadaku, engkau sedang menghibur diriku.”
"Adik Hui. aku tidak membohongi dirimu aku merasa dalam
hati kecilku benar2 mempunyai perasaan tersebut, memang
benar kalau aku membenci seantero perempuan yang ada
dijagad, tapi sama sekali tak ada perasaan tersebut pada
dirimu, aku sama sekali tiada ingatan untuk menghibur hatimu
derigan kata2 yang manis, aku bicara sejujur-jujurnya!"
"Sungguh?!”
"Sungguh!"
”Engkoh Kie, aku mengharapkan sesuatu.?”
"Apa yang kau harapkan ? Bagimu adalah untuk pertama
kalinya, juga merupakan permintaanku yang terakhir ”
"Adik Hui. katakanlah aku .. "
”Ciumlah aku! Bisik” Tonghong Hui sambil pejamkan
matanya, bibir yang kecil mungil seakan akan sedang
menantang lawan jenisnya untuk menubruk:
Seketika itu juga Han Siong Kie merasakan wajahnya jadi
merah dan panas, jantungnya berdebar keras, suaiu perasaan
tegang yang belum pernah dialaminya membuat napasnya jadi
memburu dan tersengkal-sengkal. dengan gelagapan karena
kaget ia berseru :

635
"Cciii.cium... cium kau...?"
"Ehmm!” Gadis cantik itu mengangguk lirih.
Wajahnya yang cantik jelita dengan sepasang bulu mata
yang hitam tebal, ditambah hidung yang mancung serta
bibirnya yang kecil mungil dan merah menantang membuat
jantung sianak muda itu berdebar makin keras.
Suatu rangsangan yang hebat...membuat kesadaran Han
Siong Kie berangsur2 lenyap
Akhirnya dengan langkah kaki yang berat, ia mendekati
gadis cantik itu.
Bau harum semerbak yang aneh dan belum pernah tercium
sebelumnya merangsang berahi dalam tubuh pemuda itu,
suatu rangsangan yang membawa dia menuju kealam impian
yang aneh.
Ia merangkul tubuh gadis itu eratl, sementara Tonghong
Hui balas pelukan itu dengan rangkulan yang mesra.
Akhirnya akhirnya sepasang bibirpon saling beradu dan
menempel saling menghisap diiringi makin rapatnya tubuh
mereka berdua begitu rapatnya seakan2 telah melebur jadi
satu.
Ciuman yang amat mesra ciuman yaug panjang dan lama.
Dalam keadaan seperti itu, dunia se akan2 telah berhenti
berputar, waktu se olah2 berjalan seluruh jagad jadi sepi
dan hening ada hanyalah kehangatan.. serta kemesraaan yang
membuat jantung kedua insan tersebut berdetak semakin
keras..
Tak jauh dan tempat kejadian tepatnya dari balik semak
belukar berkumandang suara helaan napas panjang..
Tapi. sepasang muda-mudi yang sedang di mabok cinta
sama sekali tidak merasakan akan hal itu.

636
Lama..lama sekali., akhirnya Tonghong Hui mendorong
tubuh kekasihnya dan melepaskan diri dari pelukan.
Air mata jatuh bercucuran membasahi pipinya, ia tertunduk
sedih dan berbisik :
"Engkoh Kie, aku merasa puas., aku merasa puas sekali,
aku sudah tidak mengharapkan apa2 lagi dalam hidupku kali
ini!"
Perasaan sedih serta siksaan batin yang amat berat
membuat seluruh wajah Han-Siong Kie berkerut kencang, ia.
bergumam seorang diri :
"Apa yang telah kulakukan? sebenaroya apa yang telah
kulakukan...?"
"Engkoh Kie, engkau menyesal?"
"Tidak aku tak kenal kata menyesal"
"Mengapa engkau menyesali diri sendiri?"
"Adik Hui, aku tak dapat menjelaskan bagaimanakah
perasaan hatiku pada saat ini"
Tonghong Hui mengangguk.
"Engkoh Kie, aku tahu antara cinta dan dendam telah
melibatkan engkau kedalam suatu keadaan yang serba sulit,
bukankah engkau murung dan kesal karena menghadapi cinta
yang tak berakhir ini? tapi engkoh Kie, aku tak dapat
menghindarkan diri dari penentuan takdir, siau moay telah
mempunyai satu rencana...".
"Rencana? apa rencanamu itu?"
"Tentang soal ini.. engkau tak usah bertanya, yang jelas
mulai detik ini baik didunia maupun didalam baka kita selalu
bersama.. hati kita selalu bersatu.."
Rupanya Han siong Kie dapat merasakan gelagat yang
kurang baik dari pembicaraan itu, buru buru tegurnya:

637
"Adik Hui, apa maksudmu mengatakan begitu..?"
Paras muka Tonghong Hui yang cantik seakan2 dalam
waktu singkat telah jadi layu, sambil menahan isak tangisnya
dia berkata:
"Engkoh Kie, inilah yang dinamakan nasib cinta tak dapat
menghilangkan dendam, semoga saja karena dendam jangan
sampai menghilangkan rasa cinta"
Dengan sedih Han siong Kie mengawasi lawannya dalam
keadaap seperti ini, apa yang bisa dikatakan lagi?
Tonghong Hui menengadah ke udara dan menghela napas
sedih, bisiknya lagi: "Engkoh Kie, aku akan pergi.. semoga
engkau dapat baik2 jaga diri"
sambil menutupi wajahnya dengan ujung baju, gadis itu
putar badan dan berlalu dari sana dengan cepatnya.
Han siong Kietak dapat berbuat apa2, dia hanya bisa
memandang bayangan punggung gadis itu lenyap dari
pandangan dengan pandangan kaku, dia ingin berteriak
namun tiada suara yang mampu meluncur keluar dari
mulutnya, dia ingin mengejar tapi kakinya serasa tak dapat
bergerak tinggalkan tempat itu.. dendam kesumat sedalam
lautan membuat pemuda itu kehilangan kebebasannya untuk
memilih, ia tak dapat mementingkan soal cinta dan
mengesampingkan soal dendam, tapi diapun tak dapat
memupuk cinta sambil mencari ayahnya menuntut balas.
Kenyataan telah menggariskan, membuat ia tak dapat
bersatu dengan gadis tersebut.
Dalam sekejap mata, pemuda itu merasakan kepalanya
pusing tujuh keliling, hatinya terasa amat sakit bagaikan di
iris2.
selama ini Tonghong Hui telah memberikan budi dan
cintanya kepada dia, cinta yang diberikan kepadanya lebih
dalam dari samudra, tapi pemuda itu tak dapat berbuat apa2,

638
dia hanya dapat membiarkan gadis itu pergi meninggalkan
dirinya.
Tiba2..ia teringat kembali akan sesuatu, pemuda itu seolah2
mendengar lagi perkataan terakhir yang diucapkan
Tonghong-Hui. "Semoga hati kita selalu bersatu baik dalam
jagad maupun di alam baka" sekujur tubuhnya gemetar keras,
ingatan lain segera berkelebat dalam benaknya.
"Aaaah pikiran itu tak benar, rupanya dia ada maksud
untuk bunuh diri, aku harus menghalangi niatnya itu" Tak
kuasa lagi ia menjerit keras.
"Adik Hui. engkau tak boleh.."
sekali enjot badan, bagaitan sambaran kilat cepatnya ia
bergerak menuju ke arah mana Tonghong Hui melenyapkan
diri
"Nak, kembalilah"
suara teguran itu tidak terlalu keras, namun amat mencekat
hati, seketika itu juga Han siong Kie menghentikan gerak
tubuhnya.
"Nak, biarkan dia pergi, justru dengan sikapnya itu maka
keadaan jauh lebih baik"
Han siong Kie dapat kenali suara itu sebagai suara dari
orang yang kehilangan sukma, sekujur badannya gemetar
keras, ia merasa manusia misterius itu seakan2 sukma
gentayangan, dia selalu membayangi disekeliling tubuhnya.
Dengan cepat ia berhenti dan berseru:
"cianpwee, bagaimanapun juga aku harus mengejar dirinya
sampai dapat"
"Kenapa ?"
"Dia..dia.. aku kuatir kalau dia akan mengambil keputusan
pendek untuk mengakhiri hidupnya."

639
"Aaah kejadian itu tak mungkin terjadi" suatu jawaban
yang tegas dan meyakinkan.
Han siong Kie termangu2, kembali dia berkata:
"Dengan dasar apakah cianpwee mengatakan kalau dia tak
mungkin akan mengambil keputusan pendek?? "
"Meskipun dia mempunyai keinginan untuk berbuat begitu,
tapi tak mungkin hal itu bisa dilaksanakan olehnya"
"Mengapa bisa begitu?? "
"Tentang soal ini, lebih baik engkau tak usah tahu"
"Cianpwee bagaimanapun juga aku tidak dapat
mempercayai perkataan dari cianpwee dan mengorbankan
dirinya dengan begitu saja"
sekali lagi dia enjotkan badan siap berlalu dari situ.
"Han siong Kie, aku larang engkau berbuat begitu" seruan
ini begitu berwibawa dan se-akan2 mengandung nada
perintah yang tak bisa dibantah lagi, membuat Han siong Kie
tanpa sadar harus menghentikan kembali perjalanannya.
"Apa maksud dan tujuan orang yang kehilangan sukma
menghalangi dirinya untuk menyusul gadis itu?" Apakah
diapun..
Dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang, orang
yang kehilangan sukma berkata:
"Nak. dengarkanlah perkataanku Janganlah timbul pikiran
yang bukan bukan atas perbuatanku ini?"
"Tapi.. ciaapwee bagaimanapun juga aku toh tak boleh
biarkan gadis itu bunuh diri tanpa berusaha untuk menolong"
"Sudah kukatakan tadi, tak mungkin dia akan bunuh diri
inilah suatu akhir yang paling baik buat hubunganmu dengan
dirinya."

640
"Suatu akhir yang paling baik?"
"Benar"
"Aku tahu kami berdua tak mungkin dapat bersatu, karena
dendam berdarah yang ditinggalkan generasi yang lalu telah
mencintakan sebuah jurang pemisah yang sangat dalam
diantara kami berdua.."
"Aaah soal itu sih belum tentu, tapi yang jelas ada jurang
pemisah lain yang jauh lebih dalam telah memisahkan
hubungan kalian berdua, dan bagaimanapun juga kalian
berdua tak mungkin bisa melewati jurang pemisah tersebut"
"Aku tidak mengerti dengan ucapan itu"
"Mengerti juga baik tak mangertipun tidak mengapa,
pokoknya aku berharap agar engkau bisa menganggap
peristiwa ini sebagai kejadian yang sudah lewat, lebih baik lagi
kalau engkau dapat melupakan selama2nya"
"Benar, aku memang tidak memiliki jalan kedua yang bisa
kutempuh lagi, aku memang harus melupakan dirinya"
"Nak. sekarang kau harus segera berangkat menuju ke
wilayah Lian-huan-tau untuk menyelamatkan nyawa
seseorang" ujar orang yang ka hilangan sukma kemudian.
"Menolong orang? siapa yang harus kutolong?" seru Han
siong Kie terperangah.
"orang itu adalah Go siau Bi "
"Apa yang terjadi dengan dirinya??"
"Dia telah terkurung didalam wilayah Lian huan tau."
"Tapi dia toh memiliki ilmu silat yang sangat lihay, masa ia
bisa terjebak.."
"Wilayah Lian huao tau merupakan daerah rawan yang
diciptakan oleh alam, setelah diberi tambahan disana sini oleh
seorang yang pandai, tempat itu sudah berubah jadi sebuah

641
barisan yang aneh dan tangguh sekali, siapapun sulit untuk
lolos dari kurungan itu dengan mudah."
"Aku yang muda sudah berulang kali menerima budi
pertolongan dari nona Go, sudah sepantasnya kalau aku
berusaha untuk menyelamatkan jiwanya, sekarang juga aku
akan berangkat kesana."
"Tunggu sebentar"
"Apa yang hendak cianpwee katakan lagi?"
"Aku akan serahkan selembar peta lembah Lian huan tau
kepadamu, dan engkau dapat masuk kedalam lembah
tersebut mengikuti peta itu, tapi ingat setelah berhasil
menolong Go siau Bi maka engkau harus segera
mengundurkan diri, jangan terlalu lama tinggal disana dan
jangan mencoba untuk menorobos masuk kedalam markas
besar perkumpulan Thian che kau"
"Kenapa??"
"sebab tujuanmu hanya menolong orang "
"Baik, aku yang muda akan turut perintah"
selembar kertas dilemparkan keudara dan melayang kearah
sianak muda itu, dengan cepat Han siong Kie menyambutnya,
dia tahu itulah peta lembah Lian huan tau yang diberikan
orang yang kehilangan sukma kepadanya, tanpa diteliti lagi ia
berseru. " Cianpwee, selamat tinggal aku akan berangkat lebih
dahulu."
sekali enjot badan ia langsung bergerak menuju kearah
wilayah Lian huan tau, suara bentakan gusar dan angin
pukulan secara lapat2 berkumandang dari balik lembah itu.
Han Siong Kie ambil keluar peta lembah yang diberikan
orang yang kehilangan sukma kepadanya itu, setelah diteliti
beberapa kali dan sebagian besar sudah teringat dalam

642
benaknya, ia segara mesukkan kembali peta itu kedalam saku
dan dia melanjutkan perjalanan..
"sahabat, siapa kau?" tiba2 teguran nyaring berkumandang
dari arah depan- "berani benar engkau mengintip lembah Lian
huan-tau kami".
Mengikuti suara teguran itu, enam sosok bayangan
manusia munculkan diri didepan mulut lembah, kemudian
serentak mereka menyebarkan diri dan menghadang jalan
masuknya.
Dengan pandangan mata yang amat dingin Han siong Kie
menyapu sekejap keenam orang penghadang itu, ia lihat
mereka adalah enam orang pria kekar berbaju hitam yang
menyoreng pedang.
Menyaksikan musuhnya tetap membungkam, sekali lagi
salah seorang diantara keenam orang pria kekar itu menegur:
"sahabat, siapa kau? aku harap engkau bersedia
menyebutkan namamu" Han siong Kie mendengus dingin.
"Hmm cuma andalkan kedudukan kalian berenam? jangan
mimpi disiang hari bolong" Tanpa menggubris lawannya,
dengan langkah lebar dia berjalan kemulut lembah.
Enam orang pria kekar itu segera membentak keras, enam
bilah pedang dengan menciptakan selarik cahaya tajam yang
menyilaukan mata menghadang jalan perginya.
Han siong Kie sama sekali tidak berhenti, ia berjalan terus
hingga jarak lima langkah dari musuhnya, kemudian sambil
menghimpun tenaga dia lepaskan satu pukulan yang maha
dahsyat, dua jeritan kesakitan bergema memecahkan
kesunyian, dua orang pria kekar yang bergerak maju lebih
dahulu seketika terpental kebelakang dan roboh binasa.
Melihat kelihayan musuhnya, empat orang pria kekar itu
jadi kaget dan ketakutan setengah mati, buru2 mereka
menyingkir ke arah samping.

643
Han siong Kie sama sekali tidak berhenti, dengan langkah
yang cepat ia menerobos masuk kedalam dan tinggalkan
musuh-musuhnya jauh dibelakangi
Tiba2 suara bentakan nyaring kembali berkumandang
memecahkan kesunyian, dari sisi jalan lembah meluncur
kembali tiga sosok bayangan manusia.
Han siong Kie segera menghentikan gerak tubuhnya dan
menyapu kearah ketiga orang itu, ia lihat orang yang berada
dipaling depan adalah kupu2 warna warni Li In Hiang ketua
tongcu yang pernah dikenal, diiringi dua orang dayangnya.
Untuk beberapa saat kedua belah pihak sama berdiri
terperangah tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Mula2 Kupu warna warni Li In Hiang menunjukkan wajah
yang kaget bercampur ngeri, tapi sejenak kemudian sambil
tertawa genit tegurnya nyaring. "Eei, Han sauhiap. sungguh
tak kusangka kita bakal bertemu kembali"
"Hmm Li In Hiang, engkau jangan gembira dulu" seru Han
siong Kie sambil mendengus dingin. "saat kematianmu sudah
hampir tiba"
"Aduh Han sauhiap pandai benar engkau bergurau" seru
Kupu2 warna warni lagi dengan sikap yang sangat genit
"diantara kita berdua toh tak pernah terikat oleh dendam
ataupun sakit hati, masa engkau hendak bunuh aku?"
"sudah terlalu banyak pemberian yang dihadiahkan
perkumpulan Thian che kau kepadaku, namun itu bukan
alasanku yang terutama untuk membinasakan dirimu.."
"Bunuh aku? Hiihh..hiihh..hiihh.. membicarakan soal
membunuh dalam lembah lian-huan tau.. Han sauhiap apakah
engkau tidak merasa terlalu tak pandang sebelah matapun
terhadap kami ?"
"Engkau anggap aku benar2 tak mampu untuk
membinasakan dirimu..?"

644
Paras muka Kupu warna warni Li In Hiang berubah dingin
membesi, alis matanya berkenyit, dia menegur dengan ketus:
"Manusia bermuka dingin, aku kuatir kalau engkau tak
dapat keluar dari sini dalam keadan hidup"
-ooodewiooo-
BAB 36
"LI IN HIANG" ujar Han siong Kie dengan suara dingin,
engkau masih ingat dengan peristiwa terbunuhnya Go Yu Too
ketua perkumpulan Pat gi- pang?"
"Tentu saja masih ingat, sebab akulah yang membinasakan
orang she Go itu"
"Masih ada lagi.. kematian dari kang lam jit-koay..."
"Benar.. tepat sekali, aku semua yang bereskan jiwa
mereka, tapi apa sangkut pautnya dengan dirimu?"
"Aku mempunyai sedikit hubungan dengan putri dari ketua
Pat gi pang itu, karenanya aku ingin mewakili dirinya untuk
bereskan hutang piutang tadi" Kupu warna warni Li In Hiang
tertawa ter-kekeh2 sehabis mendengar perkataan itu.
"Hiihh..hiiihh..hiiih.. bagaiimana caramu untuk bereskan
hutang piutang ini?"
Hawa napsu membunuh yang menggidikkan hati tiba2
berkelebat diatas wajah Han Siong Kie yang ganteng. dia
menerjang maju kedepan lalu berkata: "Hutang darah bayar
darah, aku hendak petik batok kepalamu itu"
Kupu warna warni Li In Hiang tergetar mundur tiga langkah
oleh hawa napsu membunuh yang begitu tebal dari lawannya,
sedangkan dua orang dayang itu ikut mundur beberapa
langkah kebelakang karena ngeri bercampur seram.

645
"Manusia bermuka dingin, engkau tak mungkin dapat
melakukan perbuatan itu."
"Huuuh.. kalau tidak percaya, coba saja kelihayanku ini "
seraya berkata sianak muda itu bergerak maju kedepan
dengan gerak cahaya kilat lintasan bayangan, sekali
berkelebat tahu2 tubuhnya sudah berada tepat dihadapan
kupu2 warna warni Li In Hiang, membuat beberapa orang itu
menjerit kaget dan buru2 menghindarkan diri..
"Perempuan anjing, engkau hendak kabur ke mana?"
hardik pemuda itu, kelima jari tangannya bergerak cepat
kedepan dan siap mencekeram tubuh musuhnya.
Cengkeraman tersebut dilepaskan dengan kecepatan yang
sukar dilukiskan dengan kata-kata, nampaknya kupu2 warna
warni Li In Hiang tak akan lolos dari cengkeraman tersebut.
Disaat yang paling kritis itulah, mendadak dari arah
belakang berkumandang suara desiran angin tajam yang
menyergap punggungnya.
Han siong Kie merasa amat terperanjat, ia sadar bahwa
seorang jago lihay telah melepaskan senjata rahasia
kearahnya, jika ia tak menghindar niscaya tubuhnya akan
terluka parah.
Dalam keadaan demikian, terpaksa ia harus tarik kembali
ancamannya sambil bergerak kesamping sejauh delapan depa
dari tempat semula.
Ia temukan benda yang digunakan untuk mengancam
tubuhnya tidak lebih hanya beberapa lembar daun, tapi
setelah mengetahui siapa yang lepaskan sergapan itu, tak
kuasa lagi pemuda itu berseru tertahan, pandangan matanya
jadi gelap dan hampir saja ia roboh tak sadarkan diri.
Ternyata orang yang melancarkan sergapan tersebut,
bukan lain adalah ibu kandungnya yang berhati keji bagaikan
ular beracun, Siang g o cantik ong cui Ing adanya.

646
Seluruh wajah dia nak muda itu berkerut kecang, tubuhnya
gemetar keras karena harus menahan emosi.
Menggunakan kesempatan yaag sangat baik itulah, kupu2
warna warni Li In Hiang telah mengundurkan diri delapan
depa ke belakang.
siang go cantik ong cui Ing dengan muka dingin bagaikan
es berdiri tegak dihadapannya, sorot matanya yang tajam dan
menyeramkan mengawasi wajah Han Siong Kie tanpa
berkedip..
sianak muda ttu merasakan hatinya remuk redam, tempo
dulu ibunya pernah turun tangan keji atas dirinya sehingga
hampir saja ia mati konyol dalam penjara batu, sekarang
kembali ibunya menyergap untuk mencabut jiwanya, kejadian
ini membuat darah dalam tubuhnya bergolak keras..
Benarkah dia sebagai seorang anak harus turun tangan
terhadap ibunya sendiri?
Seganas2nya harimau tak akan dia terkam anaknya sendiri,
tapi ibunya, dia tega untuk membunuh anak kandungnya
sendiri, bukankah itu berarti bahwa kekejaman hatinya jauh
melebihi ganasnya harimau atau srigala??
suasana diliputi keheningan dan kesunyian, lama sekali
akhirnya siang go cantik ong Ciu Ing berkata:
"Manusia bermuka dingin, sungguh tak kusangka engkau
berani mengumpankan diri kedalam perangkap kami, tempo
hari engkau berhasil meloloskan diri dari cengkeramanku, tapi
sekarang.. Hmm sekalipun punya sayap jangan harap bisa
tinggalkan tempat ini dalam keadaan selamat"
Kembali Hin siong Kie merasakan sekujur badannya
gemetar keras, ia sakit hati, pemuda itu merasakan hatinya e
akan2 diiris dengan pisau tajam, ia tak menyangka ibu
kandungnya dapat mengucapkan kata2 seperti itu... ia merasa
hatinya teriuka dan sedang mengucurkan darah...

647
Kalau toh dia tidak menganggap dirinya sebagai anak,
kenapa aku musti anggap dia sebagai ibu?
Ingatan semacam itu berkelebat dalam benaknya, dengan
suara sedih karena menahan emosi katanya:
"Nyonya ketua, ini hari apa yang hendak kau lakukan
terhadap diriku?"
sekujur badan siang go cantik ong cui Ing tampak gemetar
keras, suatu cahaya yang sangat aneh terlintas di atas
wajahnya, tapi hanya sebentar saja telah lenyap dari
pandangan, sahutnya dengan suara ketus:
"Manusia berwajah dingin, barang siapa berani masuk
kedalam wilayah lian huan-tau, dia harus mampus"
setiap patah kata yang meluncur keluar dari mulutnya, se
akan2 anak panah yang menghujam dalam tubuhnya:
Jeritan ngeri kembali berkumandang dalam lembah sebelah
dalam, jeritan itu begitu mengerikan sehingga mendirikan bulu
roma siapapun yang mendengar.
satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Han
siong Kie, dia ambil keputusan untuk membunuh kupu2 warna
warni Li In Hiang lebih dahulu kemudian baru menolong Go
siau Bi.
Dari jeritan ngeri yang berkumandang tiada hentinya,jelas
membuktikan kalau Go siau Bi masih terlibat dalam suatu
pertarungan sengit:
sekarang.. yang menjadi masalah adalah bagaimana
caranya untuk menghadapi nyonya ketua dari perkumpulan
Thian che kau yang bukan lain adalah ibu kandungnya sendiri?
Apakah dia harus bertempur melawan dirinya? saling
membunuh dengan ibu kandungnya sendiri??"
setelah termenung beberapa saat lamanya, pemuda itu
segera mengambil keputusan, tiba2 dia enjotkan badan dan

648
menerjang kearah kupu warna warni Li In Hiang yang berada
kurang lebih satu tombak dihadapan mukanya.
Tindakan ini sama sekali diluar dugaan siapapun, sebelum
ingatan kedua sempat berkelebat dalam kupu warna warni Li
In Hiang, tahu2 pihak musuh telah menubruk datang.
Dalam gugupnya, cepat2 dia ayunkan telapaknya untuk
menangkis datangnya ancaman tersebut.
"Duuk Blaamm" bentrokan kekerasan bergema diangkasa,
jeritan kesakitan berkumandang memilukan hati, sambil
muntah darah segar kupu warna warni Li In Hiang terhantam
sampai mencelat sejauh tiga tombak dari tempat semula.
Hampir pada saat yang bersamaan, segalung angin pukulan
yang tak kalah dahsyatnya mengancam tiba dari belakang
tubuh pemuda itu.
Kembali terdengar dengusan berat memecahkan kesunyian,
dengan sempoyongan Han siong Kie terdorong maju lima
langkah ke depan, ia segera berpaling dan tampaklah siang go
cantik ong Cui Ing berdiri tepat dua tombak dihadapannya.
Dua orang dayang yang semula menghindarkan diri
kesamping itu maju kedepan dan memayang bangun kupu
warna warni Li In Hiang yang terluka parah, kemudian tanpa
banyak bicara segera selamatkan majikannya kedalam
lembah.
Han siong Kie menggertak gigi menahan emosi, dengan
suara gemetar serunya: "Kaa kalau toh engkau...ti ..tidak
mengakui aku sebagai aaa... anakmu..."
"Tutup mulut" hardik siang go cantik ong Cui Ing dengan
suara keras.
"Nyonya kaucu" kata Han siong Kie lagi dengan hati yang
mantap. "apakah engkau hendak paksa diriku untuk turun
tangan?"

649
"Ehmm hmmm turun tangan ? besar amat bacotmu,
engkau masih ingin berlalu dari sini dalam keadaan hidup?"
Han siong Kie merasa amat sedih sekali denyan air mata
bercucuran dia menengadah dan berseru pedih:
"Ooooh...ayah engkau yang berada di alam baka pastilah
dapat menyaksikan semuanya ini, aku dipaksa untuk turun
tangan, maafkanlah daku"
Ucapan itu sangat mengenaskan, membuat siang go cantik
ong Cui Ing tanpa sadar mundur dengan sempoyongan.
Pada saat itulah di mulut lembah kembali muncul beberapa
sosok bayangan manusia, mereka adalah lima orang kakek tua
dan seorang pemuda. Pemuda itu bukan lain adalah kaucu
muda Yu sau Kun.
Bertemu dengan musuh bebuyutannya, kedua belah pihak
sama2 menggeram gusar, Yu sau Kun segera membentak
keras:
"Manusia bermuka dingin, rupanya engkau datang untuk
menghantar kematianmu?"
Dengan bentakan keras, tanpa banyak bicara Yu sau Kun
segera melancarkan serangan2 kilat untuk menghajar tubuh
lawannya. .
Han siong Kie teramat gusar, menyaksikan datangnya
ancaman itu dengan jurus Mo Mo ciang liong atau telapak iblis
menundukkan naga yang disertai tenaga pukulan sebesar
sepuluh bagian, dia sambut datangnya ancaman tersebut
dengan keras lawan keras.
"Blaamm" sepasang telapak saling beradu menimbulkan
suara ledakan yang amat dagsyat, Yu sau Kun menjerit
kesakitan sambil muntah darah segar ia roboh terkapar keatas
tanah.

650
Han siong Kie amat benci dengan pemuda itu, melihat
musuhnya roboh dengan cepat la menerjang kemuka, telapak
kirinya diayun lagi siap mencabut jiwanya.
"Jangan bunuh orang" bentak ong Cui Ing sambil bergerak
maju kedepan, secepat sambaran kilat dia lancarkan delapan
buah serangan berantai.
Walaupun dalam hati kecilnya Han Siong Kie merasa amat
benci dan mendendam, tapi berhubung pihak lawan adalah
ibunya sendiri, terpaksa ia harus mengundurkan diri
kebelakang.
Melihat musuhnya mundur, ong cui Ing segera manfaatkan
kesempatan itu sebaik2nya, dia sambar tubuh Yu sau Kun dan
melayang mundur beberapa tombak kebelakang, dari sakunya
dia ambil keluar sebutir pil dan dijejalkan kedalam mulutnya.
Dalam pada itu lima orang kakek tua yang datang bersama
Yu sau Kun tadi segera turun tangan bersama ketika dilihatnya
nyonya keucu mereka mundurkan diri, serangan gencar
ditujukan keseluruh tempat berbahaya ditubuh lawan.
Han siong Kie tak akan pandang sebelah matapun terhadap
lawannya, dengan jurus "Mo hwe liau goan" atau api iblis
membakar ladang, dengan suatu serangan yang cepat
bagaikan kilat ia hajar musuh2nya...
"Blaaamm Blaamm" beberapa kali bentrokan keras terjadi
diudara, lima orang kakek tua tergetar keras hingga tercerai
berai keempat penjuru.
ong cui Ing membentak nyaring, untuk kedua kalinya dia
lancarkan serangan kilat kearah Han siong Kie, telapaknya
berputar kian lemari dengan cepatnya, serangan2nya amat
ganas dan mengerikan, tiga pukulan beruntun mendesak
pemuda itu habis2an.
sepasang mata Han siong Kie berubah jadi merah ber-api2,
hawa nafsu membunuh berkobar menyelimuti wajahnya,

651
dengan gerak tubuh cahaya kilat lintasan bayangan dia
menghindarkan diri dari sergapan ong cui Ing, kemudian
bagaikan sukma gentayangan ia balik menerjang kelima orang
kakek tua itu.
Sepuluh jari tangannya menyentil bersama ilmu jari Tong
kim ci yang maha sakti laksana kilat meluncur kedepan.
Jeritan ngeri berkumandang diudara dan menggetarkan
empat penjuru, darah segar membanjiri seluruh permukaan
tanah, lima orang kakek tua itu dengan dada berlubang roboh
binasa diatas tanah.
ong cui Ing membentak keras, kembali ia terjang kemuka.
Selama pertarungan berlangsung, tangan kanannya
tersembunyi terus dibalik bajunya, ia hanya mengandalkan
tangan kirinya yang dipentangkan bagaikan cakar untuk
melayani serangan2 musuh.
Han Siong Kie berusaha menghindar kekiri berkelit
kekanan, namun ia selalu gagal untuk melepaskan diri dari
pengaruh serangan musuh.
Dalam keadaan begini, kendatipun dalam hati kecilnya ia
tak ingin memakai kekerasan untuk menghadapi ibunya,
namun keadaan memaksa dirinya mau tak mau harus
melindungi keselamatan sendiri.
Tiba2 dia lancarkan sebuah pukulan dahsyat dengan
sebuah jurus Raja iblis menyembah langit.
Jurus serangan ini merupakan salah satu diantara tiga jurus
pukulan terampuh dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat,
dewasa ini dalam dunia persilatan jarang ada orang yang
mampu menerima serangan tersebut.
Ditengah deruan angin pukulan yang memekikan telinga,
bayangan telapak berlapis lapis bagaikan bukit, dalam waktu
singkat seluruh jalan darah penting ditubuh lawan sudah
tercekam dalam ancamannya.

652
ong Cui Ing membentak nyaring, tubuhnya berkelebat ke
depan dengan suatu gerakan yang manis, tahu2 ia telah
meloloskan diri dari ancaman tersebut.
Han siong Kie merasa amat terperanjat, ia sama sekali
tidak menduga kalau tenaga dalam yang dimiliki perempuan
ini telah mencapai taraf kesempurnaan yang begitu tinggi,
untuk sesaat ia berdiri tertegun.
Pada saat itulah, mendadak perempuan itu menggetarkan
sepasang ujung bajunya kearah depan, segulung angin
pukulan yang sangat berat seketika menerjang tubuhnya.
Dari serangan yang begitu dahsyat dan mengerikan,
jelaslah sudah kalau ibunya bermaksud untuk membinasakan
dirinya dalam pukulan dahsyat itu juga.
Rasa benci, gusar, mendongkol dan penasaran tercampur
aduk dalam benaknya, sepasang telapak segera diayun
bersama dengan mengerahkan segenap tenaga yang
dimilikinya.
Angin pukulan men-deru2, pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa, kejadian ini benar-benar nampak
mengerikan-
Termakan oleh dahsyatnya angin pukulan tersebut, ong Cui
Ing segera bergerak mundur enam depa kebelakang.
Han siong Kie sendiripun tergetar mundur sehingga mundur
satu langkah lebar ke belakang dengan sempoyongan-.
ong ciu Ing tak mau melepaskan musuhnya dengan begitu
saja, kembali telapak kirinya bergerak cepat bagaikan naga
beracun muncul dari dalam samudra, dengan suatu pukulan
yang maha dahsyat dia lepaskan kembali satu ancaman maut.
Han siong Kie diam2 merasa keheranan dan tak habis
mengerti, mengapa pihak lawan selalu menyerang dengan
tangan sebelah belaka, tapi kenyataan tidak mengijinkan
pemuda itu untuk berpikir panjang, serangan musuh yang

653
begitu dahsyat tahu2 sudah mengancam tiba, memaksa dia
harus menggunakan jurus bertahan dari ilmu telapak Mo Mo
ciang-hoat untuk mempertahankan dari.
ong Ciu Ing tidak mau memberi kesempatan kepada
musuhnya untuk tukar napas, pukulan yang berantai ibaratnya
gulungan ombak disungai tiang kang meluncur dan
menggulung datang tiada hentinya, keadaan benar2
mengerikan.
Dalam keadaan demikian hanya ada dua pilihan bagi Han
siong Kie, pertama adalah mampus diujung telapak lawan,
atau kedua melancarkan serangan balasan dengas ilmu jari
Tong kim ci.
Akhirnya setelah otaknya berputar beberapa waktu dan
ambil keputuran untuk memilih yang kedua, dalam keadaan
seperti ini dan tidak ingin mati konyol, karena dia masih harus
mempertahankan hidupnya guna menuntut balas. Maka
dengan suara yang parau histeris pengaruh emosi, dia
membentak keras: "Apakah engkau hendak paksa aku untuk
turun tangan keji terhadap dirimu??"
ong Cui Ing sama sekali tidak menggubris teriaknya itu,
malahan serangan yang dilancarkan olehnya kian lama kian
bertambah gencar, kian lama kian bertambah rapat.
Han Siong Kie benar2 terdesak sehingga hampir saja dibuat
kalap olehnya, akhirnya dia menggigit bibir, sepuluh jari
tangannya disentilkan kedepan dan segulung desiran angin
tajam yang mengerikan dan dengan cepat meluncur kedepan-
Jerit kesakitan berkumandang memecahkan kesunyian,
serangan yang semula gencar dan tiada putusnya tiba2 sirap
dan lenyap tak berbekas.
ong Cui Ing dengan paras muka pucat pias bagaikan mayat
mundur kebelakang dengan langkah sempoyonganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
654
Ilmu jari Tong kim ci adalah suatu ilmu sentilan yang maha
dahsyat sekali, untuk menciptakan kepandaian yang maha
sakti itu Mo tiong ci mo harus mengorbankan waktu selama
empat puluh tahun lamanya, dengan tenaga dalam Han siong
Kie yang hampir mendekati dua ratus tahun hasil latihan,
tentu saja keampuhannya mengerikan sekali.
Kendatipun begitu, ong Cui Ing yang termakan oleh
sentilan ilmu jari tersebut sama sekali tidak roboh, meskipun
dengan telak serangan tadi mampir diatas tubuhnya, dari sini
dapat membuktikan pula bahwa tenaga dalam yarg dimiliki
perempuan itupun mengerikan-
Dengan pandangan yang sedih dan penuh penderitaan Han
siong Kie melihat sekejap kearah ibunya kemudian dia putar
badan dan meneruskan perjalanannya menuju kedalam
lembah.
Dengan andalkan peta lembah yang dihadiahkan orang
yang kehilangan sukma, tanpa mengalami banyak kesulitan
sianak muda itu berhasil masuk ketengah lembah.
sementara itu pertarungan yang berlangsung dalam lembah
telah berhenti, suasana pulih kembali dalam keheningan dan
kesunyian-
Han Siong Kie merasa amat gelisah sekali, orang yang
kehilangan sukma memerimtahkan dirinya datang kesitu untuk
menolong Go siau Bi, tetapi karena mendapat banyak
rintangan banyak waktu sudah terbuang dengan percuma, dia
kuatir gadis itu sudah keburu tertangkap atau dibunuh oleh
lawan.
-000dewi000-
Jilid 18

655
TANPA terasa sianak muda itu teringat kembali akan
penjara batu dalam markas besar perkumpulan Thian che kau,
serta cara mereka untuk menghukum mati para tawanannya,
tanpa terasa hatinya bergidik dan bulu romanya pada bangun
berdiri
Andai kata Go siau Bi benar2 sudah tertangkap. mungkin
malaikat yang turun dari khayanganpun belum tentu bisa
menolong dirinya lepas dari cengkeraman musuh.
Berpikir sampai disitu, dia segera mempercepat gerakan
tubuhnya meluncur kedalam lembah, bagaikan serentetan
cahaya tajam secepat kilat ia menerobosi lembah dan batuan
cadas.
Sepanjang perjalanan, seringkali ia berpapasan dengan
jago lihay yang berlalu lalang disana, tapi tidak seorangpun
dapat menghalangi jalan perginya, bahkan ada pula diantara
mereka yang mengira pandangan matanya telah kabur,
siapapun tidak menduga kalau malaikat elmaut telah muncul
diantara mereka.
Beberapa taat kemudian, sampailah sianak muda iiu
disebidang tanah datar yang luasnya setengah hektar, tempat
ini merupakan jalur pertemuan dari jalan lembah yang
membentang di empat penjuru.
Hampir seratus sosok bayangan manusia melingkar bentuk
sebuah lingkar kepungan, seorang gadis yang bermandikan
darah berada ditengah kepungan tersebut, dia bukan lain
adalah Go Sau Bi yane datang kesitu untuk menutut balas,
disekitar tubuhnya bergelimpangan hampir mendekati dua
puluh sosok mayat.
Suasana ditengah gelanggang sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun.

656
Han Siong Kie bagaikan sesosok setan menerobos masuk
diantara lingkaran manusia itu. ternyata tak seorang
manusiapun yang merasakan akan kehadirannya.
Kurang lebih tiga tombak dihadapan Go Siau Bi, berdirilah
seorang marusia aneh berkain cadar hitam.
Begitu menjumpai manusia aneh berkain cadar itu, Han
Stong Kie merasakan hatinya bergetar keras, dia masih ingat
ketika untuk pertama kalinya dia terjun kedalam dunia
persilatan tempo dulu, manusia aneh ini pernah murculkan diri
diartara para jago persilatan yang menyerbu benteng maut.
orang itu dia kenali sebagai ketua perkumpulan Thian che kau.
Sementara itu ketua dari perkumpulan Thian che kau
dengan suara yang dingin menyeramkan sedang berkata
memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh jagad :
"Nona Go, memandang diatas wajah kakekmu Put lo
sianseng. aku tidak ingin menyusahkan dirimu, aku harap
engkau bisa menyudahi pertarungan itu sampai disini saja!”
"Tutup mulutmu !” bentak Go Siau Bi dengan marah."
tujuan dari kedatanganku ke mari adalah untuk menuntut
balas atas kematian dari mendiang ayahku, sebelum dendam
ini berhasil kutuntut balas, aku tak akan meninggalkan tempat
ini!"
"Bukankah sudah berulang kali aku menjelaskan bahwa
peristiwa itu hanya merupakan suatu kesalahan paham
belaka?
"Nona telah membinasakan hampir dua puluh orang jago
lihay ku, masa darah yang mengalir dari tubuh mereka harus
mengalir dengan sia sia belaka??"
"Hmm salah paham?? kupu warna warni Li In Hiang adalah
algojonya, sedang engkau ketua perkumpulan Thian che kau
adalah otak dari pembunuhan berdarah ini"

657
"Haaah haaah haaah jadi nona menghendaki batok
kepalaku ini?" ejek ketua perkumpulan Thian che kau sambil
tertawa ter bahak2.
"Tentu saja"
"Engkau anggap apa yang kau inginkan bisa terpenuhi
dengan begitu saja??"
Mendadak... dari luar gelanggang berkumandang suara
jeritan lengking, diikuti sesosok bayangan manusia dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat menerjang masuk kedalam
gelanggang.
Jeritan kaget berkumandang diempat penjuru, seluruh jago
lihay perkumpulan Thian che kau yang hadir ditengah
gelanggang sama-sama mundur kebelakang dengan
ketakutan, suasana kontan jadi gaduh dan gempar sekali.
"Aaah.. manusia muka dingin"
"Manusia bermuka dingin”
Orang yang menerjang masuk kedalam gelanggang
memang bukan lain adalah Han siong Kie, ditangannya dia
mencekal sesosok manusia.
"Blaaamm.." bayangan manusia yang berada dalam
genggamannya itu segera dibanting kedepan kaki Go siau Bi.
Ternyata ketika Han siong Kie sedang mengawasi suasana
dalam gelanggang pertarungan, tiba2 ia saksikan kupu warna
warni Li In Hiang yang terluka sedang dipapah mendekati
tempat kejadian, ia jadi sangat kegirangan, dengan suatu
gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat perempuan itu
diterjang dan ditotok jalan darahnya, kemudian dibawa masuk
kedalam gelanggang.
Menyaksikan kemunculan sianak muda itu, Go siau Bi
merasakan hatinya bergetar keras, dia sama sekali tidak
menyangka kalau secara tiba2 Han siong Kie bisa munculkan

658
diri ditempat itu, bahkan membawa pula kupu warna warni Li
In Hiang yang merupakan pembunuh dari ayahnya, untuk
beberapa saat lamanya dia tak tahu musti mengatakan cinta
atau benci, dengan ter-mangu2 gadis itu hanya bisa
memandang wajah pemuda pujaan hatinya.
Dengan pandangan yang sangat dingin Han Siong Kie
melirik sekejap kearah ketua perkumpulan Tbian che-kau,
kemudian sambil berpaling ujarnya kepada Go Siau Bi :
"Nona Go, inilah pembunuh ayahmul"
Setelah tertegun untuk beberapa saat lamanya, tiba2 ketua
perkumpulan Thian che kau menengadah dan tertawa terbahak2.
suaranya keras dan amat menusuk pendengaran,
"Haaahh..haaahh..haaahh.. manusia bermuka dingin,
malaikat penyakitan, sungguh kebetulan sekali kehadiranmu
pada siat ini...aku memang sangat meagharapkan
kedatanganmul"
"Ada apa??”
"Aku akan menghancur lumatkan tubuhmu kemudian
membakar mayatmu sehingga menjadi abu"
Dipihak lain, Go Siau Bi dengan suara yang amat
memilukan hati sedang berseru keras.
“Oooh….. ayah! ananda akan meaghancurkan pembunuh
ini untuk membalaskan dendam sakit hatimu! '
Telapak tangannya segera diayun dan menghajar tubuh
kupu warna warni Li In Hiang yang sedang ketakutan
setengah mati diatas tanah.
Kaucu dari perkumpulan Thian che kau segera mendengus
dingin, dia bergerak maju kedepan.
Pada saat yang bersamaan, Han Siong Kie dengan suatu
gerakan yang amat cepat pula bergerak pula kedepan
menghadang jalan pergi gembong iblis itu.

659
Suatu jeritan kesakitan yang memilukan hati bergema
memecahkan kesunyian, tubuh kupu warna warni Li In Hiang
terhajar telak sehingga batok kepalanya hancur berantakan, isi
benak dan darah kental bermuncratan keempat penjuru,
kematiannya mengerikan sekali.
Dalam perkumpulannya, ketua perkumpulan Thian che kau
boleh dianggap melebihi dewa. kehebatan ilmu silat yang
dimilikinya belum pernah bisa dibayangkan oleh anak
buahnya, dan semua orangpun belum pernah menyaksikan
ketua mereka turun tangan sendiri.
Ketika Go siau Bi datang untuk menuntut balas tadi, sang
kaucu ternyata tampil sendiri untuk menyelesaikan persoalan
itu, dan sekarang berada didepan matanya seorang ketua
tongcu yang disegani orang ternyata dibunuh musuh tanpa ia
sanggup mencegah atau menghalanginya, kejadian ini dengan
cepat menggusarkan hatinya.
Hawa napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti
seluruh wajah ketua perkumpulan Thian che kau, apa lagi
setelah seorang anak buahnya dibunuh dalam keadaan yang
mengerikan, tanpa mengucapkan pepatah katapun hawa
murninya dihimpun ke dalam tubuh, kemudian sepasang
telapak tangannya laksana sambaran kilat menerjang tubuh si
anak muda itu.
Jarak diantara kedua belah pihak hanya terpaut beberapa
depa saja, pukulan tersebut dengan dahsyatnya segera
meluncur ke depan-
Secara otomatis Han siong Kie putar telapak tangannya dan
membendung datangnya ancaman tersebut.
"Blam" ditengah benturan keras, tubuh Han siong Kie
tergetar keras sehingga mundur delapan depa kebelakang
dengan sempoyongan, darah panas bergolak dalam rongga
dadanya dan hampir saja muntah ke luar.

660
Go siau Bi yang menyaksikan kejadian itu segera
mengerutkan dahinya, segulung angin pukulan berpusing
dengan cepat dilontarkan kedepan
Bagaikan sesosok setan gentayangan, ketua perkumpulan
Thian che-kau itu membentuk gerakan setengah lingkaran
diudara, kemudian sekali lagi dia lancarkan serangan maut
kearah Han siong Kie.
Menyaksikan kelihayannya, dia sama sekali tidak mengira
kalau tenaga dalam yang dimiliki pihak lawan ternyata jauh
lebih tinggi daripada apa yang dibayangkan semula, dengan
cepat langkah kakinya bergeser ke samping, sementara
tubuhnya berputar seratus delapan puluh derajat dengan
sepenuh tenaga sepasang telapak tangannya didorong
kedepan untuk membendung ancaman tersebut. "Blaam.."
"kembali terjadi benturan keras yang amat memekakan
telinga, sekali lagi Han Siong Kie tergetar mundur tiga langkah
kebelakang.
Bentakan nyaring menggeletar diangkasa Go Sian Bi
menerjang datang dari samping gelanggang, dengan
melontarkan sebuah pukulan yang sangat hebat dia serang
ketua dari perkumpulan Thian che kau itu.
Dengan cepat suatu pertarungan sengit yang jarang terjadi
dikolong langitpun berlangsung ditempat itu, kedua belah
pihak sama2 mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha merobohkan lawannya secepat
mungkin.
Namun kekuatan dari ketua perpumpulan Thian che kau itu
memang luar biasa sekali meskipun Go Siau Bi harus bekerja
sama degan Han Siong Kie. namun kekuatan gabungan
merekapun hanya mampu menahan musuhnya dolam
kedudukan seimbang.

661
Semua jago lihay perkumpulan Thian che kau yang hadir
disekeliting gelanggang hanya bisa mengikuti jalannya
pertarungan itu dengan mata terbelalak mulut melongo
Hati mereka kebat kebit tak keruan sebab selama hidup
belum pernah mereka saksikan pertarungan sengit yang
begitu seru dan dahsyatnya.
Puluhan gebrakan sudah lewat dengan cepat. akan tetapi
kedua belah pihak masih tetap berada dalam keadaan
seimbang, siapa pun tak mampu untuk merobohkan
musuhnya, tapi kenyatan dengan jelas menunjukkan apabila
pertarungan itu berlangsung dalam jarak waktu yang cukup
lama, maka akhirnya toh yang rugi adalah Han Siong Kie serta
Go Siau Bi dua orang.
Selama pertarungan berlangsung, tiada hentinya Han Siong
Kie mengeluarkan ilmu jari Tong kim ci untuk mendesak
musuhnya, tetapi gerak tubuh lawan ibaratnya sukma
gentayangan saja. sebentar melayang kesana sebentar
bergerak kemari sukar sekali untuk diikuti dengan cermat, hal
ini membuat sianak muda itu tak berani melancarkan serangan
secara gegabah sebab ia kuatir salah melukai Go Siau Bi.
Jurus2 serangan yang dipergunakan kedua belah pihak
sama2 merupakan jurus serangan yang paling ampuh dikolong
langit. para jago yang bertenaga dalam agak rendah hampir
boleh dibilang sama sekali tak mampu untuk mengikuti
jalannya pertarungan itu dengan seksama.
Serentetan bentakan nyaring berkumandang memecahkan
kesunyian, Go siau Bi kena dihantam sampai tergetar mundur
beberapa tombak kebelakang.
"Blaamm. Blaamm. Blaamm." tiga benturan keras bergema
saling susul menyusul, secara beruntun Han siong Kie telah
saling beradu kekerasan sebanyak tiga kali dengan ketua
perkumpulan Thian che kau.

662
Tiga bentrokan itu begitu lewat, dengan sempoyongan Han
siong Kie tergetar mundur beberapa langkah kebelakang, tak
kuasa lagi dia muntah darah segar.
Go siau Bi membentak nyaring, melihat sianak muda itu
terluka dengan cepat ia menubruk kemuka sambil melepaskan
serangan dahsyat.
"Blaaamm.." kembali benturan keras terjadi diudara,
terjangan Go siau Bi berhasil digagalkan oleh lawan, malahan
tubuhnya segera terlempar ke belakang..
Ketua perkumpulan Thian che kau menyeringai seram,
sepasang telapaknya diayun secara beruntun menghajar tubuh
Han siong Kie yang telah terluka...
Merasakan datangnya ancaman maut, Han siong Kie cepat
menyingkir kesamping untuk menghindar, kemudian dengan
mengembangkan ilmu pukulan Mo mo ciang hoat dalam gerak
bertahan, ia kunci seluruh bagian tubuhnya dari ancaman
lawan-. Ketua perkumpulan Thian che kau tertawa seram.
"Heehhh.. heehh...heehhh.. Manusia bermuka dingin, hari
ini jiwamu harus melayang tinggalkan raga"
Pukulan hawa dingin dan pukulan hawa panas dengan
suatu gerak menggunting segera meluncur kedepan
menghancurkan tubuh musuh.
Han siong Kie amat terperanjat, tergencet oleh dua macam
angin pukulan yang berbeda unsur itu, jurus serangannya
segera terbendung dan rasanya tak mampu dikembangkan
lagi, disaat ia agak tertegun itulah sebuah pukulan musuh
berhasil menerjang jalan darah tiong tong hiat di atas
dadanya.
Pemuda itu amat terperanjat dan merasakan sukmanya
merasa melayang tinggalkan raganya, secara otomatis telapak
tangan kirinya menyanggah pukulan itu, kemudian jari tengah
dan telunjuk tangan kanannya Menyentil kemuka...

663
Dua gulung desiran angin serangan yang amat tajam
segera meluncur kedepan dan menyerang tubuh musuh.
"Blaaammm ....l" bentrokan nyaring bergema diangkasa
diikuti terdenganya dengus kesakitan-
Han siong Kie merasakan telapak kirinya sakit sekali
bagaikan tulangnya telah patah, untung dia menyanggah
pukulan musuh tepat pada saatnya sehingga jalan darah tiong
tong hiat diatas dadanya tidak terhajar telak.
Kendatipun begitu, hawa tekanan yang maha dahsyat
sempat menghantam pula dadanya keras2, sehingga
membuat darah panas dalam rongga dadanya bergolak keras,
hampir saja ia roboh tak sadarkan diri ke atas tanah.
Dada ketua perkumpulan Thian-che kau tak luput pula dari
serangan balasan sianak muda itu, darah segar nampak
memancur keluar dari mulut luka, sentilan jari Tong kim ci
yang dilepaskan Han siong Kie disaat yang terakhir cukup
membuat jago tua itu menderita luka yang amat parah.
Pada saat yang bersamaan itulah Go siau Bi menerjang
maju kedepan, sebuah pukulan yang dahsyat dilontarkan
kearah ketua perkumpulan Thian che kau.
"Blaaamm ." jerit kesakitan kembali berkumandang
memecahkan kesunyian, tubuh Go siau Bi terlempar sejauh
beberapa tombak dari tempat semula dan tak sanggup bangkit
kembali.
Ketua perkumpulan Thian che kau sendiri pun tak kuasa
menahan diri, dengan sempoyongan dia mundur beberapa
langkah ke belakang, ia berusaha untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya, tapi ia akhirnya roboh juga keatas
tanah.
Bentakan nyaring berkumandang saling susul menyusul,
belasan orang jago lihay perkumpulan Thian che kau ber

664
sama2 maju kedepan dan menerjang musuh2 mereka yang
telah terluka.
Han siong Kie bertindak cekatan, ia tak ingin mati konyol
ditangan musuh2nya, dengan sigap ia sambar tubuh Go siau
Bi kemudian membawanya kabur keluar lembah.
"Perintahkan semua pos untuk menutup segenap jalan
keluar dari lembah ini" hardik ketua perkumpulan Thian che
kau dengan suara nyaring.
Cahaya api berwarna merah segara meluncur keudara dan
meledak diangkasa, bunga api memancar keempat penjuru. . .
Ledakan bunga api itu merupakan tanda khusus dari
perkumpulan Thian che kau untuk memberitahukan kepada
segenap anggota perkumpulan agar bersiap sedia menghadapi
serangan musuh.
semua jago lihay perkumpulan Thian che kau yang hadir
dalam gelanggangpun tidak ambil diam, mereka semua segera
memencarkan diri menuju kearah mulut2 lembah yang
terletak dipelbagai tempat.
Dalam pada itu, Han siong Kie yang mengempit tubuh Go
siau Bi dengan mengerahkan ilmu gerak tubuh Kilatan cahaya
lintasan bayangan meluncur kearah luar lembah.
Baru saja dia melampaui tiga buah lorong sempit yang
banyak terdapat dalam lembah itu, tiba2 dari arah depan
berkumandang suaara pekikan nyaring disusul angin tajam
berdesiran diangkasa, anak panah yang be-ribu2 batang
banyaknya dipanahkan kearah tubuhnya dari pelbagai penjuru
yang berbeda.
serangan gencar itu menghentikan gerak tubuhnya, Han
siong Kie segera memperketat kempitannya atas tubuh Go
siau Bi, sementara telapak tangan kanannya melancarkan
angin pukulan yang berlapis2 untuk menyapu bersih hujan
anak panah yang diarahkan kepadanya.

665
Dalam waktu singkat, seluruh permukaan tanah disekeliling
tempat itu sudah berserakan anak panah setebal beberapa
depa.
Kendatipun begitu, hujan anak panah masih tidak
menunjukkan tanda akan berhenti malahan kian lama kian
bertambah gencar membuat setiap ruang kosong yang ada
disekitar sana selalu dipenuhi oleh desiran angin tajam.
Han Siong Kie menguatirkan keselamatan dari Go siau Bi,
disamping itu harus pula mempertahankan diri sendiri, tentu
saja kian lama pemuda itu kian merasa bertambah payah.
-000dewi000-
BAB 37
PEMUDA itu sadar, apabila hujan anak panah masih
berlangsung terus dalam keadaan begini, kendatipun sapuan2
nya berhasil membuyarkan ancaman yang datang, namun
lama kelamaan dia pasti akan kehabisan tenaga dan akhirnya
tak mampu mempertahankan diri.
Kedua belah sisi mulut lembah merupakan dinding tebing
yang curam dan membumbung tinggi ke angkasa.
kemungkinan besar diatas tebing itupun sudah disiapkan
orang, untuk menerjang keluar dari tempat itu jelas bukanlah
suatu pekerjaan yang mudah.
Han Siong Kie yang terjebak kedalam barisan anak panah,
bukan saja tak mampu melanjutkan perjalanannya bahkan
telapak tangannya sama sekali tak dapat berhenti, setengah
perminuman teh kemudian seluruh jidatnya sudah basah oleh
air keringat.
sejak menderita luka sampai saat itu, belum ada sekejap
waktupun baginya untuk atur pernapasan, apalagi
menyembuhkan lukanya, karena itulah tenaga murni yang di
milikinya makin lama makin bertambah lemah..

666
situasi kian lama kian bertambah tegang dan kritis, bunga
api bertebaran diangkasa, hujan anak panah kini telah
berubah jadi bunga api.
Han siong Kie semakin terperanjat lagi, sukmanya terasa
bagaikan melayang tinggalkan raganya, diam2 ia berbisik
didalam hati: "Aduuuh celaka, anak panah berapi"
Ditengah gulungan angin pukulan yang menderu-deru,
untuk sesaat anak panah berapi itu tak mampu mendekati
tubuhnya, tapi telah membakar tumpukan panah yang
berserakan d iempat penjuru, sebentar kemudian kobaran api
telah bermunculan dimana-mana, disekitar tempat itupun
berubah jadi lautan api.
Melihat gelagat kurang menguntungkan Han Siong Kie
sebera menghimpun sisa tenaganya yang dimilikinya dan
dilontarkan ke arah depan, kemudian badannya meluncur
kearah daerah yang tak terjangkau oleh kobaran api, dalam
beberapa kali lompatan saja dia sudah berkelebat masuk
kedalam sebuah lorong lain.
setelah berada dalam lorong itu, hujan anak panahpun
segera berhenti.
secara beruntun Han siong Kie memasuki beberapa buah
lorong lainnya, cahaya api diarah belakang sudah tak kelihatan
lagi.
Ia menghembuskan napas dalam2, Go siau Bi yang berada
dalam kenpitannya dibaringkan keatas tanah, keadaannya
pada waktu itu benar2 mengenaskan sekali.
Lian huan tau terletak disuatu daerah yang terlindung oleh
bahayanya keadaan medan, bukan saja lorong dalam lembah
mempunyai cabang yang berjumlah diatas ratusan, apalagi
setelah dibangun pula oleh manusia pandai, keadaan ditempat
itu jauh lebib berbahaya lagi, salah2 seorang yang terjebak di
situ bisa mati konyol dengan sendirinya.

667
Meskipun sebelum masuk kedalam lembah orang yang
kehilangan sukma telah menghadiahkan selembar peta
lembah kepadanya, dan pemuda itu sudah paham dengan
peta itu, tetapi untuk meneliti letaknya pada waktu itu serta
mencari jalan keluar, dia masih butuhkan peta tersebut untuk
menelitinya lebih jauh.
Tentu saja dalam keadaan seperti itu, Han Siong Kie tidak
sampai berpikir sampai kesitu, tugasnya yang pertama
sekarang adalah menyembuhkan luka yang diderita oleh Go
siau Bi.
Dia sendiripun pada saat itu membutuhkan waktu untuk
bersemedi dan atur pernapasan sebab kekuatannya sudah
hampir punah sama sekali karena lelahnya.
Ia sadar, andaikata sergapan muncul kembali dalam
keadaan seperti ini, akibatnya niscaya sukar dilukiskan dengan
kata2.
Dalam pada itu, Go siau Bi telah sadar kembali dari
pingsannya, melihat itu Han siong Kie sangat kegirangan,
buru2 tegurnya: "Nona, bagaimana dengan keadaan lukamu."
sebenarnya sejak tadi Go siau Bi telah mendusin dari
pingsannya, tapi berhubung ia hendak merasakan kehangatan
tubuh sang pemuda lebih lama lagi maka ia pura2 pingsan,
ketika Han Siong Kie sedang menghadapi serangan panah
tadi, diam2 ia telah menelan tiga butir pil mujarab untuk
menyembuhkan lukanya.
Kakeknya Put to sianseng adalah seorang tokoh silat yang
amat lihay, tentu saja obat mujarab yang dibuat olehnya
sangat manjur sekali, tidak selang seperminum teh kemudian
kekuatan tubuhnya telah pulih kembali seperti sedia kala.
Tentu saja sampai mimpipun Han Siong Kie tidak menduga
akan kecerdikan dara ayu itu, dan lagi diapun segan untuk
memikirkan persoalan titik bengek yang tak ada gunanya itu.

668
Ketika mendapat pertanyaan, itu, Go siau Bi segera bangkit
berdiri dan menjawab sambil tertawa rawan:
"Aku sudah tidak apa2 lagi, bagaimana dengan Han
sauhiap sendiri?"
"Aku...aku juga tidak apa2"
"oooh... aku membawa obat mujarab pemberian kakekku,
bagaimana kalau Han sauhiap menelan dua butir untuk
membantu dirimu dalam usaha menyembuhkan kembali luka
yang diderita?"
Tanpa menanti jawaban, dia ambil keluar dua butir pil
sebesar kacang kedelai yang berwarna hijau dan diserahkan
kepada pemuda itu.
sebenarnya Han siong Kie segan untuk menerimanya, tapi
setelah teringat bahwa saat ini mereka masih ada dimulut
harimau, memulihkan kembali tenaga murninya merupakan
usaha yang terpenting, maka dengan perasaan terpaksa ia
terima obat itu dan dimasukan kedalam mulutnya.
"Nona Go, kuucapkan banyak terima kasih atas pemberian
itu" bisiknya. Go siau Bi mengernyitkan alis matanya.
"Han sauhiap, dengan pertaruhkan jiwa engkau telah
menolong siau moay dari ancaman jiwa, masa hanya memberi
obat saja engkau harus berterima kasih kepadaku?"
obat dari Put to tianseng itu memang sangat manjur sekali,
setelah berada dalam perut, segulung hawa panas yang kuat
segera muncul ditengah pusarnya.
Tenaga dalam yang dimiliki Han siong Kie dewasa ini boleh
dibilang sudah mencapai puncak kesempurnaan, baginya
bersemedi tidak melulu harus duduk. tapi berdiripun ia dapat
menghimpun tenaga sambil bersemedi, dengan cepat daya
kerja obat itu disalurkan kedalam peredaran darah dan
bergabung dengan kekuatan hawa murni yang dimilikinya.

669
Dengan mulut membungkam Go siau Bi awasi kekasih
hatinya ini, ia berdiri tak bergerak sementara paras mukanya
berubah rubah tiada menentu.
Beberapa saat kemudian, tenaga yang dimiliki Han siong
Kie telah pulih kembali seperti sedia kala, rasa sakit lenyap tak
berbekas, ia segera buka mata dan memandang kearah dara
ayu itu dtngan pandangan keheranan:
"Nona Go, kenapa kakekmu mengijinkan nona untuk
menempuh mara bahaya seorang diri?"
"Dendam terbunuhnya ayah bundaku tak terkirakan
dalamnya, aku sebagai putrinya mempunyai kewajiban untuk
menuntut balas bagi mereka." seru Go siau Bi dengan gemas.
"Tapi.. andaikata kakekmu pun datang kemari.."
"Kakekku sudah cuci tangan mengundurkan diri dari
keramaian dunia persilatan, karena urusan mendiang ayahku,
beliau susah payah telah terjun kembali kedunia persilatan,
pemberian yang diberi kakek selama setengah bulan kepada
siau moay sudah lebih dari cukup bagiku untuk balas dendam
dengan kekuatan sendiri"
"Dan sekarang kupu warna warni Li In Hiang toh sudah
menemui ajalnya ditangan mu ....?"
"Benar tapi biang keladinya toh ketua perkumpulan Thian
che kau itu" Han siong Kie menghela napas panjang.
"Aaaiii aku sama sekali tak menyangka kalau tenaga dalam
yang dimiliki ketua perkumpulan Thian che kau sedemikian
tingginya, aku jadi teringat dengan kaum persilatan yang
mengatakan, diluar langit ada langit diatas manusia pandai
masih ada manusia yang lebih pandai, perkataan itu
sedikitpun tak salah"
Go siau Bi mengerutkan dahinya, sambil menggigit bibir dia
berkata: "suatu ketika aku akan datang kembali kesini" setelah

670
berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh: "oooh maksud
kedatangan Han sauhiap kemari adalah..."
"Aku mendapat peringatan dari orang yang kehilangan
sukma cianpwee, yang mengatakan nona berada dalam
bahaya, aku sengaja datang kemari untuk membantu nona"
"oooh manusia macam apa sih orang yang kehilangan
sukma itu?" tanya Go siau Bi setelah berseru tertahan-
"Tentang soal ini aku sendiripun kurang jelas, pokoknya dia
adalah seorang cianpwee yang sangat misterius dari dunia
persilatan-Selain itu, eh mm. Aku..."
"siapa lagi??"
"Istri Han sauhiap"
"Aku belum pernah menikah"
"Nona Tonghong Hui yang menyebut diri sebagai Istri yang
ditinggalkan??" sambung Go siau Bi dengan cepat.
Bagaikan disengat lebah, sekujur badan Han siong Kie
bergetar keras, dengan sedih ia berbisik, "Dia telah pergi??"
"Kenapa pergi?"
"Nona, aku harap engkau jangan mengungkat kembali
persoalan itu. bersedia bukan?"
"Engkau merasa sedih hati?"
"Nona, dewasa ini kita masih berada di mulut harimau, aku
harap engkau jangan menyinggung persoalan lain"
Paras muka Go siau Bi berubah jadi agak sedih, tapi
sebentar kemudian ia berseru: "Han sauhiap, lebib baik kita
terjang saja keluar"
"Terjang keluar?" tiba2 serentetan suara teguran yang
amat seram bergema memecahkan kesunyian "hmmm... h

671
mm... selamanya belum pernah ada orang yang sanggup
keluar dari lembah lian huan tau dalam keadaan hidup"
Han Siong Kie maupun Go siau Bi smat terperanjat, dengan
sorot mata yang amat tajam mereka menyapu sekejap
sekeliling tempat itu, namun tiada sesosok bayanganmanusiapun
yang ada disitu.
Dengan cepat Han Siong Kie ambil keluar peta lembah itu
dari dalam sakunya, setelah diteliti beberapa saat serunya:
"Nona Go, mari ikut aku"
Dia enjotkan badan dan meluncur kearah mulut lembah
yang ada disebelah kiri.
"Manusia muka dingin, seluruh lorong dalam lembah sudah
tersumbat, sekalipun punya sayap- engkau tak akan bisa
terbang ke luar dari tempat ini" suara menyeramkan tadi
berkumandang kembali.
Gerak tubuh dari Han Siong Kie barusan tidak lebih hanya
siasat untuk memancing musuh belaka, begitu pihak lawan
berbicara diapun segera mengetahui tempat persembunyian
orang itu, berada ditengah udara badannya berputar seratus
delapan puluh derajat, dengan ujung kakinya menutul
permukaan dinding lembah, sekali lagi dia melayang sepuluh
tombak keatas.
Sinar matanya yang tajam dengan cepat berhasil
menemukan sebuah lubang kecil di atas dinding tersebut.
Tubuhnya segera berputar bagaikan burung walet kembali
kesana, dia meluncur kearah lubang gua diatas dinding
tersebut.
"Weesss. " segulung angin pukulan yang maha dahsyat
meluncur keluar dari mulut gua itu dan langsung menghantam
Han siong Kie yang masih berada diudara.
Dalam posisi berada diudara, sulit bagi Han siong Kie untuk
melancarkan serangan balasan, dia segera berjumpalitan dan

672
bergerak membentuk setengah lingkaran busur, kemudian
untuk kedua kalinya menerjang kearah gua itu.
Kali ini dia telah bersiap sedia, sepasang telapaknya
diluruskan kedepan, ber-puluh2 buah sentilan jari yang amat
gencar dipancarkan kearah dalam gua itu.
segulung angin pukulan yang amat dahsyat kembali
meluncur keluar dari dalam gua, disusul berkumandangnya
serentetan jeritan ngeri yang menyayatkan hati.
Han Siong Kie tidak dapat bertahan terlalu lama diudara,
tubuhnya meluncur kembali keatas tanah, sementara orang
yang menyerang dari dalam guapun berhasil dilukai di ujung
nya.
Pada saat Han siong Kie melayang kembali keatas tanah
itulah, tiba2 dari kejauhan berkumardang suara ledakan
dahsyat yang amat memekikan telinga. "oooh...air bah" jerit
Go siau Bi dengan terperanjat.
Gulungan ombak setinggi puluhan tombak menggulung
datang dari arah kejauhan, dengan dahsyat dan cepatnya
menggenangi seluruh lorong lembah tersebut. satu ingatan
dengan cepat berkelebat dalam benak Han siong Kie, buru2
serunya:
"Nona Go, ayoh cepat naik keatas dinding karang" la
segera enjotkan badan dan melayang ke arah lubang gua
yang baru saja ditemukan itu.
Go siau Bi dengan erat menyusul dari belakang, dalam
sekejap mata mereka sudah berada dalam gua tersebut.
Dalam pada itu air bah datangnya amat cepat, sebentar
kemudian seluruh lorong didalam lembah itu sudah digenangi
oleh air bah setinggi beberapa tombak.
Menyaksikan keganasan air bah tersebut tanpa sadar peluh
dingin membasahi tubuh mereka berdua, andaikata gua diatas
dinding itu tidak berhasil ditemukan tepat pada saatnya,

673
niscaya mereka sudah mati tenggelam tergenang oleh air bah
tersebut.
Lubang gua itu tidak terlalu besar dan hanya bisa dilalui
oleh dua orang secara berjejer, kurang lebih lima depa dari
mulut gua roboh terkapar sesosok mayat yang bermandikan
darah segar.
Rupanya orang itulah yang menegur dam melancarkan
serangan kearah Han Siong Kie.
Dengan sorot mata yang tajam Han Siong Kie awasi gua
tersebut, ia lihat gua itu menjorok jauh kedalam, setelah
berpikir sebentar dengan cepat ia memahami apa sebabnya ia
bisa terkurung dalam barisan hujan panah tanpa kelihatan
seorang pemanahpun, rupanya dibalik dinding tebing
merupakan ruang kosong yang digunakan para penjaga untuk
meronda.. diam2 ia mengagumi juga akan kehebatan
bangunan disana.
"Nona Go" ujarnya kemudian." bagaimana kalau kita ikuti
lorong dalam gua ini untuk mencari jalan keluar?"
"Baik " sahut sang gadis sambil mengangguk.
Maka berangkatlah kedua orang itu menelusurijalan gua
itu, Han Siong Kie berjalan didepan sedang Go siau Bi
mengikuti dibelakang, meskipun gua itu amat gelap namun
dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki dua orang
itu, mereka dapat melihat ditengah kegelapan bagaikan
melihat di tempat terang.
Tidak jauh mereka memasuki gua itu, tiba2 dari arah depan
berkumandang suara langkah kaki manusia yang kian lama
kian mendekat...
Dengan cekatan sepasang muda mudi itu menempel
tubuhnya diatas dinding gua..
suara langkah manusia kian lama kian mendekat, enam
sosok bayangan manusia muncul dengan langkah ter-gesa2,

674
orang yang berjalan dipaling depan membawa sebuah obor
dalam gengamannya .
Han siong Kie segera ayun telapaknya ke depan, segulung
angin kencang berhembus ke depan memadamkan api itu
enam orang kawanan jago itu segera berseru kaget.
Han siong Kie tak mau membuang waktu dengan percuma,
mereka segera menerjang kedepan sambil menyebar maut
Duukl duukl beberapa orang itu segera menggeletak mati
tertotok jalan darah kematiannya.
Dua orang itu melanjutkan kembali perjalanannya, setelah
berbelok kesana kemari akhirnya cahaya terang memancar
dari arah depansebuah
lobang kecil muncul disisi lorong sementara lorong
tersebut masih memanjang jauh kedalam, sesosok bayangan
manusia berdiri bersandar didekat mulut gua.
sentilan maut dari Han slong Kie kembali bekerja, orang itu
menjerit kesakitan dan segera putus nyawa.
"Han sauhiap" bisik Go siau Bi dengan lirih, " rupanya gua
ini masih menjorok jauh kedalam sana, apakah kita Makin
masuk semakin berada didalam lembah?"
Han siong Kie mengangguk. ia melongok keluar dari mulut
gua itu, tampaklah seluruh lorong dalam lembah masih
tergenang oleh air bah, sementara pada dinding tebing
sebelah depan terdapat pula sebuah mulut gua, seorang
manusia berjaga-jaga dibalik gua itu. Pemuda itu termenung
dan berpikir sebentar kemudian berkata:
"Nona Go, Mari kita menyeberangi lembah ini menuju
kemulut gua sebelah depan, apabila dugaanku tidak salah
kemungkinan besar didalam dinding tebing yang melingkari
lembah lian huan-tau ini terdapat liang-liang gua tempat
berhubungan, kita manfaatkan saja lorong tersebut untuk
keluar dari lembah ini"

675
Go siau Bi sangat mengagumi kecekatan dan kecerdikan
sianak muda itu, dia segera mengangguk.
"Baik, kita laksanakan saja seperti apa yang kau katakan"
Jarak antara dinding tebing yang satu dengan dinding
tebing yang lain kurang lebih lima tombak panjangnya.
Han siong Kie berpaling dan bisiknya kepada gadis itu:
"Nona Go, kita harus bertindak cepat"
Begitu selesai berbicara, tubuhnya laksana sambaran petir
cepatnya telah meluncur kearah lubang gua sebelah depan.
Penjaga didalam gua itu hanya merasakan pandangan
matanya jadi kabur, sebelum ingatan kedua berkelebat dalam
benaknya, dia sudah mati tertotok. secepat kilat Go siau Bi
menyusul dari belakang.
Apa yang diduga Han siong Kie ternyata tidak meleset,
dinding lembah itu ternyata kosong, puncak berhadapan
dengan puncak. itu berarti mulut gua berhadapan dengan
mulut gua, setiap beberapa langkah terdapat sebuah lubang
kecil, kalau mengintip dari situ maka semua kejadian yarg
sedang berlangsung dalam lorong lembah dapat terlihat
dengan jelas.
Kedua orang muda mudi itu merupakan jago persilatan
yang berilmu tinggi, sepanjang jalan menemui gua lorong
dalam perut bukit, mereka tidak menjumpai kesulitan, apalagi
Han song Kie membawa peta petunjuk tentang keadaan dalam
lembah tersebut, semua penjaga dan serangan yang sudah
diatur musuh bisa dihindari dengan gampang dan sederhana.
secara beruntun mereka tembusi beberapa buah lubang
gua, akhirnya lembab lorong di bawah sana sudah tak
tergenang oleh air lagi, ini menunjukkan bahwa air bah itu
hanya khusus dilepaskan untuk menggenangi beberapa buah
lorong jalan belaka.

676
Beberapa saat kemudian sampailah kedua orang itu pada
jalan yang sebenarnya dibagian atas.
sementara lorong lembah kian lama kian bertambah lebar.
Mendadak.. suitan nyaring berpekik saling bersahutan,
tampaknya jejak Han siong Kie dan Go siau Bi ketahuan lagi
oleh pihak musuh.
Dalam pada itu dihadapan mereka terbentang sebuah
simpang pertemuan dari beberapa buah cabang jalan,
ditengahnya merupakan sebuah tanah kosong seluas
beberapa hektar, bagi mereka berdua kecuali meloncat turun
kelorong bawah dan menerobos ke luar, rasanya tiada jalan
lain yang bisa di tempuh lagi.
Han siong Kie mengerutkan dahinya, dengan suara berat ia
berkata:
"Tampaknya tiada jalan lain bagi kita kecuali turun
kebawah, ayoh kita loncat turun"
Dua sosok bayangan manusia bagaikan sambaran kilat
cepatnya segera melayang turun ketengah gelanggang luas.
Baru saja kaki kedua orang itu menempel diatas permukaan
tanah, disertai suara ledakan dahsyat dari mulut lembah
diempat penjuru memancarlah kabut putih yang amat tebal,
lambat laun kabut itu semakin tebal hingga menyelimuti
disekitar tempat itu.
Go siau Bi amat terperanjat menyaksikan kehebatan dari
kabut putih itu, ia lantas berseru:
"Han sauhiap. apa yang terjadi?"
Han siong Kie menggeleng dengan kebingungan.
" Entahlah, aku sendiripun tak tahu, perduli amat, ayoh kita
terjang keluar dari sini"

677
Baru saja ia selesai berbicara, dari tengah lembah meluncur
masuk sesosok bayangan manusia, orang itu seakan2 sukma
gentayangan yang muncul dari balik kabut putih, setelah
makin mendekat barulah kelihatan bahwa orang itu adalah
seorang kakek tua aneh berjubah hitam yang bermuka pucat
seperti mayat dan bertubuh kaku seperti mayat hidup,
"Aaah..? kenapa makhluk tua beracun inipun sudah
menggabungkan diri dengan pihak Thian- che- kau?" seru Han
siong Kie tanpa terasa. Go siau Bie tertegun.
"Makhluk tua beracun? siapakah dia?"
"Tok kun, Dewa racun Yu Hoa"
"Aaah rupanya dia.. waaduh, kalau makhluk tua beracun
itupun sudah muncul disini, urusan bisa bertambah berabe ...
bagaimana sekarang baiknya??"
Dalam waktu singkat kabut putih yang menyebar disekitar
mulut lembah sudah menyelimuti angkasa, kian lama kabut itu
kian menebal sehingga pemandangan yang terbentang
disekeliling tempat itupun bertambah buram, hingga susah
melihat kesdaan di depan-
Dewa racun Yu Hoat berdiri tegak kurang lebih lima tombak
dihadapan muda mudi itu, dia menyeringai dan tertawa seram
tiada hentinya.
"Heeeh heehh heeh Manusia berwajah dingin, Lebih baik
menyerah saja Ketahuilah engkau serta bocah perempuan itu
sudah menjadi katak dalam tempurung, tak mungkin dapat
kabur lagi."
Ia berhenti sebentar, lalu sambil menuding kesekeliling
tubuhnya ia menambahkan-
"Kabut harum pembusuk tulang telah tersebar menyelimuti
seluruh lembah, sekalipun malaikat yang turun dari kahyangan
jangan mimpi bisa lolos dari cengkeramanku Heeeh heeeh...
heeeh daripada mampus secara konyol lebib baik menyerah

678
saja tanpa melawan, ketahuilah barang siapa terkena racun itu
maka tubuhnya akan meleleh jadi segumpal air busuk
..tahukah kalian, betapa menyeramkan dan mengerikannya
keadaan itu"
"Makhluk tua beracun, jangan tekebur lebih dulu, lihatlah
Nonamu segera akan cabut lebih dulu selembar jiwa
anjingmu" bentak Go siau Bi dengan marah..
Ia melejit dan menerjang kedepan, telapak tangannya
diayun melancarkan pukulan berantai yang maha dahsyat.
"Nona tunggu sebentar" tiba2 Han siong Kie berseru sambil
menghadang jalan perginya.
"Ada apa? Kenapa kau halangi jalan pergiku??"
"Nona, kau musti tahu, hakekatnya seluruh tubuh makhluk
tua beracun ini adalah bisa yang mematikan, jangan sekali-kali
tanganmu sampai menempel ditubuhnya, bisa jadi engkau
sendiri yang celaka"
" Kalau tidak dilawan, memangnya kita benar-benar harus
menyerah kalah dan bertekuk lutut kepada mereka??"
"Tentu saja tidak begitu, seorang pendekar sejati pantang
menyarah kepada siapapun, biar akulah yang hadapi makhluk
tua yang sangat berbahaya ini"
"Masa engkau punya kepandaian khusus yang dapat
digunakan untuk melawan kedahsyatan bisanya?"
"Tentu saja aku tak punya, tapi yang pasti aku sudah
pernah bergebrak melawan dia, maka sedikit banyak aku
mempunyai pengalaman dalam menghadapi dirinya"
sewaktu terjadi pertarungan perebutan pusaka tempo hari,
Han siong Kie pernah terhajar oleh pukulan berbisa dari Dewa
racun Yu Hoat, tapi kenyataan membuktikan bahwa dia sama
sekali tidak merasakan gejala keracunan, sejak itu Eh pemuda
kita jadi sadar bahwa tubuhnya mempunyai daya kekuatan

679
untuk melawan racun, dan kekuatan itu diperolehnya berkat
sumber air mukjijat bawah tanah yang pernah mencuci otot
mengganti tulangnya.
Walaupun begitu, Han siong Kie tak berani sembarangan
mencoba, karena resikonya terlalu besar lain keadaannya pada
saat itu, sekarang jiwanya sedang terancam bahaya, mau tak
mau dia harus menempuh bahaya untuk mencoba khasiat
kekuatannya itu.
Demiklanlah, selesai bicara diapun enjotkan badan dan
melayang sejauh dua tombak kedepan, sebuah pukulan yang
maha dahsyat seketika dilepaskan kearah depan.
Dewa racun Yu Hoa tertawa dingin, dengan gesit ia
mengigos kesamping menghindarkan diri dari pukulan
mematikan itu menyusul sepasang telapaknya diayun kemuka
melepaskan belasan pukulan berantai.
Han siong Kie tidak gentar karena ia sudah punya
keyakinan yang teguh, seluruh peredaran darahnya ditutup
dan napasnya dihentikan, sepasang telapaknya tiba tiba ditarik
kemudian dilepaskan kembali kedepan semua gerakan itu
dilakukan secepat kilat, dan tepat sekali menyambut
datangnya serangan lawan.
"Blaammm..." benturan keras menimbulkan suara pekikan
yang amat dahsyat, seketika itu juga Dewa racun Yu Hoa
terdorong mundur sejauh tiga langkah.
Han siong Kie sendiri merasakan pula sekujur tubuhnya
kaku agak gatal, tatkala angin pukulan lawan menyentuh
tubuhnya, tapi ia sama sekali tidak pikirkan persoalan itu
didalam hati, sambil putar badan ia menerjang lagi kedepan,
tangan kanannya di putar dan melepaskan satu pukulan
dengan jurus Mo ciang liong atau telapak iblis tundukkan
naga, sementara jari tangan kirinya bagaikan sebuah tombak
melepaskan totokan Tong kim ci yang mematikan itu.

680
Dua macam ilmu silat ampuh dilancarkan secara berbareng,
jarang ada orang yang bisa berbuat demikian...
Rupanya Dewa racun Yu Hoa tahu kehebatan orang,
hatinya kontan tercekat dan bulu kuduknya tanpa terasa pada
bangun berdiri, cepat2 dia menyingkir kesamping dan kabur
kebelakang.
Meskipun gerakan menghindar ini dilakukan dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat, sayang dia masih kalah
setingkat kalau dibandingkan Han siong Kie.
Demikianlah, kendatipun serangan angin jari Tong kim-ci
yang dahsyat berhasil dihindari,akan tetapi pukulan ditangan
kanannya susah dielakkan lagi, lengan kanannya terasa sakit
dan tahu2 sudah dicengkeram musuh.
Han siong Kie sendiri segera merasakan jari dan telapaknya
panas serta sakitnya luar biasa ketika tangannya menyentuh
pergelangan musuh, se olah2 dia sedang mencengkeram
sebuah besi yang sedang membara panas, tanpa sadar
Cekalannya jadi mengendor.
Ditengah dengusan tertahan, tubuh Dewa racun Yu Hoa
mencelat kebelakang.. dan Duuk badannya mencium tanah
tiga tombak dari tempat kejadian.
Dengan hati tercekat buru2 Han siong Kie periksa pula
telapak tangan sendiri, ketika ditemuinya sama sekali tak
terluka, dia pun menghembuskan napas lega.
"Makhluk tua beracun, sebelum pergi tinggalkan dulu jiwa
anjingmu itu.." mendadak bentakan nyaring menggema
diudara.
Ditengeh bentakan, ibaratnya anak panah yang terlepas
dari busurnya Go siau Bie meluncur kedepan dan menerjang
Dewa racun Yu Hoa yang sudah terluka itu. Han siong Kie
amat terperanjat, pikirnya dihati:
"Aduh celaka.."

681
Usaha mencegah sudah tak mungkin lagi dengan suara
tertahan dia lantas menjerit: "Nona, jangan bertindak
gegabah"
Baru saja jeritan itu menggema diangkasa Go siau Bie telah
tiba dihadapan sasarannya dan langsung melepaskan satu
pukulan ketubuh Dewa racun tersebut.
"Duuuk Blaamm " dengusan tertahan mengiringi jerit
kesakitan yang amat nyaring, tahu2 Go siau Bi sudah
mencelat kebelakang dan terkapar diatas tanah.
sementara Dewa racun Yu Hoa sendiri buru-buru kabur
kedalam kabut putih yang tebal dan melarikan diri.
Han siong Kie sangat terperanjat, dia sudah sadar bahwa
keadaan bakal runyam, secepat kilat ia maju kedepan dan
membopong tubuh Go siau Bi, terlihatlah gadis itu pejamkan
matanya rapat2, air mukanya pucat pias bagaikan mayat,
telapak tangan sebelah kanannya yang putih bersih bagaikan
kumala kini sudah berubah jadi sembab merah.
Dari tanda yang terlihat didepan mata jelaslah sudah
menunjukkan kalau gadis itu keracunan hebat.
Untuk beberapa saat lamanya sianak muda itu jadi
gelagapan sendiri, ia totok beberapa buah jalan darah diatas
tubuhnya agar racun tak sampai menyerang kehati, kemudian
menguruti jalan darah penting ditubuh nona tersebut.
Keadaan menjadi serba runyam, andai kata Go siau Bi mati
karena peristiwa ini, bagai manakah tanggung jawabnya
kepada orang yang kehilangan sukma serta Put lo sianseng?
tanpa sadar ia bersin beberapa kali dengan hati tercekat.
Suara lengking yang tinggi dan tajam tiba-tiba
berkumandang diangkasa, suaranya keras membelah angkasa
membuat suasana yang amat sepi terasa bertambah seram.
Dengan kaget dan terkesiap Han soing Kie menyapu
sekejap sekeliling tempat itu, ia lihat kabut harum pembusuk

682
tulang telah menyelimuti seluruh mulut lembah, ketika
terhembus angin gunung maka kabut itu kian lama bergerak
makin ketengah gelanggang.
Han siong Kie benar2 terjepit posisinya, sukma merasa
melayang tinggaikan raganya, ia mengerti bahwa apa yang
diucapkan Dewa racun Yu Hua bukan gertak sambal belaka,
jikalau kabut racun itu sampai menempel dibadan, niscaya
tubuh manusia akan melumer jadi gumpalan darah kental
yang busuk. baginya hal tersebut bukan terhitung suatu
ancaman serius, tapi berbeda dengan Go siau Bi,
kemungkinan besar dia akan keracunan hebat dan akhirnya
mati secara mengenaskan.
sementara itu kabut racun yang dilepaskan dari empat
penjuru sudah mulai menggumpal jadi satu membentuk
rintangan kuat yang menutup seluruh angkasa gelanggang
tadi, luas lingkungan gerak Han siong Kie berdua lambat laun
bertambah menyempit, tanah kosong seluas beberapa
hektarpun tinggal setengah hektar saja..
Bukan begitu saja, kabut racun itu bahkan makin
menyempit, hingga ruang gerakpun makin mengecil.
Han siong Kie kalang kabut sendiri, sambil membopong Go
siau Bi yang tak sadarkan diri, dia hanya bisa berdiri melongo,
hingga beberapa saat lamanya pemuda itu tak tahu apa yang
musti dilakukan.
Bayangan maut dan kematian mulai berkecamuk dalam
benaknya.
Ditengah suasana yang makin gawat dan makin kritis
itulah, tiba2 suara dari Dewa racu Yu Hua berkumandang dari
balik kabut tebal yang menyelimuti sekeliling tempat itu.
"Manusia berwajah dingin, jika kau masih ingin hidup,
letakkan bocah perempuan itu keatas tanah dan segera
bergeraklah sepuluh tombak kearah Timur" Mendengar

683
perkataan itu Han siong Kie merasa sangat gusar, dia segera
membentak:
"Yu Hua, ingat baik2 perkataanku hari ini, suatu ketika
kalau kita berjumpa kembali maka aku manusia berwajah
dingin akan mencincang tubuhmu berkeping-keping kemudian
kepingan badanmu akan kumakankan anjing"
"Haahhh...haahhh...haahhh. . . tapi sayang ucapanmu itu
cuma suatu khayalan, selama hidup tak mungkin dapat kau
lakukan, sebab sekarang juga nyawamu bakal musnah. heehh
heehh heehh... tunggu saja sampai penitisan yang akan
datang" "
"Makhluk tua berbisa, manusia pengecut Engkau berani
untuk tampilkan diri?" tantang Han siong Kie sangat murka.
"Manusia bermuka dingin, waktu yang tersedia bagimu
sudah tak banyak lagi, kalau engkau tak ingin melihat
badanmu hancur menjadi darah kental, cepatlah lakukan apa
yang telah kuperintahkann ketahuilah kecantikan wajah gads
itu ibaratnya bidadari yang turun dari kahyangan, sayang
bukan kalau dibiarkan dia mati secara mengenaskan"
"Makhluk tua sialan, andaikata dia sampai ketimpa
kemalangan, aku bersumpah akan mencuci perkumpulan
Thian che kau dengan darah manusia, semua anggotanya
akan kubasmi sampal anjing dan ayampun akan kujagal
semua" .
"Tak usah menggonggong seperti anjing budukan..
percuma mengigau dalam keadaan kepepet ini, tahukah
engkau bahwa kesempatanmu untuk berbuat demikian sudah
musnah sama sekali?".
dalam pada itu lingkaran kepung kabut racun sudah makin
menyusut kecil, luasnya cuma tinggal sepuluh tombak belaka.

684
Apakah mereka akan tetap hidup segar? ataukah bakal mati
mengenaskan menjadi gumpalan darah? semuanya hanya
tergantung dalam detik2 terakhir.
-000dewi000-
BAB 38
SEKALI lagi Dewa racun Yu Hoa berseru dengan suara yang
menggidikkan:
"Manusia berwajah dingin, bagaimana dengan
keputusanmu? Mati atau hidup hanya tergantung pada
pikiranmu sekarang. Cepat letakkan bocah perempuan itu
keatas tanah dan berjalanlah sepuluh tombak kesebelah
timur."
Pelbagai ingatan dengan cepat berkecamuk dalam benak
Han siong Kie, ia yakin bagi dirinya pribadi kabut racun itu tak
akan berpengaruh banyak. tapi bagi Go siau Bi jelas
merupakan suatu ancaman maut, diapun tak tahu apa maksud
lawan memerintahkan dirinya untuk baringkan Go siau Bi ke
atas tanah lalu bergerak sepuluh tombak ke timur,
mungkinkah dia hendak bekuk gadis itu lebih dulu, kemudian
baru menghadapi dirinya.
Lingkaran kabut sudah mengecil hingga tinggalkan lima
tombak belaka, bau harum yang pusingkan kepala berhembus
datang tiada hentinya.
sekali lagi Han siong Kie putar otak mencari akal, akhirnya
dia ambil keputusan untuk menuruti ucapan lawan, setelah
jiwa Go siau Bi tertolong lawan, lalu baru dipikirkan kembali.
segera ia ambil keputusan, diapun siap untuk menjawab.
Pada saat itu serentetan bisikan lirih tapi jelas
berkumandang disisi telinganya: "Bocah cilik, apakah kau ahli
waris dari Mo tiong ci-mo yang tersohor itu?"

685
Han siong Kie merasa amat terkesiap. ia merasa bahwa
suara itu dipancarkan seseorang dengan ilmu menyampaikan
suara yang amat lihay, segera ia menjawab dengan cara yang
sama pula.
"Perkataanmu tidak keliru, siapa kau..." "
"Apa betul Mo tiong ci mo adalah ketua perguruan dari
istana Huan me kiong?" bukannya menjawab, malahan orang
itu bertanya lagi.
Han siong Kie semakin tercengang bercampur keheranan,
namun dalam keadaan yang amat kritis, tak ada banyak waktu
yang tersedia baginya untuk berpikir panjang, dengan peluh
membasahi seluruh tubuhnya pemuda itu menyahut kembali:
"Betul Ucapanmu tak keliru"
" Kalau toh apa yang kau ucapkan merupakan kenyataan
semua, itu berarti engkau mengantongi pula lencana mutiara
setan jahat ok-kui cu pai dari istana Huan mo kiong?"
Han siong Kie semakin terkesiap.
"Benar, sekarang lencana tersebut berada di dalam sakuku"
"Lencana ok kui cu-pai dapat melenyapkan segala macam
pengaruh racun, cepat salurkan hawa murnimu kedalam
lencana tersebut dan cobalah kasiatnya "
Dari pembicaraan tersebut Han siong Kie tak dapat
menebak siapa kah orang yang mengeluarkan peringatan
tersebut, akan tetapi dia yakin bahwa orang tersebut sudah
pasti bukan manusia sembarangan. . yang lebih aneh lagi
ternyata orang itu mengetahui segala-galanya mengenai dia,
darimana dia bisa tahu??
Tapi tiada kesempatan lagi baginya untuk berpikir panjang,
secepat kilat ia merogoh kedalam sakunya dan ambil keluar
lencana 0k kiu cu pay tersebut, lalu salurkan hawa murninya
kedalam lencana tadi..

686
Cahaya tajam yang aneh dan luar biasa seketika terpancar
keluar dari mutiara yang tertera diatas lencana tersebut,
begitu dahsyatnya cahaya aneh itu sehingga kabut beracun
yang menyelimuti daerah sekitar sini segera buyar dan lenyap
termakan sorotan itu.
Betapa gembiranya hati sianak muda ini sukar dilukiskan
dengan kata2, hampir saja dia mencak2 dan menari2 seperti
orang gila..
"Manusia berwajah dingin" suara teguran dari Dewa racun
Yu Hoa berkumandang dari balik kabut, "permainan busuk apa
lagi yang sedang kau siapkan? Hmm Rupanya kau sudah
bosan hidup?"
Han siong Kie menengadah dan tertawa ter-bahak2.
"Haahh haahh haahh makhluk tua beracun, hutang piutang
yang terikat hari ini, pasti akan kutagih di kemudian hari,
sekarang maafkanlah aku karena tidak bisa melayani lebih
jauh.
Dengan tangan sebelah dia membopong Go siau Bi, tangan
yang lain memegang lencana ok kui cu pay, pemuda itu
segera enjotkan badan dan melesat keudara.
Kabut putih beracun yang mengepung sekelilingnya pada
buyar kesamping tatkala badannya menyambar lewat, dalam
waktu singkat pemuda itu sudah berada beberapa puluh
tombak jauhnya dari tempat semula.
suitan nyaring berkumandang bersahut-sahutan dari empat
penjuru, agaknya pihak lawan telah mengetahui bahwa
musuhnya berusaha untuk meloloskan diri dari jebakan.
sementara itu Han siong Kie sudah kabur beberapa ratus
tombak jauhnya dari gelanggang, dia menelusuri sebuah jalan
lembah yang sempit dan panjang sekali.

687
Kabut tebal yang melingkari daerah sekitar situ sudah kian
menipis hingga akhirnya lenyap tak berbekas, tibanya mereka
berdua dalam sebuah lingkaran lembah yang sempit.
Tempat itu bukan lain adalah wilayah di mana ia pernah
tertangkap oleh musuh atau dengan perkataan lain sudah tak
jauh lagi dari luar lembah Lian-huan tau.
Ia menghembuskan napas lega, setelah menghirup udara
dalam2 lencana ok kui cu pay itupun disimpan kembali
kedalam saku.
Kemudian setelah berhenti sebentar, untuk kesekian kalinya
dia enjotkan badan kabur keluar lembah.
siapa sangka baru saja badannya melangkah masuk
kedalam lorong lembah itu, suara gemuruh keras yang amat
memekikkan telinga bergema memecahkan kesunyian, batu
gunung dan kayu2 besar bergelindingan dari atas bukit
menghujani seluruh permukaan lorong.
Han siong Kie sangat terkejut, segenap hawa murni yang
dimilikinya segera disalurkan mengelilingi seluruh badan, ilmu
meringankan tubuh Cahaya kilat lintasan bayangan dikerahkan
mencapai pada puncaknya, ibaratnya serentetan cahaya petir
yang membelah angkasa, ia terobos hujan batu dan kayu itu
dan meluncur keluar lembah.
sungguh cepat garak badannya itu, begitu cepatnya seakan2
sukma gentayangan saja, tak seorangpun yang mampu
mengikuti gerakan tubuh pemuda itu dengan pandangan
tajam..
Kejadian ini sama sekali diluar dugaan jago2 perkumpulan
Thian che kau yang bersembunyi diatas dinding lembah, untuk
sesaat mereka jadi kalang kabut dan tak tahu apa yang musti
dilakukan.
Han siong Kie tak berani bertindak gegabah, dengan
mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya dia kabur

688
terus kearah luar lembah, meskipun barus bersusah payah
akhirnya toh dapat lolos dari kepungan maut musuh dalam
keadaan selamat. Angin malam berhembus sepoi2, bintang
bertaburan diangkasa, cuaca amat cerah sekali.
Ia menyeka keringat dingin yang membasahi seluruh
tubuhnya, betapa terima kasihnya pemuda ini atas petunjuk
yang diberikan seseorang dari tempat kegelapan itu
kepadanya.
Ia melirik sekejap kearah Go siau Bi yang berbaring dalam
pelukannya, paras muka gadis itu sudah berubah jadi pucat
pias seperti mayat, napasnya amat lirih, sementara telapak
tangan kanannya telah membengkak besar tiga kali lipat dari
keadaan biasa, warnanya hitam ke merah2an hingga kelihatan
mengerikan sekali.
Menyaksikan kesemuanya itu Han siong Kie mengerutkan
dahinya, ia tidak pandai ilmu pengobatan juga tak paham ilmu
racun, apa lagi Dewa racun Yu Hoa sangat tersohor dalam
dunia persilatan karena penggunaan racunnya, tak usah dipikir
sudah bisa diketahui kalau racun itu pasti bukan racun
sembarang an.. lalu. kemana dia harus pergi untuk mencari
obat pemunah itu?.
Put to sianseng, kakek Go siau Bi adalah seorang jago yang
sangat lihay dalam segala bidang, kemungkinan besar dia bisa
memberikan bantuannya, tapi kemana dia harus mencarinya?
apalagi Go siau Bi sudah berada dalam keadaan tak sadarkan
diri.
Berapa lama lagi dia bisa hidup?? pelbagai ingatan
berkecamuk dalam benaknya membuat sianak muda itu
kebingungan, akhirnya dia menghela napas panjang dan lari
keluar bukit tanpa tujuan tertentu.
Berpuluh puluh li sudah dilewatkan tanpa terasa, sementara
malam semakin larut diantara ujung jalan bukit terbentanglah
sebuah jalan raya yang lebar...

689
Han siong Kie menyelusuri jalan raya tersebut, ia benar2
tanpa tujuan, karena tak tahu kemana dia harus pergi.
sementara ia masih kebingungan, dari bawah sebuah
pohon yang lebat disisi jalan, berkumandang suara teguran
nyaring: "Bocah, kemarilah?"
Han siong Kie terperanjat dan segera berpaling, ia lihat
dibawah sebuah pohon yang lebat berdirilah seorang pria
setengah baya, yang berdandan sastrawan, sekilas pandangan
ia segera mengetahui siapa kah orang itu, dengan penuh
kegirangan ia loncat kehadapannya dan buru2 memberi
hormat.
"Locianpwe, sambutlah salam dan hormatku untuk kau
orang tua"
"Tak usah banyak adat, baringkan dulu gadis itu ke atas
tanah"
Rupanya pria setengah baya ini bukan lain adalah Put to
sianseng, kakek dari Go siau Bi.
Se akan2 terlepas dari beban yang amat berat, serunya
kembali: "Apakah locianpwe yang memberi bisikan kepadaku
tadi."
"Benar" sahut Put to sianseng sambil berjongkok dan
memeriksa keadaan luka cucu perempuannya dengan
seksama, Sesaat kemudian ia berseru dengan hati terkesiap.
"Aduh.. sungguh lihay racun ini"
"Apa sudah tak bisa ditolong lagi.." bisik Han Siong Kie
agak tergagap.
Put to sianseng termenung dan berpikir sejenak, kemudian
jawabnya dengan lembut:
"Untuk ditolong sih masih bisa ditolong, cuma harus
membutuhkan banyak tenaga dan kerepotan"

690
Agak lega hati Han Siong Kie setelah mendengar jawaban
tersebut, ia merasa tak ada gunanya berdiam terialu lama
disana, cepat la memberi hormat dan berseru: "cianpwe, kalau
memang begitu aku hendak mohon diri lebih dahulu".
"Eh, tunggu sebentar"
Dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat,
telapak tangan put lo sianseng bergerak cepat, secara
beruntun ia totok belasan buah jalan darah penting dibadan
Go Siau Bi, kemudian dari sakunya ia mengambil keluar tiga
butir obat berwarna hijau dan dijejalkan kedalam mulutnya,
sementara beberapa butir yang lain dihancurkan dan
dibubuhkan keatas luka keracunan tersebut.
Selesai memberikan pertolongan, orang tua itu baru
menengadah dan berkata kepada si anak muda itu:
"Atas nama anak Bi, kuucapkan banyak terima kasih atas
pertolongan yang sudah kau berikan kepadanya"
"Locianpwee tak usah merendah, sudah sepantasnya kalau
aku yang muda memberikan bantuan, apalagi akupun pernah
berhutang budi kepada nona siau Bi"
"Apakah gurumu sudah meninggal dunia?" setelah
merandek sebentar, Put lo sianseng alihkan pembicaraannya
ke soal lain.
"Benar, guruku telah berpulang kealam baka.. tapi
darimana cianpwe bisa tahu tentang persoalan ini?"
"Aku dengar dari seorang perempuan yang menyebut
dirinya sebagai orang yang kehilangan sukma"
Terperangah hati Han siong Kie mendengar jawaban
tersebut, ia tak menyangka kalau semua gerak geriknya tak
lepas dari pengawasan orang yang kehilangan sukma, tapi..
kenapa ia sampaikan gerak geriknya ini kepada Put lo
sianseng? sebenarnya apa yang sedang dituju?

691
sekarang si anak muda itu baru tahu, kenapa Put to
sianseng bisa tahu kalau dia membawa lencana mutiara ok kiu
cupay, rupanya jago tua ini mendapat tahu dari mulut
perempuan misterius itu.
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya,
pemuda itu lantas berpikir:
" Kenapa aku tidak menggunakan kesempatan yang sangat
baik ini untuk menanyakan asal usul orang yang kehilangan
sukma? siapa tahu kalau Put to sianseng bersedia untuk
menerangkan? "
Berpikir demikian, diapun lantas bertanya "Locianpwee, kau
kenal dengan perempuan misterius yang mengaku sebagai
orang yang kehilangan sukma?"
"Haaah haaah haaah ketika aku masih melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan, perempuan itu masih
belum dilahirkan didalam dunia, darimana aku bisa kenal?
Tentu saja perkenalan ini baru berlangsung belum lama
berselang"
"Apakah locianpwee bersedia untuk memberi keterangan
kepadaku. ? . Bagaimanakah raut wajah orang yang
kehilangan sukma yang sebenarnya ???"
"Eh...aneh, kenapa kau ajukan pertanyaan seperti itu?" Putto
sianseng bertanya keheranan-
"sudah terlalu banyak budi kebaikan yang kuterima dari
mereka berdua, aku ingin membalas budi kebaikan tersebut,
tapi sayang aai sayang...aku tak tahu bagaimanakah raut
wajah mereka yang sebenarnya."
-000dewi000-
Jilid 19

692
"SUDAH KAU tanyakan soal ini kepada mereka, tapi mereka
tak bersedia memberitahukan kepadamu? bukan begitu?" ujar
put to sianseng kembali.
"Aku sendiripun tak dapat memberitahukan soal ini
kepadamu, sebab ketika aku berjumpa muka dengan dirinya,
permintaannya yang pertama adalah memegang rahasia ini
rapat2"
Han siong Kie tertegun dan tak bisa menjawab, akhirnya
dia menghela napas panjang dan tertunduk dengan muka
sedih.
Put to sianseng menatap sekejap wajah sianak muda itu,
kemudian ujarnya lagi:
"Kalau toh engkau adalah ahli waris dari Mi tiong ci mo,
dan lagi membawa pula tanda kekuasaan dari seorang
ciangbunjin, apakah engkau ada minat untuk menduduki kursi
kekuasaan tersebut untuk memimpin istana Huan mo kiong
diwilayah Thian-lam?"
"Tentang soal ini, sulit bagiku untuk menampiknya, tapi hal
itu bukan tugasku yang terutama, sebab bagaimanapunjuga
aku harus menuntut balas lebih dahulu atas dendam berdarah
yang menyelimuti diriku"
"Ehmm.. Kalau memang begitu, akupun ikut berharap agar
engkau bisa membersihkan kembali Istana Huan mo kiong dari
manusia2 laknat, serta membangun kembali perguruan Thianlam"
Dengan pikiran bimbang Han siong Kie mengangguk,
padahal ia tak tahu apa yang dimaksudkan siorang tua itu,
walau demikian dia sendiripun tak ingin banyak bertanya,
agaknya ia merasa bahwa persoalan itu masih terlalu jauh
untuk dipikirkan mulai sekarang, karena tiada persoalan lain

693
yang dipikirkan olehnya sekarang kecuali membalas dendam
serta lenyapkan musuh besarnya dari muka bumi.
"Bocah, duduklah disini" tiba2 Put to sianseng berkata lagi
sambil menuding kearah akar pohon disisinya.
"Apakah locianpwe masih ada petunjuk lain?" pemuda itu
bertanya.
"Benar, ada suatu persoalan penting hendak kubicarakan
lebih dahulu kepadamu dan persoalan ini harus dapat
diselesaikan sebelum aku masuk gunung"
Agak tergerak hati Han siong Kie mendengar ucapan
tersebut, terpaksa ia maju ke depan dan duduk diatas akar
pohon yang di tunjuk.
Dalam pada itu keadaan dari Go Siau bi yang lebih baikan,
bengkak merah telapak tanganpun sudah jauh lebih kempes
dan baikan-
Dengan pandangan mata yang tajam bagaikan sambaran
kilat, Put to sianseng menatap wajah sianak muda itu tak
berkedip kemudian ujarnya:
"Aku dengar engkau paling benci pada kaum wanita,
benarkah ada kejadian seperti ini?"
Untuk sesaat Has long Kie agak tertegun, akhirnya dia
mengangguk.
"Benar"
"Apakah rasa bencimu pada segenap wanita didunia ini
disebabkan ibumu kawin lagi dengan pria lain?"
Han siong Kie melongo dan berdiri menjublak, sorot mata
bengis dan penuh pancaran napsu membunuh menyelimuti
wajahnya sambil menyeringai seram ia menjawab: "Mungkin
saja begitu"

694
"Itu berarti pikiranmu keblinger, pendapat yang keliru, dan
pikiranmu terlalu cupat."
"Pendapat yang keblinger??"
"Tentu saja, cinta kasih apakah yang bisa menangkan cinta
kasih orang tua terhadap anaknya? cuma saja.."
"Aku sendiripun pernah berpikir demikian tapi sayang
kadangkala kenyataan memang jauh lebih kejam dari
bayangan"
"Bocah muda, ketahuilah seringkali banyak persoalan yang
terjadi dalam dunia jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan,
dikemudian hari engkau akan paham sendiri dengan keadaan
tersebut"
Per-lahan2 Han siong Kie tundukkan kepalanya, andaikata
pihak lawan bukan seorang jago tua yang berusia diatas
seratus tahun dan lagi mempunyai kedudukan yang sangat
terhormat dalam dunia persilatan, mungkin sedari tadi dia
sudah berlalu dari tempat itu, sebab selama hidupnya dia
paling takut kalau ada orang mengungkap tentang ibunya,
sebab disinilah letak luka hatinya yang paling parah.
"Bocah sekarang berilah satu jawaban yang sejujurnya atas
sebuah persoalan yang hendak kuajukan kepadamu"
terdengar Put lo sianseng berkata kembali.
Han siong Kie agak terperanjat dan segera menengadah
keatas memandang wajah orang tua itu, sahutnya dengan
tercengang:
"Katakanlah, aku akan bcrusaha untuk menjawab dengan
sebaik-baiknya.."
"Apakah engkau mencintai anak Bi?"
Han siong Kie terperangah, begitu tercengang dan
kagetnya sampai2 dia loncat bangun dari tempat duduknya,
lama sekali membungkam... akhirnya pemuda itu menjawab.

695
"Cianpwee, maafkan aku... aku tak dapat memberikanjawaban
yang sebaik-baiknya"
"Kenapa??"
"sebab mimpipun aku tak pernah menyangka kalau
cianpwee bakal mengajukan pertanyaan seperti itu"
"Mungkinkah engkau terpengaruh oleh pendapatmu yang
keblinger itu hingga tak mampu menjawab??"
"Bukan karena soal itu, tapi yang jelas aku benar2 tak
dapat memberikan jawaban yang baik "
" Kalau memang begitu aku hendak mengajukan satu
pertanyaan lagi kepadamu, tak lama berselang bukankah anak
Bi pernah menyelamatkan jiwamu dari dalam sungai dan
merawat lukamu selama beberapa hari dalam kamar
tidurnya."
"Aku yang muda masih dapat membedakan dengan jelas
mana budi mana dendam, suatu ketika aku pasti akan
membalas budi kebaikan ini" tukas Han siong Kie cepat.
"selain itu, bukankah kalian berdua pernah tidur bersama
dalam sebuah losmen yang sama setelah engkau menolong
jiwanya dari ancaman orang2 Huan mo kiong??"
"Benar sekalipun begitu aku masih belum dapat membalas
semua budi kebaikan yang pernah kuterima dari nona Bi"
"Dan sekarang engkau telah menolongnya kembali, dan
menggendong tubuhnya kesini"
Han siong Kie berusaha menekan rasa angkuh dan
jumawanya kedalam hati, tiba2 ia menengadah dan berkata
dengan dingin: "Apa salahnya kalau aku berbuat demikian"
"Masalah nomor satu bagi seorang wanita adalah kesucian
badannya" ujar Put to sianseng dengan suara dalam.
"meskipun sebagai putra putri orang persilatan memang tak

696
usah mempersoalkan adat istiadat yang serba titik bengek
terhadap kebebasan itu toh masih ada batas2nya.."
"Maaf cianpwe, aku bukankah seorang manusia tak
bermoral"
"Dengarkan dulu kata2ku, selama engkau beristirahat
selama beberapa hari dalam kamar tidurnya bagaimanakah
hubungan kalian berdua, selama kalian menginap bersama
dalam sebuah kamar losmen- bagaimanakah hubungan kalian,
lalu beberapa kali kau peluk tubuhnya, boleh dibilang tubuh
kalian sudah saling menempel..." .
Han siong Kie tertegun dan melangkah mundur setindak
kebelakang, serunya agak tergagap:
"Jadi.. kalau begitu cianpwe anggap keliru kalau aku
memberikan pertolongan kepadanya?"
"Tidak, engkau sama sekali tidak keliru"
"Lalu apa maksud locianpwe mengucapkan kata2 seperti
itu.."
"Aku cuma berharap agar engkau dapat menerima usulku"
"Apa yang hendak cianpwe usulkan?"
"Ikatlah hubungan perkawinan dengan anak Bi"
Terkesiap hati Han siong Kie mendengar permintaan itu,
sekujur badannya bergetar keras, mimpipun dia tak
menyangka kalau jago aneh dari dunia persilatan ini hanya
mengajukan permintaan seaneh itu .
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, ia teringat
kembali dengan peristiwa yang dialaminya dalam rumah
penginapan, dimana orang yang kehilangan sukma beserta
putranya telah menyaru sebagai penjual obat kelilingan, bukan
saja memusnahkan racun yang mengeram dalam tubuh Go
siau bi bahkan hendak menjodohkan pula gadis itu kepadanya
dengan menggunakan siasat, selain itu orang yang kehilangan

697
sukma pula yang menyuruh dia masuk kewilayah lian huan tui
untuk menolong Go siau Bi.
Ditinjau dari sini dapatlah diketahui bahwa semua yang
telah terjadi merupakan suatu rencana besar, dan orang yang
menyusun rencana besar itu bukan lain adalah orang yang
kehilangan sukma.
Tapi mengapa orang yang kehilangan sukma berbuat
demikian, sebenarnya apa yang hendak dia tuju?? Han siong
Kie benar2 merasa tak habis mengerti.
Bayangan tubuh Tonghong Hui berkelebat kembali dalam
benaknya, ucapannya yang begitu mengenaskan serta cium
mesrahnya yang sukar dilupakan...diam2 ia berfikir:
"selama hidup aku Han siong Kin tak akan mencintai
perempuan manapun, Kalau di katakan ada maka dia bukan
lain adalah Tonghong HHui, saudara angkatku itu, tetapi dia
telah pergi.. dalam perkataannya yang terakhir rupanya dia
sudah menunjukkan bahwa dia akan tinggalkan diriku untuk
selama-lamanya. sementara dia masib termenung, put to
sianseng telah berkata kembali.
"Eh bocah, anak Bi amat mencintai dirimu dan lagi kalian
sudah ditakdirkan untuk bersatu, apakah engkau masih saja
menampik ?" Han siong Kie tertawa getir.
"Locianpwee, keinginanmu tak mungkin bisa kuturuti"
"jadi engkau lebih suka anak Bi menikah dengan orang
lain?"
Han siong Kie dibuat menangis tak bisa, tertawapun tak
dapat, dengan cepat ia menentang:
"Locianpwee, engkau tidak merasa bahwa pendapatmu itu
terlalu dipaksakan?"

698
"Aku bukan sengaja mencari alasan yang di buat2, tapi
dalam kenyataan memang begitulah, sepanjang hidupnya
anak Bi tak mungkin bisa kawin lagi dengan orang lain"
"Maaf cianpwee, persoalan ini tiada sangkut pautnya
dengan aku"
"Bagaimana kalau dibicarakan dari sudut keadilan dan
kebenaran?"
"Aku merasa tidak berkewajiban untuk memikul tanggung
jawab tersebut. "
"jadi engkau tak bersedia?"
"Perkawinan adalah suatu kejadian yang maha besar dalam
sejarah seorang manusia dan kejadian besar itu tak bolah
dipaksakan, sebab kalau tidak maka tiada kebahagiaan yang
akan diterima oleh mereka yang bersangkutan"
Put to sianseng terbungkam oleh ucapan tersebut, dalam
kenyataan ada dua sebab yang memaksa dia harus berbuat
demikian-
Pertama, dia ingin mewujudkan apa yang diharapkan dan
diidamkan oieh cucu perempuannya .
Kedua, ia telah menerima permintaan dari orang yang
kehilangan sukma..
siapa tahu, akhirnya toh jerih payah tersebut mencapai
angka nol besar alias gagal total.
Kenyataan memang demikianlah, tak mungkin seseorang
memaksakan kehendaknya dituruti orang lain-
Kembali Han siong Kie termenung beberapa saat lamanya,
kemudian sekali lagi dia memberi hormat seraya berkata:
"Apabila locianwe tidak ada urusan lain, ijinkanlah diriku
untuk mohon diri" Put to sianseng menganggguk.

699
"Ehmm segala sesuatu yang ada dikolong langit dasarnya
memang jodoh, pergilah bocah."
Sekali lagi Han Siong Kie melirik sekejap kearah Go siau Bi
yang berada dalam keadaan tak sadarkan diri, timbul rasa
menyesal dalam hati kecilnya, tapi ia tak berhenti lama,
setelah putar badan secepatnya berlalu dari situ.
Memandang bayangan punggung sang pemuda yang jauh
meninggalkan tempat itu, Put to sianseng gelengkan
kepalanya berulang kali, menanti pemuda itu sudah tak
kelihatan ia baru menengadah keatas pohon sembari berseru:
"Banyak persoalan tak bisa ditentukan oleh manusia
sendiri, aku rasa kita harus meyerahkan keputusan terakhir
pada suratan takdir"
sesosok bayangan maousia bagaikan selembar daun kering
melayang turun dari balik rimbunnya dedaunan, ketika
mencapai permukaan tanah kelihatan kalau dia adalah
seorang perempuan berkain cadar, begitu mencapai tanah dia
lantas menjura dalam2 kearah Put-to sianseng.
Dia bukan lain adalah orang yang kehilangan sukma,
perempuan misterius itu dengan nada sedih ia berkata:
"sudah menjadi tanggung jawabku untuk mengatasi
kesulitan tersebut, bagaimanapun juga aku harus
mengurusinya"
"siapa tahu kalau perkembangan selanjutnya dimasa
mendatang sama sekali meleset dari dugaanmu sekarang??"
"semoga saja memang begitu, tapi andaikata apa yang
kutebak ternyata benar. aaai Bagaimanakah akibatnya, benar2
sukar dilukiskan dengan kata2"
Walaupun manusia harus berusaha, tetapi Thianlah yang
menentukan, kita memang harus berjuang dan berusaha
sekuatnya, tapi andaikata akhirnya meleset dari dugaan, apa
boleh buat lagi? Aaai karena tragedi yang menimpa

700
keluargaku, terpaksa aku harus muncul kembali dalam dunia
ramai. dan sekarang urusan telah beres, rasanya sudah tiba
pula saatnya bagiku untuk mengundurkan diri ketempat
pengasingan dan tak akan muncul kembali untuk selamanya,
bagaimana keadaan esok? biarlah evolusi yang menentukan
masing2 pihak" Bicara sampai disitu, dia lantas membopong
tubuh Go siau Bi dan berlalu dari situ.
orang yang kehilangan sukma hanya bisa berdiri termangu2
ditempat semula, lama.. lama sekali baru menghela
napas sedih, gumamnya seorang diri:
"Yaah.. memang kehendak manusia kadang kala tak bisa
terpenuhi, terpaksa aku harus serahkan semua keputusan
pada suratan takdir"
Bicara samai disitu diapun enjotkan badan dan meluncur
kebalik kegelapan.
sementara itu Han siong Kie yang berangkat tinggalkan put
to sianseng berdua, merasakan hatinya amat berat bagaikan
dibebani dengan besi seberat ribuan kati, berada di bawah
cahaya rembulan ia meluncur kedepan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat.
Kecurigaan dan rasa tak habis mengerti, lalu berkecamuk
dalam hati pemuda ini, terutama sekali dalam peristiwa
hendak dijodohkannya Go siau Bi dengan dirinya oleh Put lo
sianseng atas prakasa orang yang kehilangan sukma, ia tak
mengerti apa maksud dan tujuan dari perempuan misterius itu
?
sementara perjalanan masih dilangsungkan, mendadak
terlihatlah sesosok bayangan manusia dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat meluncur kearah samping hutan dan
lenyap dibalik kegelapan.
Menyusul mana muncul pula dua sosok... tiga sosok
bayangan manusia sehingga akhirnya berjumlah puluhan
orang, tujuan mereka sama dan ditinjau dari gerakan tubuh

701
mereka jelas merupakan kawanan jago persilatan yang
berilmu tinggi.
sianak muda itu jadi keheranan, selain tercengang diapun
merasa agak terperanjat.
Timbulah perasaan ingin tahu dalasm hatinya, ia segera
berkelebat kesamping tinggalkan jalan raya dan menyusul
kearah mana beberapa puluh bayangan misterius tadi
melenyapkan diri
Nun jauh disebelah depan, melesatlah beberapa puluh
sosok bayangan hitam tadi kearah sebuah bukit kecil.
Han siong Kie tak pernah ragu, diapun mengikuti pula
mendaki keatas bukit tersebut.
Bukit itu amit lebat dengan tumbuhan rerumputan, dibawah
sorot cahaya rembulan tampaklah pepohonan siong tumbuh
disana sini, dibalik rimbunnya pohon muncul sebuah bangunan
kuil yang terpencil letaknya.
Andaikata orang langsung menaiki bakit tersebut, mungkin
sulit bagi mereka untuk menemukan letak kuil tadi, berhubung
letak bangunan tersebut begitu terpencil dan lagi tertutup oleh
semak belukar yang tebal, maka siapa yang tidak membelok
dulu kesamping dan masuk dari rusuk atap, tak mungkin akan
menduga sampai kesana.
Han siong Kie jadi ragu2, ia tak tahu apa yang harus
dilakukan dalam keadaan seperti ini.
Pada saat itulah kembali ada tujuh delapan sosok bayangan
manusia meluncur datang, satu ingatan cerdik terlintas dalam
benak pemuda itu, cepat ia bersembunyi dibalik pohon
menanti rombongan orang2 itu sudah lewat, ia segera
kerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang paling tinggi
menyusul dibarisan belakang, dengan demikian apabila ada
penjagaan yang harus dilalui maka pastilah dia akan dianggap
sebagai anggota rombonganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
702
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang-orang itu
sangat hebat dan sempurna sekali, sepanjang perjalanan
mereka bergerak tanpa berhenti, beberapa langkah kaki
mereka seakan-akan tidak menempel diatas permukaan tanah.
orang yang bergerak dipaling depan rupanya sebagai
pimpinan rombongan, setiap kali bergerak beberapa tombak ia
lantas memberikan kode2 tertentu kearah pos penjagaansesaat
kemudian mereka sudah sampai di atas puncak
bukit, bangunan kuil ditengah lingkaran pohon siong pun
sudah terbentang didepan mata.
Cepat2 Han siong Kie meloncat naik keatas puncak pohon,
bagaikan seekor kelelawar ia mendekati kuil kuno tersebut
dengan langkah yang sangat ber hati2.
Ruang tengah kuil tersebut bermandikan cahaya lilin dan
tampak terang benderang, belasan orang tua muda duduk
berkerumun disitu sambil berbicara lirih.
Rombongan terakhir tadi masuk ke dalam kuil, seorang
kakek tua bermuka seram bermantel benang emas yang
duduk di belakang meja kebesaran segera bangkit berdiri, ia
menyapu sekejap seluruh ruangan, lalu dengan suara dingin
menyeramkan ujarnya:
"Jumlah anggota telah pas dan aku rasa semua orang
sudah hadir disini, sekarang pun huhoat akan mengumumkan
firman dari kaisar Tee kun serta rencana penggerakan kita
pada malam ini"
-ooodewiooo-
BAB 39
MENDENGAR ucapan tersebut, semua orang segeta alihkan
sorot matanya ke atas wajah kakek bermantel benang emas

703
itu, suasana dalam ruangan berubah jadi sunyi senyap hingga
tak kedengaran sediklt suarapun.
Setelah berhenti sebentar, untuk kedua kalinya kakek
bermantel benang emas itu menyapu seluruh ruangan,
kemudian sambungnya lebih jauh.
"Tugas kalian semua saat ini adalah berusaha untuk
menyelidiki jejak dari Mo mo-cuncu, dia lebih tersohor sebagai
Mo-tiong ci mo bagi orang persilatan didaratan Tiong goan
sini, menurut laporan dari para pengawal, beberapa waktu
belakangan ini dalam dunia persilatan telah muncul seorang
pemuda bergelar Malaikat penyakitan yang katanya menjadi
ahli waris dari Mo tiong ci mo, bahkan sudah menguasahi
penuh segenap ilmu silatnya hingga ia terhitung seorang
jagoan ampuh"
Kembali kakek bermantel benang emas ito berhenti
sebentar, sambungnya kemudian-
"Menurut laporan terakhir yang masuk, katanya malaikat
penyakitan tersebut ternyata bukan lain adalah penyaruan dari
manusia berwajah dingin Han siong Kie, usianya baru dua
puluh tahunan, paras mukanya sangat tampan, tapi sikap
serta tindak tanduknya amat dingin menyeramkan, karenanya
indentitas itu gampang ditemukan, jika mau temukan jejak Mo
tiong ci mo maka kita harus mencari keparat cilik itu lebih
dahulu, lebih baik jangan bentrok secara berhadapan dan
kalau bisa tangkap dalam keadaan hidup2, dalam bulan ini
juga kaisar akan tiba sendiri kedaratan Tiong goan, oleh
karenanya kalian musti berjuang dan berusaha dengan
sungguh2"
"Terima perintah" sahut semua anggota perkumpulan
dengan sikap menghormat.
Kakek tua bermantel benang emas itu tertawa seram, dari
sakunya dia ambil keluar sebuah lencana bulat dan diangkat

704
tinggi2 keudara, hardiknya dengan lantang: "firman dari Kaisar
Tee kun"
semua jago lihay yang hadir disana bersama2 bangkit
berdiri, muka mereka menunjukkan perasaan serius, sambil
bertekuk lutut mereka pasang telinga baik2. Dengan suara
dalam kakek itu berkata:
"Lima orang tianglo dari sepuluh tianglo ruang Goan lo wan
dari istana kita kini sudah masuk kedaratan Tiong goan,
apabila duduk perkara yang sebenarnya berhasil diketahui
mereka, akibatnya benar2 sukar dilukiskan dengan kata2,
untuk mengatasi kesulitan tersebut maka Kaisar Tee kun
sengaja menurunkan lencana ngo cu wan pay untuk bereskan
nyawa kelima orang tiangloo tersebut di sini juga, dari pada
mendatangkan bencana dikemudian hari"
Mendengar firman tersebut, semua jago anggukkan
kepalanya kemudian baru bangkit berdiri
Kembali kakek bermantel emas itu termenung sebentar,
lalu ujarnya lagi dengan muka menyeringai seram.
"Sebentar lagi kelima orang tiang lo itu akan tiba disini,
sekarang marilah kita laksanakan tugas seperti rencana
semula, kecuali empat tiam cu (ketua ruangan) yang lain
boleh tinggalkan tempat ini"
Ditengah berkelebatnya bayangan manusia para jago
sama2 bangkit berdiri dan keluar dari ruangan, kini yang
masih tinggal disitu cuma empat orang kakek tua bermantel
warna merah.
Tak lama kemudian, dua buah meja perjamuan telah
disiapkan dalam ruangan-
"Mari kita duduk dalam meja perjamuan sambil menantikan
kedatangan mereka" ujar kakek bermantel emas kemudian
kepada rekan2nya.

705
Lima orang kakek itupun ambil tempat duduk dimeja
perjamuan sebelah kanan, semua orang membungkam
sehingga suasana diliputi keheningan-
Malam semakin kelam, bukit yang sunyi diliputi suasana
yang tegang dan menyeramkancahaya
lilin memancar masuk kedalam ruang kuil,
menyinari wajah lima orang kakek tua yang mengerikan,
begitu menyeramkan sehingga menggidikkan hati siapapun
yang melihat..
Entah berapa lama sudah lewat, tiba2 dari tempat kejauhan
berkumandang suara pakaian panjang yang memecahkan
kesunyian-
Paras muka kelima orang kakek tua itu berubah jadi
tegang, kakek bermantel emas sebera berbisik lirih.
"Mereka sudah datang, kalian harus hati2 dan jangan
sampai ketahuan ...ketahuilah mereka berlima tak gampang
dilayani" Empat orang kakek bermantel merah itu sama2
mengangguk.
Demikianlah, kelima orang kakek tua itu segera bangkit dan
menuju keluar ruang kuil, mereka menunggu kedatangan
korbannya dengan mimik yang diperlihatkan seramah
mungkin-
Terdengar ujung baju tersampok angin, lima sosok
bayangan manusia dengan kecepatan luar biasa tahu2 sudah
melayang turun ke tengah halaman. Buru2 kakek bermantel
emas itu maju menyambut, ujarnya sambil menjura.
"Pelindung hukum Mo sam yu menyambut hormat kedatangan
tiang lo berlima "
Menyusul mana empat orang kakek bermantel merahpun
menyebut nama mereka sambil memberi hormat.
"Ketua ruangan penyiksa Pak Ji-hay memberi hormat untuk
tiang lo berlima"

706
"Kepala ruangan adat istiadat see Bun kong memberi
hormat kepada tiang lo berlima."
"Kepala ruangan pengontrolan dan keamanan Tiong Yu
memberi hormat untuk tiang lo berlima."
"Kepala ruangan pelatih teknis Be Yu too menyambut
kedatangan tiang lo berlima."
"Tak usah banyak adat" sahut kelima orang tianglo itu
sambil ulapkan tangannya.
Dengan langkah lebar mereka masuk kedalam ruangan,
dibawah cahaya lilin tampaklah kelima orang tianglo itu
bermuka keren berjenggot putih, mereka mengenakan baju
sutra yang halus, ditangan masing2 menggenggam sebatang
tongkat berkepala setan, usia diantara tujuh puluh tahunan-
Dengan senyum tak senyum pelindung hukum Mo sam Yu
berebut maju beberapa langkah kedepan kemudian sambil
memberi hormat katanya:
"Tianglo berlima tentunya sudah merasa amat lelah bukan,
silahkan minum arak dan bersantap"
Kelima orang tianglo itu mengangguk dan ambil tempat
duduk sementara kelima orang ketua ruangan itu ambil
tempat duduk pada meja perjamuan yang lain.
sungguh amat ramah pelayanan pelindung hukum Mo sam
Yu terhadap junjungannya, ia turun tangan sendiri untuk
memenuhi cawan arak kelima orang tianglo itu, kemudian
baru kembali ketempat duduknya sendiri
Menyusul mana dua orang pria berbaju hitam muncul
sambil menghidangkan sayur dan makanan lezat.
setelah perjamuan berlangsung beberapa waktu lamanya,
tianglo bermuka keren yang duduk diujung kiri buka suara,
ujarnya dengan suara dalam.

707
"Mo huhoat, aku telah mendengar suatu berita yang
mengerikan dalam dunia persilatan, apakah kalian tahu juga
tentang berita tersebut??"
Mo sam yu serta keempat orang ketua ruangan
menunjukan muka kaget tapi cepat2 mereka berpaling kearah
lain-
"Boleh kami tahu kabar apakah itu?? " tanya Mo sam yu
kemudian dengan sikap hormat. sekujur tubuh tianglo itu
bergetar keras, rupanya ia sedang berusaha menahan emosi
dalam hatinya.
"Tahukah kalian bahwa ciangbunjin telah melanggar
pantangan yang ditetapkan cousu dan secara diam2
mempelajari ilmu tui hun kang."
Paras muka kelima orang itu berubah hebat, sekujur tubuh
merekapun tampak ikut bergetar keras.
"Maksud tiangloo" bisik Mo sam Yu lagi dengan dahi
berkerut.
sinar mata yang sangat aneh memancar keluar dari ketua
para tianglo tersebut, ucapnya sepatah demi sepatah kata.
" Kaisar Tee-kun dari istana Huan mo kiong telah mengutus
orang masuk kewilayah Tionggoan untuk mencari gadis2
persilatan yang akan dihisap hawa dingin koan imnya guna
keperluan ilmu Tui hun kang tersebut."
"Ah Masa sudah terjadi peristiwa itu?" seru Mo sam yu
pura2 terperanjat "baru kali ini tecu mendengar berita yang
luar biasa ini"
"Hmm Andaikata apa yang kuselidiki tidak keliru, maka para
tianglo dari ruang Goan lo wan akan menjatuhkan hukuman
ang setimpal kepada kaisar sesuai dengan peraturan yang
berlaku"

708
suasana dalam ruangan seketika tercekam dalam
ketegangan serta keheningan yang luar biasa.
seorang tianglo berhidung samsi bermulut lebar yang
duduk disudut kiri mendadak awasi wajah Mo sam yu tajam2,
lalu tegurnya dengan secara tajam: "Pelindung hukum Mo,
benarkah engkau tak tahu menahu tentang persoalan ini?"
Sekilas cahaya bengis yang menggidikan hati terlintas
diatas wajah Mo Sam yu, tapi hanya sebentar saja cahaya itu
sudah lenyap kembali. "Tecu benar2 tak tahu, masa kami
berani membohongi tianglo berlima?"
"Baik, kalau memang begitu kami akan selidiki persoalan ini
hingga duduknya persoalan jadi jelas "
Mo sam yu membungkam dalam seribu bahasa. Dengan
wajah serius ketua para tianglo itu berkata lagi:
" Untuk sementara waktu baiklah persoalan ini tak usah
dibicarakan lebih dulu, andaikata kenyataan memang begitu..
yaa. kejadian ini benar2 merupakan suatu noda yang amat
besar bagi kita, Mo huhoat"
"Ada urusan apa tianglo?"
"Bagai manakah keadaan yang menyangkut tentang diri
ciangbunjin generasi yang lalu?"
"Menurut hasil laporan yang berhasil tecu kumpulkan, ahli
waris dari ciangbun cousu adalah malaikat penyakitan, dan
orang itu tak lebih cuma seorang pemuda yang belum lama
terjun kedalam dunia persilatan, semula dia bernama manusia
berwajah dingin Han siong Kie"
"Itu bukan masalah yang penting, persoalannya betulkah
dia adalah murid dari ciangbun supek, dan sekarang manusia
berwajah dingin ada dimana? apakah sudah diketahui?"
"Tentang soal ini.... tecu telah mengerahkan segenap
kekuatan yang ada untuk melakukan penyelidikan. "

709
"Andaikata ciangbun supek masih hidup di kolong langit,
paling sedikit usianya sudah mencapai seratus tahun lebih,
sampai sekarang aku masih tetap merasa tak habis mengerti,
kenapa dia orang tua harus berdiam didaratan Tionggoan
hampir lima puluh tahun lamanya"
Tiba-tiba Mo sam yu bangkit berdiri, lalu dengan sikap yang
sangat hormat ujarnya kepada kelima orang tianglo tersebut.
"Tianglo berlima, secara kebetulan tecu berhasil
mendapatkan seguci arak kenamaan yang nikmat rasanya,
orang2 sebut sebagai arak sin sin-tiok ( Arak naik sorga ) kali
ini sengaja tecu bawa untuk menjamu tianglo sekalian-."
"Arak naik sorga? aneh benar namanya" seru tianglo ketua
dengan nada tercengang. Mo sam yu tersenyum misterius.
"Menurut apa yang tecu dengar, barang siapa minum arak
ini maka rasanya seakan-akan sedang naik kesorga, oleh
sebab itu orang lantas sebut arak ini sebagai arak naik sorga"
katanya.
Habis berkata ia lantas ulapkan tangannya kepada seorang
pria baju hitam yang berdiri disamping ruangan serunya:
"siapkan arak wangi"
Dengan hormat pria berbaju hitam itu mengiakan lalu
berlalu dari situ, selang tak lama dia muncul kembali sambil
membawa sebuah botol porselen yang tingginya cuma
setengah depa.
Mo sam yu segera maju kedipan dan ia sambut botol arak
itu...
Mendadak sebelum botol arak itu tergenggam ditangan,
pria baju hitam itu gemetar keras, menyusul tubuhnya
terjengkang kebelakang, dengan sendirinya botol arak itupun
ikut mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula.

710
Paras muka Mo sam yu berubah hebat, ia bergerak maju
dan berusaha untuk menyambar botol arak tadi, tapi sayang
gerakan tubuhnya ini terlambat satu tindak...
Praang..." botol porselen itu terpecah menjadi beberapa
bagian, arak wangi pun berceceren diatas tanah... suatu
kejadian aneh berlangsung pula didepan mata, dari ceceran
arak wangi itu tiba2 mengepulkan asap tipis yang berwarna
hijau. semua orang jadi tercengang, siapapun tak menyangka
akan peristiwa tersebut.
Memandang asap hijau yang menguap keudara, paras
muka ketua tianglo itu berubah hebat, serunya dengan hati
terkesiap: "Aaah. Arak racun-.."
Mendengar seruan tersebut, empat orang tianglo lain yang
masih duduk seketika bangkit berdiri, sambil siapkan toya
kepala setan masing2, mereka awasi Mo sam yu tanpa
berkedip..
Waktu itu paras muka keempat orang ketua ruangan sudah
berubah jadi pucat pias bagaikan mayat. merekapun serentak
bangkit berdiri dari tempat duduknya.
Mo sam yu menyeringai seram, cepat2 dia enjotkan badan
dan mengundurkan diri kesamping keempat tamcu tersebut.
"Mo sam yu" hardik ketua tianglo sambil hentakkan toya
kepala setannya keatas tanah, "bagaimana penjelasannya
tentang peristiwa ini?? HHmm ayoh jawab" Mo sam yu,
pelindung hukum istana Huan mo kiong segera ter bahak2
dengan seramnya.
"Haahh haahh haahh.. apa yang musti kuterangkan lagi
Ketahuilah ke lima orang tianglo lain yang masih tertinggal
dalam istana, mungkin pada saat ini sudah menunggu dengan
tak sabaran di perjalanan menuju kealam baka.."
sekali lagi sekujur badan kelima orang tianglo itu bergetar
keras, muka mereka pucat dan mimpipun mereka berlima tak

711
pernah menyangka kalau lima orang tianglo lainnya yang
tertinggal diistana Huan mo kiong telah dicelakai pula jiwanya.
Betul2 suatu siasat busuk yang sangat mengerikan.
"Mundur" hardik Mo sam yu dengan suara rendah.
Berbarengan dengam keempat orang tiamcu tersebut,
serentak mereka berlima mundur kebalik patung arca ditengah
ruangan.
" Keparat busuk. manusia penghianat, kalian hendak kabur
kemana?" Bentak kelima oraog tianglo itu hampir berbareng.
setengah bentakan keras, masing2 putar toya kepala
setannya siap melancarkan serangan-.
"Enyah kembali kalian" mendadak dari balik patung arca
menggema pula suara bentakan keras.
Deruan angin pukulan yang amatsantar berhembus keluar
dari balik arca dan menggulung keseluruh ruangan, debu dan
atap berguguran keatas tanah, sementara lima sosok
bayangan manusia tadi terpental balik kedalam ruangan-
Menyusul mana, sesosok bayangan manusia munculkan diri
didepan mata, ternyata orang itu bukan lain adalah seorang
pemuda berwajah tampan dan bersikap dingin menyeramkan-
Mo sam Yu serta keempat orang tiamcu itu jadi amat
penasaran, begitu mereka terdorong mundur ketempat
semula, pada saat yang hampir bersamaan mereka berlima
membentak keras dan ber-sama2 melepaskan satu pukulan
yang maha dahsyat kearah pemuda tampan tersebut.
Dalam serangan tadi kelima orang tersebut telah
menggunakan tenaga sebesar sepuluh bagian, begitu dahsyat
daya pukulannya sehingga cukup menggetarkan hati siapapun
yang memandang.

712
sianak muda itu langsung putar sepasang telapak
tangannya satu lingkaran, kemudian dilontarkan kedepan
keras2:
"Blaammm.." ledakan dahsyat menggelegar diseluruh
angkasa, ruang kuil itu goncang keras se-akan2 terjadi gempa
bumi yang maha dahsyat.
Empat orang tiamcu itu mundur kebelakang dengan
sempoyongan, agaknya mereka tak kuat menahan kehebatan
serangan lawan-
Kebetulan pada waktu itu lima orang tianglo tersebut
sedang menerjang tiba dengan kecepatan bagaikan sambaran
kilat.
"Blaamm Blaamm keempat orang tianglo itu saling bertukar
satu pukulan dengan ke empat tiamcu tadi.
Ketua tianglo tidak berminat untuk mengawasi yang lain
incarannya hanya satu yakni Mo sam yu, pelindung hukum
tersebut, siapa sangka orang she Mo itu cukup licik, merasa
gelagat kurang menguntungkan cepat cepat ia menyelinap
keluar dari ruang kuil dan kabur terbirit-birit.
Ketua tianglo itu sama sekali tak menyangka kalau
musuhnya licik sekali, melihat kegesitan orang dia cuma bisa
mend epakkan kakinya keatas tanah sambil berseru dengan
geram:
"Aaai.. akhirnya toh dia berhasil juga kabur dari sini"
"Tianglo sekalian, cepat mundur dari sini" mendadak
pemuda itu membentak nyaring.
Dia lontarkan sebuah pukulan dahsyat kedinding belakang
ruangan, ditengah benturan keras yang memekikkan telinga,
batu bata dan pasir berguguran keatas tanah, dinding ruangan
seketika roboh separuh dan pemuda itupun meluncur keluar
lewat celah-celah lubang tadi.

713
Kelima orang tianglo itu cukup cekatan tanpa berpikir
panjang mereka segera enjotkan badan dan menyusul keluar.
Memberi peringatan, menjebolkan dinding ruangan serta
menerobos keluar dari ruangan walaupun dilakukan secara
bertahap namun kecepatannya sukar dilukiskan dengan katakata.
Dalam pada itu keempat orang tiamcu itupun sedang
memburu keluar lewat pintu ruangan-
Tiba2 terdengarlah suatu ledakan dahsyat yang
menggoncangkan seluruh permukaan bumi, diantara percikan
bunga api, puing2 berserakan di mana2 pasir dan batu
berhamburan keudara, suasana benar2 sangat mengerikan-
Dalam waktu singkat ruang kuil yang megah telah berubah
jadi setumpuk puing yang berserakan-,
sementara itu fajar telah menyingsing di ufuk sebelah
timur...
Dengan ter-mangu2 lima orang tianglo istana Huan mo
kiong yang baru saja lolos dari bencana mengamati ruang kuil
yang diledakkan itu, sekujur badan mereka gemetar keras
menahan emosi, mimpipun mereka tak mengira kalau anak
murid perguruan sendiri ternyata begitu tega untuk
melenyapkan tianglonya sendiri.
Empat orang tiamcu serta seorang pria baju hitam yang
agak lambat kabur dari ruangan, ikut meledak dan tubuh
merekapun hancur ber keping2 hingga tak berujud manusia
lagi.
Lama ..lama sekali.. lima orang tianglo itu baru menghela
napas panjang dan berpaling.
Dalam pada itu pemuda misterius tadi masih tetap berdiri
tenang kurang lebih dua tombak jauhnya dihadapan mereka.
Ketua tianglo itu segera menuju kedepan dan memberi
hormat, katanya:

714
"Berkat bantuan dari sauhiap. kami berlima nyaris menjadi
korban ledakan musuh...aai budi kebaikan sebesar ini tak akan
kami lupakan untuk selamanya"
" Kalian berlima adalah tianglo dari istana Huan mo-kiong?"
tegur pemuda itu dengan suara dingin-
"Benar" jawab sang ketua tianglo agak emosi, "dalam
ruang goan lo wan dari istana Huan mo kiong, aku menjabat
sebagai kepala dari sepuluh tianglo, aku she Tio bernama It
hui".
Kemudian sambil menuding empat tianglo lainnya dia
perkenalkan pula. "Dia adalah seng Thianpau, Ang sat siu,
Liok sau tan serta seh Jin hap"
Mengikuti arah yang ditunjuk. pemuda itu mendengarkan
dan mengawasi para tianglo itu dengan seksama, sementara
mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa. Menanti
dia selesai memperkenalkan diri, barulah Tio It hui berkata
kembali:
"Bolehkah aku tahu siapakah nama sebutan sauhiap ??"
"Manusia berwajah dingin"
"Ah.. " seruan tertahan berkumandang memecahkan
kesunyian, begitu mendengar disebutkannya nama tadi
dengan wajah kerut bercamcur girang kelima oramg tianglo
itu segera maju beberapa langkah kedepan, rupanya mereka
ingin mengamati bagaimanakah raut wajah manusia yang
sedang mereka cari selama ini.
Rupanya pemuda yang telah selamatkan jiwa kelima orang
tianglo dari istana Huan mo kiong itu bukan lain adalah
manusia berwajah dingin Han siong Kie adanya.
"sauhiap. boleh kami tahu asal perguruanmu?" Ang Pat siu
bertanya pula dengan emosi.

715
"Mendiang guruku adalah Mo tiong cimo iblis diantara iblis
Tong Leng adanya"
Kelima orang tianglo itu saling berpandangan sekejap.
kemudian bersama-sama maju beberapa langkah kedepan-
"Jadi.. jadi kau benar2 adalah ahli waris dari ciangbun
supek Tong Ceng?" tanya To It hui dengan tersendat-sendat.
"Ucapanmu tak salah "
"Ah, kau sebut mendiang gurumu? Apakah ciangbun supek
dia orang tua.."
"Benar, dia orang tua telah meninggal dunia "
sekali lagi kelima orang tianglo itu bergetar keras, song
Thianpau yang berhidung samsi bermulut lebar sebera
berteriak lantang: "Masa Ciangbun supek telah meninggal
dunia?"
"Benar, aku tidak bohong"
"Sudah berapa lama dia meninggal dunia?"
"Dua hari berselang "
"Kau simpan ditmana jenasahnya??"
"Telah kukebumikan ditengah hutan lima puluh li dari
wilayah Lian huan tau, disitu sudah kupancang batu nisan
sebagai tanda "
"Apakah ciangbun supek meninggalkan pesan-pesan
terakhirnya??"
"Ada "
"Bolehkah kami ikut tahu? " sambung Tio It hui dengan
cepat.
Han siong Kie merogoh kedalam sakunya dan tiba2 ambil
keluar sebuah benda bersinar terang.

716
"Aih..Lencana mutiara setan bengis.." jerit lima orang
tianglo itu hampir berbareng. Menyusul mana dengan sikap
yang sangat hormat mereka bertekuk lutut sambil
menyembah. "Anak murid Thiang lam menghunjuk hormat
buat lencana suci peninggalan cousu"
setelah menghormat tiga kali dengan sikap horma,. mereka
lantas bangkit berdiri, sementara air mata telah jatuh
berlinang membasahi wajah mereka.
sesaat kemudian Tio It hui baru menjura dalam2 kearah
Han siong Kie seraya memanggil:
"Menghunjuk hormat buat ciangbun suheng"
Empat tianglo lainpun sama2 ikut menjura dan memberi
hormat. .
Menghadapi keadaan tersebut, Han siong Kiejadi gelagapan
dengan sendirinya, cepat2 dia balas memberi hormat sambil
berseru: "Tianglo sekalian tak usah banyak adat"
To It hui menghela napas panjang, tiba2 ia menengadah
keudara dan menghela napas panjang.
"Aaai rupanya sukma cousu masih melindungi anak cucu
muridnya, akhirnya lencana suci perguruan dapat kembali lagi
ke Thian lam" Kemudian la berpaling kearah Han siong Kie
dan bertanya.
"suheng, kapan kau akan pulang ke Thian lam untuk
memangku jabatan sebagai ketua perguruan??"
"Tentang soal ini.. sulit bagiku untuk memberi keputusan,
apalagi dalam keadaan seperti ini, Aaai yang penting sekarang
adalah bagaimana pendapat tianglo sekalian mengenai
peristiwa yang telah terjadi pada malam ini?"
Dengan muka murung kelima orang tianglo itu saling
berpandangan sekejap. lalu terdengar To It hui menjawab.

717
"Kami merasa betapa gawatnya situasi yang kita hadapi
sekarang, terutama sekali dengan penghianatan dari Mo sam
yu sekalian, cuma.. kami belum tahu dimanakah letak maksud
tujuan mereka??"
Han siong Kie mendengus dingin-
"Hmm Berambisi besar untuk menguasahi perguruan, suatu
kejadian yang sangat tidak menguntungkan posisi kita, Aaai
Sebelum ajalnya tiba mendiang suhu tak pernah
membicarakan soal perguruan kita, dan lagi aku sendiripunkurang
begitu tahu tentang seluk beluknya dapatkah To
tianglo memberi keterangan untukku??"
To It hui mengangguk...
"Ayoh kita duduk diatas anak tangga ruang samping sana,
aku pasti akan memberi keterangan yang sejelas-jelasnya bagi
suheng"
Maka mereka berenampun bergerak ke samping ruangan,
dan duduk disitu.
setelah semua orang ambil tempat duduk barulah To It hui
menutur dengan suara berat:
"Perguruan Thian lam sudah berusia beberapa ratus tahun
lamanya, sejak cousu sampai Tong supek telah mengalami
pergantian ketua sebanyak sepuluh generasi, menurut
peraturan perguruan maka ciangbunjin disebut pula sebagai
kaisar atau Tee-kun, biasanya kedudukan tersebut diturunkan
pada murid yang tertua, tapi seandainya terjadi hal-hal yang
luar biasa maka para tianglo dari Goan lo wan yang akan
pegang pucuk pimpinan untuk sementara waktu. Ketua atau
kaisar perguruan kita saat ini bernama Wi Ek beng, dan
diangkat sebagai ketua berdasarkan hasil rapat dari para
tianglo ruang goan lo wan setelah Tong supek lama lenyap tak
berbekas.

718
Han siong Kie anggukkan kepalanya tanda mengerti.
sesudah berhenti sebentar, kembali Tio It hui lanjutkan
kata2nya:
"Tong supek semuanya punya tiga saudara perguruan,
Tong supek menempati kedudukan paling atas, ji supek
bernama Bu ih tay, Datuk tanpa bayangan cu siang yakni
suheng dari Wi Ek beng yang menjabat sebagai Tee-kun
sekarang, sedang kami bersepuluh agak lambat masuk
perguruan- maka guru kami adalah Keng thian cu Pilar
penyangga langit Hoa Hong yang menempati urutan terakhir.
"Jadi kalau begitu kesepuluh orang tiangloo dari ruangan
Goan lo wan sekarang adalah ahli waris dari sam susiok?" sela
Han siong Kie dari samping.
"Betul suheng sebagai ahli waris dari toa supek dan lagi
mempunyai lencana mutiara ok-kui cupay dari perguruan, itu
berarti suhenglah ketua perguruan kami, dan sepantasnya
kalau Tee-kun sekarang harus mengundurkan diri dari jabatan
dan masuk ruang Goan lo wan sebagai seorang tianglo pula" .
Han siong Kie mengangguk. serunya kemudian dengan
suara dalam.
"Dan dari sini pula sumber dari peristiwa penghianatan
yang terjadi pada malam ini"
Mendengar perkataan tersebut, kelima orang tianglo itu
segera bangkit berdiri, serunya dengan penuh kemarahan-
"Maksud suheng semua rencana busuk dan perangkap
terkutuk yang dilakukan penghianat2 itu adalah hasil karya
dari Tee-kun wi Ek beng???"
" Tepat sekali "
Paras muka kelima orang tianglo itu berubah hebat,
pancaran sinar aneh menyelimuti wajah mereka semua.

719
setelah berhenti sebentar, Han siong Kie melanjutkan
kembali, kata2nya.
"Aku rasa kelima orang tianglo yang kini masih tertinggal
dalam ruangan Goan lo wan, mungkin saja sudah ditewaskan
oleh mereka"
Dengan hati terkesiap kelima orang tianglo itu mundur
selangkah kebelakang, bulu kuduk mereka bangun berdiri.
Liok sau tan segera meraung keras, serunya:
"Perkataaa suheng tak salah, sebelum tinggalkan tempat ini
Mo sam yu penghianat tersebut telah mengatakan pula
begitu""
-ooodewiooo-
BAB 40
DENGAN penuh kegusaran To It hui menghentakkan toya
kepala setannya kearah tanah, serunya dengan cemas:
"Apa maksudnya ciangbun tee kun berbuat sekeji ini? aku
benar2 tak habis mengerti" Perlahan2 Han siong Kie bangkit
berdiri, katanya dengan suara mendalam:
"Wi Ek beng berani melanggar peraturan dengan mengutus
anak buahnya masuk kedaratan Tionggoan untuk mencari sari
perawan anak gadis guna bahan latihan Tui- hun- kangnya,
perbuatan ini merupakan suatu dosa besar yang tak dapat
diampun lagi, apa lagi setelah mengetahui guruku masih hidup
dan untuk pertahankan kedudukannya telah melakukan
perbuatan terkutuk itu, dosanya harus ditebus dengan
kematian, ketahuilah, meskipun dia kirim Mo sam yu beserta
puluhan orang begundalnya datang kedaratan Tionggoan
dengan alasan menyelidiki keadaan guruku, dalam kenyataan
mereka hendak bunuh para tianglo, guruku serta aku sendiri"

720
Betapa gusarnya kelima orang tianglo itu setelah
mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, sepasang mata
mereka melotot penuh kemarahan, mukanya merah padam,
rambutnya pada bangun berdiri dan sekujur badan gemetar
keras. Terdengar Han siong Kie berkata lagi:
"Menurut kata2 yang diucapkan penghianat Mo sam yu
sebelum kabur, wi Ek beng, ketua Thiam lam sekarang hendak
datang sendiri kedaratan Tionggoan untuk menyelesaikan
masalah ini, menurut dugaanku setelah kelompok penghianat
tadi lolos dari cengkeraman kita, mereka pasti sudah
berangkat pulang ke Thian lam untuk melaporkan kejadian ini
kepada pemimpinnya"
TO It hui menengadah dan menghela napas panjang.
"Aaai Peristiwa ini merupakan suatu bencana besar bagi
perguruan kita, sejak didirikan oleh cousu"
"sute sekalian harus sebera berangkat kembali kewilayah
Thian lam" kata Ang Pat siu pula dengan penasaran. "siapa
tahu kita bisa mendahului mereka dan mencegah terjadinya
tragedi besar? ciangbun suheng, harap kau segera turunkan
perintah"
Han siong Kie merasa agak serba salah, dewasa ini dia
harus membereskan dahulu teka teki mengenai Tengkorak
maut asli dan tengkorak maut gadungan, kemudian berusaha
pula merebut kembali kitab pusaka Hud jin popit dan melatih
kepandaian itu untuk menuntut balas.
Tapi sekarang, dia sudah diangkat sebagai ketua perguruan
istana Huan mo kiong, sudah sepantasnya kalau dialah yang
turun tangan menanggulangi penghianatan tersebut. Tanpa
terasa ia tundukan kepalanya dan berpikir keras.
Dengan sedih lima orang tianglo lainnya menengadah dan
menghela napas, mereka semua semua membungkam dalam
seribu bahasa.

721
suasana jadi hening, sepi.. dan tak kedengaran sedikit
suarapun, yang terdengar hanya hembusan angin gunung
yang sepoy2 sejuk..
Fajar telah menyingsing, sang surya memancarkan sinar ke
emas2annya keempat penjuru, dan menerangi pula puing
berserakan ditengah kuil serta beberapa sosok mayat yang
bergelimpangan disana sini dalam keadaas tak utuh.
Penghianatan terhadap istana Huan mo kiong serta
dendam berdarahnya sedalam lautan membuat pikiran dan
perasaan Han siong Kie bertambah kalut. Lama...lama sekali,
akhirnya sianak muda itu berkata dengan suara berat.
"Tindakan paling baik yang harus kita lakukan sekarang
adalah menghadang jalan pergi Mo sam yu sekalian sehingga
peristiwa ini tidak sampai tersiar kembali ke Thian-lam,
dengan begitu maka Tee kun yang sekarang tentu akan
datang kedaratan Tionggoan seperti rencana semula dengan
begitu kita pun bisa bereskan mereka dengan mudah, akan
sedikit banyak kita bisa mencegah jangan sampai kelima
orang tianglo yang masih tertinggal di istana mengalami
musibah, sebaliknya kalau kita gagal untuk menghadang
kepergian mereka, pihak istana tentu akan menyadari kalau
rencana mereka sudah mengalami kegagalan total, kelima
orang tianglo itupun tentu akan makin cepat menemui ajalnya,
entah bagaimana menurut pendapat tianglo sekalian??"
"Perkataan dari ciangbun suheng memang tepat sekali"
sahut To It hui cepat: "Ayoh kita berangkat sekarang juga,
persoalan ini tak dapat di tunda2 lagi"
"Baik" Han siong Kie enjotkan badan berangkatkan
tinggalkan tempat itu, menyusul kelima orang tianglo
mengikuti dibelakangnya.
Enam sosok bayangan manusia dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat meluncur kebawah gunung dan
berkelebat ditengab jalan raya.

722
Han siong Kie dengan tenaga dalamnya sebesar dua ratus
tahun hasil latiban menerjang terus kedepan dengan
kecepatan luar biasa, apalagi ilmu Cahaya kilat lintasan
bayangan dikerahkan sedemikian rupa, membuat kecepatan
geraknya sukar dilukiskan dengan kata2,
menyaksikan kehebatan sianak muda itu kelima orang tiang
lo tersebut benar-benar merasa sangat kagum.
Dengan usianya sebesar duapuluh tahun namun ternyata
sudah menguasahi kepandaian sehebat itu, betul2 suatu
kejadian yang langka dalam dunia persilatan.
sampai disini, selain kelima orang tiang lo itu merasa sedih
karena penghianatan yang terjadi dalam perguruannya,
mereka pun merasa gembira atas keberhasilannya supek
mereka menerima seorang murid pandai sebagai
penggantinya, dari pemuda inilah diharapkan kecemerlangan
serta kejayaan perguruan Thian lam dikemudian hari. Mereka
telah menembusi hutan yang lebat jalan raya terbentang luas
didepan sana.
Ditengah kesunyian yang mencekam seluruh jagat,
mendadak Han siong Kie menjerit kaget dan segera hentikan
perjalanannya. Melihat ciangbun suhengnya berhenti lima
orang tiang lo yang mengikuti dibelakang pun ikut hentikan
perjalanan:
" Ciangbun suheng, apakah engkau menemukan sesuatu
yang aneh?" tegur Ang Pat sin dengan keheranansementara
itu To It hui telah alihkan pula sorot matanya
kearah yang dipandang pemuda itu, lima tombak ditepi hutan
tepatnya diatas sebuah batu besar terletaklah sebuah batok
kepala manusia berwarna merah darah. Tak kuasa lagi kakek
tua itu menjerit kaget: "Aah Tengkorak darah milik benteng
maut"
Mendengar seruan tersebut, paras muka empat orang tiang
lo lainnya ikut berubah hebat, meskipun selama ini mereka

723
bermukim diwilayah Thian-lam yang jauh, tapi nama besar
Tengkorak maut cukup mereka kenal. apalagi gembong iblis
tersebut merupakan seorang datuk lihay yang disegani
segenap manusia dikolong langit.
Pemilik benteng maut telah memaparkan lambang mautnya
ditepi hutan, itu berarti datuk sakti tersebut berada disekitar
tempat itu, lalu apa tujuannya menghadang jalan kepergian
mereka?
Seng Thian pan tianglo kedua mundur selangkah dengan
muka tercekat, lalu berkata:
"Aku dengar sejak lima belas tahun berselang pintu
benteng maut sudah tertutup dan pemilik benteng maut tak
pernah muncul kembali dalam dunia persitatan, kenapa lima
belas tahun kemudian gembong iblis ini..."
Paras muka Han Siong Kie telah berubah jadi hijau
membesi karena menahan emosi, dengan sorot mata tajam ia
ulapkan tangannya memotong ucapannya yang belum selesai,
kemudian serunya dengan suara mendalam:
"Tianglo berlima tak usah berdiam diri terus, kalian boleh
segera tinggalkan tempat ini dan kejarlah murid penghianat
Mo Sam yu serta begundal2nya sekuat tenaga."
"Bagaimana dengan suheng sendiri" tanya Sah Jin tap
dengan alis mata berkerut.
"Setelah urusan disini selesai, aku segera menyusui kalian "
"Tapi suheng adalah seorang ciangbunjin, kami berlima tak
akan berlega hati"
"Segera tinggalkan tempat ini Persoalan paling penting
yang harus kita kerjakan sekarang adalah mengejar serta
menghadang Mo Sam yu sekalian pulang ke Thian lam."
"Apakah suheng akan bertarung??"

724
"Tak mungkin kemunculan tengkorak maut hanya suatu
kebetulan saja, karena itu aku suruh kalian segera tinggalkan
tempat ini "
"Tentang soal ini" To it hui masih kelihatan agak ragu2.
"Tak usah banyak bicara lagi, ini perintahku" tukas Han
siong Kie cepat.
Dengan alis mata berkenyit kelima orang tianglo itu saling
berpandangan sekejap. akhirnya mereka menyahut
berbareng:
"Hamba sekalian terima perintah dari cianbunjin-" tanpa
banyak bicara lagi berangkatlah merela tinggalkan tempat itu.
Rupanya Han siong Kie dapat merasakan bahwa
kemunculan tengkorak maut dalam keadaan begini pasti
bukan karena kebetulan saja, bagaimanapun juga baik dia
adalah tengkorak maut gadungan atau tengkorak asli, tenaga
dalam yang dimiliki luar biasa sekali, jika kelima orang tianglo
itu tetap berada disini, maka suatu kemungkinan terjadinya
bencana tak bisa dihindari.
selain itu diapun kuatir kalau Mo sam yu sekalian manusia2
penghianat yang sedang melarikan diri berhasil menuju Thian
lam atau bergabung kembali dengan Tee kun istana Huan mo
kiong saat ini, jika sampai terjadi hal begitu, niscaya keadaan
akan semakin kalut.
Dengan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang, dia
berjalan dengan kecepatan luar biasa, apalagi kalau
mengerahkan dengan segenap kekuatan yang dimilikinya,
niscaya kelima orang tianglo itu tak akan mampu menyusul
dirinya.
oleh sebab itulah dia ambil keputusan untuk membiarkan
kelima orang tianglo itu berangkat lebih dahulu, kemudian ia
baru akan menyusul dari belakang.

725
Tetapi diantara kesemuanya itu, yang paling penting
Tengkorak maut adalah musuh besarnya, dia hendak
membuktikan manakah musuh besar yang sebenarnya
diantata tengkorak maut asli dan gadungan, disamping itu
diapun hendak merampas kembali pusaka Hud jiu po pit yang
telah dirampas tengkorak maut gadungan, ia tak ingin orang
lain ikut serta dalam pembalasan dendam ini.
Karena itulah setelah berpikir beberapa kali, akhirnya dia
ambil keputusan untuk mengusir kelima orang tiang lo itu dari
situ.
setelah anak buahnya berlalu, selangkah demi selangkah
Han siong Kie mendekati tengkorak berlepotan darah yang
ada diatas batu besar itu.
serentetan suara tertawa yang menggidikkan hati
berkumandang memecahkan kesunyian, sesosok bayangan
manusia berwana hijau berkain cadar hitam munculkan diri
dari balik pepohonan yang lebat.
Han siong Kie terkesiap. cepat2 dia hentikan langkah
kakinya.
Tanpa disadari suasana dalam hutan itu diselimuti oleh
kemisteriusan serta kengerian yang mencekam.
Bayangan manusia itu tidak terlalu asing bagi Han siong
Kie, sebab orang itu bukan lain adalah tengkorak maut.
Menyusul kemunculan tengkorak maut, Han siong Kie
merasakan darah panas dalam rongga dadanya bergelora
keras, dengan sepasang mata yang tajam menggidikan hati ia
awasi musuhnya tanpa berkedip..
Dengan langkah yang cepat Tengkorak maut mendekati
batu cadas tadi dan menyimpan kembali lambangnya,
kemudian sambil tertawa seram katanya:
"Manusia berwajah dingin, per-tama2 kuucapkan selamat
lebih dahulu kepadamu, karena kau sudah diangkat menjadi

726
Tee kun dari perguruan Thian lam" Han siong Kie mendengus
dingin. "Hmm Tengkorak maut, aku sedang mencari jejakmu"
"Bagus sekali, akupun sedang mencari engkau"
Dengan sorot mata yang tajam Han siong Kie menyapu
sekejap kearah telapak tangannya, kemudian sambil tertawa
dingin ejeknya:
"Heehh heehh .heehh.. rupanya engkai sengaja mencatut
nama Tengkorak maut untuk bikin keonaran?"
"Ucapanmu tepat sekali, pandangan matamu memang
cukup tajam, tidak salah dugaanmu memang tepat dan
akupun tidak bermaksud untuk menyangkal"
Han siong Kie termenung dan berpikir sebentar, ia merasa
sebelum pertarungan di langsungkan maka pertama2 dia
harus berusaha untuk merampas kembali pusaka Hud jiu po
pit yang kena direbut musuhnya itu, kemudian baru
membuktikan apakah dialah Tengkorak maut yang sudah
membasmi keluarga Han pada lima belas tahun berselang.
setelah ambil keputusan, dia segera melayang maju sejauh
delapan depa kedepan dan menegur:
"Tengkorak maut.. bawa kemari"
"Apanya yang bawa kemari"
"Kitab pusaka Hud jiu po pit"
"Haahhh haahhh haaahh jangan kuatir, aku memang punya
maksud untuk mengembalikan kepadamu"
Han siong Kie agak tercengang, ia merasa perkataan itu
sama sekali tak percaya Tengkorak maut akan mengembalikan
pusaka Hud jiu po pit kepadanya? Mungkinkah dibalik kejadian
ini masih terselip rencana busuk lain?.
" Engkau akan mengembalikan kepadaku? " ulang pemuda
tersebut dengaan nada tercengang.

727
"Benar, pusaka Hud jiu po pit terdiri dari satu pasang, siapa
tahu berada yang sebelah sudah tertanam dimana? buat aku,
tak ada gunanya ...."
" Kalau memang begitu.. bawa kemari"
Tengkorak maut gadungan merogoh sakunya dan ambil
keluar pusaka Hud jiu po pit tersebut dari sakunya. kemudian
sambil diacungkan diudara katanya: "Nah, barangnya ada
disini ......."
Han siong Kie merasakan jantungnya berdebar keras,
serunya dengan segera:
" Engkau betul2 akan mengembalikan benda itu
kepadaku?"
"Tentu saja, masa bohong?"
"Hmm Aku tahu, tentunya kau punya maksud lain dibalik
pengembalian tersebut"
"Hehhmm.. Tidak malu menjadi ahli waris dari Mo tiong ci
mo, engkau memang cukup cerdik"
"Apa tujuanmu?" seru Han siong Kie kemudian dengan
muka berubah jadi dingin.
"Aku hendak mengajukan sebuah syarat sebagai pengganti
dari benda pusaka ini"
"Pertukaran syarat?"
"Benar, pertukaran syarat"
"Apa syaratmu?"
" Engkau pernah masuk kedalam benteng maut bukan?"
Tergerak hati Han siong Kie, ia lantas bertanya sendiri
didalam hati apa tujuannya Tengkorak maut gadungan
mengajukan pertanyaan tersebut?. sesudah ragu2 sebentar,
akhirnya dia menjawab: "Benar, memang begitu keadaannya"

728
"Nah, disinilah letak persyaratan yang hendak kuajukan
kepadamu"
"Coba katakan "
Tengkorak maut gadungan tertawa seram lalu ujarnya.
"Manusia berwajah dingin, sebelumnya aku hendak
beritahu dulu kepadamu, jika kau tidak sanggupi syaratku ini
maka jangan harap kau bisa mendapatkan kembali pusaka
Hud jiu po pit ini"
Han siong Kie mendengus dingin, ia lantas berpikir dalam
hatinya.
"Entah syarat apa yang hendak dia ajukan, tapi yang jelas
syarat tersebut pasti ada hubungannya dengan perjalananku
masuk kedalam benteng maut, untung posisiku lebih
menguntungkan. "
Berpikir sampai disini, dengan angkuh ia lantas menjawab.
"Aah Belum tentu begitu"
"Baik, bagaimana kalau kita bicarakan pertukaran syarat??"
"Coba katakan, kalau memang masuk diakal akan
kupertimbangkan sebaik-baiknya."
"Asal engkau bersedia untuk menerangkan tujuanmu
masuk kebenteng serta apa yang kau lihat selama dalam
benteng, pusaka Hud jiu po-pit ini segera kukembalikan
kepadamu."
Han siong Kie putar otak dan berusaha menyelami jalan
pikiran orang, ia tahu Tengkorak maut gadungan pasti
mempunyai tujuan tertentu dengan perbuatannya itu, kalau
tidak tak mungkin ia rela mengorbankan pusaka Hud jiu po pit
hanya dikarenakan ingin mengetahui keadaan dalam benteng
maut.

729
Diapun mulai berpikir2 siapakah pembantai keluarganya?
Tengkorak maut yang asli? ataukah Tengkorak maut yang
gadungan?.
Dia kuatir, seandainya pembantai tersebut dilakukan
Tengkorak maut gadungan, maka jika dia bocorkan rahasia
benteng maut bukankah sama halnya dengan bikin celaka
orang yang tak bersalah? apalagi orang itu adalah ayah
Tonghong Hui kekasih yang dicintainya. Berpikir sampai disitu,
dia lantas menjawab dengan ketus: "sayang tak dapat
kupenuhi"
"Kenapa?" tanya Tengkorak maut gadungan agak
tercengang.
"Bisa saja kalau kau ingin tahu tujuanku masuk kedalam
benteng, tapi aku tak dapat memberitahukan kepadamu
tentang apa yang kulihat dalam benteng tersebut".
"Jadi kau tidak ingin memperoleh kembali pusaka Hud jiu
po pit ini..?"
Han Siong Kie mendengus dingin, bukan menjawab dia
malahan balik bertanya: "Dan kau anggap aku sama sekali tak
berkemampuan untuk merebutnya kembali?"
"Siapa tahu kalau memang begitu?"
"Bagaimana kalau kita buktikan saja? " seraya berkata
tubuhnya lantas bergerak kedepan slap melancarkan pukulan
dahsyat...
"Eh tunggu sebentar?" tiba2 Tengkorak maut gadungan
berseru sambil mundur selangkah kebelakang.
"Apa yang hendak kau katakan lagi?"
"Urusan ini, biariah aku yang mengalah"
"Engkau bendak mengalah?"
"Benar, akan kuturuti saja syaratmu itu"

730
Han Siong Kie agak termenung, kemudian ujarnya:
"Kalau memang begitu, akan kuberitahukan kepadamu, aku
mendapat perintah dari mendiang guruku untuk mewakili dia
orang tua berduel dengan Pemilik benteng maut".
"Apa? kau tantang pemilik benteng maut untuk berduel?"
"Benar, dapat pula dikatakan kita beradu kepandaian untuk
mengetahui siapa yang lebih tangguh."
"Kenapa begitu?"
"Maaf, tak dapat kuberitahukan kepadamu"
"Dan akhirnya kau kalah, bahkan kalah secara
mengenaskan bukan? " seru Tengkorak maut gadungan
dengan cepat.
"Berdasarkan apa engkau dapat mengatakan demikian ?"
"Manusia berwajah dingin, untuk mengalahkan aku saja
kau belum mampu, apalagi menghadapi pemilik benteng maut
yang ber kali2 lebih hebat.." Han siong Kie tertegun dan tak
mampu menjawab.
-000dewi000-
Jilid 20
TENGKORAK maut gadungan tertawa dingin, sambungnya
kemudian:
"Manusia berwajah dingin, apa yang sudah kujanjikan tak
akan kupungkiri lagi, Nah sekarang terimalah kembali benda
pusaka ini"
Pusaka Hud jin po pit yang berada dalam genggemannya
benar2 disambitkan kearah pemuda itu,

731
Han siong Kie menyambutnya dengan cepat lalu berdiri
tertegun, mimpipun dia tak menyangka kalau pusaka yang tak
ternilai harganya itu bisa diperoleh kembali dengan mudah.
setelah mengembalikan pusaka Hud jiu po pit tersebut
ketangan sang pemuda mendadak Tengkorak maut gadungan
menengadah dan terbahak bahak dengan serunya:
"Haahhh haahh haahhh manusia berwajah dingin, sekarang
aku akan beritahu kepadamu secara blak blakan Tahukah
engkau, apa sebabnya kuajukan syarat tersebut kalau aku
tidak berbuat demikian, tak nanti kau akan menjawab dengan
sejujurnya, dan sekarang apa yang ingin kuketahui sudah
kudapatkan, maka benda mustika itupun akan kutarik
kembali"
"Mampukah kau berbuat demikian?" teriak Han siong Kie
dengan penuh kegusaran.
"Mampu atau tidak. toh sebentar lagi akan kubuktikan"
Begitu dia selesai berbicara, sebuah angin pukulan yang
maha dahsyat secepat kilat meluncur kedepan dan
menggulung tubuh musuhnya:
Cepat2 Han siong Kie simpan pusaka Hud jiu po pit itu
kedalam saku, lalu dengan keras lawan keras dia sambut
datangnya ancaman tersebut.
"Blaaamm...." suatu ledakan dahsyat yang memekikkan
telinga menggeletar di angkasa, pasir dan debu beterbangan
memenuhi seluruh angkasa, diantara daun yang berguguran
kedua belah pihak mundur selangkah kebelakang.
Tengkorak maut gadungan membentak keras, tubuhnya
melesat kedepan dan menerjang Han siong Kie dengan penuh
kekejaman, pukulan tangan kanannya mengancam pelbagai
jalan darah kematian diatas dada, sedangkan tangan kiri
mencengkeram kearah pinggang.

732
Meskipun dalam satu jurus terdapat dua gerakan yang
berbeda, akan tetapi kedua buah serangan tersebut dilakukan
dengan keCepatan yang sukar dilukiskan dengan kata2.
Han siong Kie segera putar telapak dan mengunci seluruh
tubuhnya dari jangkauan lawan-
Tengkorak ataut gadungan menarik kembali serangannya,
tapi ketika mencapai separuh jalan tiba2 menyerang kemali
secara beruntun dia lancarkan delapan belas buah pukulan
berantai.
seketika itu juga Han siong Kie terdesak mundur tiga
langkah kebelakang, menggunakan kesempatan disaat pihak
lawan menghabiskan serangan yang terakhir, dengan jurus Mo
ong ko ciat atau raja iblis menyembah loteng istana dia
lancarkan serangan balasan.
Jurus Mo ong ko ciat ini merupakan jurus serangan yang
mempunyai daya penghancur paling dahsyat diantara pukulan
Mo mo ciang hoat lainnya, begitu serangan dilepaskan maka
ibaratnya hujan badai yang disertai angin puyuh, suasana
betul2 mengerikan.
Tengkorak maut gadungan tak berani menangkis dengan
kekerasan, dengan cekatan dan melesat beberapa kaki dari
tempat semula ...
Han siong Kie segera berubah gerak serangannya, tanpa
menarik kembali telapak tangannya, sepuluh jari segera
menyentil ke depan, dengan ilmu jari Tong kim ci yang maha
dahsyat dia serang tubuh bagian bawah lawan-
Meskipun begitu,arah yang diserang bukan bagian yang
mematikan, sebab pemuda ini tak ingin membunuh orang
secara sembarangan sebelum membuktikan manakah
pembunuh keluarganya yang sebenarnya.
Pada saat sianak muda itu menyerang dengan ilmu jari
Tong kim ci tengkorak maut gadungan putar badannya ibarat

733
sukma yang gentayangan, tapi justru dengan perbuatan itu
secara tepat sekali dia malah berhasil lolos dari ancaman ilmu
jari Tong kim ci yang maha dahsyat itu, bukan begitu saja
dengan memakai kesempatan yang sangat baik tadi, dia
malahan menyerang kepunggung pemuda itu.
Han siong Kie amat terperanjat, baru saja ilmu jarinya
mengenai sasaran yang kosong, dan serangan itupun belum
sempat di tarik kembali, ancaman dahsyat telah meluncur tiba
dari samping.
Untuk menangkis sudah tak mungkin lagi, dalam gugup dan
kagetnya, sekuat tenaga ia coba meloncat kebelakang.
"Blaamm" ditengah benturan keras yang memekikan
telinga, Han siong Kie mendengus tertahan, tubuhnya kena
dihajar sampai mencelat kebelakang sejauh delapan kaki
dengan sempoyongan, buru2 ia leluarkan ilmu bobot seribu
untuk menahan diri, hampir saja pemuda itu muntah darah
segar.
"Manusia berwajah dingin, saat kematianmu telah tiba "
sambil menghardik, sekali lagi Tengkorak maut gadungan
menubruk ke depan dengan serangan yang maha dahsyat,
sepasang telapak tangannya dilringi deruan angin tajam
mengurung seluruh tubuh Han siong Kie dan membacoknya
silih berganti.
Han siong Kie berkelit sedapat mungkin, segenap hawa
murni yang dimilikinya disalurkan kedalam telapak tangan
untuk datangnya serangan tersebut.
"Blaamm.." benturan keras kembali terjadi, hawa murninya
bagaikan gulungan ombak disamudra menyebar diseluruh
penjuru, batang pohon bertumbangan, daun dan ranting
berguguran-.
Dengan sempoyongan Tengkorak maut gadungan tergetar
mundur dua langkah kebelakang.

734
Han siong Kie sendiripun terpukul mundur satu langkah
lebar, darah panas dalam rongga dadanya bergolak keras, tak
dapat di cegah lagi dia muntah darah segar.
Tengkorak maut gadungan menyeringai seram, untuk
kesekian kalinya ia menerjang maju kedepan, bayangan
telapak menyelimuti angkasa bagaikan barisan bukit, mana
yang sungguhan mana yang tipuan susah di ketahui
denganjelas, desingan angin tajam men-deru2, suasana
benar2 mengerikan sekali.
Dalam waktu singkat, secara beruntun dia telah melacarkan
lima buah serangan berantai.
Dalam keadaan seperti ini Han siong Kie hanya bisa
bertahan tanpa mampu melakukan serangan balasan. sekali
lagi ia terdesak mundur sampai sejauh satu tombak lebih.
Tengkorak maut gadungan sama sekali tidak memberi
kesempatan bagi Han Siong Kie untuk memberikan
perlawanannya, serangan berantai begitu ha bis digunakan,
sepasang telapak tangannya kembali meluncur kedepan
dengan pukula n angin puyuh berhawa panas dan dingin,
ibarat gunting yang tajam langsung menggulung keluar.
Han siong Kie menggigit bibirnya kencang-kencang, dengan
ilmu gerakantubuh cahaya kilat lintasan bayangan, ia
berkelebat membentuk gerakan setengah lingkaran busur
ditengah udara, sesudah mendekati tubuh la wan, dengan "Ku
tiam sam seh" tiga jurus kilat ilmu kura2, dia balas
melancarkan serangan maut.
Leng ku sam seh adalah ilmu ciptaan dari Leng ku sengjin
setelah jago aneh ini berhasil melatih ilmu tenaga dalamnya
hingga mencapai enam puluh tahun hasil latihan, sekarang
dimainkan oleh Han Siong Kie yang mempunyai tenaga dalam
yang sebesar dua ratus tahun hasil latihan, bisa dibayangkan
betapa dahsyat dan luar biasanya ilmu serangan itu.

735
Tapi sayang Tengkorak maut gadungan bukan manusia
sembarangan, kegesitan dan kelincahannya bukan kepalang
hebatnya, dengan suatu gerakan yang sangat ringan dia
berhasil memunahkan seluruh rangkaian ilmu serangan yarg
ditujukan kearahnya itu.
Demikianlah, suatu pertarungan seru kembali berkobar,
kedua belah pihak sama2 mengeluarkan segenap kemampuan
yang dimilikinya untuk merebut menyerang dengan
musuhnya, dan semua jurus serangan yang dipergunakan
adalah jurus2 ampuh yang jarang ditemui dikolong langit.
Dalam waktu singkat wilayah sepuluh kaki disekitar
gelanggang sudah berubah amat menyeramkan, pasir
beterbangan bagaikan lapisan horden, pepohonan b
ertumbangan ke atas tanah, gempuran2 gencar saling
membentur hingga menimbulkan ledakan2 yang memekikkan
telinga.
Berbicara tentang hal tenaga dalam maka tenaga dalam
yang dimiliki Han siong Kie masih setingkat lebih tinggi
daripadi musuhnya, tapi berbicara tentang pengalaman dan
keampuhan jurus serangan maka dia masih belum sang gup
untuk melampaui musuhnya.
seperminuman teh kemudian, Han siong Kie sudah
terjerumus kembali dalam posisi yang sangat berbahaya,
setiap saat jiwanya terancam oleh maut.
"Blaamm. " suatu ledakan keras berkumandang diangkasa,
menyusul dengusan kesakitan menyayat kesunyian, Han siong
Kie mencelat delapan depa kebelakang hingga menumbuk
diatas sebuah dahan pohon yang amat besar, kontan dia
merasakan matanya ber-kunang2 dan kepalanya pusing tujuh
keliling, kembali darah segar muncrat keluar dari bibirnya.
Tengkorak maut gadungan tertawa seram.
"Heeeh heeeh heeeeh manusia berwajah dingin, aku lihat
sepanjang hidupmu kali ini tiada harapan untuk merasakan

736
jadi kaisar di Thian lam lagi Nah, dengankanlah perkataanku,
rahasia kepalsuanku hanya kau seorang yang tahu, setelah
kau mampus maka kemungkinan besar pihak partai Thian lam
akan menuntut balas terhadap Benteng maut...haaah haaah
haaah padahal wajah asli dari Motiong ci mo telah diketahui
pula oleh umum, pelbagai jago dari golongan putih maupun
golong hitam ber bondong2 pasti akan menuju ke Thian lam
dan menuntut balas terhadap anak muridnya."
"Tutup mulutmu” hardik Han siong Kie penuh kegusaran-
Rupanya ucapan terakiir dari Tengkorak maut telah
menimbulkan satu ingatan dalam benak Han siong Kie,
ditengah hardikan tersebut, selangkah demi selangkah dia
maju ke depan, lencana ok kui cu pai pun diambil keluar dari
sakunya. Tengkorak maut gadungan tertawa sinis, ejeknya:
"Manusia berwajah dingin, apakah engkau masih ada
pesan2 terakhir yang hendak kau sampaikan??"
"Aku inginkan nyawamu." jerit sang pemuda itu dengan
marah.
"Haahh. haahh. haahh.. kematian sudah diambang pintu,
apa gunanya kau menggonggong terus seperti anjing"
sementara itu selisih jarak kedua belah pihak tinggal satu
kaki belaka, suasanapun semakin menegang.
suatu ketika tiba2 Tengkorak maut gadungan putar telapak
tangannya, satu pukulan yang maha dahsyat segera
diayunkan kearah depan
Han siong Kie putar telapat tangannya pula, hawa murni
disalurkan keluar maka mitiara diatas lencana ok kui cu pay
tersebutpun secara tiba2 memancarkan cahaya tajam yang
menyilaukan mata, cahaya tersebut langsung memancar
keatas wajah Tengkorak maut gadungan
Menghadapi serangan yang luar biasa itu, Tengkorak maut
gadungan menjerit kaget, sepasang lengannya terkulai lemas

737
ke bawah, dengan sempoyongan dia mundur beberapa
langkah kebelakang.
Han siong Kie mendengus dingin, telapak tangan kirinya
terayun kedepan, scgulung angin pukula n yang maha dahsyat
langsung meluncur kemuka dengan cepatnya.
Ditengah jeritan kesakitan yang memekikan telinga, tubuh
Tengkorak maut gadungan tergetar mencelat sejauh dua
tombak kebelakang dan. Bluk... Terbanting keras2 diatas
tanah.
Han siong Kie enjotkan badan menubruk musuhnya yang
sudah menggeletak lemas itu..
Disaat yang amat kritis itulah sesosok bayangan manusia
ibarat sukma gentayangan menyelinap datang bersembunyi
dibalik pepohonan yang lebat, dalam waktu singkat orang itu
sudah berada kurang lebih tiga tombak dibelakang sianak
muda itu.
Perlu diketahui lencana ok kui cu pay itu, mempunyai sebiji
mutiara yang berkasiat luar biasa, apabila hawa murni
disalurkan ke dalam mutiara tadi maka terpancarlab
serentetan cahaya tajam yang bisa memunahkan kesadaran
dan kekuatan musuhnya, semakin sempurna hawa murni yang
dimiliki musuh semakin besar pula dayapengaruh cahaya
tersebut, sebelum cahaya tajam itu ditarik kembali maka
kesadaran serta kekuatan tubuh lawannya belum dapat
dipulihkan kembali.
Tentu saja perbuatan seperti ini bukanlah suatu perbuatan
dari seoraog lelaki ksatria, sepanjang hidupnya belum pernah
Motiong cimo mempergunakan khasiat itu guna pengaruhi
orang.
Lain keadaannya dengan Han siong Kie, sebenarnya dia
ingin berduel dengan mengandalkan kekuatan as liny a, tapi
dalam kenyataan dia memang bukan tandingan la wan bahkan

738
nyawanya terancam oleh bahaya maut, maka dalam keadaan
demikian ia telah manfaatkan khasiat tersebut.
-000dewi000-
BAB 41
ALASAN yang paling penting diantara kesemuanya itu
adalah kemungkinan besar bahwa tengkorak maut gadungan
inilah musuh besar pembantai keluarganya, maka ia tak dapat
lepaskan musuhnya dengan begitu saja, dia harus berusaha
untuk membongkar rahasia ini.
per lahan2 Han siong Kie simpan kembali lencana ok kui cu
pay tersebut kedalam sakunya, dengan sorot mata
memancarkan napsu membunuh yang amat tebal ia awasi
tengkorak maut gadungan yang menggeletak diatas tanah
tanpa berkedip.
Dalam pada itu Tengkorak maut gadungan telah sadar
kembali dari pengarub cahaya aneh, meskipun luka yang
dideritanya cukup parah tapi ia berusaha untuk meronta
bangun dari atas tanah, kain cadar hijaunya serta pakaian
bagian dadanya telah basah dan merah oleh muntahan darah,
hal ini membuat keadaannya bertambah menyeramkan
"Manusia berwajah dingin, apa yang hendak kau lakukan
atas diriku?" tegurnya kemudian-
Dengan muka dingin menyeramkan Han siong Kie
menjawab
"Mati hidupmu harus ditemtukan oleh suatu peristiwa yang
hendak kubuktikan, cuma...." "cuma bagaimana?"
"Sekalipun kau harus mampus, kematianmu tak perlu
disesalkan, tapi andaikata aku bisa membuktikan bahwa
peristiwa itu bukan hasil perbuatanmu, maka hari ini aku

739
bersedia untuk lepaskan dirimu tapi jika lain kali sampai
berjumpa lagi, akan kucabut selembar jiwa anjingmu itu"
Tengkorak maut gadungan mundur dua langkah ke
belakang tanyanya dangan seram: "Peristiwa apa yang hendak
kau buktikan atas diriku? "
Hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Han
siong Kie, serunya dengan suara dalam:
"Lima belas tahun berselang...."
Mendadak.. beberapa rentet desiran angin tajam
membokong dari belakang tubuh Han siong Kie.
Mimpipun sianak muda ttu tak pernah menyangka kalau
dalam keadaan seperti itu di belakang tubuhnya telah
bersembunyi seseorang yang menyergap dirinya tepat dikala
dia hendak membongkar rahasia besar tersebut, dari desiran
suara yang memancar datang, ia tahu bahwa serangan itu
adalah serangan senjata rahasia yang dilepaskan oleh seorang
tokoh silat yang lihay.
Dalam kejutnya buru2 dia berkelit enam depa kesamping,
desiran tajam seketika menyambar lewat dari sisi tubuhnya.
"sreeett sreeeett" beberapa titik bintang malam meluncur
dari samping badan dan menyambar keatas dahanpohon
beberapa tombakjauhnya dari gelanggang, ketika diamati
dengan lebih seksama pemuda itu hampir menjerit kaget,
ternyata benda yang di sambitkan kearahnya itu bukan
senjata rahasia, melainkan hanya beberapa lembar daun
pohon-
Dari kemampuannya memetik daun melukai orang, dapat
diketahui betapa dahsyat dan sempurnanya tenaga dalam
yang dimiliki orang itu.
Dengan cepat pemuda itu berpaling, tapi apa yang
terbentang di depan mata hampir saja membuat ia jatuh
pingsan, sekujur badannya langsung menjadi kejang.

740
Kenapa bisa begitu? Kiranya orang yang menyergap
pemuda itu bukan lain adalah ibunya sendiri, siang go, siang
go cantik ong cui Ing adanya.
Paras muka siang go cantik ong cui Ing dingin kaku tanca
emosi, ia berdiri tiga tombak dihadapan pemuda itu dan
menatap wajahnya tanpa berkedip.
Han siong Kie amat tersiksa batinnya, ia merasa hatinya
amat sakit bagaikan ditembusi beribu-ribu batang anakpanah,
mukanya berkerut kencang hingga berubahjadi aneh sekali.
Untuk sesaat la many a dia cuma bisa berdiri tertegun
belaka sambil merasakan hati yang pedih karena tersayat2
oleh kenyataan yang terpentang didepan mata.
Berulang kali ibu kandungnya telah turun tangan keji
terhadap dirinya, kejadian ini sama sekali tak masuk diakal,
tapi kenyataan membuktikan lain-
Dalam pada itu Tengkorak maut gadungan telah bersuit
nyaring, menggunakan kesempatan yang sangat baik dia telah
meluncur masuk ke dalam hutan lebat diseberang sana, dalam
sekejap mata bayangan tubuhnya telah lenyap
daripandangan-
Mengikuti berlalunya Tengkorak maut gadungan- siang go
cantik ong cui Ing cun enjotkan badan dan berlalu pula
menuju kesatu arah yang sama.
Han Siong Kie tak mampu berbuat apa2, dia cuma bisa
berdiri kaku ditempat semula bagaikan patung, sama sekali
tak dapat berkutik barang sedikitpun jua.
Angin gunung berhembus lewat mengibarkan ujung
bajunya, cahaya sang surya memancar diatas tubuhnya
meninggalkan ba yangan diatas permukaan tanah.
Lama.. lama sekali... pemuda itu masih berdiri tertegun
tanpa berkutik barang sedikit pun jua.

741
Ia sedang berpikir... dan terpikir lebih mendalam ....
”Apa tujuan ibunya menyergap dia ? kalau toh maksudnya
agar Tengkorak maut gadungan bisa kabur dari
cengkeramannya, kenapa begitu??"
Tengkorak maut gadungan bersedia menggunakan pusaka
Hud jiu po pit sebagai umpan untuk mengetahui latar
belakang keadaan dari benteng maut, kenapa ia berbuat
begitu ?"
Ditinjau dari gerakan ilmu silat yang dimiliki Tengkorak
maut gadungan, rasanya berasal dari satu cumber dengan
pemilik benteng maut yang asli, cuma dia masih kalah dalam
kematangan, kenapa bisa begitu? rahasia apa yang
tersembunyi dibalik kesemuanya itu?
Ketua muda perkumpulan Thian Che kau yakni Yu Sau-kun
pernah mempergunakan ilmu aneh yang bisa membuat orang
tak mampu menghimpun tenaga dalamnya untuk menghadapi
dia, ilmu tersebut persis seperti ilmu shatalira n Benteng Maut,
mungkinkah antara perkumpulan Thian Che kau dengan
benteng maut ada hubungan yang erat?
Dan sekarang ibunya yang telah kawin dengan Ketua
perkumpulan Thian-che kau telah munculkan diri serta
menolong jiwa Tengkorak maut gadungan, apakah mungkin
antara Tengkorak maut gadungan dengan pihak perkumpulan
Thian che kau juga mempunyai hubungan yang akrab.?"
Makin dipikir ia semakin kebingungan dan untuk beberapa
waktu sianak muda itu tak tahu apa yang musti dilakukan.
seandainya Tengkorak maut gadungan benar2 pembantai
keluarga Han dan kini ibunya telah menyelamatkan jiwanya,
tindakan tersebut boleh dibilang mendekati perbuatan yang
luar biasa, bisa bikin orang jadi gila karena mendongkol.
Bukan saja berulang kali ibunya hendak membinasakan
anak kandung sendiri, bahkan sekarang dia telah

742
melepaskanpulapembunuh besar keluarganya wa la upun
tuduhan tersebut hanya terbatas pa da kecurigaan belaka.
Lama sekali ia termenung, akhirnya tanpa disadari pemuda
itu berpekik keras: "Bunuh"
"Nak. siapa yang akan kau bunuh?" teguran yang lirih ini
namun penuh kasih sayang berkumandang dari samping
gelanggang.
sekujur badan Han siong Kie gemetar keras, dari nada cara
orang itu dengan cepat ia dapat mengetahui kalau dia bukan
lain adalah "orang yang kehilangan sukma" yang serba
misterius itu, maka diapan tidak berpaling sebab pemuda itu
tahu orang yang kehilangan sukma tak akan munculkan diri.
" Engkau adalah orang rang kehilangan sukma?" tegurnya
kemudian-
"Benar nak" panggilan yang hangat dan penuh kasih
sayang berkumandang kembali di sisi telinganya.
Panggilan tersebut mengingatkan kembali Han Siong Kie
akan ibunya yang baru saja berlalu, ia merasa hatinya amat
pahit seperti di iris2 dengan pisau belati tanpa kuasa tubuhnya
mundur beberapa langkah ke belakang.
"Anak, bukankah engkau sangat membenci ibumu??" orang
yang kehilangan sukma menegur lagi.
Han siong Kie menggigit bibir kencang2 dan menjawab:
"Benar, rasa benciku telah merasuk ketulang sum-sum.."
”Jadi kalau begitu teriak "Bunuh" yang kau jeritkan tadi,
adalah ditujukan kepada nya?"
Paras muka Han siong Kie kembali berkerut kencang,
dengan penuh kebencian dia menjawab:
"Benar Aku harus bunuh dia dari muka bumi"

743
"Apa ?Jadi engkau hendak membinasakan ibumu ?? " suara
orang yang kehilangan sukma agak gemetar, nadanya penuh
emosi dan rasa tercengang, rupanya dia tak menduga akan
jawaban tersebut.
"Benar Aku harus membunuhnya.."
"Ah, masa dikolong langit ada anak yang hendak
membunuh orang tua serdiri?"
"Dan dikolong langit mas a ada ibu yang membunuh putra
sendiri.?" Han siong Kie balik bertanya dengan suara parau.
Dua titik air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya
yang telah berubah jadi hijau membesi.
Lama sekali orang yang kehilangan sukma termenung,
akhirnya ia berkata:
"Tapi dia toh tidak turun tangan keji atas dirimu? buktinya
sampai sekarang kau masih hidup dikolong langit?"
"cianpwe, ketahuilah perkataanmu itu tak dapat
menghapuskan perbuatan gila dan kalapnya yang telah
dilakukan selama ini atas diriku"
"Mungkin saja apa yang kau katakan tidak keliru, tapi
kadangkala persoalan yang ada dikolong langit tak dapat
dibahas dan dipecahkan dengan keadaan serta jalan pikiran
pada umumnya"
"Kenapa bisa begitu?" tanya sang pemuda agak tidak
mengerti
"siapa tahu kalau ibumu mempunyai kesulitan yang tak bisa
diutarakan keluar dengan kata2? siapa tahu juga dia berbuat
demikian karena terpaksa? atau mungkin dia mempunyai
rencana yang maha penting yang hendak dilaksanakan?"
"Apakah cianpwe dapat mengambil suatu kenyataan
sebagai bukti kebenaran dari ucapanmu itu?"

744
"suatu hari aku bisa mengambil kenyataan sebagai bukti,
dan sekarang belun waktunya"
”Jadi kalau begitu cianpwe berkata begitu cuma untuk
menghibur hatiku belaka??"
" Eng kau keliru besar, aku tiada maksud menghibur hatimu
dan membuat tenteram hatimu, ketahuilah aku tidak lebih
hanya seorang manusia yang sudah kehilangan sukma"
Han siong Kie tertegun, ia telan air liur dan untuk beberapa
saat lamanya tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Terdengar orang yang kehilangan sukma berkata lagi:
"Nak. janganlah menyalahkan siapapun, kehidupan
manusia telah ditentukan oleh takdir, dan nasiblah yang akan
mengatur se gala2nya bagimu "
"Aku yang muda tidak percaya dengan segala nasib atau
takdir"
" Kenapa begitu? Bukankah apa yang kau telah alami dari
kecil sampai dewasa juga merupakan suratan takdir?"
"Tidak bukan takdir yang menentukan manusia, adalah
perbuatan manusia sendiri yang menentukan segala2nyal"
"Nak, engkau terlalu keras kepala, bersediakah engkau
untuk mendengarkan perkataanku lagi? Hapuslah rasa benci
dan dendam terhadap ibumu, bila semua bukti dan kebenaran
dibuktikan oleh kenyataan yang akan terbentang dimasa
mendatang”
Han siong Kie tertawa sedih. "Aku sudah tak punya ibu lagi"
bisiknya lirih.
"Kalau ucapanmu ini sampai terdengar oleh ibumu. oh
Betapa sedihnya dia? mungkin dia akan menangis dengan
sedihnya.

745
"Mungkinkah begitu? setiap saat dia berusaha untuk
membinasakan diriku...masa ia sudi menangis karena aku
haaah haaaahh haaahhh.."
Dengan penuh kesedihan dan kepedihan Han siong Kie
menengadah dan tertawa kalap. suara tertawanya sangat tak
sedap didengar, bukan saja tidak mirip tertawa bahkan lebih
mendekati tang isan kuntilanak di tengah ma lam buta,
rupanya dia ingin melampiaskan seluruh rasa benci, sedih,
gusar dongkol danpatah semangat dalam gelak tertawa itu.
Lama...lama sekali...dia baru berhenti tertawa.
"Nak, aku tak dapat menyalahkan kau jika kau sampai
berbuat demikian, sebab nasiblah yang telah menentukan segala2nya"
ujar orang yang kehilangan sukma dengan suara
lirih.
"Tidak bukan nasib yang kualami tapi kenyataan hidup dari
seorang manusia."
”Jadi engkau tidak percaya dengan nasib atau takdir??"
"Benar, aku sama sekali tidak percaya"
"Tapi suatu hari engkau akan percaya dengan sendirinya."
"Tidak selamanya aku tak akan percaya"
Janganlah terlalu keras kepala, yang kumaksudkan sebagai
takdir adalah suatu kejadian nyata yang tak dapat dirubah
atau ditolong oleh kekuatan manusia dan engkau hanya bisa
mengikuti perkembangan dari kenyataan tersebut, mengikuti
evolusialam, kalau toh sudah ditakdirkan untuk mati, siapa
yang dapat menghindarkan diri? dan siapa pula yang bisa
menolong? Nah, disinilah letak arti yang sebenarnya dari
Takdir"
Han siong Kie mendengus dingin, ia segera membantah:
"Aku tahu apa yang cianpwe katakan memang cengli dan
masuk diakal, tetapi bagi pandanganku nasib tetap berada di

746
tangan manusia sendiri yang menentukan setiap perbuatan
dan setiap kejadian yang ada dikolong langit adalah manusia
itu sendiri bukan takdir"
Jadi engkau tak dapat merubah pandangan hidupmu
terhadap ibumu?"
" Kalau toh dia tidak menganggap aku sebagai putranya,
kenapa aku harus menghormati dirinya sebagai ibuku?"
"Bocah, ucapanmu itu keliru besar, engkau telah melanggar
dasar hidupmu sebagai seorang putra manusia"
Han siong Kie menghela napas sedih, katanya:
"Lima belas tahun berselang, aku masih berusia tiga tahun
ketika seluruh keluargaku di bantai orang, dengan keji sampai
detik ini kedua ratus sosok kerangka manusia mereka belum
tertanam dalam tanah, dan dia... ia bisa lolos dari
pembantaian tersebut dengan selamat, malahan dia kawin lagi
dengan orang lain, bukan saja dendam keluarganya tidak
dituntut balas bahkan setiap kali berusaha membinasakan
diriku"
"Mungkin engkau telah melupakan sesuatu" tiba2 orang
yang kehilangan sukma berseru dengan suara aneh.
"Apa yang kulupakan?"
"Apakah engkau pernah berpikir dengan cara bagaimana
ibumu bisa lolos dari kematian?"
Untuk beberapa saat lamanya Han siong Kie berdiri
tertegun, ia melongo dan tak mampu menjawab:
"Ehmm Benar juga perkataan ini" pikirnya di hati kejadian
ini memang merupakan suatu teka teki besar
Pemuda itu pernah berpikir sampai kesitu tapi tak pernah
menemukan jawabannya, ia penuh keheranan atas kejadian
ini, dari mana ibunya bisa locos dalam keadaan selamat
ditengah pembantaian keji tersebut?"

747
Paman gurunya telapak naga beracun Thio Lin sesaat
sebelum bunuh diri hanya sempat beritahu kepadanya kalau
ibunya sudah kawin lagi, dan pernah hendak membunuh
mereka berdua, selain itu beliau tak pernah menceritakan
kejadian yang berhubungan dengan pembantaian tersebut,
bahkan berpesanpula kepadanya agarjangan membalas
dendam, kenapa ia berbuat begitu.
Teka teki suatu teka teki yang tak bisa terjawab.
setelah termenung dan berpikir beberapa saat lamanya,
diapun berseru dengan penuh emosi.
"Apakah cianpwe tahu apakah sebab-sebabnya?"
"Tentu saja tahu oleh karena itu aku dapat mengucapkan
kata2 seperti ini kepadamu"
" Cianpwe, kenapa tidak kau terangkan se-jelas2nya?"
"saatnya belum tiba kalau kuucapkan keluar bukan saja
tidak bermanfaat bagimu malahan bisa mendatangkan celaka"
Han siong Kie mendengus sambil menggertak gigi, ia
terbungkam dalam seribu bahasa.
Beberapa saat setelah suasana diliputi keheningan, orang
yang kehilangan sukma berkata lagi:
"Nak. aku berharap agar engkau bersedia untuk
mengunjungi Benteng maut sekali lagi"
"Akan kuingat selalu dihati"
"Kenapa tidak segera kau laksanakan"
"Dewasa ini aku harus selesaikan dahulu persoalan yang
menyangkut perguruanku, tapi cianpwe tak usah kuatir
Pokoknya suatu saat aku akan berkunjung kebenteng maut,
sebab tanpa perkataan dari cianpwe pun aku juga bisa
melakukannya sendiri"

748
"Maksudku, aku harap agar engkau menceritakan asal
usulmu yang sebenarnya kepada pemilik benteng maut"
"Tentang soal ini tentu saja"
Tanpa sadar Han siong Kie meraba pusaka Hud jiu popit
yang ada dalam sakunya, dalam hati dia berpikir:
"sekarang aku harus berangkat dulu kebukit Ke lou san
untuk menemukan diri malaikat hawa dingin Mo siu ing,
setelah kuberitahukan jejak dari malaikat hawa panas Ke su ki,
sepasang sarung tangan pusakapun bisa bersatu dan aku
dapat melatih ilmu si mi sinkang, waktu itulah baru kukunjungi
benteng maut untuk menuntut balas. Belum habis dia berpikir,
orang yang kehilangan sukma telah berkata lagi:
"Nak mulai detik ini engkau sudah menjadi musuh
bebuyutan dari perkumpulan Thian che kau"
"Aku bisa memahami akan persoalan ini"
"Engkau harus jaga diri baik2 terutama sekali terhadap
sergapan mereka"
"Terima kasih cianpwe atas peringatanmu"
"Nah, sekarang kau boleh berlalu "
"sebelum pergi, terlebih dahulu aku hendak mengajukan
dua pertanyaan terlebih dahulu "
”Coba katakan”
"Pertama, didunia persilatan sebetulnya terdapat berapa
banyak Tengkorak maut?"
"Yang kau maksudkan delapan belas tahun berselang
ataukah delapan belas tahun kemudian?"
"Delapan belas tahun berselang?"
" Waktu itu cuma seorang"
" Lalu kalau delapan belas tahun kemudian?"

749
"Ada dua orang"
"Apakah pemilik benteng maut rela membiarkan orang lain
mencatut nama besarnya? "
"Tentu saja dibalikperistiwa itu masih terdapat alasanalasan
lain yang dalam sekali artinya"
"Boleh aku tahu apa sebabnya??"
"Tidak aku tak dapat beritahu kepadamu"
Han siong Kie meras akan hatinya jadi dingin separuh, dia
lantas berseru lagi:
"Aku lihat ilmu silat yang dimiliki Tengkorak maut asli
maupun gadungan berasal dari satu sumber yang sama,
mungkinkah di balik kejadian ini.."
"Nak. dikemudian hari engkau akan paham sendiri" tukas
orang yang kehilangan sukma dengan cepat, "sekarang aku
belum bisa memberitahukan kepadamu, Nah, katakanlah
persoalan yang kedua"
Kedua, apa hubungannya antara perkumpulan Thian che
kau dengan Benteng maut?"
"Kenapa kau ajukan pertanyaanseperti itu??"
" Ketua muda perkumpulan Thian che- kau Yesau kun
pernah menggunakan suatu jenis ilmu aneh yang pernah
kujumpai pula sewaktu berada didalam benteng maut "
"Maafkaniah daku, aku tak mampu menjawab
pertanyaanmu itu."
Han siong Kie merasa amat berduka sekali setelah
mendengar jawaban tersebut, teka teki tetap merupakan teka
teki, ia tak habis mengerti kenapa orang yang kehilangan
sukma sengaja berbuat rahasia terhadap dirinya walau dalam
hal apapun juga.
Anda sedang membaca artikel tentang Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 2 dan anda bisa menemukan artikel Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 2 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/08/cersil-khu-lung-tengkorak-maut-jilid-2.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 2 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 2 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cersil khu lung : TENGKORAK MAUT - jilid 2 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/08/cersil-khu-lung-tengkorak-maut-jilid-2.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar